Secara spesifik, anggaran tahunan harus mencerminkan tiga faktor utama dalam
perspektif jangka menengah, yakni:
Page 1 of 19
Meningkatkan
predictability
dan
kesinambungan
pembiayaan
suatu
program/kegiatan
Memudahkan kerja perencanaan kementerian/lembaga pada tahun-tahun berikutnya
Mendorong peningkatan kinerja kementerian/lembaga dalam memberikan pelayanan
kepada publik
Page 4 of 19
Top down approach; yang meliputi (i) mendefinisikan sumber daya yang tersedia
yntuk pengeluaran umum, (ii) menciptakan batasan pengeluaran sektoral yang
sesuai dengan prioritas pemerintah, (iii) memberitahukan batasan pengeluaran ini
kepada kementrian departemen.
Bottom up approach; meliputi penyusunan dan pembiayaan program pengeluaran
sektoral yang sesuai dengan batasan pengeluaran yang telah ditetapkan.
Iteration and reconciliation mechanism; mekanisme rekonsiliasi dan pengulangan
untuk menghasilkan program pengeluaran yang konstan.
hanya mencerminkan kebutuhan, maka secara total biasanya akan selalu melebihi sumber
daya yang ada. Lembaga yang bersangkutan tidak memiliki insentif untuk mengusulkan
penghematan, karena tidak ada jaminan bahwa penghematan itu akan memberikan
tambahan dana untuk program-program baru. Program baru biasanya dimasukkan secara
terburu-buru didalam permintaan anggaran sektoral. Menteri keuangan cenderung
mengambil keputusan pengurangan yang arbiter diantara usulan anggaran sektoral karena
kurangnya informasi atas pengeluaran yang diusulkan tersebut, biasanya hal ini dilakukan
pada batas terakhir finalisasi anggaran. Atau, beberapa hari sebelum deadline presentasi
anggaran di hadapan kabinet, menteri keuangan memberikan arahan kepada kementrian
departemen untuk menghilangkan/mengurangi permintaan
anggaran mereka (yang
akhirnya dilakukan dengan tergesa-gesa oleh kementrian yang bersangkutan). Anggaran ini
lah yang kemudian disahkan oleh sidang kabinet.
Proses open-ended ini seringkali disebut dengan pendekatan desentralisasi terhadap
anggaran. Faktanya, keduanya merupakan hal yang berbeda. Karena permintaan
kementrian yang melebihi kapasitas sumber daya yang ada, maka menteri keuangan dapat
memutuskan kemana kelebihan tersebut harus dialokasikan, atau apakah harus dilakukan
realokasi. Semakin kecil batasan terhadap proses pengajuan anggaran ini, maka semakin
besar kelebihan atas permintaan anggaran dari kementrian departemen, dan semakin besar
pula peran menteri keuangan dalam memutuskan komposisi program sektoral, serta
semakin bersifat ilusi juga kepemilikan dari anggaran kementrian departemen.
Tawar menawar yang berlebihan (Execessice bargaining) dan penghindaran konflik
Selalu ada unsur tawar menawar di dalam penyiapan anggaran, pilihan harus
ditentukan diantara berbagai kepentingan. Ketika tawar menawar mendorong proses
penyiapan anggaran, satu-satunya hasil yang dapat diperkirakan adalah ketidakefisienan
dalam alokasi sumber daya. Pilihan didasarkan pada kekuatan politik dari berbagai pihak,
bukan atas fakta, integritas, atau hasil. Bukan pula appropriasi anggaran yang transparan,
namun kesepakatan palsu yang tercapai seperti meningkatkan pengeluaran pajak,
penciptaan dana tertentu, pinjaman atau meningkatkan kewajiban. Proses penyiapan
anggaran yang didominasi oleh tawar menawar dapat juga meningkatkan peluang rusaknya
mekanisme dan penghapusan program penting dari anggaran.
Berbagai jenis kompromi digunakan untuk menghindari konflik birokrasi internal.
Mekanisme penghindaran konflik ini sering terjadi pada negara-negara yang
pemerintahannya tidak mempunyai ikatan yang kuat. Sehingga perbaikan proses dari
perencanaan kebijakan dapat memberikan manfaat atas penyiapan anggaran dengan
memperkuat ikatan di dalam pemerintahan. Penghindaran konflik menunjukkan tidak hanya
hubungan antara Ministry of Finance dengan Kementrian lain, namun juga di dalam tubuh
Kementrian dengan instansi dibawahnya Bahkan. ikatan yang buruk diantara Kementrian
sering digunakan oleh Ministry of Finance sebagai alasan pembenar atas perannya dalam
menentukan komposisi program sektoral. Oleh karena itu semua kebiasaan buruk yang
dihasilkan proses penyiapan anggaran open-ended dapat mengurangi keinginan Ministry
of Finance untuk memperbaiki sistem.
Dual budgeting
Sering terjadi kebingungan dalam membedakan antara penyajian anggaran rutin
(current) dan anggaran pembangunan (investment), serta masalah proses dimana kedua
anggaran tersebut disiapkan. Istilah dual budgeting sering digunakan untuk merujuk baik
Page 6 of 19
itu masalah yang pertama maupun kedua. Namun, seperti dijelaskan di atas, penyajian yang
terpisah tetap diperlukan.
Dual budgeting merujuk kepada adanya dua proses dalam penyiapan anggaran,
dimana tanggungjawab untuk menyiapkan anggaran pembangungan diserahkan kepada
entitas yang berbeda dengan entitas yang menyiapkan anggaran rutin. "Dual budgeting"
sebenarnya bertujuan menciptakan mekanisme yang tepat untuk memberikan prioritas yang
lebih tinggi kepada aktivitas pembangunan. Namun hal itu juga dipandang sebagai
penerapan golden rule untuk menyeimbangkan anggaran rutin dan melakukan pinjaman
hanya untuk pembangunan (investasi). Pada banyak negara berkembang, kesepakatan
organisasi yang telah ada sebelum penemuan pendekatan PIP di tahun 1980 secara
khusus memasukkan pemisahan tanggung jawab anggaran diantara Kementrian kunci.
Ministry of Finance bertanggung jawab untuk menyiapkan anggaran rutin, sedangkan
Ministry of Planning bertanggung jawab atas anggaran pembangunan tahunan dan rencana
jangka menengah. Dua entitas tersebut menjalankan tanggung jawab masing-masing
berdasarkan kriteria, staff, dinamika birokrasi dan ideologi yang berbeda. Pada hal tertentu,
pada saat akhir siklus penyiapan anggaran, Ministry of Finance akan menyatukan dua
anggaran tersebut menjadi satu dokumen yang membentuk anggaran. Sehingga jelas
bahwa terdapat praktik untuk menghalangi penyatuan pandangan atas pengeluaran rutin
dan pembangunan yang dibutuhkan dalam proses anggaran yang baik.
Oleh karena itu, masalah dual budgeting sebenarnya adalah kurangnya integrasi
atas rencana pengeluaran yang berbeda untuk tujuan kebijakan yang sama. Anggaran
investasi publik dipengaruhi oleh tekanan besar karena kepentingan daerah atau kelompok
(disebut proyek pork barrel) sehingga memberikan peluang korupsi dibandingkan dengan
belanja rutin. Pada negara dengan pengelolaan yang buruk, kurang ada keinginan untuk
memisahkan proses penyiapan anggaran investasi dan kecenderungan untuk meningkatkan
belanja investasi publik. Namun dalam situasi sama, dengan mengumpulkan kekuatan dan
peluang suap di tangan seorang penguasa unified-budget maka akan sulit untuk
memperbaiki manajemen belanja atau mengurangi korupsi. Sebaliknya, apabila Negara
memusatkan perhatian untuk memperbaiki integritas dari proses perencanaan investasi
yang terpisah maka hal itu mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menjamin bahwa
sumber daya dialokasikan kepada proyek yang tepat dan memperbaiki keseluruhan proses
anggaran.
Mengingat bahwa masalah sebenarnya adalah kurangnya integrasi antara
perencanaan pengeluaran rutin dan investasi, bukannya proses yang terpisah itu sendiri.
Hal ini penting karena sering terjadi salah melihat masalah yang akan membawa kepada
suatu solusi simple dengan menggabungkan dua kementrian-walaupun koordinasi tetap
lemah. Menteri sebelumnya akan menjadi deputi menteri, struktur organisasi dirombak,
sedikit orang dipromosikan dan lebih banyak yang diturunkan. Tapi dual budgeting tetap
hidup dengan baik di bawah payung kementrian. Ketika koordinasi diantara proses yang
tepisah telah semakin rapat dan proses iterasi efektif, kedua anggaran akan berjalan seiring
dan konsisten satu sama lain dan juga dengan kebijakan pemerintah sehingga dual
budgeting tidak akan menjadi masalah besar. Oleh karenanya, ketika proses anggaran rutin
dan investasi terpisah, maka keduanya harus disatukan tergantung dari karakteristik institusi
masing-masing Negara. Pada Negara dimana institusi yang bertanggung jawab atas
anggaran investasi lemah, dan Kementrian Keuangan tidak terlibat lebih jauh dalam
pengendalian item dan manajemen sehari-hari, memindahkan tanggung jawab atas
anggaran investasi kepada Kementrian Keuangan akan cenderung memperbaiki persiapan
anggaran secara keseluruhan. Di Negara lain, harus terlebih dahulu dilakukan penelitian
Page 7 of 19
dengan hati-hati atas proses yang telah ada dan kapasitas administrative. Sebagai
konsekuensinya maka sebuah entitas harus bertanggung jawab baik itu untuk anggaran
rutin maupun investasi (walau entitas harus memiliki data dan keahlian yang berbeda untuk
melakukannya).
HUBUNGAN KEBIJAKAN DAN MAKROEKONOMI
Kerangka Makroekonomi dan target fiscal
Pentingnya kerangka makroekonomi
Titik awal atas perencanaan belanja yaitu: (i) penilaian yang realistis atas sumber
daya yang tersedia bagi pemerintah; dan (ii) penetapan tujuan fiskal. Seperti telah
disebutkan, kapasitas untuk menerjemahkan prioritas kebijakan ke dalam anggaran
tergantung pada proyeksi makroekonomi dan perkiraan penerimaan. Perkiraan yang
berlebih atas penerimaan akan mengakibatkan formulasi anggaran yang buruk dan akhirnya
pelaksanaan anggaran yang buruk juga.
Persiapan dari kerangka kerja makroekonomi adalah adanya elemen penting dalam
proses perencanaan anggaran. Proyeksi makroekonomi bukanlah perkiraan mudah dari tren
variabel makroekonomi. Proyeksi tersebut bedasarkan definisi dari target dan instrument
dalam area seperti kebijakan moneter, fiscal, nilai tukar valas, kebijakan utang luar negeri,
peraturan dan pengembangan aktivitas sector publik, dan reformasi perusahaan publik.
Proyeksi harus mencakup periode tahun ini dan dua tahun ke depan.
Target dan indikator fiskal
Penetapan target fiskal secara eksplisit memberikan kerangka untuk formulasi
anggaran, memungkinkan pemerintah menyatakan dengan jelas kebijakan fiskalnya,
legislatif dan masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan pemerintah, dan yang
paling penting menjadikan pemerintah akuntabel baik secara politik maupun keuangan.
Target dan indikator fiskal harus mencakup tiga area yaitu current fiscal position, fiscal
sustainability, dan vunerability. Rangkuman dari posisi fiscal yang sering digunakan adalah
keseluruhan deficit anggaran berdasarkan cash basis, didefinisikan sebagai selisih antara
pembayaran belanja actual dengan pendapatan yang diterima (berdasarkan cash basis)
ditambah hibah (kas maupun lainnya).
Defisit kas didefinisikan sama dengan keperluan pinjaman pemerintah (dari sumber
dana luar maupun dalam negeri) dan berhubungan dengan persediaan uang dan target
serta kemungkinan inflasi. Oleh karena itu deficit merupakan target kebijakan penting untuk
memastikan anggaran akan dibiayai tanpa mengganggu investasi swasta dengan menjaga
dan mengendalikan pertumbuhan utang publik. Defisit kas harus selalu dimasukkan dalam
perangkat target fiscal.
Defisit kas tidak termasuk dalam tunggakan pembayaran dan utang yang belum lunas.
Di Negara yang mengalami masalah tunggakan, deficit berdasarkan cash basis ditambah
dengan kenaikan tunggakan juga merupakan indikator penting dan mirip dengan deficit
berdasarkan coment basis, missal selisih antara komitmen belanja tahunan dengan
penerimaan cash dan hibah. The IMF Code of Fiscal Transparency mensyaratkan
memorandum laporan tunggakan pada Negara yang tidak mengunakan akuntansi basis
accrual atau modified accrual (yang akan secara sistematis menghasilkan akun yang
periode lalu)
Definisi komitmen bervariasi antara Negara satu dengan lainnya. Komitmen termasuk
perintah yang belum dilaksanakan atas suatu perjanjian multitahun, atau di beberapa
Negara mungkin hanya reservasi adminstratif atas appropriasi. Untuk itu, ketika
menggunakan deficit atas dasar komitmen sebagai indicator fiscal, maka perlu untuk
Page 8 of 19
mengetahui secara spesifik transaksi apa yang dimasukkan ke dalam belanja berdasarkan
komitmen. Indikator tersebut akan tidak berguna jika termasuk komitmen multitahun dan
komitmen yang merupakan reservasi appropriasi. Untuk memperkirakan tunggakan lebih
akurat, perintah yang belum dilakukan harus dipisahkan dari belanja actual (belanja akrual
atau belanja yang masih diverifikasi). Hal ini membutuhkan sisem akuntansi yang memadai
untuk penggunaan appropriasi tersebut.
Primary deficit (baik dalam kas maupun komitmen) adalah selisih antara belanja tanpa
bunga dengan pendapatan dan hibah. Sebagai target kebijakan anggaran, hal itu tidak
tergantung pergerakan tingkat bunga dan nilai tukar mata uang, sehingga merupakan
pengukuran yang lebih baik atas usaha penyesuaian fiscal pemerintah. Pada Negara
dengan tingkat inflasi tinggi, untuk mencatat pengaruh inflasi yang dihasilkan utang,
indicator yang sering digunakan adalah deficit operasional, yang sama dengan deficit
berdasarkan cash basisi dikurangi bagian inflasi akibat pembayaran bunga.
The current deficit adalah selisih antara belanja rutin dan penerimaan rutin.
Berdasarkan definisinya, tabungan pemerintah dalam teori adalah kontribusi pemerintah
dalam sumber daya investasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, karena belanja rutin
pemerintah mungkin sama pentingnya dengan belanja pembangunan, indicator ini harus
dijabarkan dengan hati-hati dalam konsep makroekonomi. Berdasarkan hal tersebut,
mungkin juga diperlukan untuk membatasi keseluruhan hasil fiscal dari operasi lain, sebagai
contoh penjualan asset publik atau pemutihan tunggakan pajak.
Penting untuk digaris bawahi bahwa tujuan umum dari kebijakan fiscal bukan untuk
menghasilkan tingkat deficit tertentu, namun posisi fiscal yang dapat bertahan dalam tujuan
kebijakan yang ringan dan ketersediaan sumber daya. Indikator dari ketahanan fiscal
termasuk rasio utang terhadap PDB, pajak terhadap pajak, dan jumlah bersih kewajiban
keamanan social. Perhitungan deficit berdasarkan accrual basis dan penilaian kekayaan
bersih pemerintah memungkinkan penilaian yang lebih baik atas kewajiban dan
pengaruhnya terhadap ketahanan fiscal. Bagaimanapun juga, pergerakan besar dalam
kekayaan bersih dapat timbul karena perubahan penilaian asset seperti tanah, dimana
pemerintah tidak punya tujuan untuk melikuidasinya. Karenanya pengukuran kekayaan
bersih dapat berbahaya jika digunakan sebagai indicator kebijakan fiscal jangka pendek.
Penilaian atas kelemahan fiscal juga diperlukan, terutama di Negara yang mendapatkan
manfaat atas arus masuk modal jangka pendek. Penilaian tersebut dapat didasarkan atas
analisa jatuh tempo utang pemerintah, volume penggunaan cadangan devisa, dll. Tidak
diragukan lagi bahwa pengukuran standar deficit mungkin mengindikasikan situasi
kesehatan fiscal yang rapuh. Namun sebagaimana ditunjukkan oleh perkembangan saat ini,
petunjuk untuk menilai kelemahan fiscal masih belum jelas dan diragukan.
Pertanyaan ini berhubungan dengan masalah klasik dan sulit atas sistem peringatan
awal untuk memperkirakan kemungkinan dari krisis keuangan atau fiskal.
Timbul
perdebatan mengenai peramalan tersebut, dimana terkadang dapat memperkiraan dengan
akurat, namun juga dapat menimbulkan krisis yang seharusnya tidak terjadi jika sebelumnya
tidak diperingatkan.
Persiapan kerangka makroekonomi
Kerangka makroekonomi biasanya termasuk proyeksi neraca pembayaran, sector riil,
sector fiskal, dan sector moneter. Hal itu merupakan alat untuk menguji konsistensi atas
asumsi atau proyeksi yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, deficit fiscal,
neraca pembayaran, nilai tukar valas, tingkat inflasi, pertumbuhan utang, dan pembagian
kebijakan pinjaman sector publik dan privat, dll.
Page 9 of 19
hak untuk mengetahui secara jelas kebijakan tujuan dan target pemerintah, tidak hanya
untuk meningkatkan transparansi dan akuntanbilitas tapi juga mencapai konsensus dengan
masyarakat.
Dibeberapa negara, proyeksi pemerintah diserahkan kepada kelompok ahli yang
profesional dan independen untuk menjamin reabilitas mereka, sementara hal-hal yang
sensitiv tetap dirahasiakan. Dibeberapa negara proyeksi divalidasi oleh Auditor General.
Indepedensi auditor general menambah kredibilitas proyeksi tersebut. Sementara
manipulasi dan modifikasai dari peramalan tersebut akan mengurangi pengaruh dan
kredibilitas pemerintah.
Mengikat target fiskal?
Beberapa negara memiliki peraturan dan hukum yang membatasi kebijakan fiskal
pemerintah, sebagai contoh Maastricht treaty yang mensyaratkan kriteria fiskal spesifik,
mengenai kedua rasio dari defisit fiskal dengan GDP dan rasio debt to GDP. Kritik yag paling
sering terhadap peraturan semacam ini mereka mendukung creative accounting dan
mendorong praktek fiskal yang tidak transparan. Dinegara dengan koalisi pemerintah yang
rapuh, pembuat keputusan yang terpecah-pecah membuat target yang mengikat secara
legal mungkin sesuai.
Formulasi Kebijakan
Pentingnya formulasi kebijakan
Proses persiapan anggaran merupakan alat yang kuat untuk koheren. Anggaran
merupakan sebagai instrumen ekonomi dan manajemen keuangan dan sebagai pernyataan
kebijakan implisit, karena meletakkan tingkatan relatif dari pembelanjaan untuk program dan
aktivitas yang berbeda. Bagaimanapun, perpaduan yang koheren harus dicari antara
agenda kebijakan (yang harus mempertimbangkan realitas ekonomi dan fiskal) dan
anggaran ( yang harus secara akurat merefleksikan prioritas kebijakan pemerintah).
Proses anggaran harus mempertimbangkan kebijakan yang sudah diformulasikan
dan instrumen utama untuk membuat kebijakan ini eksplisit dan operasional.
Bagaimanapun, kebijakan harus diartikan diluar tekanan dari proses anggaran. Membuat
kebijakan melalui anggaran akan menfokuskan hanya pada masalah jangka pendek dan
menjadi kebijakan yang buruk, karena debat kebijakan akan dengan tetap didominasi oleh
pertimbangan finansial yang instan.
Hubungan kebijakan-budget
Penghubung antara proses pembuatan kebijakan dan proses anggaran adalah
esensial untuk membuat kebijakan menjadi realitas daripada pernyataan harapan. Untuk
mencapai tujuan ini ada dua aturan yang harus dibuat.
Malahan untuk menterjemahkan pilihan dan kebijakan strategis kedalam program, line
ministries membutuhkan indikasi yang jelas atas sumber yang tersedia.
Batas tertinggi anggaran untuk line ministeries dapat ditentukan pada awal dialog
antara menteri keuangan dan line ministeries atau seteleh pengulangan yang pertama
ketika line ministeries mengkomunikasikan permintaan awal mereka. Pada prakteknya, dua
varian ditemukan dinegara dengan disiplin keuangan yang baik.
Dinegara dengan kohesi pemerintah yang kuat dan pengaturan yang stabil dan baik
dari persiapan anggaran, kedua varian secara sama dapat bekerja, karena kondisi finansial
kurang diperhatikan oleh line ministries ketika mempersiapakan permintaan awal mereka.
Bagaimanapun dinegara dimana disiplin fiskal dan kohesi pemerintah tidak
diterapkan, adopsi pendekatan gradual untuk membangun paksaan keuangan dalam proses
persiapan anggaran dapat berarti kembali ke proses open-ended secara penuh.
Pada umumnya menteri keuangan bertanggung jawab untuk menetapkan batasan
tertinggi sektoral, tapi hal tersebut harus dikoordinasikan dengan pusat pemerintahan.
Dibeberapa negara batasan tertinggi sektoral dibahas dalam komite interministerial;
dinegara lainnya batasan tertinggi yang diajukan dan panduan untuk persiapan anggaran di
serahkan ke kabinet.
Bottom-Up Approach
Line ministries bertanggung jawab untuk menyiapkan permintaan mereka dalam limit
belanja yang disediakan. Tergantung kepada intensitas konstrain fiskal dan organsisasi dari
proses persiapan anggaran, permintaan tambahan dari line ministries dapat diijinkan untuk
program baru.
Anggaran line ministries harus secara jelas membedakan: (i) jumlah yang dibutuhkan
untuk melanjutkan program dan aktivitas sekarang; dan (ii) proposal dan biaya untuk
program baru.
Sebelum memutuskan untuk melaksanakan program belanja baru adalah perlu untuk
menilai pengaruh anggaran kedepan. Hal ini penting untuk perkembangan proyek dan
program pemberian hak yang akan menghasilkan biaya yang bertambah di masa depan.
Sebagai tambahan dari permintaan anggaran, penyerahan dari line ministeries
termasuk: (i) pernyataan kebijakan menjelaskan kebijakan sektor dan hasil yang diharapkan;
(ii) dimana mungkin, indikator performa yang realistis dan relevan, termasuk hasil dari
periode sebelumnya dan performa yang diharapkan dimasa depan;(iii) pernyataan
bagaimana tujuan akan dicapai;(iv)proposal untuk meningkatkan tabungan dan
meningkatkan efisiensi; dan (v) ukuran yang jelas untuk implementasi proposal secara
efektiv.
Negosiasi
Sekali menerima permintaan dari kementerian, menteri keuangan mereview
kesesuainnya dengan keseluruhan kebijkan pemerintahan, dan ketaatan pada pagu
pengeluaran; mereview kinerja; dan memasukkan perubahan-perubahan dalam lingkungan
makroekonomi dari mulai persiapan anggaran. Hampir selalu, review tersebut mengarahkan
Page 13 of 19
Persiapan
pagu
awal
sebagian
besar
merupakan
pekerjaan
inkremental/dekremental. Pelayanan utang, komitmen multi-year untuk investasi, pensiun
dan entitlement lainnya; kekakuan peraturan pelayanan sipil; dan kenyataan yang
sederhana bahwa pemerintah tidak dapat menghentikan semua pendanaan untuk sekolahsekolah, pusat-pusat kesehatan, atau angkatan bersenjata, dan lain-lain, batas
kemungkinan perubahan tahunan sekitar 5-10 persen dari total pengeluaran. Dalam teori,
persentase tersebut dapat lebih besar pada negara berkembang daripada negara maju
(dimana bagian untuk entitlement lebih besar). Namun dalam praktek, karena kebanyakan
perjanjian sebelumnya, ruang geraknya sering lebih kecil di negara berkembang. Jika dalam
keadaan darurat atau situasi krisis, ketika menyiapkan anggaran pemerintah harus fokus
pada kebijakan baru, penghematan program-program yang diragukan, dan caracara
peningkatan efisiensi program berjalan lainnya. Hal itu jelas, sekali lagi bahwa perubahan
kebijakan yang signifikan mensyaratkan suatu perspektif yang lebih panjang dari satu tahun
dan beberapa program lanjutan, dalam bentuk apapun yang tepat dan dapat dikerjakan
pada negara tertentu.
Pagu untuk pengeluaran modal?
Sebagaimana telah dibahas sebelumya, proses persiapan yang terpisah untuk
pengeluaran modal dan rutin (dual budgeting) menampilkan masalah-masalah, namun
diharapkan ada penyajian yang terpisah. Namun, dari pertanyaan tersebut, haruskah pagu
terpisah untuk pengeluaran modal dan rutin ditetapkan pada awal proses persiapan
anggaran? Jawabannya tergantung pada sektor yang terkait.
Page 14 of 19
Sebenarnya, jika hanya satu pagu umum ditetapkan, kementerian akan dapat
melakukan trade-off antara pengeluaran rutin dan pengeluaran modal, dan jika pagu
terpisah ditetapkan, distribusi antara pengeluaran rutin dan modal adalah tetap untuk
masing-masing sektor. Pada sektor tertentu, pendidikan primer, secara umum lebih baik
meninggalkan pilihan antara pengeluaran rutin dan modal secara terpisah pada
kementerian, karena keduanya merupakan developmental, dan kementerian kelihatannya
mengetahui dengan lebih baik daripada menteri keuangan mengenai alokasi sumber daya
yang paling efisien dalam sektornya. Namun, pada beberapa kasus, anggaran sektor
sebagian besar tergantung pada keputusan apakah meluncurkan suatu proyek investasi
besar atau tidak. Contohnya, anggaran untuk menteri pendidikan sebagian besar akan
tergantung pada keputusan apakah membangun unibersitas baru atau tidak. Karena proyek
investasi semacam itu merupakan persoalan kebijakan pemerintah, tidak hanya kebijakan
sektoral, pagu terpisah akan tepat untuk kasus tersebut. Tergantung pada keadaan dan
kebijakan fiskal, pagu terpisah juga dibutuhkan untuk jenis pengeluaran lainnya, seperti
pengeluaran personel dan subsidi.
Effisiensi dividen
Sekarang ini, Australia telah meminta untuk masing-masing unit pengeluaran
efisiensi dividen, misalnya, mensyaratkan penghematan pada kegiatan berjalan (sekitar
1,5 persen setiap tahun). Dari luar, praktik ini bisa seperti tipe (dan diharapkan) pemotongan
pengeluaran lintas lembaga yang dibuat oleh menteri keuangan ketika finalisasi anggaran.
Namun, ada dua perbedaan utama:
(i)
efisiensi dividen tidak diberitahukan sebelumnya dalam proses dan dalam kesesuaian
kerangka pengeluaran multi-year; dan
(ii) alokasi penghematan antara jenis kegiatan dan pengeluaran seluruhnya adalah
tanggungjawab agen pengeluaran, yang mengurangi sifat arbitrari dari pendekatan
tersebut.
Penghematan menghitung sepertinya lebih banyak diterapkan di dalam kementerian
ketika kementerian tersebut berpendapat demikian daripada ketika ditetapkan oleh agen
pusat, dengan pengetahuan dan keterampilan agen program yang disediakan untuk kritik.
Yang pasti, dalam jangka panjang, penghematan dari sistem efisiensi dividen mungkin
diharapkan akan melemah. Namun, pendekatan ini muncul untuk hasil efektif yang dapat
dicapai di Australia selama tahun 1985-90. Swedia telah mengadopsi pendekatan yang
serupa.
Di negara maju, ada potensi penghematan fiskal dan peningkatan efisiensi. Sebelum
memperhatikan pengenalan efisiensi dividen pada negara berkembang, hal-hal yang
berhubungan dengan negara harus direview dengan hati-hati. Efisiensi dividen berbeda
dari pemotongan pengeluaran lintas lembaga yang hanya jika ada kapasitas teknik yang
cukup pada kementerian dan kemauan untuk membuat pilihannya sendiri. Pada negaranegara berkembang tersebut dimana anggaran sekarang terlalu kurang untuk mengijinkan
departemen bahkan untuk fungsi normal (dan anggaran modal ditentukan sebagian besar
oleh pendanaan donor), pertanyaan yang sesungguhnya adalah bukan bagaimana
menghasilkan sedikit demi sedikit peningkatan efisiensi, namun bagaimana merestruktur
program pengeluaran publik dengan mengeliminasi semua program-program yang
diragukan (dan/atau meningkatkan penerimaan pajak). Dan, dimana kapasitas pengawasan
Page 15 of 19
dan audit lemah, risiko bahwa efisiensi dividen dicapai dengan mengurangi kualitas
pelayanan atau program adalah nyata. Namun, praktik ini mungkin suatu bantuan yang tidak
dapat dinilai pada banyak negara untuk mengenalkan orientasi kinerja yang lebih besar
pada sistem admimistrasi yang memuaskan, dan memacu peningkatan struktur.
Peranan Estimasi Multi-Year pada Persiapan Anggaran
Kita telah membahas sebelumnya, pentingnya perspektif multi-year bagi
penganggaran. Ketika secara penuh diintegrasikan ke dalam proses anggaran, program
rolling pengeluaran multi-year dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas
persiapan anggaran tahunan. Pada beberapa negara maju (seperti Australia dan Denmark)
estimasi pengeluaran multi-year yang disiapkan pada tahun sebelumnya merupakan titik
permulaan dari proses persiapan anggaran. Negosiasi anggaran fokus pada kebijakan baru,
dengan biaya pada program berjalan yang diperbarui hanya pada dasar-dasar teknis yang
berdasarkan pada estimasi multi-year yang disiapkan pada tahun sebelumnya. Di US, Office
of Management and Budget dan Congressional Budget Office menyiapkan proyeksi lima
tahun.
Ketika melakukan persiapan anggaran, estimasi multi-year yang disiapkan pada
tahun sebelumnya digunakan untuk menilai batasan yang berkaitan dengan perjanjian
kebijakan yang ada. Penilaian dan estimasi batasan finansial ini memberikan dasar untuk
mengestimasi pagu pengeluaran awal yang membingkai persiapan permintaan sektor. Lalu,
program pengeluaran multi-year diperbarui ketika persiapan anggaran. Proses ini
memastikan bahwa pagu awal disiapkan dengan tepat dan biaya program ditempatkan ke
dalam rekening ketika penganggaran.
Sayangnya, program rolling sering hanya penghias, dengan perhatian yang benarbenar terfokus hanya kepada tahun anggaran pertama. Untuk pendekatan rolling agar
sungguh-sungguh dan efektif langkah kuncinya adalah sebagai berikut:
Menteri keuangan meng-update biaya dari estimasi multi-year yang disiapkan pada
tahun sebelumnya, memasukkan pembangunan yang diharapkan pada parameter
ekonomi, pelaksanaan anggaran dan review pengeluaran. Dalam menjalankan tugas
ini, menteri keuangan menyarankan kementerian untuk mendapatkan informasi yang
sesuai, termasuk perubahan pada tingkat perimintaan pelayanan tapi
pelaksanaannya dibuat pada suatu dasar teknis, tanpa mengganggu atau menawar
sumber daya tambahan.
Dengan menggunakan kebijakan rekening, implementasi masalah, dan penambahan
yang mungkin pada efisiensi, menteri keuangan mengidentifikasi penghematan yang
dapat dibuat pada program perjalan sepanjang periode yang direncanakan.
Sekali sampul umum untuk porsi tahunan dari estimasi multi-year ditetapkan, sampul
tahunan untuk program baru diuraikan.
Distribusi sektoral dari sampul tahunan bagi program baru ditentukan, yang sesuai
dengan prioritas pemerintah, oleh menteri keuangan atau oleh komite antar
kementerian, konsultasi dengan kementerian bila perlu.
Untuk periode yang direncanakan, pagu sektoral tahunan dikomunikasikan kepada
kementerian, membedakan program berjalan dengan program baru. Tergantung
pada hubungannya, hal itu juga termasuk elemen-elemen lain, seperti biaya estimasi
dari proyek investasi yang besar.
Page 16 of 19
Page 17 of 19
Pendekatan top-down yang terdiri dari: (i) penetapan sumber-sumber agregat yang
tersedia untuk pengeluaran publik selama periode yang direncanakan, dan oleh
karena itu persiapan kerangka makroekonomi; dan (ii) menetapkan batas
pengeluaran sektoral tahunan yang sesuai denga prioritas pemerintah dan
memberitahu kementerian tentang batas pengeluarannya;
Pendekatan bottom-up yang terdiri dari formulasi dan pembebanan program
pengeluaran sektoral untuk periode yang direncanakan dalam batas pengeluaran
sektoral; dan
Mekanisme pengulangan, negosiasi, dan rekonsiliasi untuk memastikan kesesuaian
antara dua pendekatan tersebut.
Persiapan anggaran harus secara sistematis mengadopsi perspektif multi-year. Hal ini
mensyaratkan:
Page 19 of 19