Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini, formulasi obat dalam bentuk tablet banyak diminati sebagian
besar Perusahaan Farmasi. Bentuk sediaan tablet terbukti sangat menguntungkan,
karena masanya dapat di buat secara masinel dan harganya murah tablet
takarannya

tepat,

dikemas

secara

baik,

praktis

transfortasi

dan

penyimpanannya(stabilitas obatnya terjaga dalam sediaannya) serta mudah


ditelan.
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling utama
untuk memperoleh efek sistemik. Dari obat yang diberikan melalui mulut, maka
sediaan padat merupakan bentuk yang paling disenangi. Ini disebabkan karena
didalam tablet dan kapsul terdapat ukuran yang tepat dari dosis lazim, sedangkan
bentuk sediaan cair seperti sirup,suspensi, emulsi, larutan dan elixir biasanya
mengandung takaran pengobatan setiap 5-30 ml. Penderita harus memakannya
sendiri dengan sendok teh. Sendok makan atau alat pengukur lain cara ini
mempunyai kesalahan sekitar 20-50%.
1.2 Teori
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara dikempa-cetak, berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan.
Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah.
Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik.
Pengobatan lokal misalnya:
1.

Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval, digunakan


sebagai anti infeksi, anti fungi penggunaan hormon secara lokal.

Kelompok 6 Shif 2

-1-

2.

Lozenges,trochisci,digunakan untuk efek lokal dimulut dan


tenggorokan, umumnya di gunakan sebagai anti infeksi.
Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yang ditelan

masuk perut terdapat pula yang lain seperti:


1. Tablet Bukal, digunakan dengan cara dimasukan diantara pipi dan gusi dalam
rongga mulut, biasanya berisi hormon steroid, absorbsi terjadi melalui mukosa
mulut masuk peredaran darah.
2. Tablet sublingual, digunakan dengan jalan di masukan di bawah lidah,
biasanya berisi hormon steroid. Absorbsi terjadi melalui mukosa masuk
peredaran darah. Tablet Nitroglycerium juga merupakan tablet sublingual
karena cepat memberi efek pada jantung dan bila melalui lambung akan
dirusak.
3. Tablet implantasi, berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukan secara
implantasi dalam kulit badan. Sedangkan tablet hipodermik dilarutkan dalam
Air steril untuk injeksi untuk disuntikan kebawah kulit.
Sediaan tablet dapat dibuat dengan berbagai metoda pembuatan :
1. Cara Kering
Cara kering di bagi pula atas 2 yaitu :
a. Cetak Langsung
Cetak langsung merupakan cara yang paling sederhana, sebab tidak
memerlukan peralatan untuk proses granulasi atau pun proses pengeringan
seperti cara-cara pengeringan yang

biasa

dilakukan. Keuntungannya

yang utama yaitu suatu tablet cetak langsung dapat di gunakan untuk
bahan obat yan g peka terhadap panas dan lembab, dimana stabilitas nya
terganggu melalui proses granulasi. Cetak langsung juga dapat digunakan
untuk zat berkhasiat yang dosisnya terlalu kecil agar tablet tidak terlalu
tipis dan mencegah terjadinya kerusakan padsa permukaan pencetak
(punch).

Kelompok 6 Shif 2

-2-

b. Prekompresi / slugging atau granulasi kering


Dimana bahan obat ditambah pengisi, penghancur di cetak dengan daya
kompresi yang besar menjadi slug kemudian digranulasi sampai di dapat
granul memenuhi syarat kemudian di tambah pelincir cetak tablet.
2. Cara Basah
a. Granulasi basah
Cara basah umumnya melibatkan air atau lembab yang terkandung
didalam bahan pengikat yang mem butuhkan panas pada proses
pengeringan, maka bahan-bahan yang peka terhadap lembab dan panas
tidak dapat dibuat dengan cara granulasi basah tetapi dapat dilakukan
dengan granulasi dasar.
Metoda granulasi basah prinsipnya meningkatkan daya kompreasi dan
alir yang baik dengan membasahi masa tablet dengan larutan pengikat
sampai didapatkan tingkat kebasaan tertentu kemudian digranulasi dengan
ukuran yang sesuai dengan bobot tablet.
Formula umum untuk granulasi basah:
-

Fasa dalam : zat aktif


Bahan pengisi
Bahan penghancur
Bahan pengikat

Fasa luar : Bahan pelincir


Bahan pembantu lain( pembasah, adsorban, adjuvant)

b. Granulasi dasar
Granulasi dasar digunakan untuk bahan obat yang peka terhadap
lembab dan panas.
3. Cara-cara khusus
Cara mana yang digunakan untuk pembuatan tablet tergantung pada sifat
fisika kimia dan zat aktif / obat, kemudian fabrikasi, biaya produksi dan
peralatan yang tersedia dan lain-lainnya,

Kelompok 6 Shif 2

-3-

Sifat bahan aktif yang dapat dibuat dengan metoda cetak langsung adalah:
a. Sifat mudah mengalir, dimana sudut istirahat antara 25-45 (lachman),
kompresibilitas 20% atau bilangan hausner <1,25. bila bilangan antara
1,25-1,5 perlu ditambah glidan untuk memperbaiki aliran. Mudah
dimampatkan / kompresibilitasnya baik. Bila bilangan hausner mendekati
atau sama dengan satu.
b. Mudah di basahi/ hidrofil (mudah larut)
c. Aniadhren / antilekat
Persyaratan khusus untuk sediaan tablet seperti beberapa diantara yang
tertuang di dalam farmakope Indonesia Edisi III:
1. Mengandung zat khasiat sesuai dengan yang tertera pada etiket.
2. Mempunyai keseragaman ukuran yaitu diameter tidak lebih dari 3 kali
dan tidak kurang 1 1/3 tebal tablet.
3. Mempunyai keseragaman bobot.
4. Kecuali dinyatakan lain, waktu hancur dari 5 tablet tidak boleh lebih
dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit
untuk tablet bersalut selaput.
Tablet lebih di gemari dibandingkan dengan jenis-jenis sediaan lain karena
mempunyai keuntungan antara lain:
a. Dosis serba sama untuk setiap tablet
b. Pada umumnya mudah diberikan
c. Pelepasan zat khasiat dapat diatur sesuai dengan efek terapi yang
diinginkan.
d. Bau dan rasa tidak enak dari obat dan dapat di tutupi dengan
penyalutan,
e. Tablet dapat dibuat dengan bentuk dan rasa sedemikian rupa sehingga
mudah di berikan pada anak-anak.
f. Tablet merupakan bentuk yang ideal untuk pengobatan secara oral
terutama pada orang dewasa.

Kelompok 6 Shif 2

-4-

Walaupun demikian sediaan tablet juga mempunyai kerugian antaralain:


a. Sukar diberikan pada anak-anak dan penderita susah menelan.
b. Umumnya efek terapi yang di hasilkan lebih lambat
c. Pembuatan tablet relative lebih sukar
d. Bentuk yang menarik dan rasa yang enak dapat memakan semaunya
saja.
Pada pembuatan tablet yang mengandung zat khasiat parasetamol maka
mereka yang digunakan adalah cara granulasi basah, karena parasetamol
merupakan zat yang stabil terhadap pemanasan. Keuntungan utama
pembuatan tablet parsetamol ini dengan granulasi basah adalah daya rekatnya
yang kuat dibandingkan dengan cara cetak langsung karena menggunakan
bahan pengikat. Selain itu dengan granulasi basah dapat meningkatkan daya
alir dari obat yaitu dengan membasahi mata tablet denngan larutan pengikat
sampai didapatkan tingkat kebasahan tertentu.

Kelompok 6 Shif 2

-5-

BAB II
MONOGRAFI
2.1 Tinjauan Kimia Farmasi
Rumus molekul: C8H9NO2
Natrium 2,3 dimetil-1-fenil -5- pirazolon 4metil amino metana sulfat.
2.1.2. Sinonim
Paracetamol, para aminofenol
2.1.3. jarak lebur
Antara 168 dan 172
2.1.4. Sisa pemijaran
Tidak lebih dari 0,1 %
2.1.5. Analisa kualitatif
Identifikasi :
1. larutkan 100 mg dalam 100 ml air, tambahkan 0,05 ml larutan besi (III) klorida P ;
terjadi warna biru violet
2. Larutkan 200 mg dalam 4 ml piridina P, tambahkan 500 mg paranitrobenzoil
klorida P, didihkan selama 2-3 menit, dinginkan, tuangkan dalam 40 ml air
sambil diaduk. Cuci endapan berturut-turut dengan 30 ml air, dengan 30 ml
larutan natrium carbonat P 1% b/v dan dengan 30 ml air ; hablurkan kembali
dengan etanol (95%) P ; suhu lebur hablur lebih kurang 210.
3. Larutkan 50 mg dalam 100 ml methanol P ; pada 1 ml tambahkan 1 ml asam
klorida 0,1 N kemudian methanol P secukupnya hingga 100 ml. Serapan-2 cm
larutan pada 249 nm lebih kurang 0,90.
4. Didihkan 100 mg dengan 1 ml asam klorida P selama 3 menit. Tambahkan 10 ml
air, dinginkan; tidak terbentuk endapan. Tambahkan 0,05 ml kalium bikromat
0,1 N ; terjadi perlahan-lahan warna violet yang tidak berubah menjadi merah
( perbedaan dari fenacetina ).

Kelompok 6 Shif 2

-6-

2.1.6. Analisa kwantitatif/ penetapan kadar


lakukan penetapan dengan cara penetapan kadar Nitrogen menggunakan 300 mg yang
ditimbang seksama dan 8 ml asam sulfat bebas nitrogen P.
1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan 15,116 mg C8H9NO2.
2.2. Preformulasi
2.2.1. Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
2.2.2. Khasiat:. Analgetik Antipiretik
2.2.3. kelarutan
Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1 N dan mudah larut dalam
etanol

Kelompok 6 Shif 2

-7-

BAB III
FARMAKOLOGI

3.1 Farmakodinamik
Sebagai analgesik, hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang. Misalnya sakit kepala dan nyeri lain yang berasal dari
intergumen, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek
analgesiknya jauh lebih lemah dari pada efek analgesic opiate. Tapi berbeda
dengan

opoid.

Parasetamol

tidak

menimbulkan

ketagihan

dan

tidak

menimbulkan efek samping sentral yang merugikan.


Sebagai antipiretik Parasetamol akan menurunkan suhu badan hanya pada
keadaan demam.
3.2 Farmakokinetik
Obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam
arukidonat menjadi prostaglandin terganggu. Parasetamol tidak mempengaruhi
hiperalgesia atau nyeri yang di timbulkan oleh efek langsung prostaglandin, jadi
parasetamol menghambat sintesis prostaglandin.
Sebagai antipiretik, suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan
hilangnya panas. Alat pengatur suhu tubuh berada di hipertalamus. Pada keadaan
demam keseimbangan ini terganggu tapi dapat dikembalikan ke normal oleh
Parasetamol.

Parasetamol

menekan

efek

menghambat sintesa prostaglandin.

Kelompok 6 Shif 2

-8-

zat

pirogen

andogen

dengan

BAB IV
METODOLOGI
4.1 Alat dan Bahan
1. Alat
1.

lumpang dan stamfer

2. sarung tangan
3. piper tetes
4. sudip
5. ayakan
6. piknometer
7. jangka sorong
8. stokes monsatu
9. mesin cetak tablet
10. disolution tester
11. timbangan analitik
2. Bahan
1. Parasetamol
2. Amylum manihot
3. Talcum
4. Aqua destilata
3.

Alasan Pengambilan Bahan


Parasetamol

Zat

aktif

yang

berkhasiat

sebagai

analgetik

( penghilang rasa sakit) dan antipiretik ( penurun panas)


Amylum manihot

: Bahan tambahan yang berfungsi sebagai penghancur


pada fase luar dan fase dalam meningkatkan sifat alir
dan mempunyai daya ikat yang kuat.

Kelompok 6 Shif 2

-9-

Talkum

: Bahan tambahan yang berfungsi memperbaiki aliran granul


sehingga di cetak dengan bobot yang seragam.

Saccarum laktis : Bahan pengisi yang berfungsi mencukupkan berat tablet.


Mg Stearat

: Lubrikan atau pelincir yang biasanya dikombinasikan


dengan talkum.

4.2 Tujuan Praktikum


Mempelajari, mengetahui, mempraktekan cara pembuatan tablet dan evaluasinya.
4.3 Formula yang dibuat
Parasetamol

31,25 %

Laktosa

25,75%

Amylum

10%

Mucilago amyli

15%, 33%

Amylum

5%

Talkum

3%

Mg stearat

2%

4.4 Perhitungan Bahan


Berat 1 tablet :

400 mg

Jumlah tablet :

100 tablet

Berat tablet keseluruhan : 400 x 100 = 40000 mg = 40 g


Paracetamol : 31,25/ 100 x 40 g = 12,5 g
Muccilago amyli : 33/100 x 40g = 13,2 g
Amylum : 15% x 13,2 =1,98 g
Air

: 13,2 1,98 = 11,22 ml

Amylum manihot : 15%


Pengancur dalam 10% x 40 g = 4 g
Penghancur luar 5% x 40 g = 2 g

Kelompok 6 Shif 2

- 10 -

Pelincir talkum : 3/100 x 40 g = 1,2 g


Mg stearat : 2/100 x 40 g = 0,8 g
Pengisi (laktosa) 10% x 60 g = 6 g
4.5 Metoda
Pembuatan tablet di buat dengan metoda granulasi basah dimana metoda ini
digunakan untuk bahan obat yang tidak memiliki sifat kompresibelitas dan sifat
alir yang baik, dimana bahan obat harus stabil terhadap lembab dan pemanasan
terutama bahan pada fase dalam.
4.6 Cara Kerja
1. Buat Muccilago amyli dengan cara ;
2g amylum = ar 1 x ( 3 ml) aduk sampai homogen, kemudian dispersikan
campuran air dan amylum pada air mendidih, aduk homogen, didihkan sampai
bening.
2. Gerus parasetamol + laktosa + amylum ( penghancur dalam) ad halus dan
homogen (Massa 1)
3. Tambahkan Muccilago sedikit demi sedikit ke massa 1 sampai diperoleh
massa yang bias dikepal.
4.

kemudian diayak dengan ayakan mesh 14 sehingga menjadi granul

5. Granul dikeringkan pada suhu 40-60oC selama 2 jam


6. Setelah granul kering ayak dengan ayakan mesh 16 lalu tambahkan dengan
amylum ( penghancur luar) + talkum + Mg stearat, homogenkan dengan
homogenizer selama 15-30 menit.
7. Timbang granul masing-masing 600mg untuk di cetak menjadi 1 tablet sampai
granul habis.
8. Cetak dengan mesin tablet.

Kelompok 6 Shif 2

- 11 -

4.7 Evaluasi
4.7.1

Evaluasi Granul
a. Bobot jenis benar
1.

Timbang

piknometer

kosong

(a)

15,1525g ,volume pignometer (x) = 10


2.

Timbang pignometer + 2g serbuk (b) :


17,1525 g

3.

Timbang

pignometer

gliserol

(c)

27,4472 g
4.

Timbang pignometer + 2g serbuk +gilserol


(d) : 29,4472g
pelarut =

27,2272 g 15,1525 g
c-a
g/ml =
= 1,232 g/ml
x
10

Bj benar = (ba) x pelarut = ( 17,1525 - 15,1525) x 1,232


(b + d a c )

( 17,1525 + 29,4472 15,1525 27,4472)


= 2,464 = 0,616
4

b. Bobot jenis nyata


Timbang 10g serbuk (Wo), masukan kedalam gelas ukur 100 mL. Catat
volume serbuk (Vo), hitung BJ dengan persamaan :
BJ Nyata = Wo / Vo g/mL = g/ mL = 10 g/ 26 ml = 0,384 g/ml
c. Bobot jenis Mampat
Timbang 10 g serbuk, masukan kedalam gelas ukur 100mL. beri ketukan
sebanyak 11250 kali. Catat volumenya Vt. Lalu ulangi pengetukan
sebanyak 1250 kali. Catat volumenya Vtr. Jika selisih Vtr Vt tidak lebih
dari 2 maka di pakai Vt
BJ Mampat = W/Vt g/mL = g/ mL= 10 g/23 l = 0,434 g/ml

Kelompok 6 Shif 2

- 12 -

Kelompok 6 Shif 2

- 13 -

d. Porositas
1-

0,384
BJ Nyata
x 100%= 1 0,616 x 100% = 37,66 %l
BJ Benar

e. Kompresibilitas
BJ Mampat - BJ Nyata
BJ mampat

f. Faktor Housner =

0,434 - 0,384
= 0,1152 g/ml
0,434

BJ Mampat
BJ Nyata

2.

0,434

= 0,384 = 1,132

Kandungan Air
Cara :
1. Timbang cawan penguap kosong = 72,3767g
2. Timbang serbuk 5g + cawan penguap = 77,3767 g
3. Keringkan dioven 105oC selama 30 menit = 77,2457 g
Kandungan air =
=

Berat awal - berat akhir


x 100%
Berat Awal
77,3767 - 77,2457
x 100% = 0,169 %
77,3767

3. Penentuan Kecepatan alir


a. Timbang serbuk sebanyak 20g masukan kedalam corong
b. Kemudian buka tutup corong. Catat waktu yang di perlukan untuk
mengalirkan serbuk melalui corong dengan bebas.
c. Hitung kecepatan alir serbuk persatuan waktu pengaliran.
Waktu serbuk untuk mengalir :31.. detik
Kecepatan aliran =
4.

Kelompok 6 Shif 2

berat serbuk (g)


= 20g/31 detik = 0,645g/detik
Waktu (detik)

Penentuan Sudut Istirahat

- 14 -

a. Isi corong dengan serbuk yang akan diukur


b. Lalu jari dilepaskan dan mulut corong dan serbuk di biarkan mengalir
bebas keatas kertas grafik yang tersedia.
c. Akan terbentuk tumpukan serbuk (h) dan tentukan diameter dan jari-jari(r)
Sudut tumpukan () =

2,7
h
= 4,25 = 0,635
R

h= 2,7cm r = 4,25 cm
4.7.2

Evaluasi Tablet
1. Keseragaman Bobot
o Timbang 20 tablet = 13,8115 g
o

Bobot rata-rata 1 tablet = 13,8115 / 20 = 0,6905 g

o Timbang berat masing-masing tablet .


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Berat
tablet
0,6170
0,6266
0,6289
0,6410
0,6270
0,6423
0,6284
0,6327
0,6171
0,6199
0,6503
0,6523
0,6347
0,6356
0,6320
0,5936
0,6127
0,6176
0,6350
0,6280

(x-xi)2
0,140
0,149
0,152
0,164
0,150
0,165
0,151
0,140
0,143
0,173
0,173
0,175
0,157
0,158
0,155
0,116
0,135
0,140
0,158
0,151

(x-xi)2 = 2,45

Kelompok 6 Shif 2

- 15 -

SD =

( X Xi )

N 1

2,45
= 0,357
20 1

SD Relatif = SD x 100% = 0,357


X

X 100% = 51,70 %

0,6905

2. Kekerasan Tablet
Menggunakan 10 tablet
Syarat bila kekerasan tablet antara 4 - 8 / 8 kg / m2
Syarat : memenuhi Kekerasan tablet rata-rata = 9,9

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kekerasan
tablet
12
6
7
12,5
7
6
17,5
10
12
9

3.

Keseragaman ukuran
Menggunakan jangka sorong untuk 10 tablet
Syarat : diameter tidak boleh lebih dari kali dan tidak kurang dari 1 1/3 x tebal
tablet.

No Diameter
1
0,9
2
0,9
3
0,9
4
0,9
5
0,9
6
0,9
7
0,96 Shif
Kelompok
8
0,9
9
0,9
10
0,9

Tebal
0,8
0,9
0,8
0,9
0,9
0,8
20,8
0,8
0,9
0,9

Diameter rata-rata = 0,9

- 16 -

Tebal rata-rata = 8,5 / 10 = 0,85

4.

Waktu Hancur Tablet


- Isi bejana dengan cairan yang cocok, seperti cairan lambung buatan atau
cairan khusus sesuai dengan tablet tersebut.
- Ukur suhu larutan 37o C
- Jumlah cairan di atur sedemikian rupa sehingga pada saat keranjang turun
permukaan tidak turun dari cairan pada saat keranjang itu naik, permukaan
disebelahnya tidak melebihi permukaan cairan.
- Masukkan tablet yang akan di tentukan waktu hancurnya satu persatu pada 6
tabung yang ada.
- Setelah itu kedalam masing-masing tabung dimasukan cakram yang terbuat
dari tali plastic.
- Jalankan alat dan catat waktu saat mulai alat di jalankan sampai semua tablet
telah malewati saringan pada tiap tabung.
- Kecepatan turun naiknya alat dicatat 30 x tiap menitnya.
Waktu hancur dari tiap-tiap tablet > 20 menit.

Kelompok 6 Shif 2

- 17 -

5.

Penetapan Kadar
a.Pembuatan larutan induk.
24 mg paracetamol dilarutkan dalam 10 ml methanol, aduk homogen.
Cukupkan dengan aquadest sampai 100 ml dalam labu ukur 100ml.
24 mg = 2400 g/100ml
= 240 g/ml
Buat beberapa konsentrasi dari larutan induk, yaitu 1, 3, 5, 7, 9 g/ml
V1 x N1 = V2 x N2

V1 x N1 = V2 x N

V1 x 240 = 10 x 1

V1 x 240 = 10 x 7

V1 =

10
240

70
240

V1 =

V1 = 0,04

V1 = 0,291 ml

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x N1 = V2 x N

V1 x 240 = 10 x 3

V1 x 240 = 10 x 9

V1 =

30
240

V1 =

V1 = 0,125 ml

90
240

V1 = 0,373 ml

V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 240 = 10 x 5
V1 = 50
240
V1 = 0,291 ml
b.

Larutan sampel
24 mg paracetamol dilarutkan dalam 10 ml methanol, aduk homogen.
Cukupkan dengan aquadest sampai 100 ml dalam labu ukur 100ml.
24 mg = 2400 g/100ml = 240 g/ml

Kelompok 6 Shif 2

- 18 -

Kurva kalibrasi
No
1
2
3
4
5

ABS
0,364
0,429
0,500
0,560
0,574

K.BS
0,7278
0,8580
0,9980
11,96
11,484

Dari data diatas dicari regresi linear dan didapatkan nilai :


a =0,02085
b =0,07015
r =0,986
1. y = a + b x
x = y-a
b
= 0,3828-0,02085
0,0715
= 5,1596

2. y = a + b x
x = y-a
b
= 0,5098-0,02085
0,0715
= 6,9354

Kelompok 6 Shif 2

- 19 -

3. y = a + b x
x = y-a
b
=

0,8167 - 0,02085
0,0715

= 11,3449
4. y = a + b x
x = y-a
b
= 1,4551-0,02085
0,0715
= 20,4454
5. y = a + b x
x = y-a
b
= 2,0012-0,02085
0,0715
= 28,2148
Rata-rata konsentrasi = 5,1596 + 6,9354 + 11,3449 + 20,4454 + 28,2148
5
= 14,42002
Konsentrasi paracetamol dalam 100 ml larutan sampel :
14,42002 g/ml x 100 ml

= 1442,002 g/ml
= 1,442 mg/ml

% kadar parasetamol dalam tablet adalah :


6. Uji Disolusi

Kelompok 6 Shif 2

- 20 -

1,442mg / ml
x100 =0,6 %
240

a. Cara kerja
1. Timbang 1 tablet
2. Alat di atur, isi wadah dengan media air sampai 900 ml, disolusi
tester diatur dengan kecepatan 50 Rpm, suhu 37C, dan waktu 45
menit.
3. Masukkan tablet. Star alat disolusi.
4. Setelah 5 menit pertama, pipet 10 ml, masukkan kedalam labu ukur
25 ml, kemudian ambil 10 ml aquadest pada media yang lain, untuk
menjaga agar media disolusi tetap 900 ml.
5. Krmudian ambil lagi pada menit ke 10, 15, 30 dan 45. Volume yang
di ambil sama sama sebanyak 10 ml dan media tetap dijaga 900 ml.
6. Larutkan 10 ml, dan cukupkan sampai 25 ml.
7. Kemudian ukur absorban dengan spektrofotometer UV-VIS pada
242 nm.
b. Perhitungan disolusi
NO
ABS
1
0,191

K. ABS
0,3828

2
3
4
5

0,5098
0,8167
1,4551
2,0012

0,255
0,408
0,728
1,001

a =0,02085
b =0,07015
r =0,986
Untuk 5 menit
x = y-a
b
x = 0,3828-0,02085
0,0715

Kelompok 6 Shif 2

- 21 -

= 5,1596 g/ml
Konsentrasi : 5,1596 g/ml x 25 ml x 900 ml
10 ml
= 11.609,1 g
= 11,6091 mg
% terdisolusi = 11,6091 mg/ml x 100%
510
Untuk10 menit
x = 6,9354 g/ml
Konsentrasi : 6,9354 g/ml x 25 ml x 900 ml
10 ml
x = 15.604,65 g
x = 15,604 mg
Faktor koreksi : 10 x 11,6091 mg = 0,1289 mg
900
% terdisolusi = 15,604 mg + 0,1289 mg x 100% =3,084 %
510
Untuk 15 menit
x = 11,3449 g/ml
Konsentrasi : 11,3449 g/ml x 25 ml x 900 ml
10 ml
x = 25.526,025 g/ml
x = 25,526 mg
Faktor koreksi : 10 x 15,604 mg = 0,1733 mg
900

Kelompok 6 Shif 2

- 22 -

% terdisolusi = 25,526 mg + 0,1733 mg x 100% =5,039 %


510
Untuk 30 menit
x = 20,4454 g/ml
Konsentrasi : 20,4454 g/ml x 25 ml x 900 ml
10 ml
x = 46.002,15 g/ml
x = 46,002 mg
Faktor koreksi : 10 x 25,526 mg = 0,2836 mg
900
% terdisolusi = 46,002 mg + 0,2836 mg x 100% =9,0756 %
510
Untuk 45 menit
x = 28,2148 g/ml
Konsentrasi : 28,2148 g/ml x 25 ml x 900 ml
10 ml
x = 63.483,3 g/ml
x = 63,483 mg
Faktor koreksi : 10 x 46,002 mg = 0,511 mg
900
% terdisolusi = 63,483 mg + 0,511 mg x 100% =12,547 %
510

Kelompok 6 Shif 2

- 23 -

Profil disolusi

Kelompok 6 Shif 2

- 24 -

BAB V
HASIL DAN DISKUSI
5.1 Hasil
1. Bobot jenis nyata

= 0,384 g/mL

2. Bobot jenis mampat

= 0,434 g/mL

3. Bobot jenis benar

= 0,616 g/ mL

4. Porositas

= 37,66 %

5. Kompresibilitas

= 0,1152 %

6. Faktor housner

= 1,132

7. Kandungan air

= 0,169 %

Persyaratan kandungan air = 5% dimana tablet tidak memenuhi persyaratan


kandungan air
8. Kecepatan alir = 0,645 g/detik
9. Persyaratan kecepatan alir = 10 g / detik dimana tablet tidak memenuhi syarat
kecepatan alir.
10. Sudut istirahat = metoda corong = tg = ; = 0,635
11. Persyaratan sudut istirahat = 25o 60o dimana tablet memenuhi syarat sudut
istirahat.
12. Keseragaman Bobot
Persyatan : bobot rata-rata > 300 mg tidak lebih dari 2 tablet yang melebihi
5% bobot rata-rata dan tidak satu pun yang melebihi 10% x bobot rata-rata.
5% bobot rata-rata = 5/100 x 0,6033 = 0,0302
Jadi tidak boleh lebih dari 2 tablet mempunyai :
Bobot 0,6033 + 0,0302 = 0,6335
Tablet memenuhi syarat.

Kelompok 6 Shif 2

- 25 -

Tablet memenuhi persyaratan yang di tentukan kolom B


Bobot rata-rata
25mg
atau
kurang
26mg - 150mg
151mg - 300mg
lebih
dari
300mg

Penyimpangan bobot rata-rata


dalam%
A
B
15%

30%

10%
7,5%

20%
15%

5%

10%

13. Diameter tablet = rata-rata = 0,9 cm


Tablet memenuhi persyaratan karena 10 tablet mempunyai tebal yang sama
yang tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang 1 1/3 kali tebal tablet
yaitu ( 1,75 - 3,948)
14. Kekerasan Tablet = 9,9/cm2
Pesyaratan kekerasan tablet = 4-11g/cm2
Tablet memenuhi persyaratan kekerasan tablet
15. Waktu hancur = > 20 menit
Tablet tidak memenuhi persyaratan, waktu hancur tablet yaitu maksimal
menit.
16. Penetapan kadar tablet
Persentase kadar tablet = 0,6 %
5.2 Diskusi
1. Tablet tidak memenuhi persyaratan kandungan air disebabkan karena
pengeringan granul yang terlalu lama.
2. Kecepatan alir tablet memenuhi persyaratan dapat di sebabkan dari formula
yang di rancang.

Kelompok 6 Shif 2

- 26 -

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pembuatan sediaan tablet pada pratikum Farmasetika III, setelah dilakukan
evaluasi baik terhadap granul ataupun tablet itu sendiri, diperoleh kesimpulan
bahwa tablet yang dibuat, secara garis besar belum memenuhi persyaratan,
terlebih pada waktu hancur yang akan mengakibatkan tablet memberikan efek
yang terlalu lama atau mungkin tablet menjadi tidak berkhasiat karena tidak
tercerna oleh tubuh.
6.2 Saran
Untuk pratikan selanjutnya disarankan agar dapat memformula sediaan
tablet dengan bahan dan konsentrasi yang baik dan tepat dan ketelitian
penimbangan sebelum pencetakan tablet hendaknya lebih diperhatikan.

Kelompok 6 Shif 2

- 27 -

Anda mungkin juga menyukai