Ulkus kaki diabetik ditandai dengan trias klasik neuropati, iskemia, dan infeksi.
Akibat terjadinya gangguan mekanisme metabolik pada DM, terjadi peningkatan
resiko infeksi dan penyembuhan luka yang buruk akibat berbagai mekanisme,
termasuk penurunan respon sel dan faktor pertumbuhan, berkurangnya aliran
darah dan berkurangnya angiogenesis lokal. Sehingga, kaki cenderung mengalami
penyakit vaskuler perifer, kerusakan saraf perifer, deformitas, ulkus, dan gangren.
Neuropati
Neuropati menyebabkan lebih dari 60% ulkus kaki diabetik dan diderita oleh DM
tipe 1 dan DM tipe 2. Peningkatan kadar gula darah menyebabkan peningkatan
produksi enzim seperti aldose reduktase dan sorbitol dehidrogenase. Enzim
enzim tersebut mengkonversi glukosa menjadi sorbitol dan fruktosa. Seiring
dengan akumulasi gula gula tersebut. Sintesis myoinositol sel saraf menurun,
mempengaruhi konduksi saraf. Lebih jauh lagi, hiperglikemi menyebabkan
mikroangiopati yang menyebabkan cedera iskemik pada saraf otonom, motorik,
dan sensorik. Sehingga menyebabkan penurunan sensasi preifer dan kerusakan
inervasi saraf pada otot otot kecil pada kaki dan kontrol halus vasomotor pada
sirkulasi pedis.
Vaskulopati
Hiperglikemi menyebabkan disfungsi sel endotel dan abnormalitas otot polos pada
arteri perifer. Sel endotel mensintesis nitrat oksida yang menyebabkan vasodilatasi
dan melindungi pembuluh darah dari cedera endogen. Sehingga, pada
hiperglikemi, terjadi perturbasi properti fisiologis dari nitrat oksida yang biasanya
meregulasi hemostasis endotelial, antikoagulasi, adhesi leukosit, proliferasi otot
polos dan kapasitas antioksidan. Vasodilator yang berasal dari endotelium dan
nitrat oksida berkurang sehingga menyebabkan vasokonstriksi dan kecenderungan
terjadi aterosklerosis, yang akan menyebabkan iskemi. Iskemi juga dapat terjadi
walaupun pulsasi arteri dorsalis pedis masih teraba. Mikrosirkulasi terganggu
akibat terjadi shunting arteriolar-venular, menurunkan sirkulasi darah ke daerah
meningkatkan
sitokin
proinflamasi
dan
gangguan
fungsi
osteolisis tidak
terkontrol pada CN. Sitokin seperti TNF- dan IL-1 meningkatkan ekspresi
reseptor aktivator faktor nukleus b (RANKL), yang kemudian menyebabkan
maturasi osteoklas dengan memicu produksi faktor nukleus b. Deformitas
penanda dihubungkan dengan kolaps midfoot, yang juga dikenal sebagai rockerbottom foot. Mungkin terjadi deformitas hallux vagus dan loose bodies pada
kavitas sendi. Deformitas akibat CN juga merupakan predisposisi ulkus rekurens.
Singh, Simerjit, Dinker R. Pai, and Chew Yuhhui. "Diabetic Foot Ulcer
Diagnosis and Management." Clinical Research on Foot & Ankle, 2013: 1-9.