BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia
yaitu
sebagai
khalifah
Allah
di
muka
bumi.
manusia
sebagai
khalifah
di
bumi
berarti
Allah
Artinya:
pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu Jadi agama bagimu (Q.S. al-Maidah 5:3).[6]
Islam
datang
untuk
menyempurnakan
agama-agama
yang
masa lalu, kini, dan yang akan datang. Sebagaimana firman Allah
QS. an-Nahl :89
Artinya:
dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri. (QS. an-Nahl :89).[8]
Dalam
petunjuk
ini
Allah
memberikan
segala
sesuatu
yang
9e!
Artinya;
untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan
jalan yang terang(al-Maidah:48)[10]
Kenyataan ini diungkapkan oleh Rasulullah SAW dalam suatu
hadis yang maknanya: saya dan rasul-rasul yang lain tak ubahnya
bagaikan saudara sepupu, syariat mereka banyak tetapi agama
(aqidah)-nya satu (yaitu mentauhidkan Allah).[11]
Ajaran Islam tidak hanya dibatasi dengan kegiatan ritual belaka,
akan tetapi seluruh roda kehidupan umat manusia, termasuk dalam
menjalankan kegiatan muamalah haruslah sesuai dengan syariah
punya
arti
mengikat,
membuhul,
mensimpulkan,
maupun
sosial
(muamalah).
Ibadah
diperlukan
untuk
kehidupan
bermasyarakat.[19]
Di
antaranya
politik,
pendidikan, ekonomi dan hal lain yang masih dalam ruang lingkup
interaksi antara masyarakat.
Dalam muamalah dapat kita temukan interaksi antara manusia
yang biasa kita sebut ekonomi. dalam bidang ekonomi terdapat dua
sistem yang sekarang menguasai dunia yaitu: ekonomi konvensional
dan ekonomi Islam.
Ekonomi konvensional kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
individu manusia biasanya diarahkan dalam rangka memenuhi
keinginan manusia yang tidak terbatas yang dihambat dengan
faktor-faktor produksi yang terbatas.
Ekonomi Islam secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Allah adalah pemilik mutlak sumber daya atau faktor produksi.
2.
atau
tidak
berbadan
hukum
dalam
rangka
memenuhi
dalam
praktik
kehidupan
sehari-hari
bagi
individu,
mengorganisir
pemanfaatan
barang
dalam
dan
jasa
faktor
yang
produksi,
distribusi
dihasilkan
tunduk
dan
dalam
memanipulasi
timbangan,
larangan
menimbun
harta
untuk
larangan
riba,
dalam
al-Quran
larangan
riba
dalam
memberlakukan
hukum,
adalah
menggunakan
al-Baqarah
(2):275-280.
Urutan
ayat
al-Quran
tetang
Aritnya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang
beriman.(279).
Maka
jika
kamu
tidak
mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (al-Baqarah: 278-279).[24]
keuangan
yang
disebut
dengan
Bank.
Dalam
menghimpun
memerlukan
dana,
dana
baik
lembaga
untuk
perorangan
keuangan
disalurkan
atau
yang
fungsi
kepada
yang
usaha
guna
badan
yaitu
instrument-instrumen
untuk
melaksanakan
prinsip yang tetap sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, yang
dimungkinkan
adanya
pengembangan
dan
teknik
penerapan.
menggunakan
nisbah
50%:50%
atau
60%:40%
atau
ini
penyusun
perkembangannya
akan
meneliti
sangatlah
bank
pesat
Muamalat
yang
maka
ada
dari
di
itu
Kota
beberapa
produk yang menjadi cirri dari bank syariah dan di antaranya yaitu
akad Mudharabah.
Tidak dapat di pungkiri, bahwa akad pembiayaan mudharabah
adalah akad yang rentan akan resiko. Dimana sahibul mal, dalam
hal ini adalah pihak bank Muamalat kota Semarang, sebagai pihak
yang akan menanggung resiko yang mungkin terjadi. Karena produk
pembiayaan mudharabah memerlukan masyarakat yang jujur serta
amanah dalam menjalankan produk mudharabah.
B. Pokok Masalah
mudharib
(pengelola)
dalam
C. Tujuan Penelitian
1.
kota semarang
2. Guna memahami ketentuan sebagai pengelola (mudharib) dalam
pelaksanaan akad mudharabah di bank Muamalat kota Semarang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian pembiayaan
direncanakan,
baik
dilakukan
sendiri
ataupun
lembaga.
2. Bagi Hasil
3. Pengertian Mudharabah
sedangkan
pihak
lainnya
yang
menjadi
pengelola.
dituangkan
dalam
kontrak,
sedangakan
apabila
rugi
nyata.
Khusus
bagi
BPRS,
mudharabah
dapat
juga
menurut
ketetapan
fatwa
DSN
MUI
ialah
akad
shahibal-mal,LKS)
menyediakan
seluruh
modal,
sedang
4. Rukun Mudharabah
adalah:
Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
Objek mudharabah (modal dan kerja)
Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
Nisbah keuntungan[33]
5. Landasan Syariah
al-Quran
dan
as-sunnah
Landasan
syariah
dari
usaha,
seperti
tertera
dalam
Al-Quran
surat
al-
Muzammil ayat 20
Artinya
.dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah..(Q.S. al-Muzammil [73]:20)
Dalam
salah
satu
hadis
akad
mudharabah
memperoleh
Artinya:
Diriwayatkan dari Shalih bin Shuhaib dari ayahnya, berkata bahwa,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ada tiga hal
yang memperoleh keberkahan; yaiut transaksi jual beli untuk masa
tertentu, muqadarah atau mudarabah (yaitu bagi hasil), dan
mencampur gandum jenis burr dengan gandum jenis syair untuk
keperluan rumah tangga bukan untuk dijual." (HR. Ibnu majah)
5.
mudharabah
kecuali
jika
mudharib
(nasabah)
melakukan
ada
ini
hanya
dapat
dicairkan
apabila
mudharib
terbukti
prosedur
pembiayaan,
dan
mekanisme
cakap hukum.
2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
a.
c.
3.
b.
Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh
penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat
a.
b.
sebagai berikut:
Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal
diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada
c.
waktu akad.
Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai
4.
a.
b.
c.
akibat
dari
modal
yang
disediakan
oleh
penyedia
dana,
harus
a.
b.
pengawasan.
Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian
c.
rupa
yang
dapat
menghalangi
tercapainya
tujuan
dari
kesalahan
disengaja,
kelalaian,
atau
pelanggaran
kesepakatan.
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi
perselisihan
di
antara
kedua
belah
pihak,
maka
2011
dengan
judul
Pelaksanaan
Pembiayaan
Dalam
mengajukan
memenuhi
pembiayaan
syarat-syarat
mudharabah,
kelayakan
dan
nasabah
syarat
harus
administratif.
jelas
disebutkan,
pembayarannya,
materi
disepakati
akad
yang
bersama
berkaitan
dan
ditentukan
dengna
modal,
kegiatan usaha atau kerja dan nisbah telah disepakati bersama saat
perjanjian, resiko usah yang timbul dari proses kerjasama jelas
tercantum dalam akad. Namun dalam praktek pelaksanaannya
pembiayaan mudharabah pada BMT Bintaro Madani tidak sesuai
dengan akad, dimana pihak pengelola belum sepenuhnya berani
loss
sharing,
sehingga
belum
sesuai
dengan
apa
yang
Miskiyatus
Sariroh,
2011
dengan
judul
Pelaksanaan
Akad
pembiayaan
SMS/027/2009/Mudharabah
Mudharabah
Syariah),
penelitian
Nomor:
tersebut
Nasabah
mengajukan
jumlah
pembiayaan
yang
Nisbah
bagi
hasil
ditentukan
bersama-sama
antara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam
penelitian
ini,
penyusun
menggunakan
metode
B. Sumber Data
sehingga
dapat
dijadikan
sebagai
dasar
dalam
pengambilan
sampel
hakikatnya
menurut
(atau
populasi).
merupakan
cerminan
klasifikasinya.
diklasifikasikan
Semua
suatu
Dengan
berdasarkan
data
yang
variable
demikian,
berbagai
ada
yang
data
kriteria,
pada
diukur
dapat
misalnya
waktu
mengumpulkannya.[42]
menggunakan
metode
klasifikasi
Penyusun
data
dalam
meneliti
menurut
sumber
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu ataupun perseorangan yang merupakan sumber asli.
Dalam hal ini maka proses pengumpulan datanya perlu dilakukan
dengan memperhatikan siapa sumber utamanya[43]. Data primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang duperoleh dari sumber yang bukan
asli, data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain.[44] Dalam hal ini penyusun
menggunakan data sekunder berupa buku-buku yang berkaitan
dengan ekonomi syariah dan perbankan syariah serta artikelartikel baik dari internet maupun dari penyampaian secara lisan
(seminar).
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta cirriciri yang telah ditetapkan.[45] Bisa juga di artikan dengan jumlah
keseluruhan subyek dan obyek yang diteliti, yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa.
[46] Dalam penelitian ini, maka yang disebut dengan populasi
adalah banyaknya pengelola dan nasabah pembiayaan mudharabah
di bank Muamalat kota Semarang. Jumlah pengelola bank Muamalat
yaitu 10 pengelola dan jumlah nasabah pembiayaan mudharabah
yaitu 40, jadi jumlah keseluruhan adalah 50 responden.
2. Besar sampel
Secara umum teknik penarikan sampel ada dua jenis yaitu: Random
sampling
penyusun
dan
Nonrandom
menggunakan
sampling.[47]
teknik
Dalam
penarikan
penelitian
sampel
ini
nonrandom
1. Pengukuran variabel
2. Definisi oprasional
3. Sekala pengukuran
a.
telah
diteliti
oleh
penyusun. Dalam
hal
ini
penyusun
E. Pengumpulan data
1. Wawancara (interview)
dengan tanya
jawab secara lisan dengan responden. Dalam hal ini penyusun akan
mengajukan pertanyaan kepada pengelola dan nasabah pembiayaan
mudharabah bank Muamalat kota Semarang, yang merupakan
responden dari penelitian. Model wawancara yan digunakan dengan
metode wawancara terstruktur dan wanwancara tidak terstruktur.
2. Dokumentasi
mengurangi
kesalahan
pada
data
secara
individual,
data
dimulai
dengan
menelaah
seluruh
data
yang
digali
oleh
penyusun
selama
penelitian.
Berupa
hasil
tentang
temuan-temuan
dalam
penelitian.
Penyusun
Daftar Pustaka
Al-quran
Al-Karim
Dan
Terjemahnya
Departemen
Agama
RI,2012.
Bandung: Diponegoro
Abdul
Husain,A,
2003.
Ekonomi
Islam
prinsip
dasar
dan
tujuan.