TINJAUAN PUSTAKA
A. Tidur
1. Pengertian
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran
yang bersifat sementara dan dapat dibangunkan dengan
memberikan rangsangan sensori atau rangsangan lain yang
tepat (Guyton, 2007).
Tidur diyakini dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik
setelah
seharian
beraktivitas.
Tidur
juga
diyakini
dapat
mempertahankan
kesadaran
dan
tetap
terjaga.
tubuh
dan
metabolisme.
Tahap
II
normalnya
10
4) Tahap IV
Tahap IV tidur semakin dalam (delta sleep) yang ditandai
dengan perubahan fisiologis, yaitu gelombang otak melemah
serta penurunan denyut jantung, tekanan darah, tonus otot,
metabolisme, dan suhu tubuh. Pada tahap ini individu sulit
dibangunkan dan normalnya berlangsung selama 15-30
menit dan merupakan 10% dari total tidur.
b. Tidur REM
Tidur REM disebut juga tidur paradoks. Tahapan ini
biasanya terjadi rata-rata 90 menit dan berlangsung selama 520 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM karena pada
tahap ini biasanya terjadi mimpi. Tidur REM penting untuk
keseimbangan mental dan emosi. Selain itu, tahapan tidur ini
juga berperan dalam proses belajar, memori dan adaptasi.
Selama tidur individu mengalami siklus tidur yang berulang
antara tahap tidur NREM dan REM.
5. Pola Tidur
Pola tidur berubah seiring dengan berkembangnya usia.
Pertambahan umur seseorang dapat menyebabkan total waktu
tidur menurun sedangkan waktu terjaga tetap. Pada orang tua,
tidur seringkali terlihat gelisah dan waktu terjaganya menjadi
lebih lama. Sedangkan pada orang muda, sekitar 15% waktu
tidurnya dihabiskan pada fase keempat. Fase keempat biasanya
11
menjadi
lebih
singkat
sehingga
menyebabkan
waktu
tidur
yang
dibutuhkan
oleh
manusia
Tingkat
Perkembangan
Jumlah
Kebutuhan
Tidur
0-1 bulan
14-18 jam/hari
1-18 bulan
Masa bayi
12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun
Masa kanak-kanak
11-12 jam/hari
3-6 tahun
Masa prasekolah
11 jam/hari
6-12 tahun
Masa sekolah
10 jam/hari
12-18 tahun
Masa remaja
8,5 jam/hari
18-40 tahun
7-8 jam/hari
40-60 tahun
7-8 jam/hari
60 tahun ke atas
6 jam/hari
6. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur.
kualitas tidur mencakup kuantitas dan kualitas tidur (Daniel et al,
1998; Buysse, 1998). Kualitas tidur yang baik adalah bagaimana
seseorang mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari
12
seperti
kedalaman
tidur,
kemampuan
tinggal
tidur,
dan
13
a. Penyakit
Banyak penyakit dapat meningkatkan kebutuhan tidur,
misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama
infeksi limpa, yang mana penderita membutuhkan lebih
banyak tidur untuk mengatasi keletihan. Sebagian penyakit
juga dapat menyebabkan kesulitan tidur, misalnya penyakit
yang menyebabkan nyeri atau distres fisik.
b. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.
Kelelahan
akibat
aktivitas
yang
tinggi
umumnya
dapat
berpengaruh
terhadap
pola
tidur
14
Motivasi
Motivasi dapat mendorong seseorang untuk tidur sehingga
mempengaruhi proses tidur. Motivasi juga dapat mendorong
seseorang untuk tidak tidur, misalnya keinginan untuk tetap
terjaga.
dan
golongan
beta
bloker
(misalnya
15
tubuh
yang
memperlancar
rusak
produksi
menjadi
hormon
sel-sel
yang
pertumbuhan
baru,
tubuh,
kekebalan
tubuh
dari
serangan
penyakit,
B. Gangguan Tidur
Gangguan tidur pada dasarnya beragam bentuknya dan
beragam pula penyebabnya. Gangguan tidur, secara langsung atau
tidak langsung telah mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Tidur
menjadi
tidak
nyenyak,
mudah
terjaga
(bangun),
hingga
16
adalah
kesukaran
tidur
dalam
memulai
dan
dan
17
mengigau),
18
obstruktif terjadi ketika otot dan struktur rongga mulut relaks dan
jalan napas tersumbat. Apnea obstruktif dapat menyebabkan
mendengkur, mengatuk berlebihan pada siang hari, dan kematian
bayi secara mendadak. Apnea tipe ini dapat ditemukan pada
penderita penyakit kronis, misalnya penderita penyakit hati tahap
akhir (Saputra, 2012).
6. Somnabulisme
Somnabulisme merupakan keadaan ketika tengah tertidur,
tetapi melakukan kegiatan orang yang tidak tidur. Penderita
seringkali duduk dan melakukan tindakan motorik, misalnya
berjalan, berpakaian, pergi ke kamar mandi, berbicara, atau
mengemudikan kendaraan (Saputra, 2012).
7. Enuresa
Enuresa atau mengompol merupakan kegiatan buang air kecil
yang tidak disengaja pada waktu tidur. Enuresa dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu noktural dan diurnal. Enuresa noktural
merupakan keadaan mengompol pada saat tidur dan umumnya
terjadi karena ada gangguan pada tidur NREM. Sedangkan
enuresa diurnal merupakan keadaan mengompol pada saat bangun
tidur (Saputra, 2012).
8. Gangguan Tidur Irama Sirkadian
Gambaran penting gangguan ritmik sirkadian yaitu pola
menetap dan berulang gangguan tidur akibat tidak sinkronnya jam
19
lebih
dari
satu
zona
waktu.
Gambaran
tidur
20
tidurnya.
Gambaran
tidur
tampak
normal
tetapi
C. Shift Kerja
1. Pengertian
Shift kerja sendiri dapat didefinisikan sebagai kerja yang
dilakukan di luar jam siang hari biasa dan dapat bervariasi dari
satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain, (Occupational
Health Clinics for Ontario Workers Inc, 2008).
Shift kerja berbeda dengan kerja reguler. Pada kerja reguler
pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah
21
karena
Kerugiannya
mengurangi
menyebabkan
kebosanan
waktu
tidur
kerja.
terganggu
22
kapasitas
fisik
untuk
bekerja
akibat
kemampuan
mental
menurun
yang
23
D. Perawat
1. Pengertian
Perawat
adalah
tenaga
kesehatan
yang
memiliki
ilmu
yang
diperoleh
melalui
pendidikan
24
merencanakan
tindakan
keperawatan,
dan
mendokumentasikan
tindakan-tidakan
25
E. Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka konseptual gangguan tidur pada perawat
pekerja shift
Karakteristik
Perawat
Gangguan Tidur
Shift Kerja
Gangguan
Kesehatan
Kualitas Tidur
Keterangan:
: area yang diteliti
: variabel pendukung
26