Pendahuluan
Keganasan ovarium di Indonesia menduduki
urutan ke-3 diantara penyakit keganasan pada
wanita
Silent Lady Killer awalnya asimptomatis
pasien datang sudah pada stadium lanjut
Penting!!
Deteksi dan evaluasi dini Prognosis
Kanker Ovarium
Incessant ovulation theory
Ovulasi yang terus menerus dan tidak terputus
Kanker Ovarium
Gonadotropin theory
Stimulasi ovarium yang persisten oleh
gonadotropin
Proliferasi epitel
Aktivitas mitotik
Tetapi stimulus yang memicu suatu proses
maligna masih belum diketahui dengan pasti
Faktor Resiko
Riwayat keluarga
Kadar gonadotropin yang tinggi
Nuliparitas
Radiasi
Klasifikasi
EPITELIAL
90% Kanker ovarium
Secara histologis :
Serous tumors
Mucinous
Endometrioid
Clear-cell mesonephroid
Brenner
Mixed epitheial
Undiffrentiated
Unclassified
NON-EPITELIAL
10% Kanker ovarium
Germ cell tumor
Berasal dari sel primordial
ovarium atau germ cell.
Sex-cord stromal tumor
Berasal dari sex cord dan
stroma atau mesenkim
ovarium.
Penyebaran
Intraperitoneal
Gejala Klinis
Awalnya asimptomatik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan paru yang mengalami efusi
Dullness dan suara nafas yang menurun
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi (USG)
USG transvaginal
Transvaginal color-flow Doppler periksa vaskularisasi
CT Scan
sangat akurat untuk mengetahui konsistensi dan perluasan
dari tumor
Laparoskopi
Dapat menginspeksi organ-organ dalam pelvis secara
langsung
Laparotomi
Laparotomi eksplorasi sekaligus menangani Ca ovarium
Pemeriksaan Penunjang
Tumor marker
Epitelial
CA-125(Cancer antigen 125)
BRCA-1 dan BRCA-2
Carcinoembrionic antigen (CEA)
Germ cell tumors
CA-125
AFP (Alpha feto protein)
hCG (human chorionic gonadotropin)
Sex-cord stromal tumors
CA-125
Inhibin
Klasifikasi FIGO
Keterangan
Stadium
Tumbuh terbatas pada ovarium
I
Ia
Tumbuh terbatas pada satu ovarium, tidak ada asites. Tidak ada tumor pada permukaan luar. Kapsul intak.
Ib
Tumbuh terbatas pada kedua ovarium, tidak ada asites. Tidak ada tumor pada permukaan luar. Kapsul
intak.
Ic
Tumor stadium Ia atau Ib tetapi dengan adanya tumor pada permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul
ruptur, atau dengan adanya asites yang mengandung sel ganas atau bilasan peritoneum positif.
Tumbuh pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis
II
IIa
IIb
IIc
Tumor pada stadium Iia atau Iib tetapi dengan tumor pada permukaan, atau kapsul ruptur, atau adanya
asites yang mengandung sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif
Tumbuh pada satu atau dua ovarium dengan implantasi pada peritoneum di luar pelvis dan atau KGB
retropeitoneal atau inguinal positif. Metastasis pada permukaan hepar sesuai dengan stadium III. Tumor
terbatas pada pelvis minor, tetapi secara histologis terbukti adanya penyebaran maligna ke usus halus atau
omentum.
III
IV
IIIa
Tumor secara makroskopis terbatas pada pelvis minor, tanpa keterlibatan KGB, tetapi secara histologis
terbukti adanya penyebaran mikroskopis pada permukaan peritoneum.
IIIb
Tumor pada satu atau dua ovarium, secara histologis terbukti adanya penyebaran pada permukaan
peritoneum, diameter tidak lebih dari 2 cm. KGB negatif.
IIIc
Adanya implantasi pada abdomen/ peritoneum dengan diameter lebih dari 2 cm. KGB retroperitoneal atau
inguinal positif atau keduanya.
Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis yang jauh; jika terdapat efusi pleura
pasti terdapat sitologi positif dan dimasukkan ke dalam IV; adanya metastasis ke parenkim hati sesuai
dengan stadium IV.
Terapi
1. Pembedahan merupakan pilihan dalam terapi untuk kanker
ovarium (Biasa dilakukan Laparotomi eksplorasi)
2. Kemoterapi
Nama obat
Dosis
Pemberian (hari)
Interval
Lama terapi
Paclitaxel
175 mg/m2
24
Tiap 3 minggu
6 bulan
Carboplatin
AUC=5-6
Paclitaxel
135 mg/m2
Tiap 3 minggu
6 bulan
Cisplatin
75 mg/m2
Regimen Standar
600-750 mg/m2
Setiap 3 minggu
Topotecan
1,0-1,25 mg/m2
Sehari 5x setiap 3
minggu
Gemcitabine
800-1000 mg/m2
Setiap 3 minggu
Kanker Ovarium
Terima Kasih