Anda di halaman 1dari 12

FILSAFAT ILMU

Pentingnya Manusia untuk Mempelajari


Wawasan Sejarah Ditinjau dari Ilmu
Kefilsafatan

Oleh :
Lisa Restiana
131034039

Pendidikan Non Formal


Universitas Negeri Surabaya

Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan YME dengan seala rahmat dan hidayah-Nya, akhirya
tugas makalah Andragogi ini dapat diselesaikan. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada dosen mata kuliah filsafat ilmu yang senantiasa membantu dalam proses
pembelajaran.
Tugas makalah ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas individu
mata kuliah filsafat ilmu yang diberikan oleh dosen pengajar. Semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat terhadap para pembacanya.
Akhir kata, saya mohon maaf apabila terdapat salah kata karena
kesempurnaan hanya milik Tuhan YME semata. Kritik dan saran sangant saya
harapkan untuk menyempurnakan makalah yang ini.

Surabaya ,06 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ................................................................................... 4
RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 5
TUJUAN MASALAH ................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
Hakikat sejarah .......................................................................................... 6
Kesadaran atas manusia, Waktu dan Ruang

......................................... 7

Kesadaran sejarah ..................................................................................... 8


Wawasan sejarah .................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah telah menemopuh perjalanan yang maat panjang. Sepanjang
perjalanan sejarah umat manusia. Sejarah telah ada sejak manusia mulia
bereksistensi di permukaan bumi ini. Sejarah, sama tuanya dengan usia uat
manusia itu sendiri akan tetapi dilihat dari sudut andang teori, yaitu memandang
sejarah dari sudut pandang ilmiah seperti dikemukakan di atas sejarah
merupakan ilmu yang tentu saja masih relatif muda dibandingkan dengan
peristiwa

yang

dibahasnya.

Sejarah baru

berkembang seiring

dengan

perkembangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang sejak abad ke 19 mulai


menampakkan perkembangan yang pesat.
kini ilmu sejarah telah berhasil mencapai perkmebangan yang
membanggakan sehingga dewaa ini sangatlah sulit menemukan orang degan
kuealifikasi menguasi ilmu sejarah secara komprehensif. keberhaislan illmu sejarah
dalam melahirkan pola-pola spesialisasi sangat tergantung pada adanya unsur
keterbukaan yang memeang merupakan ciri inheren bagi ilmu sejarah. boleh
dikatakan ilmu sejarah sangat terbuka, untuk diresapi, dimaknai, dipedomani,
diinterpretasi dan terbuka untuk digugat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. apakah hakikat sejarah sesungguhnya ?
2. apakah arti dari Kesadaran atas manusia, Waktu dan Ruang ?
3. apakah arti dari kesadaran sejarah ?
4. apakah arti dari wawasan sejarah ?

C. TUJUAN
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah
hakikat dari sejarah sesungguhnya. selain itu terdapat juga pembahasan mengenai
wawasan manusia terhadap sejarah perkembangan sejarah baik sejarah manusia
maupun bangsa. penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan
sebgai bahan untuk memahami beberapa hal penting mengenai eksistensi sejarah
itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Sejarah
Secara arti kata ditemukan bahwa kata sejarah sesungguhnya mulamula berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang dapat dibaca syajarah
yang berarti pohon kayu. Seperti dapat diamati bersama, sebuah pohon
mendeskripsikan proses bertumbuh dan berkembang dari bumi ke udara,
dlaam proses itu kemudian memunculkan cabang, dahan daun, bunga, dan
buah.
Itulah sejarah secara epistimologis yang berarti pohon yang berarti
pula asal-usul. Memang sejarah selalu menggambarkan proses tumbuh, hidup,
dan berkembang terus enerus. Namunpengertian semacam ini tidak bisa
dipahamai secara biologis. Karena itu, secara epistimologis pengertian sejarah
lebih dari sekadar sebuah isitilah, asal usul (pohon)
Secara terminologis sejarah dipahami secara definisi. Defini itu sendiri
seperti dikatakan oleh Helius Syamsudin dan Ismaun sebagai pernyataan
secara eksplisit tentang konotasi suatu istilah. Konotasi itu terdiri atas atribut
pokok dari istilah itu
Tekanan sejarah sebagai disiplin ilmu secara lebih transparan dapat
dikutip dari pandangan Roelan Abdul Gani yang menulis :
sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki
secarra sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat dan kemanusiaan
di mas lampau beserta segala kejadiaanya dengan maksud untuk meneiti
secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, utnuk dijadikan
suatu perbendaharaan pedoman bagi penelitian dan penentuan keadaan
seakrang serta arah program masa depan.
Tema sejarah merupakan pemersatu elemen manusia, waktu, dan
ruang. Akan tetapi, tema itu sendiri baru tercipta kalau manusia melakukann
aktivitas

di

dalam

ruang

dan

dimensi

waktu.

Gerak

sejarah

yang

terimplementasikan dalam tema sejarah disebabkan dan ditentukan oleh garis


ruang dan waktu.

B. Kesadaran atas manusia, Waktu dan Ruang


Dengan kesadaran atas manusia dimaksudkan sebagai suatu
pernyataan bahwa manusia adalah salah satu esensi hakikat sejarah. Sejaah
tidak ada tanpa manusia karena hanya mnusia yang disebut sebagi makhluk
sejarah. Manusia mempuyai kesadaran yang mendalam terhadap sejarahnya.
Ini merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat ditemukan pada diri
makhluk lain selain manusia. Oleh sebab itu kesadaran yang sesunggunya dari
manusia adalah termasuk menyadari bahwa ia merupakan makhluk sejarah.
Sejarah membutuhkan waktu (dimensi temporal). Tanpa waktu sejarah
menjadi diam bahkan tidak ada, juga sejaah menjadi dinamis, berkembang.
Konsepsi sejarah tentang dimensi temporal, meliputi 3 aspek, yaitu masa
lampau, masa sekarang, dan amsa yang akan datang. Memang sejarah
bertumpu pada masa lalu, karena masa lalu itulah yang merupakan bahan
utnuk menyusun cerita sejarah, namun dengan bertumpu ada asa lalu buan lah
berarti sejarah hanya utnuk masa lalu semata.
Gambaran nyata terhadap pentingnya ruang dalam sejarah bisa dilihat
dari adanya kategorisasi sejarah berdasarkan ruang. Kategorisasi itu, misalnya
sejarah lokal, sejarah daerah, sejarah nasional, dan sejarah dunia atau sejarah
global. Ini menujukkan bahwa sejarah tidak bisa dipisahkan dari ruang. Dalam
kerangka ini pula dapat dikemukakan integritas elemen manusia, waktu, dan
ruang sebagai pembentuk sejarah.
Dalam kaitannya dengan kesadaran ruang, hal yang perlu dipertegs
adalah konsepsi tentang ruang. Dalam arti, tidak perlu terikat pada
pendefinisian, namun yang penting wujud ruang yang dimaksudkan. Ruang
yang manakah yang ditekankan sebagai tempat manusia melakonkan sejarah,
apakah ruang dalam penegrtian alam ataukah ruang dalam pengertian bumi.
Sejarah dapat terjadi bukan saja pada ruang bumi. Pada bulan, maupun planet
lain

atau

pada

alam

lain

yang

semuanya

itu

menunjukkan

ruang,

sesungguhnya dapat dikategorikan sebagai peristiwa sejarah. Dengan syarat


manusia sebagai pelaku sejarah masih t etap berada dalam kesadaran hidup.
Secara eksplisit bahwa did alam kesadaran atas waktu, ruang trdapat
kearifan yang mesti ditangkap secara kontinuitas. Kearifan itu adalah
kesadaran yang mendalam utnuk senantiasa mengakui, menghayati bahwa

dalam sejarah elemen ruang dan waktu menjadi barometer utama utnuk
menyatakan peristiwa sejarah yang satu dengan yang lain tidak dapat
disamakan. Sesuatu yang baik pada masa silam tidak dengan sertq merta
relevan untuk konteks kekinian. Demikian pula sesuatu yang baik pada tataran
kini belum tentu baik pula pada masa depan. Di sinilah dimensi temporal
maupun sejarah sehingga dapat menghndarkan diri dari generalisasi yang tidak
pas.

C. Kesadaran sejarah
Memahami kesadaran sejarah niscaya bermula dari pemahaman
tentang sejarah itu sndiri. Jadi seccara terbalik bisa dilukiskan :
kesadaran sejarah suatu bangsa, masyaaat hanya mungkin timbul
oleh karena adanya suatu sejarah atau peristiwa sejarah yang telah dialami
oelh masyarakat dan bangsa bersangkutan. Kesadaran tentang sejarah pada
sejarah masyarakt itu sendiri
Dalam pengertian tenang kesadaran sejarah bertaut erat dengan
peristiwa sejarah, fakta sejarah. Hal ini tampak pula dari pandangan Ismail
yang berpendapat bahwa kesadaran sejaah memang harus dimulai dengan
mengetahui fakta sejarah. Adakalanya harus pula pandai menghafalkan
kronologi tahun kejadian dalam sejarahitu, dengan pengetahuan tentang sebab
musababnya antara fakta itu
Jadi, fakta sejarah merupakan pintu masuk paling awal utnuk
memupuk kesadaran sejarah suatu masyarakat dan berdasarkan kenyataan
yang hampir dapat dipastikan berlaku umum tentang keringnya pengetahuan
fakta sejarah yang dimiliki oelh suatu masyarakat, sudah dapat dprediksikan
masyarakt yang senantiasa berada di luar kamar kesadaran sejarah. Yang
terpenting adalah apresasi secara cerdas ausalitas peristiwa dalam onteks
kekinian untuk tujuan yang lebih ke depan, maka hakikatnya kita telah
berupaya memaksimalkan kesadaran sejarah.
Pada hakikatnya memercikkan sebuah keyakinan mendasar bahwa
kesadaran sejarah tidak semata-mata terkontak dalam pengetahuan tentang
fakta sejarah melainkan lebih dari fakta sejarah. Kesadaran mencermminkan :

Kausalitas fakta

Munculnya logika dari kausalitas itu

Sikap kearifan yang tinggi

Dengan demikikan kesadaran sejarah tidak lain sikap mental, jiwa


pemikiran yang dapat membawa utnuk tetap berada aldam rotasi sejarah.
Artinya dengan adanya kesadaran sejarah kita seharusnya menjadi semakin
arif dan bijaksana dalam memaknai kehidupan ini. Inilah esensi dari ungkapan
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam mengahadapi segenap
peristiwa sejarah yang terpenting bukanlah bagaimana belajar sejarah,
melainkan bagaimana belajar dari sejarah
Adalah benar pembinaan kesadaran sejarah tidak menjanjikan dan
tidak akan memberikan keuntungan maeri, tetapi ini tidak berarti bahwa
kesadaran sejarah jauh dari manfaat, jauh dari nilai guna. Sebagai bangsa
yang besar yang mempunyai pengalaman sejarah yang unik dan penuh
dinamika, maka kesadaran sejarah tetap dapat diharapkan memberi spirit bagi
kehidupan bangsa dan negara di masa kini dan di masa mendatang.
Karakteristik kesadaran sejarah sebenarnya lebih berorientasi pada
sikap mental, semangat jiwa etis dan muatan moral. Maknanya denan adanya
kesadaran sejarah, sebah bangsa tidak akan kehilangan nillai-nilai elementer
yang sangat dibutuhkan di anapun dan dalam keadaan yang bagaimanapun
juga. Nilai-nilai tersebut antar alai :

Nasionalisme

Patriotisme

Demikratisme

Cinta damai dan kejujuran

Keadilan

Pendeknya kesadaran sejarah dibutuhkan kesadaran sejarah


dibutuhkan untuk membuat masyarakat lebih arif dan bijaksana dalam
melakoni masa depan yang belump asti, paling tidak sejarah akan mengantar
kita untuk tidak akan beruat salah untuk kesaahan yang sama di masa depan.

Jadi sebenarnya kesadaran sejarah yang tinggi yang dimiliki suatu


bangsa dapat berperan serta ke dalam kehidpan yang semakin didominasi oelh
teknologi. Kesadarran sejarah dapat menjadi wadah untuk menumbuhkan
motivasi yang ebih tinggi untuk menciptakn teknlogi. Disampig dengna adaya
kesadaran sejarah maka laju perkembangan IPTEK yang sering melesat secaa
liar, sesungguhnya dengan adanya kesadaran sejarah maka semua itu dapat
diimbangi. Kesadaran sejarah dapat berperan aktf, yaitu dalam memperkokoh
muatan moral pembangunan bangsa.
Mkaa dari itu perlu ditegaskan pembinaan kesadaran sejarah bukan
hanya menjadi tugas kelompok orang yang terlibat dalam masalah kesejarahan
seperti pendidik sejarah, penulis atau peneliti sejarah dan pemibat sejarah
melainkan sebagaiana dikatakan oleh Soedjatmoko bahwa kesadaran sejarah
adalah urusan kita semua, seluruh bangsa Indonesia

D. Wawasan sejarah
Sejarah sebagai disiplin ilmiah jelas mempunyai perspektif tersendiri
yang tidak sama dengan disiplin lainnya. Wawasan, pandangan, atau
perspektif

sejarah

dimaksudkann

sebagi

kerangka

referensi

dalam

menjelaskan objek telaah maupun memberikan gambaran yang tegas terhadap


fenomena yang berke realitas yang terpetakan secara geografmbang. Di
banding dengan ilmu sosial lain, sejarah mempunyai prspektif temporal.
Sejarah mengandung perspektif yang bersifat diakronis. Memang sejarahlah di
antara ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang konsern dengan dimensi yang
bersifat temporal.
Ini sama sekali tidak berarti mengabaikan pentingnya perspektif
sinkronis dalam memahami kondisi yang berkembang pada tataran kekinian.
Akan tetapi meski demikian tetap perlu dtegaskan bahwa oendekatan diakronis
dapt membulatkan pemahaman kita terhadap realitas. Pembulatan terutama
dalam pengertian sebagai sebuah poses yang tentu saja mempunyai titik awal
dan titik akhir sehingga tampak jelas apa yang tengah dipahami bersama.
Realitas kontemporer menyangkut kondisi geografis wilayah Indonesia,
misalnya tidak bisa dipahami dengan menggunakan perspektif geografis,
10

politik, ekonomi untuk menggambarkan mengapa indonesia mesti dari Sabang


sampai Merauke. Atau mengapa timor Leste memisahkan diri dari Indonesia.
Menjelaskan ini membutuhkan wawasan, pandangan, dan perspektif yang
dinamkaan perspektif diakronis yang notabene merupakan perspektif historis
karena menekankan pafa dimensi temporal.
Denagn demikian, jelas sekali pentingnya perspektif sejarh ini
termasuk di dalamnya dalam meamahami identitas kebangsaan kita.
Pemahaman tersebut bukan saja sebagai realitas yang terpetakan secara
geografis melainkan dalam cakupan konsep kebangsaan pun elemen
perspektif historis ini snagat penting untuk dimasukkan. Maka tidak
mengherankan ketika pemikir besar Prancis, Ernet Renon sebagai pemikir
yang termasuk paing awal mempertanyaan secara sakademis tentang apa itu
bangsa ? dalam elaborasinya ternyata tidak hanya teridentifikasi aspek seperti :

Wilayah

Bahasa

Kultur

Agama

Melainkan unsur sejarahlah yang paling mendaasar bagi sebuah bangsa.

11

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Unsur terpenting dalam terjadinya sejarah adalah manusia, ruang dan
waktu. karena tanpa ketidak hadiran salahs atu dari unsur tersbut tidak
mungkin sejarah bisa terjadi. dengan tegas dapat dinyatakan bahwa sejarah
sebagai suatu proses dan peristiwa mesti melibatkan ketiga unsur tersebut.
hanya dengan adanya manusia, waktu dan ruang maka proses sejarah dapat
berjalan.
Jadi nyata sekali bahwa wawasan sejarah tetap relevan dan penting
dalam kehidupan kebangsaan terutama ketika bangsa ini seang giat
melaksanakan berbagai pemeberdayaan hidup. Wawasan kesejarahan dapat
memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam mempertegas identiras
kebangsaan dalam mempformulasikan apa yang mesti dan mesti dilakukan
utnuk menata kehidupan kebangsaan itu sendiri secara kreatif.

B. SARAN
bangsa yang besar tidak pernah melupakan sejarah dari bangsanya.
sebagai warga negara Indonesia kita hendaknya selalu mengenang sejarah
kita dengan menjadikan diri sendiri pada umumnya dan membanggakan negeri
ini dengan prestasi.

C. DAFTAR PUSTAKA
Manusia, Filsafat dan Sejarah. Latief, Juraid
Abdul. 2006. Jakarta : Bumi Aksara

12

Anda mungkin juga menyukai