Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Permasalahan


Geostatistika merupakan salah satu ilmu yang menggunakan analisis
spasial. Analisis spasial merupakan analisis yang memiliki atribut lokasi, seperti
halnya lokasi absolut (koordinat). Menurut Creassie (1993), data spasial
merupakan data yang berasal dari peta. Geostatistika muncul pada awal 1980-an
sebagai perpaduan ilmu pertambangan, geologi, matematika, dan statistika.
Geostatistika awalnya dikembangkan dalam industri mineral untuk menaksir
cadangan-cadangan mineral yang ada dibumi. Hasil tambang memiliki peranan
penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan penambangan terus dilakukan karena
bahan tambang hampir tidak dapat tergantikan. Salah satu bahan tambang yang
penting dan banyak dipakai adalah Batubara.
Batubara merupakan bahan bakar fosil berupa mineral organik yang dapat
terbakar, yang terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang
selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung
selama jutaan tahun.
Pada saat ini, penggunaan batubara sebagai alternatif sumber energi primer
sedang naik pamor, dibandingkan penggunaan minyak dan gas yang harganya
relatif lebih mahal. Selain didasari juga oleh beberapa faktor lain, seperti
tersedianya cadangan batubara yang sangat banyak dan tersebar luas, sekitar lebih
dari 984 milyar ton tersebar di seluruh dunia. Kemudian, batubara dapat diperoleh
dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang stabil, serta aman untuk
ditransportasikan dan disimpan. Kemudian, pengaruh pemanfaatan batubara
terhadap lingkungan disekitarnya sudah dipahami dan dipelajari secara luas,
sehingga teknologi batubara bersih dapat dikembangkan dan diaplikasikan.

Salah satu permasalahan yang sering kali ditemukan pada saat


pengeksplorasian bahan tambang adalah seberapa banyak cadangan bahan
tambang yang tersedia di suatu lokasi. Karenanya, perhitungan kandungan
cadangan yang akurat diperlukan. Untuk mengatasi hal ini dilakukan penaksiran
kandungan cadangan bahan tambang dari beberapa lokasi dengan menggunakan
informasi yang diketahui dari titik lainnya. Penaksiran ini merupakan aplikasi
geostatistik dalam pertambangan. Metode kriging dapat digunakan untuk
menaksir nilai pengamatan pada suatu titik. Pada perkembangannya banyak
metode kriging yang dikembangkan untuk menangani berbagai macam kasus yang
ada dalam geostatistik salah satu kasus yaitu terdapat data kandungan mineral
tersampel yang tidak memiliki trend (kecenderungan) tertentu. Metode kriging
yang sesuai untuk menyelesaikan kasus tersebut antara lain simple kriging dan
ordinary kriging. Simple kriging digunakan pada saat rata-rata populasi diketahui,
sedangkan pada ordinary kriging digunakan pada saat rata-rata populasi tidak
diketahui.
Dalam penelitian ini metode kriging yang digunakan adalah metode
penaksiran sequential kriging dan digunakan untuk menaksir nilai pengamatan
pada suatu titik. Pada daerah Kalimantan, data kandungan cadangan Batubara
memenuhi asumsi stasioner orde dua sehingga dapat dipakai metode sequential
kriging untuk melakukan penaksiran, dimana sequential kriging merupakan
perluasan dari simple kriging.
1.2. Pembatasan Masalah
Dalam geostatistika khususnya dalam bidang pertambangan, ada bebrapa
metode yang dapat digunakan dalam penaksiran carangn mineral , dalam kasus ini
yang digunakan untuk mengestimasi kandungan mineral disebut dengan kriging.
Ada beberapa metode estimasi dalam kriging. Simpel kriging, ordianry kriging
dan kriging with a trend. Namun Untuk menghindari masalah yang makin meluas
maka pada tulisan ini hanya akan dibahas metode Sekuensial kriging dengan
model semivariogram isotropi.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah mempelajari metode analisis data geostatistika
menggunakan sequential kriging untuk mengestimasi dan memetakan cadangan
suatu mineral pada suatu lokasi.
Manfaat penelitian ini adalah mengaplikasikan metode sequential kriging
untuk mengestimasi dan memetakan cadangan suatu mineral pada suatu lokasi,
sehingga akan memberikan informasi yang dapat dipakai untuk pengembangan
ilmu statistika dalam penerapanya di bidang geologi/geofisika.
1.4. Tinjauan Pustaka
Pendekatan simple kriging (SK) dalam penaksiran cadangan mineral
memerlukan komputasi matriks. Hal ini merupakan kendala dalam aplikasi
kriging pada masalah eksplorasi mineral dimana banyaknya data yang digunakan
meliputi orde ratusan. Permasalahan komputasi kriging dapat diatasi melalui
pendekatan sequential. Data set dipartisi dalam k subset, selanjutnya taksiran
kriging dilakukan secara bertahap pada tiap subset data. Cressie (1993) membahas
tentang analisis data spasial, yang di dalamnya terdapat analisis data geostatistika.
Clayton V. Deutch dan Andre G. Journel (1998) yang menjelaskan tentang
macam-macam metode kriging dan bentuk variogram. Richard Webster dan
Margaret A. Oliver (2007) menjelaskan tentang peran geostatistika untuk ilmu
pengetahuan alam yang di dalamnya terdapat banyak informasi tentang kriging
dan variogram.
Pada saat ini kriging banyak sekali di gunakan dalam penelitian, kitanidis
dan vomvoris (1995) menerapkan tehnik kriging dan cokriging menjadi satu dan 2
dimensi, untuk menghitung konduktifitas hidrolik media geografis. sequential
kriging dapat merupakan metode alternatif dalam penaksiran cadangan mineral
terutama dalam kasus volume data besar .

Hasil penelitian di atas yang dipakai penulis sebagai dasar pada penelitian
ini untuk mengestimasi suatu cadangan mineral dengan menggunakan metode
sequential kriging.
1.5. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur
yaitu menggunakan sumber-sumber resmi seperti buku teks, jurnal, dan artikel
yang mendukung yang diperoleh di perpustakaan maupun situs-situs yang tersedia
di internet.
1.6. Sistematika Penulisan
Penulisan pada tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :
BAB I

Pendahuluan
Berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan
masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II Dasar Teori


Bab ini membahas tentang teori penunjang yang digunakan pada babbab berikutnya yaitu data spatial, variabel randomu, ekspektasi, variansi,
kovariansi, matriks, stasioneritas, variogram dan semivariogram
eksperimental, variogram dan semivariogram teoritis.
BAB III Pembahasan
Bab ini berisi pembahasan mengenai kriging, sequential kriging dan
langkah langkah mengestimasi menggunakan sequential kriging.
BAB IV Studi Kasus
Pada bab ini berisi tentang aplikasi menggunakan sequential kriging
untuk mengestimasi cadangan Batubara di Kalimantan Selatan.
BAB V Kesimpulan
Pada bab ini Berisikan kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai