Anda di halaman 1dari 16

ISSN 0215 - 8250

112

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA SISWA SMU LAB IKIP


NEGERI SINGARAJA DALAM BERKOMUNIKASI SERTA
USAHA PERBAIKANNYA MELALUI OPTIMALISASI
TEKNIK EGRU
oleh
Ni Made Ratminingsih
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi akurat tentang jenis dan
jumlah kesalahan gramatika yang dibuat siswa SMU Lab IKIP Negeri Singaraja dan
untuk mengetahui apakah implementasi teknik EGRU dapat meningkatkan
ketepatan penggunaan struktur gramatika siswa dalam berkomunikasi. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus
terdiri atas 4 tahap: perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa SMU Lab IKIP Negeri Singaraja kelas II.1 yang berjumlah
41 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 26 orang perempuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada observasi awal siswa terbukti mengalami masalah
gramatika yang sangat serius, terdapat 8 jenis kesalahan dengan jumlah 804 dari
total 41 orang siswa. Pada akhir siklus I terdapat 7 jenis kesalahan dengan total 785
kesalahan. Adapun persentase reduksi kesalahan sebanyak 2, 36 % yang
terkategori sangat kurang. Selanjutnya dengan diadakan modifikasi berupa
pemanfaatan kerja kelompok, maka pada akhir siklus II terjadi 7 jenis kesalahan
dengan jumlah 562 kesalahan dengan persentase reduksi kesalahan sebanyak 30,
09%. Jika dibandingkan dengan hasil siklus I sudah terjadi peningkatan yaitu dari
2,36% menjadi 30,09%. Hanya saja reduksi tersebut masih terkategori kurang.
Pada siklus III terjadi 7 jenis kesalahan dengan jumlah kesalahan 213 buah. Adapun
reduksi kesalahan sebanyak 73, 50% dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa optimalisasi teknik EGRU dapat meningkatkan ketepatan
penggunaan gramatika siswa SMU Lab IKIP Negeri Singaraja dalam
berkomunikasi.
Kata kunci : kesalahan gramatika, teknik EGRU, tanya jawab, kerja kelompok.

________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

113
ABSTRACT

This research aimed at gaining accurate information on kinds and numbers


of grammatical errors made by the students of SMU Lab IKIP Negeri Singaraja and
finding out whether the implementation of EGRU could improve their accuracy in
using grammar in communication. This study is a classroom action research which
was conducted in three cycles. Each cycle follows 4 phases namely, planning,
action, observation/evaluation and reflection. The subjects of the research were all
students of class II.1 SMU Lab IKIP Negeri Singaraja. The total number was 41
comprising 15 males and 26 females. The results show that in the pre observation
all students experienced serious problems in applying grammar in the sentences.
There were 8 kinds of grammatical errors they made with the total number 804.
This number of errors decreased in Cycle I into 7 kinds with the total number 785.
Eventhough there was a decrease, the percentage of reduction was still under a
very low category (2.36%). In Cycle II with a modification in the strategy of
learning that is by using group discussion, the total number of errors was reduced.
It became 562 with the percentage of reduction 30.09%. As it shows significant
improvement the same strategy was still used. The result of treatment in the third
cycle signifies there were 7 kinds of errors with 213 in numbers. The reduction of
errors was 73.50%. Thus, it may be concluded that the optimum use of EGRU
could improve students accuracy in using grammar in communication.
Key words : Grammatical errors, EGRU, question and answer, group discussion.

1. Pendahuluan
Dalam dua dekade terakhir ini tujuan pembelajaran bahasa Inggris
diupayakan untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk
berlatih menggunakan bahasa target yang dipelajari dalam berkomunikasi. Hal ini
terlihat jelas dalam materi pembelajaran yang lebih mengutamakan penyelesaian
latihan-latihan (tasks) yang lebih difokuskan pada pencapaian keterampilan
berbahasa daripada ketepatan gramatika.
Sistem pembelajaran seperti ini didasarkan pada suatu konsep pembelajaran
komunikatif yang notabene diharapkan mampu melahirkan pembicara-pembicara
yang lancar dan fasih berkomunikasi menggunakan bahasa target.
Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kelancaran dan kefasihan saja
belum cukup untuk dijadikan acuan untuk melahirkan pembicara yang memiliki
kompetensi komunikatif, mengingat ketepatan gramatika adalah salah satu faktor
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

114

dominan yang menentukan sesorang dapat dikatakan memiliki kompetensi


komunikatif. Oleh karena itu, baik kelancaran (fluency) maupun ketepatan
(accuracy) merupakan 2 hal penting yang sangat menentukan kualitas kompetensi
komunikatif.
Menurut Harmer (1991: 22) pengetahuan gramatika sangat penting bagi
pembelajar yang ingin memiliki kompetensi berbahasa yang memadai. Dengan
pemahaman konsep yang benar, maka pembelajar dapat menghindari penggunaan
gramatika yang salah. Rivers (dalam Arnold, 1991) mengemukakan, Learning
English without grammar is just like having a chicken walking without bones.
Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi gramatika sangat
memegang peranan penting dalam menunjang kompetensi berkomunikasi.
Dari hasil penelitian Ratminingsih dkk. (1997, 1998), ditemukan bahwa
pembelajar mampu meningkatkan kelancaran dalam berbicara melalui pemanfaatan
teknik question and answer. Siswa yang tadinya hanya pasif dan menjawab
pertanyaan dari guru saja menjadi lebih aktif mengemukakan pertanyaan dan
jawaban di antara mereka. Dengan demikian, interaksi yang terjadi lebih banyak di
antara siswa baik secara individual dan berkelompok.
Namun, hasil observasi membuktikan bahwa pembelajar dalam
mengungkapkan pendapatnya secara oral masih banyak melakukan kesalahan dari
segi aturan gramatika. Dari kalimat-kalimat yang diutarakan dalam berkomunikasi,
70% kesalahan diakibatkan oleh penggunaan aturan gramatika yang kurang tepat,
seperti dalam penggunaan subject - verb agreement, auxiliary verb, penempatan
posisi subject dan auxiliary yang terbalik.
Berdasarkan pada temuan di atas, yakni siswa masih sangat kurang dalam
mengimplementasikan aturan-aturan gramatika dalam membuat kalimat yang tepat
dan benar adalah hal penting untuk menganalisis kesalahan yang dibuat siswa dan
mengusahakan pemecahannya sehingga siswa dapat meminimalkan kesalahan
gramatika dalam berkomunikasi. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat
meningkatkan ketepatannya (accuracy) dalam berkomunikasi dengan menggunakan
struktur gramatika yang benar.
Adapun teknik yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah teknik yang
sudah dikenal guru sejak diperkenalkannya Pendekatan Komunikatif, yaitu teknik
EGRU (Exposure-Generalization-Reinforcement-Use). Teknik ini diperkenalkan
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

115

pertama kali tahun 1985 ketika pemerintah memutuskan untuk mengembangkan


proyek PKG (Pemantapan Kerja Guru). Tomlinson (1990: 25) menyatakan This
project is a teacher development program aimed at helping teachers in Indonesian
junior and senior high schools develop their confidence and their personal as well
as professional skills. Dalam proyek tersebut dikembangkan sistem pembelajaran
yang berpendekatan komunikatif, dan selanjutnya disebut pendekatan PKG. Lebih
lanjut dikatakan oleh Tomlinson bahwa proyek ini juga membantu guru-guru dalam
menyediakan materi dan teknik mengajar yang akan mengarahkan siswa untuk
belajar mandiri (student active learning in the classroom) (idem).
Sehubungan dengan penggunaan teknik EGRU, Adnyana mengemukakan:
The inductive approach which in particular refers to EGRU and TPR places its
primary focus on exposing the learners to contextualised structure learning and
let them draw conclusions or discover rules or forms and functions by
themselves. (Adnyana, 1992:10-11)
Pembelajaran struktur gramatika dengan teknik EGRU secara kontekstual
dapat dilakukan dengan mengintegrasikan pembelajaran keterampilan berbahasa
(Listening, Speaking, Reading, dan Writing) dan aspek kebahasaan, seperti
kosakata, lafal, dan ejaan (idem).
Yang menjadi permasalahan adalah bahwa teknik ini belum dimanfaatkan
secara optimal oleh guru. Penelitian Ratminingsih (1995) membuktikan bahwa guru
lebih banyak memfokuskan hanya pada 3 fitur (exposure - generalization reinforcement) dari 4 yang diharapkan. Hasil observasi membuktikan guru jarang
dan hampir tidak pernah memberikan tempat pada penggunaan (use). Ketika
dikonfirmasi lewat interview, 90% dari 13 orang guru menyatakan kekurangan
waktu untuk menyelenggarakan fitur terakhir oleh karena padatnya materi yang
harus diselesaikan.
Berdasarkan pada temuan-temuan di atas, peneliti memandang perlu untuk
menindaklanjuti penelitian sebelumnya dengan memanfaatkan EGRU secara lebih
optimal dan intensif dengan lebih memfokuskan pada penggunaan (use) sehingga
pada akhirnya mampu menghasilkan pembelajar yang bukan hanya mampu
berbahasa dengan lancar dan fasih tetapi juga tepat dalam berbahasa secara
gramatikal.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengidentifikasi jenis dan
jumlah kesalahan gramatika yang dibuat siswa SMU Lab kelas II.1 IKIP Negeri
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

116

Singaraja dan untuk menemukan apakah optimalisasi teknik EGRU mampu


meminimalkan kesalahan gramatika siswa sehingga mampu meningkatkan ketepatan
dalam berkomunikasi.
Kesalahan siswa dalam belajar bahasa oleh Richards (1973: 173)
dikategorikan menjadi 2 kategori utama, yaitu interlingual errors dan intralingual
errors. Interlingual errors disebabkan oleh pengaruh bahasa ibu siswa dalam proses
belajar bahasa sedangkan intralingual errors adalah kesalahan yang disebabkan oleh
struktur dari bahasa target dan strategi pembelajaran yang dipakai dalam
pembelajaran. Jenis-jenis kesalahan intralingual, seperti over generalization,
ignorance of rule restrictions, incomplete application of rules and false concepts
hypothesized (idem).
2. Metode Penelitian
Pada penelitian ini subjek yang dipakai adalah siswa yang mengalami
kesulitan dalam pengetahuan dan penggunaan gramatika yaitu siswa kelas II.1
SMU Lab IKIP Negeri Singaraja tahun ajaran 2000/2001 dengan jumlah 41 orang,
yang terdiri atas 15 laki-laki dan 26 perempuan.
Penelitian tindakan ini terdiri dari 3 siklus yang diawali dengan observasi,
evaluasi, dan refleksi awal untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang jenis
dan jumlah kesalahan gramatika siswa dalam berkomunikasi. Selanjutnya, temuantemuan yang didapatkan dalam observasi dan evaluasi awal tersebut direfleksikan
untuk mencari pemecahannya. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi/Evaluasi dan Refleksi.
1) Perencanaan
Pada tahap ini tim peneliti bersama-sama guru bahasa Inggris merencanakan
dan membuat skenario tentang proses belajar mengajar dengan pemanfaatan teknik
EGRU. Persiapan lain adalah berupa pembuatan lembar observasi yang memuat
petunjuk teknis dalam pelaksanaan observasi. Catatan jurnal peneliti juga
dipersiapkan sebagai bahan masukan untuk mendukung temuan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, pada fase Exposure siswa diberikan teks bacaan
yang berisi struktur gramatika yang akan dipelajari siswa, setelah diekspos dengan
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

117

teks siswa dilatih untuk membuat pertanyaan tentang bacaan. Selanjutnya pada fase
Generalization siswa diarahkan untuk menemukan pola dari struktur gramatika
yang dipelajari melalui contoh-contoh kalimat yang terdapat pada teks. Untuk
kegiatan Reinforcement siswa diberikan latihan-latihan yang berhubungan
dengan konsep struktur gramatika yang telah dipelajari dengan tujuan untuk
menguatkan pemahamannya. Pada fase Use siswa diarahkan dengan berbagai
aktivitas yang dapat memotivasi mereka untuk dapat menggunakan konsep yang
telah dipahami dalam situasi berbahasa secara riil. Untuk kegiatan ini, situasi riil
yang dikembangkan peneliti adalah berupa question and answer yang
menekankan pada aspek writing dan speaking.
3) Observasi/Evaluasi
Untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana
dan efektif atau tidak maka observasi dilakukan dengan tujuan untuk dapat
mengidentifikasi apakah terjadi penurunan jumlah dan jenis kesalahan gramatika
setelah diimplementasikan teknik EGRU dengan sistem tanya jawab. Untuk tujuan
tersebut, maka evaluasi terhadap hasil latihan (task) siswa berupa pertanyaan dan
jawaban yang mereka buat dianalisis secara cermat. Selain mengevaluasi hasil tes
dalam membuat pertanyaan dan jawaban, peneliti juga menganalisis hasil catatan
jurnal.
Prosedur yang dipakai dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. (1)
Data kesalahan gramatika dianalisis secara kuantitatif, yaitu dengan menghitung
jenis dan jumlah kesalahan serta mencari persentase jumlah kesalahan sesuai dengan
jenisnya.
(2)
Untuk melihat efektivitas strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan teknik EGRU, analisis persentase reduksi kesalahan dari segi jenis
dan jumlah dilakukan secara kuantitaif yaitu dengan menggunakan formula sbb.
R=

Jenis/Jumlah kesalahan pre-action - Jenis/Jumlah kesalahan post-action


Jenis/jumlah kesalahan pre-action

x 100%

Di bawah ini adalah kriteria keberhasilan yang dipakai untuk menentukan


persentase penurunan jumlah kesalahan.
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

118

81 - 100 %
61 - 80%
41 - 60 %
21 - 40 %
0 - 20 %

sangat baik
Baik
cukup baik
Kurang
sangat kurang

Peneliti akan mengakhiri penelitian apabila persentase penurunan kesalahan


minimal telah terkategori baik. (4) Refleksi dilakukan pada setiap akhir tindakan,
dengan tujuan untuk mengkaji temuan-temuan yang didapatkan dalam setiap
tindakan yang dilakukan pada setiap siklus. Selanjutnya, hambatan yang terjadi
dalam setiap tindakan didiskusikan dan dicarikan pemecahannya. Hal-hal yang
direkomendasikan sebagai pemecahan dipakai untuk merancang tindakan yang
dilakukan pada siklus berikutnya.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Hasil Penelitian
Telah dipaparkan pada bagian sebelumnya bahwa prosedur penelitian ini
mengikuti penelitian tindakan kelas. Penelitian ini diakhiri dalam 3 siklus oleh
karena kriteria keberhasilan telah dipenuhi setelah siklus ketiga dilaksanakan. Setiap
siklus dapat dilaksanakan dalam satu sesi (90 menit). Dengan bertitik totak pada
permasalahan yaitu rendahnya ketepatan penggunaan struktur gramatika siswa,
yang diupayakan untuk ditingkatkan melalui optimalisasi teknik EGRU, maka hasil
penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Table 01. Jenis dan jumlah kesalahan gramatika siswa
No.

Jenis Kesalahan

1
2
3
4
5+
56
7

Singular-Plural
Word Form
Word Choice
Verb Tense
Add a Word
Omit a Word
Word Order
Incomplete
Sentence

Pretest
Jml
%
140
17,41
60
7,46
18
2,23
437
54,35
46
5,72
73
9,07
29
3,60
1
0,12

Posttest 1
Jml
%
147 18,72
10
1,27
136 17,32
17
2,16
244 31,08
162 20,63
69
8,78
-

Posttest 2
Jml
%
98
17,42
20
3,55
122 21,70
59
10,49
122 21,70
83
14,76
58
10,32
-

Posttest 3
Jml
%
27
12,67
12
5,63
29
13,61
14
6,57
77
36,15
24
11,26
30
14,08
-

804

785

562

213

________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

119

Pada tes awal terjadi 804 jumlah kesalahan dari 8 jenis kesalahan dari total
siswa sebanyak 41 orang. Pada siklus I tes akhir 1 terjadi penurunan jenis dan
jumlah kesalahan. Jenis kesalahan menjadi 7 buah dengan penurunan sebanyak 19
buah (dari 804 menjadi 785). Jadi terjadi penurunan jumlah kesalahan sebanyak
2,36%. Selanjutnya pada siklus II terjadi 562 kesalahan, yaitu terjadi penurunan
sebanyak 242 kesalahan (840 - 562) dengan persentase penurunan sebanyak
30,09%. Pada siklus III terjadi 213 jumlah kesalahan, dengan demikian terdapat
sebanyak 591 penurunan jumlah kesalahan (804 - 213) dengan persentase
penurunan sebanyak 73,50%. Mengacu pada hasil tersebut, maka penelitian ini
diakhiri sampai pada siklus III oleh karena kriteria keberhasilan telah terpenuhi
yaitu 70 % penurunan jumlah kesalahan dengan kategori baik.

________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

120

3.2. Pembahasan
3.2.1. Hasil Tes Awal
Pada tes awal siswa diberikan 20 item tes yang menyangkut konstruksi
kalimat positif, negatif dan kalimat tanya dengan struktur gramatika yang benar. Tes
ini bertujuan untuk mendiagnose masalah gramatika siswa. Tabel 1 di atas
menunjukkan bahwa siswa memang mengalami masalah serius dalam pemahaman
dan pengaplikasian struktur gramatika, yang terbukti dari banyaknya kesalahan
yang dibuat oleh 41 siswa yaitu dengan total 804 kesalahan).
Di bawah ini adalah contoh-contoh kesalahan yang dibuat siswa dalam tes
awal.
1. The bus is leave at 4.00 pm everyday (mestinya The bus leaves at 4.00 pm
everyday)
2. Ani buy a house next year. (mestinya Ani is going to buy a house next year)
3. He playing tennis next Sunday (mestinya He is going to play tennis next
Sunday)
4. She type at her office at the moment (mestinya She is typing at her office at the
moment)
Dari 4 contoh di atas dapat dilihat jenis kesalahan yang dibuat siswa adalah
verb tense. Kesalahan jenis ini yang menduduki peringkat paling tinggi. Mengacu
pada Richards (1973) kesalahan ini termasuk jenis intralingual, yaitu ignorance of
rule restriction and incomplete application of rules.
Kesalahan jenis yang lain adalah sebagai berikut.
1. The secretary deal with daily office activity everyday (mestinya The secretary
deals with daily office activity everyday)
2. Miss Aditya work in a publishing company ( mestinya Miss Aditya works in a
publishing company)
3. Mrs. Dewi and her daughter is cooking now (mestinya Mrs. Dewi and her
daughter are cooking now
Contoh di atas menunjukkan jenis kesalahan singular-plural yang
menduduki peringkat nomor 2. Dilihat dari Richards (1973), kesalahan ini juga
merupakan jenis kesalahan intraligual, yaitu over generalization and ignorance of
rule restriction.
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

121

Dari hasil observasi awal terbukti bahwa guru tidak memberikan porsi yang
cukup untuk pembelajaran konsep gramatika. Siswa tidak banyak diperkenalkan
dengan pemanfaatan aturan-aturan gramatika dalam konteks berbahasa baik melalui
contoh- contoh kalimat yang diberikan oleh guru atau pun yang digali dari siswa.
Siswa tidak banyak dilibatkan dalam menggeneralisasi aturan sehingga hal ini
berdampak pada kurangnya pemahaman mereka. Latihan- latihan penguatan konsep
yang sangat minim berpengaruh terhadap ketidakmampuan mereka dalam
mengaplikasikan aturan gramatika pada kalimat mereka sendiri.
Mengacu pada permasalahan di atas, maka peneliti mengupayakan
optimalisasi teknik EGRU dalam usaha memperbaiki kemampuan berkomunikasi
siswa dilihat dari ketepatan gramatika dengan melihat penurunan jenis dan jumlah
kesalahan.
3.2.2. Hasil Tes 1 Siklus I
Sesuai dengan yang direncanakan dalam skenario, teknik EGRU diupayakan
pemanfaatannya secara optimal dimana pada bagian Use (penggunaan) siswa
diarahkan untuk menggunakan aturan gramatika yang telah dipelajari melalui
strategi tanya jawab (question and answer). Untuk tujuan tersebut semua siswa
disuruh membuat 10 kalimat pertanyaan dari 3 teks sederhana yang diberikan
sebagai acuan dan 10 jawaban atas pertanyaan yang disediakan dalam wacana. Dari
kegiatan tersebut dapat dideteksi jumlah dan jenis kesalahan seperti pada tabe 01 di
atas. Adapun jenis kesalahan pada siklus I sebanyak 7 buah (terjadi penurunan 1
jenis kesalahan) dengan total kesalahan 785 (terjadi penurunan sebanyak 19 dari
804). Di bawah ini dicontohkan jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa pada post
test 1 untuk jenis kesalahan add a word yang menduduki peringkat pertama:
1. What doesnt like ? (mestinya What doesnt he like ?)
2. Tom and Susan are going give a party. (mestinya Tom and Susan are going to
give a party)
3. She is listening music on the radio (mestinya She is listening to music on the
radio)
Kalau mengacu pada konsep Richards (1973) jenis kesalahan di atas
dikategorikan pada intralingual khususnya ignorance of rule restriction and
incomplete application of rules.
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

122

Jenis kesalahan di bawah ini adalah verb tense


1. What he do? (mestinya What does he do?)
2. What he doesnt like? (mestinya what doesnt he like ?)
3. Where he lives ? (Where does he live ?)
Mengacu pada Richards (1973) kesalahan diatas terkatogeri intralingual
yaitu ignorance of rules restriction and incomplete application of rules.
Dari data di atas dapat dilihat (tabel 01) bahwa terjadi penurunan jumlah
kesalahan sebanyak 2,36%. Penurunan tersebut terhitung sangat kecil. Dari kriteria
keberhasilan penurunan ini termasuk kategori sangat kurang. Adapun hal-hal yang
bisa dibuktikan sebagai kendala adalah sebagai berikut.
1. Guru tidak melaksanakan skenario kegiatan sesuai dengan urutan yang
diisyaratkan. Ada bagian yang sangat krusial dibahas terlewatkan, yaitu
penekanan pada cara bertanya dengan wh-question pada ketiga tenses yang
menjadi objek penelitian. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan
siswa dalam menerapkan aturan gramatika pada saat mereka membuat
pertanyaan atau menjawab pertanyaan.
2. Pada bagian generalisasi guru lupa memberikan penekanan pada konsep V1 +
s/es pada Simple Present Tense dan konsep will/be going to pada Future Tense.
Kealpaan ini juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan mereka dalam
mengaplikasikan konsep dalam membuat dan menjawab pertanyaan dalam
kedua tenses tersebut.
3. Pada kegiatan Exposure, guru kurang efektif dalam pemanfaatan waktu dimana
guru menghabiskan waktu lebih dari yang ditentukan dalam skenario sebanyak
20 menit. Hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas menulis jawaban atas
pertanyaan ke papan tulis oleh siswa. Banyaknya waktu yang digunakan pada
kegiatan ini menyebabkan terbengkalainya kegiatan-kegiatan yang lain yang
lebih penting.
4. Dilihat dari aktivitas siswa sendiri, mereka kurang berpartisipasi aktif. Siswa
cenderung hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat dan melaksanakan
tugas sesuai dengan yang diinstruksikan guru. Hal ini mungkin dikarenakan oleh
strategi pembelajaran yang dipakai dengan belajar secara individual. Dengan
demikian keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum maksimal.
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

123

Dari hasil refleksi tersebut di atas maka pada siklus berikutnya (siklus II),
dengan mempertimbangkan semua kelemahan yang ditemukan pada siklus I,
peneliti memodifikasi teknik pembelajaran yang digunakan agar dapat menurunkan
kesalahan gramatika siswa.
3.2.4 Hasil Tes 2 Siklus II
Mengacu pada 4 kendala yang terjadi pada siklus I, maka pada
siklus ini peneliti mengharapkan kepada guru untuk melaksanakan skenario
pembelajaran sesuai dengan urutan dan waktu yang tersedia dengan tepat sehingga
tidak ada bagian yang terlewatkan/diabaikan. Konsep gramatika yang harus menjadi
penekanan pada bagian generalisasi ataupun pada penggunaan Wh-question dalam
tanya jawab juga harus diperhatikan. Untuk mengantisipasi kekurangaktifan siswa
dalam berpartisipasi dalam pembelajaran diupayakan teknik kerja kelompok dalam
kegiatan Exposure dan Generalization. Pada bagian Use masih tetap sama dengan
siklus I yaitu siswa membuat 10 pertanyaan dari 3 teks sederhana dan membuat
jawaban atas pertanyaan yang disediakan pada teks.
Dari tabel 01 di atas, jelas terlihat bahwa terdapat 7 jenis kesalahan dengan
total jumlah kesalahan 562. Contoh-contoh kesalahan yang dibuat siswa dalam
membuat pertanyaan dan jawaban pada post tes 2 adalah sebagai berikut.
1. Where does Frank works ? (mestinya Where does Frank work ?/kesalahan
verb tense)
2. What does the work start ? (mestinya What time does the work
start ?/kesalahan word choice)
3. What is he will ask him ? (mestinya What will he ask him ?/kesalahan verb
tense)
4. Frank Martin is work in a factory. (mestinya Frank Martin works in a
factory/kesalahan verb tense)
5. The work start at 7.00 (mestinya The work starts at 7.00/kesalahan singularplural)
6. He is wife drives him to work. (mestinya His wife drives him to work/kesalahan
word form)
Dari contoh jenis kesalahan di atas dan mengacu pada pendapat Richards
(1973), dapat disimpulkan bahwa jenis kesalahan tersebut termasuk intralingual
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

124

errors dimana kesalahan tersebut cenderung disebabkan oleh over generalization,


ignorance of rule restriction and incomplete application of rules.
Adapun persentase jumlah kesalahan tersebut adalah 30,09%. Dibandingkan
dengan siklus sebelumnya, telah terjadi peningkatan dalam penurunan jumlah
kesalahan. Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa persentase kesalahan
tersebut masih tergolong kategori kurang. Adapun hasil catatan jurnal peneliti
membuktikan bahwa, guru telah mengupayakan pelaksanaan skenario seperti yang
telah direncanakan.
1. Tidak ada kegiatan yang terabaikan atau terlupakan.
2. Siswa cukup aktif berpartisipasi dalam setiap fase /langkah EGRU. Pada saat
kerja kelompok pada fase kegiatan Exposure semua siswa cepat bergerak
membuat kelompok. Mereka cukup aktif dalam membuat pertanyaan. Juga pada
kegiatan Generalisation mereka cukup aktif dalam menggaris bawahi tenses
dan menemukan pola tenses dan fungsinya dalam kelompok mereka.
3. Guru telah berusaha (walaupun belum optimal) memantapkan pemahaman
siswa terhadap penggunaan Wh-question dalam bertanya pada ketiga tenses.
4. Pada latihan-latihan penguatan (Reinforcement) siswa terlihat cukup aktif
berpartisipasi.
Pada fase Use (penggunaan) sebagian besar siswa tidak menampakkan
kebingungan. Mereka kelihatan cukup yakin dengan pemahaman mereka. Mengacu
pada hasil refleksi ini maka peneliti merasa yakin bahwa dengan memanfaatkan
strategi yang sama pada siklus III, yaitu kerja kelompok siswa dapat secara lebih
optimal diupayakan dalam usaha menurunkan prosentase kesalahan mereka.
Adapun modifikasi yang diadakan pada siklus III yaitu pada fase Exposure siswa
diberikan contoh-contoh kesalahan kalimat-kalimat yang mereka buat pada siklus
sebelumnya. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengarahkan perhatian siswa
terhadap jenis kesalahan yang mereka buat dan kemudian bersama anggota
kelompoknya berusaha mengkoreksi kesalahan gramatika yang ada (self correction
of errors in group) dan selanjutnya memberikan alternatif pemecahannya. Pada
bagian Generalization modifikasi simpulan atas pola tenses diberikan berupa tabel,
dimana siswa dalam kelompoknya berupaya melengkapi pola dan kalimat sesuai
dengan aturan gramatika yang ada pada masing-masing tenses. Pun intensifikasi
diberikan pada penggunaan Wh-question dalam kalimat yang mana siswa disuruh
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

125

mendiskusikan penggunaan Wh-question yang ada pada siklus II. Pada fase
Reinforcement, latihan difokuskan pada penggunaan Wh-question dalam membuat
kalimat tanya.
3.2.3. Hasil Tes 3 Siklus III
Dari tabel 01 dapat dilihat bahwa pada siklus III ini telah terjadi 213 jumlah
kesalahan dari 7 jenis kesalahan. Dibandingkan dengan jumlah kesalahan pada tes
awal (804 kesalahan), maka terjadi penurunan jumlah kesalahan sebanyak 591 buah,
dengan persentase penurunan 73,50%. Dari hasil tersebut dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa teknik EGRU cukup efektif sebagai upaya dalam membantu
memperbaiki kemampuan komunikatif siswa dilihat dari ketepatan pemanfaatan
struktur gramatika. Dari segi jenis kesalahan tidak banyak penurunan yang terjadi,
yaitu hanya 1 jenis dalam tiga siklus, yaitu jenis incomplete sentence akan tetapi,
dari segi jumlah kesalahan dari tes awal sampai dengan tes akhir 3 telah terjadi
penurunanan yang cukup signifikan (73,50%) terkategori baik. Dengan demikian
penelitian ini diakhiri sampai pada siklus III.
Untuk di siklus 3 ini jenis kesalahan peringkat pertama adalah add a
word. Di bawah ini adalah contoh-contoh kalimatnya.
1. Arthur is businessman.(mestinya Arthur is a businessman)
2. Susan is reading magazine.(mestinya Susan is reading magazine)
3. He is going the country side (mestinya He is going to the country side)
Jenis kesalahan ini oleh Richards (1973) terkategori ignorance of rule
restriction.
Jenis kesalahan lainnya yang dibuat siswa antara lain.
1. At 7.00 work starts.(mestinya work starts at 7.00)
2. Drives him to work his wife.(mestinya His wife drives him to work)
Dua contoh di atas adalah kesalahan jenis word order. Kalau dirujuk
pendapat Richards (1973) kesalahan ini bisa dikategorikan intralingual, yaitu
ignorance of rule restriction or false concept hypothesized.
Temuan lain yang cukup menarik dari catatan jurnal peneliti menunjukkan
bahwa dengan diadakanya modifikasi pada fase Exposure yaitu mencari kesalahan
dan memperbaiki kesalahan, siswa sangat antusias dan aktif berpartisipasi dalam
menemukan kesalahan gramatika dan mencarikan solusinya. Begitu pula dalam
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

126

kegiatan Generalisation sebagian besar siswa mampu melengkapi tabel pada pola
tenses dan kalimat tanpa menemui kesulitan. Pada bagian Reinforcement tidak
terlihat adanya kebingungan siswa dalam menggunakan Wh-question. Dengan
demikian mereka dapat mengaplikasikan aturan gramatika pada fase Use sehingga
terbukti terjadinya penurunan jumlah kesalahan. Dapat diintisarikan bahwa teknik
EGRU dengan Question and Answer yang diaktifkan dengan strategi belajar
kelompok dapat menurunkan kesalahan gramatika siswa sebagai upaya
memperbaiki kemampuan komunikatif mereka.
4. Penutup
Dari hasil dan pembahasan permasalahan di atas, dapat ditarik simpulan. (1)
Teknik EGRU dengan question and answer yang diaktifkan dengan strategi belajar
kelompok dapat menurunkan jenis dan jumlah kesalahan gramatika siswa sebagai
upaya memperbaiki kemampuan komunikatif siswa. Hal ini terbukti dari penurunan
jenis dan jumlah kesalahan dari tes awal sampai dengan tes akhir 3, yaitu dari 8 jenis
kesalahan yang berjumlah 804 buah pada tes awal, menjadi 7 jenis kesalahan
dengan jumlah 785 pada tes akhir 1, kemudian menjadi 562 kesalahan pada tes
akhir 2 dengan jenis kesalahan yang sama. Dan terakhir menjadi 213 kesalahan pada
tes akhir 3 dengan jenis kesalahan yang juga sama yaitu 7 jenis. Adapun persentase
penurunan jumlah kesalahan dari tes awal, yaitu 2,36% pada akhir siklus I,
kemudian 30,09% pada akhir siklus II dan 73,50% pada akhir siklus III. (2)
Teknik EGRU yang dikombinasi dengan question and answer pada fase kegiatan
Penggunaan (Use) dan strategi kerja kelompok terbukti efektif meningkatkan
ketepatan penggunaan struktur gramatika siswa dalam berkomunikasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat diajukan rekomendasi. (1) Kepada
guru Bahasa Inggris disarankan untuk mengefektifkan pemanfaatan EGRU
secara lebih optimal dalam pembelajaran gramatika dengan memodifikasinya
dengan question and answer dan strategi belajar kelompok. (2) Kepada siswa
hendaknya lebih banyak berlatih menggunakan konsep gramatika yang telah mereka
pahami dalam membuat kalimat sehingga mereka mampu meningkatkan ketepatan
gramatika mereka. (3) Kepada peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan yang bermanfaat untuk melakukan penelitian lain dalam
________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

127

pembelajaran gramatika lainnya dengan teknik yang sama ataupun dalam


pembelajaran bidang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I Wayan. 1992. The Problems Faced by the Teachers of English and
Steps Taken in Account in Strengthening and Developing the Teachers of
English either in Junior and Senior High School. Paper Presented at the
Silver Jubilium, the English Department of the Faculty of Teacher Training
and Education. Singaraja.
Arnold, Jane. 1991. Reflections on Language Learning and Teaching: An
Interview with Wilga Rivers. English Teaching Forum. 24.1: 2-5.
Harmer, Jeremy. 1991. The Practice of English language Teaching. London:
Longman Group UK Ltd.
Ratminingsih, Ni Made. 1995. Communicative Language Teaching of a Foreign
Language: The Indonesian 1984 Senior High School English Syllabus.
Masters Thesis. Deakin University: School of Languages Interpreting and
Translating.
Ratminingsih, dkk., 1997. Meningkatkan Kompetensi Komunikatif Siswa SMU
Lab STKIP Singaraja Melalui Teknik Question and Answer dalam
Pengajaran membaca Wacana Berbahasa Inggris. Laporan penelitian,
STKIP Singaraja.
Ratminingsih, dkk., 1998. Pemberdayaan Kemampuan Komunikatif Siswa SMU
Lab STKIP Singaraja dalam pengajaran Membaca Wacana Berbahasa
Inggris melalui Teknik Question and Answer dengan Stimulus
Bervariasi. Laporan penelitian STKIP Singaraja.
Richards, Jack.C. 1973. Error Analysis. Perspective on Second Language
Acquisition. London: Longman Group UK ltd.
Tomlinson, Brian. 1990. Managing Changes in Indonesian High School. ELT
Journal 44.1: 25-27.

________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004

Anda mungkin juga menyukai