MM UGM YOGYAKARTA
RESEARCH PAPER
Dosen pengajar :
I.
Latar Belakang
Bagi Perseroan, salah satu ukuran keberhasilan perusahaan ditentukan oleh suksesnya
penerapan kebijakan triple bottom lines (profit, planet dan people), yang menyelaraskan
pengembangan ketiga aspek, yaitu ekonomi, social dan lingkungan. Oleh karena itu, hal
ini tertuang dalam misi beberapa perusahaan yang menyatakan bahwa Perseroan
berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para stakeholders yakni konsumen,
pemerintah, pemegang saham, pegawai dan masyarakat sekitar dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan.
Membicarakan Corporate Social Responsibility (CSR) atau dikenal dengan tanggung
jawab sosial perusahaan menarik ketika diperhadapkan pada harapan masyarakat dengan
kenyataan lingkungan yang terjadi. CSR sering menjadi kampanye dikalangan
perusahaan. Tanggung jawab perusahaan ini dilakukan dalam rangka memberi
kompesensasi bagi masyarakat yang terkena dampak dari suatu kegiatan dengan tujuannya
agar masyarakat lokal mempunyai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Perusahaan sebagaimana biasanya akan begitu bersemangat menyajikan angka-angka
rupiah dan bangunan fisik serta telah menjadi dewa penolong bagi masyarakat lokal.
Ironisnya, kampanye tersebut tidak ditanggapi secara kritis oleh stakeholders, bahwa CSR
telah sesuai tujuannya? Kalau ada yang bersuara dipastikan hanya kalangan aktivis LSM
dengan mengemukakan berbagai indikator eko-sosial yang kemudian melahirkan tesis
belum ada satupun tambang di Indonesia yang membuat masyarakat sejahtera. Belum
lagi dengan berbagai kasus pencemaran, kerusakan sistem hidrologi lingkungan dan
ketidakadilan sosial ekonomi antara masyarakat lokal dan pendatang serta penyakit sosial
seperti prostitusi, perjudian, dan minuman keras.
Diskursus terus mengemukan dan tidak satu pun solusi bagaimana mengemukakan
titik pandang yang sama untuk menyimpulkan bahwa CSR telah mencapai tujuannya,
ataukah hanya sebagai kedok perusahaan untuk terus mengeksploitasi tambang suatu
daerah. Terjadinya konflik baik temporer, maupun laten masih merupakan masalah dalam
pemanfaatan SDA khususnya pada pertambangan di Indonesia. Berbagai seminar dan
diskusi telah dilakukan, namun jangankan mendapatkan solusi, informasi barupun hampir
tidak pernah kita dapatkan dari harapan masyarakat tentang CSR. terkecuali hanya sebagai
justifikasi bahwa perusahaan telah melakukan sesuatu.
Untuk menguji apakah CSR telah dilakukan secara baik oleh perusahaan atau hanya
formalitas pemenruhan regulasi Undang-undang tentang Perseroan Terbatas pada Pasal 74
UU No. 40 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa perseroan wajib melaksanakan CSR atau
sebagai pemanis perlu ditelaah bagaimana peran dan efektifitas CSR PT Antam tbk
terhadap kesejahteraan social masyarakat sekitarnya.
Dalam konsep PT. Antam Tbk CSR (Corporate Social Responsibility) dipahami
sebagai perwujudan komitmen kepada keberlajutan (sustainability) perusahaan yang
dicerminkan ke dalam triple bottom line 3P yaitu profit, planet dan people. Bahwa
keberlangsungan hidup perusahaan hanya akan terjadi apabila perusahaan menaruh
kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap pengembangan
lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan sosial. Searah dengan perkembangan,
perusahaan bisnis harus memberikan konstribusi terhadap tiga hal tersebut. Pada dasarnya
keberlanjutan (sustainability) adalah keseimbangan antara kepentingan-kepentingan
ekonomi, lingkungan dan masyarakat.
II.
Visi
Menjadi perusahaan dengan tanggung jawab sosial yang terkemuka dan terpercaya di
industri pertambangan Indonesia.
b.
Misi
1.
2.
komitmen perusahaan,
2.
3.
4.
dan Bina Lingkungan (PKBL), sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No.PER05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan. Selain itu juga ada program pengembangan masyarakat (community
development atau Comdev), yang pelaksanaannya sesuai dengan arah kebijakan
Perseroan.
Pelaksanaan program Bina Lingkungan Sosial dan Comdev meliputi beberapa bidang
utama, antara lain bantuan di bidang penyediaan sarana/prasarana umum, pendidikan dan
pelatihan, kesehatan, sarana ibadah, bantuan beasiswa, kegiatan keagamaan, pelestarian
alam, bencana alam, pelestarian budaya, serta bantuan di bidang sosial budaya lainnya.
Realisasi penggunaan dana program BL ditetapkan mengacu pada Peraturan Menteri
BUMN PERMEN No. 05/ MBU/2007, yakni penyisihan 2 persen dari laba Perseroan.
Total realisasi Bina Lingkungan di tahun 2012 adalah sebesar Rp45 miliar. Adapun
realisasi penggunaan dana Comdev sebesar Rp152 miliar dianggarkan Perseroan sesuai
dengan kebijakan program Perusahaan.
Pada tahun 2013, ANTAM menganggarkan Rp152 miliar untuk program Comdev,
Rp20,3 miliar untuk Program Kemitraan dan Rp29,9 miliar untuk Program Bina
Lingkungan.
Realisasi Program Sosial CSR PT Antam diantaranya :
1. Di tahun 2012, program bantuan infrastruktur mulai mencakup pengembangan
energi alternatif yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus ramah lingkungan
dan berkelanjutan, misalnya
sentra
buah-buahan
yang
dilaksanakan
di
Kabupaten
khusus
telah
3 tahun yang
direncanakan.
III.
Kesimpulan
Program CSR yang digunakan oleh PT ANTAM, Tbk. adalah prinsip yang
lebih mengarah kepada Prinsip Pemerhati Kepentingan Sosial dan sudah dapat dinilai
efektif berdasarkan data pengukuran kepuasan CSR dengan hasil puas serta adanya
prestasi dan reward dari stakeholder terhadap pelaporan CSR-nya.
Proses implementasi program CSR PT Antam telah mendapatkan manfaat
nyata dari suatu proses menuju keberlanjutan. Sebagai rekomendasi penutup adalah
program CSR PT. Antam Tbk dengan program comdevnya tetap harus dapat
ditingkatkan dengan memilih peran yang mendapat acuan dalam setiap arena yang ada.
Pola kerja kemitraan merupakan suatu keharusan dengan mengedepankan fungsi dari
proses keberlanjutan yang memeperhatikan potensi lokal. Kebersamaan dan kesetaraan
sebagai rekan yang sinergis merupakan kunci perusahaan dalam melaksanakan
kegiatannya hal ini menuntut perusahaan untuk berpartisipasi pada setiap bidang
tingkatan serta isu-isu dimana korporat berada.
Perusahaan agar dapat langgeng dalam aktivitasnya harus menempatkan peran
sesuai dengan status dalam pranata sosial yang berlaku dengan maksud untuk
membentuk hubungan antara stakeholder yang seimbang sehingga program-program
kerja pembangunan masyarakat tetap pada proses menuju keberlanjutan. Dengan
proses dari ide-ide pembangunan masyarakat dari program community development
perusahaan maka keberdayaan komunitas dan masyarakat sebagai bagian dari
pengabdian sosial akan menjadi bagian strategis dari eksistensi PT. Antam Tbk.