Disusun :
Muhammad Septianto ( 13 )
Hening Krisna A ( 8 )
Sulis Ahmadi H ( 20 )
Kelas ME 3A
Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang
= Spcc-sd
Tebal pelat
= 0,4 (mm)
= 362,970 (N/mm2)
( PT Essar Indonesia : SNI 07 3567 BJDC SR)
Presstool Jenis Compound adalah salah satu jenis presstool yang terdiri dari satu station
namun terdapat lebih dari satu proses pengerjaan. Proses pengerjaan dilakukan secara
serempak. Presstool jenis ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan :
Dapat dilakukan beberapa proses secara bersamaan sehingga proses berjalan lebih
cepat.
Ketelitian hasil produk mudah dicapai karena proses berjalan secara serentak.
Kekurangan :
3. Perhitungan Bentangan
Ukuran bentangan material produk harus ditentukan berdasarkan ukuran produk
Tutup Power Suplay yang direncanakan sehingga dapat memperkecil material pada stock
strip yang terbuang.
Jika
maka .
3
Jika
, maka
Untuk
maka.
Keterangan:
Radius bending
Sudut bending
Tebal pelat
Perhitungan :
A=(R+X)
A = ( 0,4 + 0,33 . 0,4)
A = 0,532 . 1,57
A = 0,83524
2A = 1.67 mm
Tebal = 0,4 mm
4. Perhitungan Clearance
Clearance adalah kelonggaran antara punch dan die yang diizinkan. Besarnya clearance
tergantung dari jenis dan tebal material. Alternatif clearance betujuan untuk menentukan
jenis mana yang paling tepat dalam proses pengerjaan produk agar proses yang terjadi
antara punch dan die menghasilkan produk sesuai yang direncanakan. Clearance yang ada
dalam rancang bangun ini adalah clearance untuk proses pemotongan dan clearance untuk
proses pembentukan.
4.1.Clearance Proses Pemotongan
4
Clearance adalah kelonggaran (celah) antara punch dan die saat terjadi
pemotongan, yaitu pada sisi potong punch. Besarnya clearance tergantung dari tebal pelat
dan jenis material yang digunakan.
Clearance yang digunakan untuk proses pemotongan adalah sebagai berikut:
Group II
Group III
Bahan yang digunakan untuk membuat tutup power suplay adalah Pelat Spcc-sd
dan masuk dalam Group II, sehingga besarnya clearance pemotongan dapat dihitung
dengan rumus :
Us = 6 % x t
Keterangan :
Us = Clearance die terhadap punch
(mm)
5
= Tebal pelat
(mm)
(Luchsinger,1984:112)
Keterangan :
Fp = Gaya potong
(N)
U = Keliling potong
(mm)
(mm)
= Tebal pelat
(N/mm2)
5.1. Noching 1
= 2 ( 33 + 33 + 10 )
= 152 [mm]
Fp
= 0,8 .U . s . t
= 0,8 152 0.4 370
= 17996,8 [N]
5.2.
Pearcing 1
=4( .D)
=4( .5)
= 62,83 [mm]
Fp
= 0,8 . U . s . t
= 0,8 62,83 0,4 370
= 7439,07 [N]
5.3.
Pearcing 2
7
=8.[( .
. D1 ) + ( .
. D2 ) + ( 2 . l ) ]
=8.[( .
. 48 ) + ( .
. 32 ) + ( 2 . 8 ) ]
= 379,32 [mm]
Fp
= 0,8 . U . s . t
= 0,8 379,32 0,4 370
= 44911,4 [N]
5.4.
Pearcing 3
=8.[( .
. D1 ) + ( .
. D2 ) + ( 2 . l ) ]
=8.[( .
. 68 ) + ( .
. 52 ) + ( 2 . 8 ) ]
= 504,99 [mm]
Fp
= 0,8 . U . s . t
= 0,8 504,99 0,4 370
= 59790,8 [N]
5.5.
Pearcing 4
8
= [4.( x 2)] + 9 + 5 + 9 + 5
= 53,13 [mm]
Fp
= 0,8 . U . s . t
= 0,8 53,13 0,4 370
= 6290,5 [N]
5.6.
Pearcing 5
=8.[( .
= 548,59 [mm]
Fp
= 0,8 .U.s.t
= 0,8 548,59 0,4 370
= 64953,05 [N]
5.7.
Pearcing 6
Fp
= 0,8 . U . s . t
= 0,8 333,46 0,4 370
= 39481,6 [N]
5.8.
Noching 2
= 4 {[2.(
x 2)] + 1 }
= 15,56 [mm]
Fp
= 0,8 .U.s.t
= 0,8 15,56 0,4 370
= 1842,3 [N]
5.9.
Pearcing 7
10
= 8 . ( x 2,5 )
= 62,83 [mm]
Fp
= 0,8 .U.s.t
= 0,8 62,83 0,4 370
= 7439,07 [N]
5.10. Pearcing 8
= 2 . [ ( x 4 ) + 3 +3 ]
= 37,13 [mm]
Fp
= 0,8 .U.s.t
= 0,8 37,13 0,4 370
= 4396,1 [N]
5.11. Noching 3
11
= 2 x 30
= 60 [mm]
Fp
= 0,8 . U . s . t
= 0,8 60 0,4 370
= 7104 [N]
12
Dalam rancang bangun Presstool produk Tutup power suplay, gaya pembentukan
yang terjadi adalah proses bending. Untuk menentukan besarnya gaya pembentukan yang
terjadi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Fb= 0,4 x b x s x t
(Luchsinger,1984:112)
Keterangan :
Fb
= Gaya bending
(mm)
= Panjang bending
(mm)
(N/mm2)
= Tebal pelat
(mm)
6.1. Bending
Fb
= 0,4 x b x s x t
(Luchsinger,1984:112)
Gaya total mesin diperoleh dari jimlah gaya seluruh proses dan gaya stripping, yaitu
sebagai berikut :
Tabel 7.1. Gaya Total Proses ( Ftp )
No
Proses pengerjaan
Gaya [N]
Notching 1
17996,8
Pearcing 1
7439,07
Pearcing 2
44911,4
Pearcing 3
59790,8
Pearcing 4
6290,5
Pearcing 5
64953,05
Pearcing 6
39481,6
Notching 2
1842,3
Pearcing 7
7439,07
10
Pearcing 8
4396,1
11
Gaya Bending
12
Noching 3
Jumlah
26904,59
7104
288549.28
Untuk material yang lunak, maka gaya yang dibutuhkan gaya stripper besar.
b.
c.
d.
Dalam pembuatan presstool produk penutup power suplay, material yang digunakan
dikategorikan sebagai material yang lunak dan clearance yang yang digunakan untuk
pekerjaan normal. Gaya yang akan digunakan diambil 10% dari gaya total, sehingga :
Fs
= 5% . 288549,28
= 14427,46 [N]
=mxg
karena kapasitas mesin yang dibutuhkan adalah 30,88 (Ton), maka kita dapat
menggunakan mesin press dengan kapasitas 32 ton.
Dengan Spesifikasi :
Maximum Pressing Force
= 32 ton
Panjang Meja
= 609 mm
Lebar Meja
= 381 mm
Panjang Lubang
= 279 mm
Lebar Lubang
= 203 mm
Die adalah pelat pasangan punch berfungsi sebagai cetakan atau landasan saat
proses pemotongan maupun pembentukan. Die diikatkan pada pelat bawah.
...s/d 1,5875
> 6,35
Dari table diatas maka kita dapat menentukan tebal die, yaitu :
Tebal bahan plat
= 0,4 [mm]
Untuk perancangant press tool tutup power suplay ini, tebal die yang digunakan =
25,4 [mm] untuk menyesuaikan tinggi bending.
Panjang dan lebar die ditentukan dengan berdasarkan lebar stock strip ditambahkan
dengan jarak kritis (A). Besarnya jarak kritis (A) ditentukan berdasarkan tebal die yaitu :
Panjang die
= 2 . A + panjang proses
= 2 . 38,1 + 1082
= 1158,2 [mm]
Lebar die
= 2 . 38,1 + 96
= 172,2 [mm]
Jadi dimensi die yang digunakan =
Panjang
= 1158,2
[mm]
Lebar
= 172,2
[mm]
Tebal
= 25,4
[mm]
Bahan die dipilih dari BOHLER Amutit S yang mempunyai tegangan tarik maksimum
640 [N/mm2].
terjadi
(
)
2
= 4,26 [N/mm ]
ijin
= 80 [N/mm2]
Karena terjadi < ijin maka konstruksi aman.
Panjang
Panjang Maksimum
Tebal Die
digunakan
minimum baut
Baut
(mm)
(mm)
(mm)
M5
15
50
10 18
M6
25
70
15 25
M8
40
90
22 32
M10
60
115
27 38
M12
80
150
> 35
Berdasarkan table diatas maka baut yang digunakan sebagai pengikat antara die dan pelat
bawah adalah baut M8 dari standart ACME dengan tipe CBB M8 L90.
12. Pegas Stripping
17
Untuk menentukan besarnya gaya yang harus diberikan oleh pegas stripping adalah
dengan cara membagi gaya stripping dengan jumlah pegas yang akan digunakan.
Fpg =
Keterangan :
Fst = Gaya stripper
(N)
(N)
N = Jumlah pegas
Dalam kontruksi ini digunakan 8 pegas, jadi besarnya gaya setiap pegas adalah :
Fpg =
= 1803,43 (N)
Dengan hal ini pegas diambil dari standart pegas yang ada di pasaran yaitu standart
ACME dengan kode CSL 32% dengan data sbb :
Gaya normal (Fn)
= 2468 (N)
= 34 (mm)
= 50 (mm)
= 16 (mm)
= 50 (mm)
= 25 (mm)
Untuk mendapatkan gaya sebesar gaya stripper maka rumus defleksinya adalah :
Fn / Fp = Sn / Sp
Sp = Fp x Sn / Fn
Keterangan :
Fn
[N]
18
Fpg
[N]
Sn
[m]
Spg
[m]
Defleksi pegas yang terjadi agar menghasikan gaya 2648 (N) adalah :
Sp = Fp x
= 1803,43 x
= 11,69 (mm)
x (502 252) x 50
= 73631,07 (mm3)
Pada kontruksi ini digunakan 8 pegas maka berat pegas stripper (Wpegas) :
Berat pegas (W) = 8 x V x x g
= 8 x 73631,07 x 7,85.10-6 x 9,81
= 45,36 (N)
Massa pegas (m) =
=
= 4,62 (kg)
19
Y =
I =
h =
Keterangan:
Y
Fst
= Gaya stripping
(N)
(mm)
(N/mm2)
= Momen inersia
(mm4)
= Lebar Stripping
(mm)
(mm)
= 14427,46 (N)
= 0,0254 (mm)
= 1158,2 (mm)
= 172,2 (mm)
sehingga ,
h
=
= 91,36 mm
= 1158,2
(mm)
Lebar
= 172,2
(mm)
Tebal
= 91,36
(mm)
x 9,81
= 1403,17 (N)
=
=
= 143,03 (kg)
Keterangan :
d
= diameter baut
(mm)
Fbaut
(N)
= vaktor keamanan
(kg/mm3)
= 7,85.10-6
(untuk Steel)
= percepatan gravitasi
(m/s2)
F baut
(N/mm2)
= 1984,49 N
21
d=
d = 4,14 (mm)
Untuk keamanan kontruksi baut yang digunakan adalah M10, yaitu dengan nomor kode
CBB M10-L120
Volume baut (V)= /4 x d2 x t
= /4 x 102 x 80
= 6.283,185 (mm3)
Berat baut stripper (Wbs) = V x x g
= 6.283,185 x 7,85 x 106 x 9,81
= 0,483 (N)
Massa baut stripper (m) =
=
= 0,038 (kg)
F=
Keterangan :
F
= Gaya punch
= Modulus elastisitas
(N)
= 2,1 x 105
(N/mm2)
(mm)
= Momen inersia
(mm4)
Dikarenakan banyaknya punch yang ada di rancangan press tool untuk membuat tutup
power suplay ini maka kami hanya akan mengambil sample dengan luasan permuakaan
terkecil untuk perhitungan menentukan panjang punch maksimal.
15.1. Perhitungan Pearcing 7 Punch
Momen Inersia :
Momen inersia terhadap sumbu X :
IX1 =
= 3005496 mm4
IX2 =
= 1319167,32 mm4
IX = 1686328,68 mm4
Momen inersia terhadap sumbu Y :
IY1 =
= 2853344 mm4
= 1236,86 mm
Jadi konstruksi aman karena panjang punch yang direncanakan adalah 50 mm.
Momen Inersia :
Ix =
= 2750 mm4
Iy =
= 29947,5 mm4
24
Jadi panjang maksimum punch ( panjang saat terjadi buckling ) adalah sebagai
berikut :
L
= 99,48 mm
Jadi konstruksi aman karena panjang punch yang direncanakan adalah 50 mm.
Pelat ini berfungsi menahan beban yang dikenakan pada alat cetakan sewaktu proses
pembentukan berlangsung. Untuk panjang dan lebar dari plat bawah dapat dilihat tabel
spesifikasi mesin press. Untuk menghitung dimensi plat bawah yaitu dengan melihat
lubang meja mesin yang dipakai seperti dalam tabel mesin. Berdasarkan tabel, untuk
beban 32 ton panjang dan lebar plat bawah adalah 609 mm x 381 mm.
Sedangkan untuk tebal plat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
Y=
Keterangan :
Y
= Momen Inersia
Y=
h =
h =
h = 69,56 mm
tinggi sebesar 69,56 mm merupakan tinggi antara pelat atas dan die, oleh sebab itu die
dalam hal ini ikut terdefgleksi akibat gaya total.
Maka untuk mencari tebal pelat bawah digunakan = H tebal die
Jadi tebal pelat bawah
= 69,59 mm 32 mm
= 32,67 mm diambil 35 mm
Maka tebal pelat bawah adalah 35 mm. Dimensi pelat bawah dengan standar OBI untuk
mesin press 32 ton adalah
Panjang Meja
= 609 mm
Lebar Meja
= 381 mm
Tebal meja
= 35 mm
Panjang Meja
= 609 mm
Lebar Meja
= 381 mm
Tebal meja
= 28 mm
= Momen Inersia
Data :
Fst = 10995,103 N
Y
= 0,0254 mm
= 305 70 = 235 mm
I=
I = 107783.79 mm4
I
= 330,2 mm
Lebar
= 305 mm
Tebal
= 20 mm
t =
Keterangan :
= 120946,133 N
A
=
28
= 326,88 mm2
A
326,88 mm2
= t . 2 ( 330,2 + 302 ) mm
= 0,26 mm
Untuk pertimbangan keamanan, tebal plat dibuat dengan ukuran 3 mm sedang ukuran
panjang dan lebar disesuaikab dengan stripper plate.
Jadi ukuran holder plate adalah :
Panjang
= 330,2 mm
Lebar
= 305 mm
Tebal
= 3 mm
20. Stopper
Untuk menentukan langkah material sehingga didapatkan produkyang akurat dan sesuai
dengan yang diharapkan maka diperlukan stopper. Dimensi stopper disesuaikan dengan
kondisi cetakan.
21. Shank
Shank digunakan untuk memgang cetakan bagian atas dengan mesin press. Bentuk dan
ukuran shank tergantung dari bentuk holder yang ada pada msin press. Gaya terbesar
yang terjadi pada shank adalah gaya tekan yang dicari dengan perhitungan sebagai berikut
:
=
Keterangan :
29
= Angka Keamanan
Maka :
dc = d2 =
=
= 32,82 mm
Pada sahnk gaya terebesar adalah gaya pada saat penekanan proses. Berdasarkan
pertimbangan ini maka ditentukan diameter kritis 32 mm. Dengan ukuran yang lain
menyesuaikan. Sedangakan untuk letak shank diasumsikan berada ditengah-tengah plat
karena mengikuti pencekaman pada mesin press.
30
22. Pillar
Pillar digunakan untuk mengarahkan pelat atas agar dapat bergerak naik turun dengan
lurus dabn bebas. Pillar pada umumnya terpasng mati (suaian sesak) dengan pelat bawah.
Keterangan :
Fh
Wca
= Jumlah pillar
Li
31
=
= 269,25 m
Fh =
= 1516,74 N
Karena gaya horisontal ditumpu dengan 4 pillar, maka besarnya gaya tiap-tiap pillar
adalah :
Fh =
= 379,18 N/pillar
Maka diameter pillar adalah :
d=
d = 38,52 mm
dalam perancangan ini diambil bahan St 60 dengan diameter 40 x 215 mm.
23. Bush
Bush berfungsi sebagai pengarah pillar. Bush ini selalu mengalami gaya gesek guna
melindungi pillar dari keausan. Gahan bush dipilih dari kuningan dengan ukuran
menyesuaikan pillar. Bush akan mengalami kerusakan terlebih dahulu guna melindungi
pillar.
32