Disusun oleh:
Derrida M. Pariputra
G1G010021
A. Latar Belakang
B. Latar Belakang Masalah
Ameloblastoma adalah tumor odontogenik yang sering dijumpai
pada tulang rahang. Ameloblastoma menurut Reichart dkk. (1995) sekitar
3-19% dari semua tumor dan kista pada rahang dan Cawson (2001) sekitar
12% dari semua tumor odontogenik. Menurut Reichart dkk. (1995) sering
dijumpai pada usia 33-44 tahun, sekitar 85% dari ameloblastoma
konvensional terjadi pada mandibula, terutama di daerah body ramus
ascenden, dan 15% terjadi pada rahang atas terutama daerah posterior.
Ameloblastoma secara histopatologi bersifat jinak berasal dari
epitel odontogenik yang terlibat dalam proses pembentukan gigi. Tumbuh
lambat dan berpotensi agresif terlihat dari mekanisme ekspansi kedalam
tulang rahang dan dapat melewati lapisan terkeras dari struktur
tulang/korteks sampai menginfiltrasi jaringan lunak sekitarnya sehingga
berhubungan
dengan
tingginya
tingkat
rekurensi
terutama
pada
ameloblastoma
sampai
saat
ini
masih
menjadi
Reichart
dkk
(1995)
mendadpatkan
bahwa
terbanyak
ameloblastoma tipe folikular (33,9%), dan tipe pleksiform (30,2 %), dan
dari kedua tipe tersebut tipe folikular yang paling sering rekurensi.
Rekurensi pada ameloblastoma dilaporkan 10%-20% setelah
tindakan enukleasi dan kuretase pada tipe unikistik ameloblastoma, dan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas maka
memberikan dasar pemikiran kepada peneliti untuk merumuskan
pertanyaan sebagai berikut:
1.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menganalisis
ekspresi
protein
p53
antara
preparat
ekspresi
protein
p53
pada
preparat
Ameloblastoma
a. Gambaran umum
WHO
(1992)
mengklasifikasikan
ameloblastoma
untuk
menggantikan
kata
adamantinoma
yang
multikistik,
ameloblastoma
ekstraosseus,
Konvensional
Padat
atau
Multikistik (intraosseus)
Terjadi pada 86% dari seluruh kasus
ameloblastoma. Tipe ini memiliki gambaran
histopatologik yang berbedabeda yaitu: Tipe
Folikular,
Tipe
Pleksiform,
Tipe
kejadian
13%
dari
Seluruh
kasus
adalah
ameloblastoma
dari
ameloblastoma.
keseluruhan
Tumor
ini
kasus
mungkin
Serres
pada
gingiva.
Secara
dengan
bentuk
intraosseus
dari
ameloblastoma.
c. Protein Tumor Supressor p53
Protein p53 adalah gen penekan tumor pertama yang
diidentifikasi dalam sel kanker. Pada awalnya diyakini sebagai
suatu onkogen (pemercepat siklus sel) tetapi bukti-bukti genetik
yang ditemukan sesudahnya menunjukkan bahwa gen ini termasuk
gen penekan tumor. Jejaring kerja p53 secara normal berada dalam
keadaan off atau tidak aktif. Keadaan ini akan menjadi on
(aktif) jika sel mengalami stress atau terluka. Di samping itu
protein p53 tidak berfungsi dengan baik dalam berbagai macam
tumor manusia dimana separonya diakibatkan langsung oleh
mutasi. Sebagian gen yang lain menjadi tidak aktif secara tidak
langsung melalui peningkatan pada protein virus atau sebagai
akibat perubahan gen yang produknya berinteraksi dengan p53 atau
penerjemah informasi yang menuju ke atau berasal dari p53.
penurunan
aktivator
maupun
inaktivasi
target
Imunohistokimia
Imunohistokimia merupakan proses dalam mendeteksi
antigen pada sel dari jaringan dengan prinsip reaksi antibodi yang
berikatan terhadap antigen pada jaringan. Imunohistokimia
seringkali digunakan untuk mengukur dan mengidentifikasi
karakteristik
dari
proses
proliferasi
sel,
apoptosis
sel.
D. Metode Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
1) Ameloblastoma tipe folikular dan pleksiform
b. Variabel terikat
1) Ekpresi protein p53
c. Variabel terkendali
1) Sampel
2) Pewarnaan imunohistokimia
2. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah studi Deskriptif Analitik
pada preparat ameloblastoma.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Departemen Patologi
Anatomi FKG UGM.
4. Sampel Penelitian
Sampel penelitian berupa 10 buah preparat ameloblastoma
tipe folikular dan tipe pleksiform dan dibagi menjadi 2 kelompok
perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampel (n=5):
a. Kelompok perlakuan I
Sampel 5 buah preparat ameloblastoma tipe pleksiform
b. Kelompok perlakuan II
Sampel 5 buah preparat ameloblastoma tipe folikular
5. Rencana Analisis
Analisis untuk mengetahui adanya perbedaan antara
variable menggunakan uji ANOVA satu arah. Anova merupakan
prosedur pengujian parametrik rata-rata lebih dari dua kelompok
data. Pada pengujian anova selain data harus terdistribusi normal,
variansi antar perlakuan harus homogen. Sebelum pengujian anova
dilakukan, maka perlu dilakukan explorasi data untuk melihat
apakah kedua asumsi dipenuhi.