Pemeriksaan Mata Oper Lamia
Pemeriksaan Mata Oper Lamia
Normal
(1.0, 6/6, 5/5)
Status oftalmologis
Menurun
Tes lubang jarum
(Pin hole)
Diagnosa :
T.a.k.
Emetrop
Visus tetap
Non Refraksi
. Kornea
. Glaukoma
. Hifema
. Iritis/Uveitis
. Lensa(katarak)
. Vitreus
. Retina
. N. Optikus
.Xeroftalmia
PENULISAN VISUS
Tajam penglihatan/Visus dinyatakan dgn angka :
Visus : 1 /
Visus
3/60
= buta ( WHO )
3/60 - 6/60,5/60
buruk
6/60,5/60 - 6/18,5/15
sedang
= baik
Setelah dilakukan pemeriksaan visus kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaaan bagianbagian mata yang dilakukan mulai dari :
-
Konjungtiva bulbi.
Sklera.
Kornea
Pupil/iris
Lensa
Funduskopi
Palpasi :
orang normal disebut ortoforia, sedang bila terdapat kelainan dapat terjadi exotropia
(juling ke arah luar/lateral),esotropia (juling kearah dalam/medial), hipertropia ( letak
lebih kearah superior /atas) atau hipotropia. (letak lebih ke arah bawah/inferior)
Pergerakan bola mata : versi dan duksi .
Tata kerja :
I.
Visus
1. Suruh o.p duduk menghadap ototip Snellen pada jarak 6,1 m (20 Ft).
2. Pasang bingkai kaca mata khusus pada o.p dan tutup mata kirinya dengan
penutup hitam khusus yang tersedia dalam kotak lensa.
3. Periksa visus mata kana o.p dengan menyuruhnya membaca huruf yang
saudara tunjuk. Mulai dari baris huruf yang terbesar sampai baris huruf yang
terkecil yang seluruhnya masih dapat dibaca o.p dengan lancar tanpa
kesalahan.
4. Catat visus mata kanan o.p.
5. Ulangi pemeriksaan ini pada :
a) Mata kiri
b) Kedua mata bersama sama
6. Catat hasil pemeriksaan saudara!
II.
Refraksi
Dari pemeriksaan visus diatas telah diketahui visus tanpa menggunakan lensa.
Pada pemeriksaan di bawah ini akan diperiksa daya bias susunan optik mata
(refraksi mata) :
A. Jika visus o.p tersebut diatas tanpa lensa = 6/6 maka mata itu tidak
mungkin M (miop). Mata tersebut mungkin E (emetrop) atau H
(hipermetrop).
Untuk membedakan kedua hal di atas dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Pasang bingkai kaca mata khusus pada o.p dan tutup mata kirinya
dengan penutup hitam khusus.
2. Pasang di depan mata kanannya lensa sferis +0,25 dan periksa visus
matanya lagi.
3. Jika mata kanan o.p E pemeriksaan dihentikan.
4. Jika mata o.p H teruskan pemasangan lensa lensa dengan setiap kali
memberikan lensa positif yang 0,25 D lebih kuat.
Lensa positif yang terkuat , yang memberikan visus maksimal
merupakan ukuran bagi derajat H yang dinyatakan dalam dioptri.
5. Catat derajat H o.p dalam dioptri!
B. Jika visus mata kanan o.p tapa lensa lebih kecil dari 6/6 maka mata itu
biasanya M. Untuk menetapkan derajat M dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut:
1. Pasang bingkai kaca mata khusus pada o.p dan tutup mata kirinya
dengan penutup hitam khusus.
2. Pasang di depan mata kanannya lensa sferis negatif, mulai dari 0,25
D dengan setiap kali memberikan lensa negatif yang 0,25 D lebih kuat.
Periksa visus matanya lagi setiap kali setelah perubahan kekuatan
lensa. Lensa negatif yang terlemah, yang memberikan visus maksimal
merupakan ukuran bagi derajat M yang dinyatakan dalam dioptri.
3. Catat derajat M o.p dalam dioptri!
C. Jika pada pemberian lensa sferis visus tidak mencapai 6/6 maka harus
diingat adanya astismatisme. Cara memperbaiki astigmatisme dilakukan
dengan lensa silindris sebagai berikut:
1. Pasang bingkai kaca mata khusus pada o.p dan tutup mata kirinya
dengan penutup hitam khusus.
2. Pasang di depan mata kanannya lensa sferis sehingga visus o.p tersebut
maksimal.
3. Suruh o.p melihat gambar kipas.
Bila warna hitam garis pada semua meridian terlihat merata berarti o.p
tidak astigmat.
Hentikan pemeriksaan refraksi.
Bila terdapat gambar garis yang lebih kabur, tentukan meridiannya.
4. Tambahkan sekarang didepan lensa sferis tersebut lensa silindris positif
atau negatif yang sesuai dengan jenis lensa sferis diatas dengan sumbu
lensa silindris tegak lurus pada garis meridian yang terlihat paling
tegas sehingga warna hitam garis pada semua meridian merata.
Optotipe Snellen
Tajam penglihatan ditentukan dengan menggunakan optotipe snellen. Optotipe Snellen
merupakan optotipe dengan huruf yang ukurannya berbeda pada setiap barisnya.Ditempatkan
pada jarak tertentu ( 6m) didepan pasien yang akan diperiksa. Tajam penglihatan normal pada
jarak ini ditentukan dengan visus 6/6. Gangguan tajam penglihatan dapat disebabkan karena:
Kelainan media refraksi: miopia ( rabun jauh), hipermetropia ( rabun dekat), astigmant atau
silindris. Kelainan media refrakta : kornea, akuous humor, lensa, badan kaca/ korpus vitreus.
Retina atau saraf optik
Pusat penglihatan di otak
Alat : - Optotipe Snellen
Trial Lens
Trial frame
Tehnik pemeriksaan :
Pasien duduk menghadap optotipe Snellen dengan jarak 6 m
Pasang trial frame pada mata
Satu mata ditutup dengan ocluder. Biasanya yang ditutup adalah mata kiri dan yang diperiksa
adalah mata kanan dahulu
Pasien diminta untuk membaca huruf pada optotipe Snellen dimulai dari huruf yang terbesar
sampai ke huruf terkecil pada baris-baris selanjutnya yang masih dapat terbaca
Menilai hasil pemeriksaan
Tajam penglihatan dicatat sebagai AV OD ( acuity visual ocular dextra ) / UVA ( uncorrected
visual acuity ) untuk tajam penglihatan mata kanan. AV OS ( acuity visual ocular sinistra
untuk tajam penglihatan mata kiri.
Bila huruf terkecil yang masin dapat dibaca pada baris dengan tanda 6, dikatakan tajam
penglihatan 6/6. Artinya orang dengan tajam penglihatan normal melihat obyek pada jarak 6
m dan demikian halnya dengan penderita
Bila pasien tidak dapat membaca huruf terbesar pada Optotipe
Snellen, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan uji hitung jari.
Uji Hitung Jari
Jari dapat dilihat dengan tajam penglihatan normal pada jarak 60 m. Dilakukan bila
pasien tidak dapat melihat huruf terbesar pada optotipe snellen.
Teknik pemeriksaan :
Pasien duduk
Mata diperiksa satu-persatu
Pasien diminta untuk menghitumg jumlah jari pemeriksa yang dimulai dari jarak 5 m hingga
jarak terdekat 1 m dengan pasien.
Hasil pemeriksaan :
Bila jari yang tterlihat dan dapat dihitung jumlahnya tanpa salah pada jarak 3 m maka tajam
penglihatan pasien adalah 3/60
Bila pasien tetap tidak dapat melihat dan menghitung jari hingga jarak 1 m, maka
pemeriksaan dilanjutkan dengan uji lambaian tangan
Uji Lambaian Tangan
Uji Proyeksi Sinar
Uji Lubang Kecil ( Pin Hole Test )
Uji Malingering
Pemeriksaan Tekanan Intra Okular mata
Pemeriksaan Funduskopi -Direct Ophthalmoscope