yang
mengandung
dua
atau
lebih
zat
yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu
sistem yang heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap
sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas
dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang
dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang
utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,
sedangkan
komponen
Jenis-jenis larutan
Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan
lain-lain.
elektrolit
lemah
adalah
larutan
yang
non-elektrolit
adalah
larutan
yang
tidak
dapat
Larutan urea
Larutan sukrosa
Larutan glukosa
cairan tubuh ini sebagian besar terdiri dari air (H2O), persentasinya yaitu
2/3 H20 pada CIS dan 1/3 pada CES. H2O di CES terdistribusi lagi ke
plasma dan cairan interstitial, yakni 1/5 pada plasma dan 2/5 pada cairan
interstitial. H20 inilah yang akan memberikan pengaruh terhadap
keseimbangan CES dan CIS.
Peristiwa isotonisitas, hipertonisitas, dan hipotonisitas erat
kaitannya dengan homeostatis cairan dalam tubuh. Isotonisitas terjadi
ketika konsentrasi zat pelarut dan zat terlarut dalam keadaan yang
seimbang. Sedangkan hipertonisitas terjadi ketika konsentrasi zat terlarut
melebihi konsentrasi zat pelarutnya sehingga keadaan tidak seimbang.
Peristiwa ini dapat dicontohkan pada peristiwa ketidakseimbangan CES
dan CIS. Ketika CES mengalami hipertonisitas, zat pelarut (H2O) di CIS
akan berpindah secara osmosis ke CES, sehingga sel akan mengalami
pengerutan (krenasi). Peristiwa ini akan membahayakan kondisi sel san
akhirnya sel akan mengalami kerusakan. Contoh yang perlu diperhatikan
yaitu kenyataan bahwa penciutan neuron-neuron otak menyebabkan
gangguan fungsi otak yang dapat bermanifestasi sebagai kebingungan
mental, ketidakrasionalan berpikir, kejang, atau koma pada keadaaan
hipertonik yang lebih berat. Gejala lain yang sama seriusnya yaitu
gangguan sirkulasi yang terjadi akibat penurunan volume plasma berkaitan
dengan dehidrasi.
Berbeda dengan kondisi hipertonik, kondisi hipoptonik merupakan
kebalikan dari peristiwa tersebut. Jika CES mengalami hipotonisitas,
larutannya akan menjadi lebih encer sehingga cairan dari CES akan
berosmosis memasuki CIS. Kondisi ini akan mengakibatkan sel
mengalami
pembengkakan
atau
biasa
disebut
hemolisis
dan