Anda di halaman 1dari 7

I.

ANALISA DATA

No/
DATA
Tgl
1.
S: Bayi tidak
24/7 aktif, lemah
/ O: -Suhu= 36oC.
200 -RR= 38x/mnt,
1
-HR=
140x/ mnt.
-Kulit dingin.

KEMUNGKINAN
PENYEBAB
Immaturitas,
transisi lingkungan,
ekstra uterus
neonatus.

2.S: Lemah ser-ta


24/7 cengeng
/
O: -Reflek me200 ngisap ma-sih
1
lemah.
-NGT terpasang.
-BB= 2000
gr.
-Ada muntah 5-10 cc.
3.
S= tidak dikaji.
24/7O: -Kulit dise/
kitar anus
200 kemerahan
1
-Lembab pada
dae-rah
genital &
anus.

MASALAH

DIAGNOSA

Risiko hipotermia.

Risiko hipotermia
berhubungan dengan immaturitas,
transisi lingkungan
ekstra uterus neonatus.

Letargi sekunder
akibat
prematuritas.

Ketidakefektifa
n pola pemberian makan
bayi.

Ketidakefektifan
pola pemberian
ma-kan bayi
berhubu-ngan
dengan le-thargi
sekunder a-kibat
prematuritas.

Kerentanan terhadap infeksi nosokomial efek iritan lingkungan sekunder.

Risiko terhaRisiko kerusakan


dap kerusa-kan integritas kulit berintegritas kulit. hubungan dengan
kerentanan terhadap infeksi nosokomial, efek iritan
lingkungan sekunder.

-BAB/BAK +.
4. S: Klien agak ce25/7 ngeng.
O: -Mukosa bi/
200 bir kering.
1 -Turgor kulit
masih baik.
-BB= 2000 gr.
-Klien mendapat fototherapy pada tgl.
26 Juli 2001
sebanyak 2
seri.
5. S: tidak dikaji.
25/7O: -Tubuh ku/
ning.
200 -Tali pusat
1
masih ba-sah.
-Umur 4 hari,
lahir prematur.
-Belum mendapat imunisasi.

Immaturitas, radiasi Ketidakseimlingkungan, kehila- bangan cair-an


ngan melalui kulit/
& elektrolit
paru.

Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan


immaturitas, radiasi lingkungan,
kehilangan melalui
kulit/paru.

Kerentanan bayi/
immaturitas, bahaya lingkungan, luka
terbuka (tali pusat).

Risiko terhadap
infeksi berhubungan dengan kerentanan bayi/immaturitas, bahaya
lingkungan, luka
terbuka (tali pusat).

Risiko terhadap infeksi.

II.
No/
Tgl
1.
24/7/
2001

2.
24/7/
2001

ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA

RENCANA
RASIONAL
INTERVENSI
Risiko hipotermia 1. Tempatkan bayi di
1. Agar suhu tubuh bayi
berhubungan debawah
tetap stabil.
ngan immaturi-tas, pemanas/inkubator.
transisi ling-kungan2. Pertahankan suhu
2. Agar lingkungan tidak
ekstra u-terus
ruang perawatan.
mempengaruhi kondineonatus.
si klien.
3. Kaji suhu rectal/axilla 3. Untuk memantau suTujuan:
setiap 2 jam bila perhu tubuh bayi, bila aHipotermia tidak
lu.
da perubahan dapat
terjadi.
segera di lakukan
tindakan.
Kriteria Hasil:
4. Kaji status infant yang4. Untuk mengetahui
Mempertahan-kan menunjukkan stress
sedini mungkin bila
dingin.
ada riwayat/keadaan
suhu ling-kungan
yang stress terhadap
tetap normal.
dingin.
Bayi tidak ke5. Hindarkan meletak-kan5. Agar terhindar dari
dinginan.
bayi dekat deng-an
penurunan suhu tusumber dingin/ daerah buh secara menda-dak
terbuka.
akibat pengaruh
lingkungan.
Ketidakefektifan 1. Kaji pola makan bayi &1. Agar dapat diketahui
pola pemberian
kebutuhan nutrisi.
secara tepat pola mamakan bayi berkan & kebutuhan nuthubungan dengan
risi bayi.
lethargi sekunder 2. Diskusikan dengan 2. Keterlibatan orangtua
akibat prematuriorangtua mengenai
sangat diperlukan
tas.
pemberian ASI.
secara aktif.

Jam

07

15

0820

S/D

1020
1040

IMPLEMENTASI

EVALUASI

24 Juli 2001:
S: tidak dikaji.
Mengatur suhu in- O: -Klien tetap ha-ngat,
suhu= 36,7oC.
kubator.
Mengukur suhu tu- -Akral hangat.
A: Masalah terata-si
buh klien= 36,4oC.
sebagian.
Memantau suhu
P: Teruskan ren-cana
lingkungan.
Menghindarikan bayi intervensi.
dari sumber dingin
dengan memakaikan pakaian/
popok yang kering.
Memberikan ma-kan
melalui sonde susu
25 cc tiap 2 jam.
Memberikan susu
melalui botol.
Mengkaji kebutu-han
nutrisi klien.

24 Juli 2001:
S: tidak dikaji.
- Mengganti popok/ O:- PASI diberikan
personde & per
pakaian bayi bila
oral, 40 cc + extra.
basah.
15-Reflek menghiMemberikan masa11
se pada daerah yang sap mulai kuat.
A: Masalah belum
tertekan.

3. Berikan intervensi
3.
Tujuan:
spesifik untuk mening
Pola pemberian
katkan pemberian
makan bayi efek-tif. makan per oral yang
efektif selain melalui
Kriteria Hasil:
sonde.
- Bayi meneri-ma 4. Tingkatkan pemberi-an4.
nutrisi de-ngan
makan per oral &
adekuat.
penurunan pemberi-an
- Bayi dapat ma-kan makan enteral se-jalan
dengan makin
tanpa ban-tuan
efektifnya bayi
sonde.
makan /minum melalui
- Reflek mengi-sap
mulut
bayi terus
meningkat sehingga dapat di
berikan per oral.
3.
24/7/
2001

Risiko kerusakan 1. Ganti popok/pakaian 1.


integritas kulit
bayi setiap kali basah
berhubungan dengan kerentanan 2. Berikan talk setiap
2.
terhadap infeksi
mengganti popok/panosokomial, efek
kaian.
iritan lingkungan
sekunder.
3. Masase dengan lem- 3.
but kulit yang sehat,
terutama pada dae-rah
Tujuan:
yang tertekan.
Integritas kulit ba- 4. Monitor terus kondisi/ 4.
ik.
perubahan yang terjadi.
Kriteria Hasil:

Agar kemampuan ba-yi


untuk makan/ mi-num
dapat dilakukan per
oral.

1120-

teratasi seluruh-nya.
Menimbang BB
(2000 gr).
P: Rencana intervensi tetap dite1230- Mengkaji TTV:
o
ruskan.
Suhu= 36,7 C, HR=
144x/mnt, RR= 36x/
mnt.

Meningkatkan kemampuan bayi ma-kan


per oral.

Untuk mencegah terjadinya kelembaban


aki-bat kencing bayi.
Untuk menghindari
iritasi terutama pada
daerah sekitar anus/
perineal.
Untuk merangsang
sirkulasi.
Agar dapat diketahui
kondisi kulit klien &
dapat dilakukan intervensi secepatnya.

07

20 -

0920 1030

25 Juli 2001
S: tidak dikaji.
Mengukur suhu tu- O: - Kulit disekitar anus
masih kemerahan/iribuh klien & suhu
tasi.
lingkungan.
Mengkaji status in- Popok/pakaian sel
fant, apakah terdaalu diganti.
pat stress terhadap
A: Masalah teratasi
dingin.
sebagian.
Mengganti popok/
pakaian bayi yang P: Rencana inter-vensi
tetap di teruskan.
basah.
Memberikan susu
botol & sonde 30 cc
tiap 2 jam.
Melakukan masase

- Iritasi pada dae-rah


perineal mi-nimal.
- Popok/pakaian
tidak dibiarkan
lembab & basah

4.
25/7/
2001

Ketidakseimbang- 1.
an cairan berhubungan dengan
immaturitas, radi- 2.
asi lingkungan,
kehilangan mela-lui
kulit/paru.
3.

Berikan cairan sesuai 1. Untuk mencegah/


kebutuhan bayi & usia. menghindari terjadinya ketidakseimbaTimbang BB setiap
ngan cairan.
hari.
2. Untuk memantau apabila terjadi perubahan, sehingga dapat
Monitor & catat intake
segera diatasi.
output setiap hari, 3. Upaya pencegahan
Tujuan:
bandingkan jumlah
sedini mungkin bila
Mempertahankan
untuk menentukan
terjadi ketidakseimkeseimbangan
status ketidakseimbabangan.
cairan & elektrolit.
ngan.
4. Pertahankan
suhu lingkungan
4. Untuk mencegah
tetap nor-mal.
terjadinya kehilangan

dengan lembut pa-da


punggung bayi.
20 Menghitung kebutu11
han cairan bagi klien.
1210 - Mengukur TTV: suhu= 36,8oC, HR=
148x/mnt, RR= 40x/
mnt.
45
12
- Mendiskusikan dengan orangtua apakah klien bisa diberikan ASI langsung
dari ibunya (ternya-ta
tidak bisa karena ASI
tidak keluar.
26 Juli 2001:
S: tidak dikaji.
0725 - Mengukur suhu tu- O: -Klien menda-pat
terapi foto- terapi
buh & suhu inkubaseba-nyak 2 seri.
tor.
45 - Menyarankan orang -Intake diting-katkan,
08
PASI 12x40 cc +
tua untuk membeextra.
suk klien & membe-Mukosa ke-ring,
rikan perhatian.
klien ce-ngeng.
35 - Memberikan susu
09
A: Masalah belum
botol & sonde tiap 2
S/D
teratasi.
jam.
P:
Rencana inter- Setiap mengganti
vensi tetap di
popok/pakaian meteruskan.
mantau keadaan tali
pusat serta tan-datanda infeksi.

5. Kaji tanda-tanda
peningkatan
kebutuhan cairan &
TTV:
- Peningkatan suhu
tubuh.
- Hipovolemik shock.
- Sepsis.
- Asfiksia & hipoksia.
6. Monitor laboratorium.

cairan karena peningkatan/penurunan


suhu tubuh.
5. Untuk dilakukan upaya pencegahan & penanganan sedini &
setepat mungkin.

6. Untuk memantau perkembangan/perubahan yang terjadi secepat mungkin, terutama bila ada kecurigaan terjadinya ketidakseimbangan cairan.

5.
25/7/
2001

Risiko terhadap 1.
infeksi berhubungan dengan kerentanan bayi/im-
maturitas, bahaya
lingkungan, luka
terbuka (tali pu-

Berikan lingkungan 1. Agar bayi terhindar


yang melindungi klien
dari risiko terjadinya
dari infeksi seperti:
infeksi.
cuci tangan sebe-lum
menyentuh klien.
Ikuti protap isolasi

1025 - Menimbang BB=


2000 gram.
00 - Monitor tanda-tan-da
11
terjadinya gang-guan
keseimbang-an
cairan.
- Melakukan tindakan
sesuai prosedur
pencegahan infeksi,
S/D seperti:
cuci tangan sebelum & sesu-dah
memegang klien.
Membatasi/mengurangi inte-raksi
dengan klien.
Menerapkan teknik
steril seti-ap
melakukan prosedur
pada klien.
- Mengambil spesimen darah.
- Monitor TTV: suhu=
30
37,1oC, HR= 140x/
11
mnt, RR= 40x/mnt.
45
12
27 Juli 2001:
S: tidak dikaji.
10
Mengukur
suhu
O:
-Tubuh
klien terlihat
07
tubuh.
kuning.
Mengganti popok/
-Suhu= 37,2oC, HR=
144x/ mnt, RR= 40
pakaian bayi.
S/D
x/mnt.
Mencuci tangan se-Leukosit= 6600.
belum & sesudah

sat).
Tujuan:
Infeksi dapat di
cegah.

pada bayi.
lakukan/terapkan
teknik steril saat
melakukan tinda-kan
pada bayi.
2. Kaji perubahan suhu 2.
tubuh serta tanda/gejala klinis yang timbul
3. Monitor hasil peme- 3.
riksaan laboratorium.

Untuk mengetahui
setiap perubahan yang
terjadi.
Untuk mengetahui
apabila terjadi infeksi
secara dini.
4. Monitor tanda-tanda 4. Agar tanda & gejala
terjadinya infeksi daterjadi infeksi & panpat segera diketahui.
tau serta rawat tali
pusat bayi secara
benar.

0910
0920

1255

A: Masalah belum
memegang klien.
teratasi.
Memberikan susu
botol & sonde 40 cc/ P: Rencana inter2 jam + extra.
vensi tetap diteMengatur posisi
ruskan.
klien untuk pemberian fototerapi.
Menimbang BB=
2000 gr.
Observasi keadaan
umum & suhu klien
setiap 3 jam.
Mengukur TTV:
suhu= 37,2oC, HR=
144x/ mnt, RR= 40
x/mnt.

Anda mungkin juga menyukai