BIDANG/WILAYAH FILSAFAT
Estetika
Etika,
Religi
MANUSIA
F. Ilmu
Logika
Metodologi
Obyek Pengetahuan
1. Fenomena/gejala alam fisis (External
world)
2. Masa lalu (the Past)
3. Masa depan (The future)
4. Values (etis, estetis, religius)
5. Abstraksi
6. Mind (dimensi dalam/psikis)
1.
2.
3.
4.
5.
Teori Kebenaran:
T. Korespondensi (the correspondence theory of truth). Aristoteles
Veritas est adequatio intellectus et rhei
T. Konsistensi atau koherensi (the Concistence theory of truth)
T. Pragmatis (The Pragmatic theory of truth). Tokoh pragmatisme
Amerika Charles Sander Pierce (1834-1914);m William James
(1842-1920); John Dewey (1859-19 ), Kemanfaatan, kegunaan,
efekltivitas yang menetukan kebenaran. James Something is true
it is works. Ilmu dilihat sebagai problem solving. Ilmu sebagai
instrumen(talisme).
T. Performatif atau tindak bahasa (John Langshaw Austin (19111960)
T. Paradigmatis (berdasarkan aturan paradigma yang digunakan)
Batas Pengetahuan
Batas pengetahuan tergantung pada jenis
pengetahuan:
1.Pengetahuan biasa
2.Pengetahuan ilmiah
3.Pengetahuan filosofis
4.Pengetahuan teologis
Paradigma Newtonian
Ilmu pengetahuan modern didasarkan atas paradigma Newtonian
yang memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut;
Alam semesta adalah sebuah mesin yang mengikuti hukum-hukum
sebab-akibat (cause-effect);
Ruang dan waktu adalah realitas yang obyektif yang
keberadaannya terlepas dari pengamat;
Atom adalah unit terdasar dari materi (ingat penemuan sub-atomik
dan quantum makanik);
Manusia seperti mesin, panas tubuh adalah akibat gelombang radio
yang bergerak kontinyu;
Ilmu pengetahuan pada akhirnya dapat membawa pengetahuan
yang sempurna (obyektif) tentang universe ( bandingkan dengan
tentative theory dari Popper dan Kritik Thomas Kuhn dan
postmodernis)
Positivisme
Positivisme bertujuan untuk menjadikan ilmu pengetahuan dengan
fundasi yang kuat dan terpercaya. Ajaran dasar positivisme antara
lain:
Dalam alam terdapat hukum-hukum yang dapat diketahui
Penyebab adanya benda-benda dalam alam tidak dapat diketahui,
karena ilmuwan tidak dapat melihat penyebab itu (misalnya apakah
alam diciptakan atau alam terjadi dengan sendirinya berada di lusar
jangkauan indrawi).
Setiap pernyataan yang secara prinsip tidak dapat dikembalikan
pada fakta tidak mempunyai arti nyata dan tidak masuk akal.
Hanya hubungan antara fakta-fakta saja yang dapat diketahui.
Perkembangan intelektual merupakan sebab utama perubahan
sosial (Osborne, 2001, 134-135).
Susunan ilmu pengetahuan (hirarkhi) yang didasarkan atas logika ilmiah menurut
Comte dapat dilukiskan sebagai berikut: (Osbern Richard, 2001: 135).
Tata Logis
Matematika
Astronomi
Fisika
Kimia
Biologi
Sosiologi
Asumsi
Naturalisme
Definisi
Positivis mengakui
bahwa
fenomena
(manusia
secara
Implikasi
pandangan
Ilmu
hanya
tingkah
sosial-budaya
alam
sama
dari
laku,
prinsip
sama
masyarakat yang
dan
bertolak
institusi
kimia
sosial-budaya
menjadi
method,
(unification
kesatuan
of
metode
atau
biologi.
model
Ilmu
untuk
alam
penelitian
sosial-budaya
ilmiah)
Fenomenalis
Realitas
me
dicium
dibatasi
saja.
pada
yang
Kesadaran,
dapat
motivasi,
saja.
Nominalisme
Konsep
universal
sebagai
gambaran
murni
sulit
karena
hanya
didasarkan
pada
fakta
tujuan
hidup
bermakna
dinyatakan
tidak
Atomisme
Atomisme
adalah
khusus
untuk
obyek
studi.
dipecah
pendekatan
mendefinisikan
Objek
dalam
dapat
bagian-bagian
fokus
riset.
Dalam
kumpulan individu-individu.
Hukum-
Pencarian
hukum
oleh
ilmiah
fenomena
alam
dicari
empirical-regularity.
Hukum
ilmiah adalah
hukum
ilmiah
diadopsi
jika p maka q.
keberaturan
pengalaman
pada
tempat
dan
dan
asumsi
bahwa proposisi
dan
nilai.
diverifikasi.
Nilai-nilai
termasuk
penilaian
tuntutan
tentang
seharusnya
tidak
dalam
pengetahuan
subyektif,
apa
yang
boleh
masuk
wilayah
ilmu
ini
menyatakan
ilmiah bebas
dari
terlalu ekstrem dan mengandung beberapa ciri dan kelemahan antara lain:
positivisme tidak mengakui sifat kontigensi, relativitas dan historisitas pikiran (rasio)
manusia. Pendukung positivisme seperti dikemukakan Hillary Putnam, seakan dapat
memposisikan diri sebagaimana Tuhan melihat realitas dengan transparan apa
adanya. Pandangan ini ditolak oleh Putnam (1983; 1989), Gadamer, Heidegger.
Kuhn , Rorty, dan tokoh paradigma Konstruktivis (tema ini akan dibahas
selanjutnya). Putnam dan Rorty dengan jelas mengemukakan bahwa manusia adalah
makhluk yang terbatas, sehingga tidak mampu melihat realitas dengan transparan
dan holistik
pandangan evolusionisme, pandangan tentang keseragaman serta kesatuan hukum
alam (grand theory) tidak mampu menjelaskan keberagaman budaya manusia,
karena itu pandangan positivisme ini cendrung ditolak oleh pendukung
pascapositivisme dan postmodernisme. Pandangan kesatuan ilmu pengetahuan tidak
mampu memperhitungkan situasi budaya lokal, etnis, budaya multikultural, psikologi
pribumi (indigeneous psychology), studi budaya-budaya, dan teori-teori feminis yang
banyak menjadi perhatian pada pluralisme budaya sekarang ini. Grand-theory tidak
menerima cerita-cerita kecil dan suara dari kelompok yang terpinggirkan, karena itu
dalam ilmu sosial-budaya pandangan ini banyak dikritik dan ditinggalkan.
Kepercayaan bahwa ilmu pengetahuan akan membawa pada kemajuan ternyata di
sisi lain juga menimbulkan hal-hal yang negatif bagi kehidupan (persaingan
senjata/perang, kesenjangan antara negara kaya dan miskin, masalah ekologi) dan
lain-lain. Masalah ini menjadi salah satu kritik kaum pospositivis terhadap
pandangan positivisme ilmiah yang sangat mempercayai kemampuan ilmu
pengetahuan untuk menciptakan kemakmuran, keadilan dalam masyarakat modern.
Ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata bersifat ambivalen, artinya di samping
memberi harapan dan kemudahan bagi umat manusia, akan tetapi di sisi lain
menimbulkan dampak negatif yang sangat memprihatinkan.
Kelompo
k Ilmu
Ilmu
Formal
(apriori)
Ilmu
Alam
Subjek-Objek
Metode
Tujuan
- Deduktif- axiomatis
- Kepastian
- Universalitas
- Empiris
- Deduktif
- Induktif
- Eksplanasi
mekanis
- Prediksi,
Retrodiksi
- Nomotetis
- Eksplanasi
- Fungsional
- Universal
- Obyek anorganis
- Jarak S-O
Ilmu
Hayat
- Obyek organik
Ilmu
Sosial
- Manusia dan
Masyarakat
Ilmu
Budaya
(termasuk
Cultural
Studies
berkemba
ng tahun
1980-an)
- Manusia dan
budaya/ Kar-yanya
(Cultur-al studies:
Budaya pop,
budaya mas-sa,
budaya tinggi,
buda-ya kulit hitam, budaya
pinggiran dll).
- Empiris:
- Deduktif
- Induktif
- Empiris
- Deduktif
- Induktif
- Intuitif
- Fenomenologis
- Hermeneutis
- Empiris
- Fenomenologi, Hermeneutika, Semiotika,
Framing, dll.
- Eksplanasi
- Kualitatif
- Verstehen
Deskripsi,
Retrodiksi
Verstehen
Kualitatif
kausal-
Postpositivism
Onto
lo-gy
Positivis
m
Naive
realism-
Epist
emolo
gy
Dualist,
objectivist
; findings
true
Meto
dolo
gy
Experime
ntal/manip
ulative,
verificatio
n of
hypothesi
s; chiefly
quantitati
ve
methods
Modified
dualist/objectivist,
critical tradition/
community, findings
probably true
Modified
experimental/manipulative; critical
multiplism;
falsification of
hypotheses, may
include qualitative
methods
Constructivism
Dialogic/ dialectical
Hermeneutical/
dialectical
Relativism-local
and specific
constructed realities
Transactional/
subjectivist; created
findings
dan antinaturalis
Problem
o
Ilmu Sosial-Humaniora
Generalisasi
Eksperimen
Ya: Terkontrol
Tidak/sulit dikontrol
Kebaruan
Statis
Dinamis
Kompleksit
as
Kompleks/sulit diisolasi
Prognosa/
prediksi
Ya
Sulit
Obyektivita
s
Ya
Holisme
Ya (Ganzheit)
Interpretasi/
Intuisi
Tidak
Ya
NominalisEsensialis
Esensialis: memahami
1
0
Kuantitatif
Ya
Critical Theory
ajaran Marx yang ditinggalkan oleh Tokoh Mazhab Frankfurt antara lain:
1. Teori nilai pekerjaan Marx dianggap kehilangan arti, karena dalam
masyarakat industri maju ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tenaga
produktif yang utama. Jika Marx menganggap ekonomi sebgaia infrastruktur
yang menentuka suprastriuktur, maka pada abad xxi ini sering disebut
sebagai era ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan. Jadi ilmu
pengetahuan dianggap sebagai modal (capital) utama.
Pertentangan modal (kapital) dengan pekerjaan juga kehilangan
relevansinya, karena penindasan manusia tidak lagi penindasan kaum
kapitalis pada pekerja (buruh), akan tetapi semuanya ditindas oleh sistem,
di mana proses produksi yang ditentukan oleh teknologi sudah tidak
terkontrol lagi. Dengan demikian analisis kelas yang begitu penting dalam
pemikiran Marx, kehilangan fundamennya atau tidak relevan lagi.
Hilangnya pertentangan kelas, disebabkan meleburnya kaum proletariat ke
dalam sistem sehingga tidak lagi memiliki semangat revolusioner,
Proletariat bukan lagi subyek bagi revolusi menyeluruh.
Critical Theory
Generasi I Teori Kritis menghasilkan karakter Teori
sbb :
1. Teori bersifat historis, maksudnya teori didasarkan
atas situasi mesyarakat yang kongkrit, lalu
melakukan kritik terhadap kondisi masyarakat yang
tidak adil dan tidak manusiawi.
2. Teori Kritis bersifat kritis terhadap
pandangan/teorinya sendiri
3. Metode dialektik yang digunakan memunculkan
kecurigaan terhadap kondisi masyarakat aktual.
4. Teori tidak bersifat kontemplatif tapi bertujuan
praxis, di mana teori mendorong transformasi
masyarakat yang hanya mungkin bisa diterapkan
melalui praxis
No Kelompok
Tujuan
Kepentingan
Ilmu
1
Empiris
Analitis (Ilmu
Instrumental)
alam &
Penguasaan,Kontrol
alam/manusia
Positivisme
Ilmu Sosial
2
Historis-
Menangkap
Perluasan
Hermeneutis
makna
Intersubyektivitas,
(Sejarah-ilmu
Humaniora)
Komunikasi
Kritis-
Refleksi diri
Pencerahan,
Refleksif
dan
Emansipatoris
(Filsafat,
Lingkungan
Psikoanalisa,
kekuasaan
K, Ideologi)
o
Kelompok
Ilmu
Empiris-analitis:
1
ilmu-ilmu alam &
Ilmu
sosial
Positivis
2
HistorisHermenutis:
Sejarah, sastra
Nomotetis:
mencari
hukum alam
Kepentingan : teknis
3
Ilmu-ilmu
Tindakan:
Sosiologi,
politik,
filsafat,
teori feminisme
Idiografis: pengungkapan
makna
Kepentingan: Perluasan
wawasan dan komunikasi,
tindakan bersama
Refleksi kritis
Kepentingan:
Emansipatoris
No
Pandangan
Positivisme
Logis
Ilmu bebas
nilai
2
2
Verifikasi
sebagai
dasar
validitas
ilmiah
Persoalan
basis (fakta
atomik
sebagai basis
pernyataan
ilmiah)
Rasionalisme
Kritis
Teori Kritis
Konsensus
ilmuwan
yang
menentukan
bahwa pernyataan
(teori)
sesuai
dengan realitas
Teori Ilmiah
Nomotetis,
Manipulasi dunia
eksternal
Teori Kritis
Tujuan
Mencerahkan,
Emansiparoris,
menemukan
kepentingan
sejati
masyarakat
Struktur
Mengobyektivasi, Refleksi, teori
kognitif
merepresentasikan merupakan
obyek
bgn dari obyek
yg
dideskripsikan
Konfirmasi Empiri &
Scr Kognitif
Verifikasi sbg
diterima jika
Justifikasi
mampu
bertahan oleh
proses
evaluasi; teori
benar-benar
refleksif
n
1 Tujuan
Scientific Theories
Critical Theories
Nomotetis;
Emansipatoris & Mencerahkan;
manipulasi
dunia menyadarkan represi terselubung,
eksternal
sehingga
dapat
membebaskan,
mampu menemukan kepentingan
nyata/sejati masyarakat
2 Struktur
kognitif
Mengobyektivasi,
teori
merepresentasikan
obyek,
-refleksi
- Teori merupakan bagian dari
obyek yang dideskripsikan
3 Konfir
masi
Empiri
& Secara kognitif diterima jika ia
eksperimen sebagai mampu bertahan oleh proses
legitimasi
evaluasi rumit; apakah teori benar(verifikasi)
benar refleksif
Emancipatory Politics
1
Life Politics
dibenarkan
secara
moral
akan
yang
divisive global
terhadap
kekuasaan.sumberdaya.
3
Kataatan
prinsip
terhadap
keadilan,
dan partisipasi
persamaan, kita
harus
hidup
dalam
tatanan
Arthur Asa Berger mengemukakan beberapa metode hermeneutika atau interpretasi teks
yang banyak digunakan dalam interpretasi teks (realitas sosial-budaya) dalam dunia
akademis sekarang ini (bab V, halaman: 231-233) antara lain:
Feminist Theory
Sociological
Semiotics
Text
Theory
Aesthetic
Theory
Ethical Criticism
Marxist
Theory
Psychoanalytic
Literary
Theory
Theory
Jika kita melakukan penelitian tentang masalah perempuan yang kita anggap sebagai
teks, maka metode hermeneutika dengan variannya: teori psikoanalisa, teori estetika,
teori literatus, teori marxis, teori semiotika, teori kritis, teori-teori feminis atau bahkan
dekonstruksi model Derrtida dapat saja kita gunakan.
T. Feminis
Ada tiga faktor yang membantu terciptanya gelombang
aktivitas feminis akhir-akhir ini antara lain:
Berkembangnya pemikiran kritis pada tahun 1960-/1970an.
Kemarahan aktivis perempuan yang terhimpun dalam gerakan
anti perang, penegakan hak-hak sipil, gerakan mahasiswa yang
hanya bertujuan menentang menentang sikap seksis dan liberal
di dalam gerakan tersebut.
Pengalaman kaum perempuan dalam menghadapi prasangka
dan diskriminasi yang mereka alihkan menjadi tuntutan upah
dan pendidikan yang lebih tinggi (Ritzer dan Goodman, 2004:
98).
T. Feminis
Jika diteliti secara rinci dapat dilihat ciri utama teori sosiologi
feminis dalam upaya membangun sosiologi yang prefosional
anatara lain:
1. Menekankan bahwa pengalaman, pekerjaan, dan kehidupan
perempuan sama pentingnya dengan, pengalaman, pekerjaan dan
kehidupan kaum laki-laki.
2. Penekanan itu diiringi oleh kesadaran bahwa ,mereka berbicara
dari pendirian hendak diwujudkan bukan dengan nada keangkuhan
obyektivisme, karena mereka ingin menjadikan teori sosiologi lakilaki sebagai patner bagi teori yang mereka bangun.
3. Kesadaran bahwa sosiologi bertujuan untuk mereformasi
kehidupan sosial, di mana tujuan akhirnya adalah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui kehidupan.
4. Kesadaran bahwa ketimpangan sosial sebagai masalah utama
dalam upaya mencapai kemajuan, karena itu ketimpangan dan
ketidak adilan itu harus diatasi .
1.
2.
3.
4.
5.
Dalam proses pengetahuan ini yang terjadi bukanlah dualisme subyekobyek, rasio dan emosi. Akan tetapi proses yang menyatukan antara
tangan, kepala dan hati (hand, brain, and heart).
Dalam pandangan ini ilmu pengetahuan menjadi holistik, relasional serta
bertangungjawab terhadap berbagai proses keputusan kelompok. Ada tiga
pengertian analitis menuju ke suatu teori yang holistik (terpadu) yaitu:
1. Memberi tempat bagi mereka yang tertekan, sebagai cara untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian yang adil,
bertangungjawab. Subyek yang dijadikan sebagai obyek penelitiasn justru
harus diposisikan sebagai mitra dialog;
2. Ilmu dan penelitian diakui tidak netral, terdapat hubungan antara gaya
kognitif dengan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sosial;
3. Ciri relasional ilmu dan penelitian mengakui dan menjalani proses, dan tidak
dapat meninggalkan sumbangan pengalaman prarasional sekalipun. (lihat
tulisan J.B. Banawiratma, dalam, Budi Susanto, 1994, 97).
Cultural
Studies
(studi budaya)
Kritisisme Sosial
Tipe Narasi
Laporan ilmiah
Interpretasi,
studi
kasus,
ethnografik,
fiksi
Essei,
historis,
.
tulisan
eksperimentasi
Historis, ekonomis,
analisis sosial-budaya
Bentuk teori
Tipe Narasi
Positivist/postpo
Internal, validitas
Logical-deductive,
Laporan ilmiah
sitivist
eksternal
ilmiah, grounded
(teori dari dasar)
Konstruktivis
Keterpercayaan,
Formal-substantif
Interpretasi, studi
ckredibilitas, dapat
kasus, ethnografik,
ditransfer,
fiksi
konfirmabilitas
Feminist
Lokal, pengalaman
Kritis, standpoint
Essei, historis, .
hidup, dialok,
tulisan
Kepedulian,
eksperimentasi
Afrosentris,
Standpoint, kritis,
pengalaman hidup,
historis
dialog, keprihatinan,
akuntabilitas, ras,
klass,gender
Marxist
Teori emansipatoris,
historis-kultural,
Historis, ekonomis,
dapat difalsifikasi,
economis
analisis sosial-
budaya
nilai
P. Positivis
Fenomena/fakta sosial
dapat dion\bservasi,
obyektif, bebas dari
bias peneliti
P. Interpretatif
Fenomena
sosial
dikonstruksi
dari
pemaknaan simbolik
yang
dapat
terlihat/terobservasi
dari
tingkahlaku
manusia,
interaksi
manusia dan bahasa.
Realitas
beragam,
kompleks, terdiri dari
berbagai
perspektif,
subyektif.
Pemaknaan diperoleh
dari
perspektif,
pengalaman
dan
tingkahlaku
dalam
suatu konteks sosialbudaya
Semi
structural.
Observasi
dan
pertanyaan
terbuka
memungkinkan
partisipasi
untuk
mengekspresikan
pikiran & Tingkahlaku
secata alamiah.
Contoh:
Wawancara
mendalam,
riset
partisipatif,
Studi
kasus.
Studi
kualitatif,
memahami tingkahlaku
manusia
dalam
konteksnya
Sumber evidensi/
fakta
Metode
Cara
pengumpulan
data yang terstruktur,
terukur & terkontrol
ketat
Contoh:
survei,
eksperimen
laboratorium,
observasi terstruktur
dan skala rating
Kecendrungan/Ara
h
Penelitian
Pendekatan
kuantitatif, Erklaeren,
verifikasi,
prediksi
tingkah-laku melalui
hubungan kausalitas
dan asosiasi.
Tingkat Partisipasi
Subyek
penelitian
menjawab pertanyaan
spesifik dalam bentuk
respon yang terformat
Partisipasi, pertanyaan
terbuka, spontan dan
natural
Pengaruhnya
terhadap Partisipasi
Subyek/peneliti
&
Obyak yang diteliti
tidak
saling
mempengaruhi
(Netral)
Partisipan menyadari
peran keterlibatannya
dalam
proses
penelitian.
Memperoleh
pemahaman
sesuai
dengan persoektif &
tingkahlaku
sesuai
topik penelitian
P. Feminis
Ada kuasa &kepentingan yang
mengendalikan/mempengaruhi
fenomena
sosial
dan
tingkahlaku
seseorang.
Realitas bersifat terkonstruksi
dan
negosiable
.
Perbedaannya tergantung pada
konsteks osial-budaya dan
kuasa
Pengertian Modernitas
modernisasi
Posmodern
Sebelum kita menjelaskan posmodern ada baiknya kita jelaskan
asumsi ilmiah paradigma positivisme yg dominan pd era modern
yang ditolak oleh epistemologi posmodernis, antara lain:
Metode ilmiah adalah metode yang baku: (konstruksi sosial,
Feyerabend)
Pertanyaan manusia dan sosial-budaya dapat dijawab dengan
metode ilmiah yang baku itu (maksudnya positivisme).
Eksistensi manusia (human being) itu seperti mesin.
Obyektivitas total itu dapat dicapai.
Kuesioner itu selalu mengemukakan kebenaran.
Proses penelitian benar-benar bebas dari bias personal.
Semua yang ada hanya merupakan sebuah teka-teki sosial yang
akan terpecahkan melalui metode eksperimen.
Posmodern
megemukakan pengertian post-modern sebagai
sesudah modern. Ia mengemukakan bahwa
pengertain postmodern itu merupakan
campuran beberapa atau gabungan seluruh
pengertian berikut: hasil dari modernisme; anak
dari modernisme; akibat dari modernisme;
penyangkalan akan modernisme; penolakan
terhadap modernisme (Appinnanesi, Chris
Garrat, 1995).
Istilah moderrn berasal dari kata Latin modo yang berarti barusan.
Istilah itu dimunculkan tahun 1127 oleh Suger seorang kepala
biarawan Basilika St. Denis di Paris Waktu itu Ia melakukan
renovasi yang hasilnya berupa karya arsitektur yang benar-benar
baru (bukan seperti arsitektur Yunani, bukan Romawi) karena itu
Suger mengalami kesulitan untuk menyebutnya, sehingga ia
menggunakan istilah opus modernum (sebuah karya modern)
(Appignanesi, Richard dan Chris Garratt1995: 6). Dalam filsafat era
Renaisans dan Pencerahan sering disebut sebagai awal zaman
modern. Modernisme dalam pengertian kultural dimulai pada tahun
1900-an ketika terjadi inovasi teknologi massal, yaitu gelombang
pasang kedua revolusi industri yang telah terjadi sekitar tahun 1800an
Periode dari tahun 1890-an sampai 1920-an dapat disebut sebagai
masa kejayaan zaman modern sedangkan masa sesudah tahun
1960-an/1970-an disebut sebagai zaman posmodern.
Pikirannya
Perspektif, Kematian obyektivitas dan kepastian
(anti esensialis), gerak sejarah siklus
Kesadaran kelas, posisional/standpoint
epistemology, konstruksi sosial
Menolak konsep obyektivitas Vs
Subyektivitas
Karl Marx
Martin
Heidegger
Ludwig
Wittgenstein
Thomas Kuhn
Francois
Lyotard
10
Richard Rorty
11
Antifundasionalis, menolak
teori cermin, kontigensi
5. Mode informasi cara produksi, dalam terminoligi marxis, kini tidak lagi
relevan, era sekarang adalah era informasi era postindustri . Era dimana
masyarakat postmodern mengorganisir dan menyebarkan informasi dan
hiburan.
6. Simulasi Jean Baudrillard (1983) menyatakan bahwa apa yang disebut
dengan realitas, sekarang tidaklah stabil dan tidak dapat dilacak dengan
konsep ilmiah tradisional (maksudnya positivisme), termasuk juga
Marxisme. Masyarakat semakin tersimulasi, tertipu dalam dunia citraan
dan Wacana yang secara cepat menggantikan pengalaman manusia atas
realitas. Goldman dan Parson (1995) mengemukakan bahwa, iklan
merupakan wahana utama dunia simulasi itu.
7. Perbedaan dan penundaan dalam bahasa: Bahasa ,menurut Jacques
Derrida tidak lagi berada dalam hubungan representasional pasti atas
realitas. Bahasa tidak lagi dapat menggambarkan realitas dunia secara
jernih dan transparan. Bahasa dianggap bersifat licin, media ambigu yang
bisa mengaburkan pemahaman yang jelas menjadi tak pasti. Posmodern
mengkritisi pandangan obyektivismeuniversalisme dalam wacana ilmiah.
Dekonstruksi atau pembacaan kreatif atas teks dari Derrida, membuka
ruang bagi penafsir untuk menyingkapkan kekayaan makna teks.
11. Kritik terhadap narasi besar: Lyotard mengemukakan bahwa pada era
postmodern kepercayaan pada penjelasan makro atau cerita besar/ cerita
.agung sejarah seperti diungkapkan oleh Marx, dilektika Roh model Hegel,
kemajuan yang dipercayai oleh modernitas sudah tidak relevan lagi.
Posmodernitas lebih mempercayai pada polivokalitas, keanekaragaman
daripada keseragaman, mengharagai perbedaan, dan interpersonal..
Posmodern menolak bentuk pemikiran yang monodimensional yang
otoritarian. Posmodern menurut Lyotard lebih menekankan dan
mempercayai narasi kecil tentang masalah sosial, cerita tentang masalah
kehidupanm dan perjuangan pada tingkat budaya, etnis, bahasa yang
bersifat lokal.
12. Otherness (ke-liyan-an) : Pemikir postmodernis memberikan ruang dan
penghargaan pada kelompok yang selama ini terpinggirkan
(termarjinalkan). Penghargaan pada kel;ompok atau suara yang
terpinggirkan selama ini, berkaitan erat dengan munculnya gerakan dan
perjuangan hak-hak sipil serta penghargaan pada multikutural(isme) akhirakhir ini.
(Yasraf 244).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pluralistis
Berjalan di atas perubahan yg konstan
Kurang dlm otoritas universal
Hieterarkhis & Permainan
Merujuk pada Polivalensi penafsiran
Dominasi media & Pesan-pesannya
Anti esensialis (semua tanda-tanda)
Didominasi pemirsa, pembaca
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tipe Legislator:
Memiliki kewenangan mengatasi perbedaan
Pendapat legislator benar & mengikat
Otoritas karane ilmu yg lebih unggul
Ilmuwan memiliki akses yg lebih baik pd ilmu
Ilmuwan pemilik kolektif atas pengetahuan yg dihasilkan
Ilmu dianggap berhubungan langsung dg perbaikan sosial
Ilmuwan tdk terikat dgn tradisi lokal serta menjastifikasinya.
Ilmuwan melakukan kontrol thdp aturan & aplikasi ilmu
Tipe Interpreter:
1.
2.
3.
4.
5.
No
1
2
Modern
Pengetahuan ilmiah Scientific
knowledge)
Teori besar (grand-theory)
3
4
5
6
7
8
9
10
Universalisme (Universalism)
Monovokalitas (monovocality
Makna simbolic (symbolic Meaning)
Koherensi (Coherence)
Holisme (holism)
History (Sejarah )
Ego rasional
Intelektual
Posmodern
Kearifan (pengetahuan cultural), wisdom
(cultural knowledge)
Kesatuan cultural relative (Relative
Cultural Corpuses)
Partikularisme (Particularism)
Polivokalitas (Poly-Vocality)
Simulacra
Pasticke
Fragmentasi (fragmentation)
Sejarah-sejarah (histories)
Libidinal self
Tactiler
MODERN
POSMODERN
Narasi Besar
Narasi Kecil
Obyektivisme
Naturalisme
Pemusatan (centring)
Tersebar,lokalitas,perbedaan,the other
Monisme
Pluralisme,multivokal
Mataerialisme
Semiosis, interpretatif
Dunia Cetak
Elektronik
Mekanistik
Nonmekanistik
Linear
Nonlinear
Deterministik
Nondeterministik
10
Mekanika Newton
Mekanika kuantum
11
Patriarkhis
Pascapatriarkhis
12
Mekanis
Ekologis
13
Reduktif
Holistik
14
Hierarkhis
Heterarkhis
15
Kepastian
Kebetulan
16
Antroposentrisme
Kosmosentrisme
17
Tujuan
Permainan
18
Pemusatan (centring)
19
Kehadiran
Ketidak hadiran
20
Dualisme
Partisipasi/dialog
21
Ahistoris
Historis
22
Konsensus
Disensus
23
homologi
heterologi
No
Modernity
Scintific
Postmodernity
knowledge Wisdom (kearifan, pengetahuan cultural)
(pengetahuan ilmiah)
2
Universalism
Particularism (paticulturalisme
(teori-teori
(universalisme)
4
Mono-vokality
Poly-vocality (polivokalitas)
(monovikalitas)
5
Coherence (koherensi)
Holism
Fragmentation (fragmentasi)
keseluruhan)
8
History
10
Intelectual (intelektual)
Tactile
Daniel Bell
Dalam buku The Coming of Postindustrial Society, ia
mengemukakan beberapa elemen perubahan dalam masyarakat,
antara lain:
Dalam bidang ekonomi; perubahan dari keunggulan barang-barang
produksi ke pelayanan (jasa). Pelayanan/jasa itu terlihat pada:
bisnis eceran, perbankan, kesehatan, pendidikan, penelitian, serta
pelayanan pemerintahan sebagai hal penting dan menentukan
dalam masyarakat postindustri.
Hadirnya pekerjaan professional dan teknis yang kini menguasai
lapangan kerja. Pada Era posindustri peran para ilmuwan dan
teknisis menjadi sangat penting dan dominant. Pada era ini ilmu
pengetahuan (capital intelektual) dianggap sebagai modal utama,
menggantikan peran uang pada era modern.
Pengantar Ke Pemikiran
Posmodernis: Lyotard
Gagasan Teori Kritis:
Pada Teori kritis sudah dikemukakan kritik tokohnya pada ilmu pengetahuan &
Kebudayaan modern.
Max Horkheimer & Theodor Adorno, Dialectic of Enlightenment (1944) mengkritik
dorongan untuk menguasai alam dan dominasi kapitalisme lanjut adalah satu bentuk
fasisme barbar dan irasional. Teori kritis sudah tidak mempercayai Narasi modern.
Melalui buku itu Habermas membedakan:
a) tindakan instrumental & strategis: tujuannya keberhasilan dlm relasinya dengan
lingkungan (fisik-sosial)
B) tindakan komunikatif: tujuan bukan kepentingan ehois, tapi untuk mendapatkan
saling pemahaman
Habermas melalui teori komunikatifnya mengusulkan untuk menggantikan
subyektivitas & rasionalitas yang monologis dengan konsep yang dialogis
Habermas sudah mengemukakan tentang keberagaman rasionalitas & diskursus.
Tanpa terjebak pada relativisme/skeptisisme dgn asumsi: rasionalitas komunikatif
karena pencapaian kesepahaman tanpa tekanan diantara subyek yang bertemu &
bertindak. (Habermas masih mempercayai keunggulan rasionalitas- Neonitszchean
justru melihat kekurangannya).
Pemikir Postrukturalis:
Jean Francois Lyotard (1924 Lahir di Versailles tahun 1924 Belajar Filsafat dan sastra di Sorbonne
Ia dipengaruhi oleh Kant , Husserl (buku pertamanya La
phenomenologie (1954)
Ia pernah mengajar di Algeria, pengalaman ini
membuatnya menjadi seorang ilmuwan & politisi yg
radikal. Skembalinya di Prancis ia bergabung dengan
kelompok Socialisne ou Barbarie (kiri dan anti perang. Ia
mengritik dan menyatakan Marxisme tidak lagi memadai.
Tahun 1966 Ia keluar dari Socialisme ou Barbarie
Ia menjadi dosen di Universitas Nanterre dan aktif
terlibat dlm gerakan mahasiswa 1968 dan politik oposisi
2.