Anda di halaman 1dari 3

Proses Pembakaran

Padagambar20, dapatdilihatdarikotruksikomponenruangbakar,apabila
digambarkanulangdenganprosespembakaranadalahsebagaiberikut :

Gambar 22. Ruang baka dan proses pembakaran turbin gas


Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran mesin diesel,
yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya adalah sebagai berikut, udara
mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara terbagi menjadi dua, yaitu udara primer
yang masuk saluran primer, berada satu tempat dengan nosel, dan udara mampat sekunder
yang lewat selubung luar ruang bakar. Udara primer masuk ruang bakar melewati swirler,
sehingga alirannya berputar.
Bahan bakar kemudian disemprotkan dari nosel ke zona primer, setelah keduanya
bertemu, terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang berputar akan membantu proses
pencampuran, hal ini menyebabkan campuran lebih homogen, pembakaran lebih sempurna.
Udara sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar ruang bakar akan
membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona sekunder akan
menyempurnakan pembakaran dari zona primer. Disamping untuk membantu proses
pembakaran pada zona sekunder, udara sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar.
Ruang bakar harus didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan temperatur yang
tinggi yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara
sekunder,temperatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang diijinkan.
Pada gambar 22 diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran (dillute zone), adalah
zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi dengan sebagian udara sekunder.
Fungsi udara pada sekunder pada zona itu adalah mendinginkan gas pembakaran yang
bertemperatur tinggi menjadi temperatur yang aman apabila mengenai sudu-sudu turbin
ketika gas pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan menambah

massa dari gas pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa yang lebih besar energi
potensial gas pembakaran juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah energi kinetik gas
pembakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah udara sekunder adalah m1 maka
energi kinetiknya adalah sebagai berikut:
Wkinetik,1= m1.V
2

Dengan penambahan massa dari udara sekunder m2, maka energi kinetik menjadi
Wkinetik,1= (m1+m2).V
2

Jadi dapat dilihat Wkinetik,2 (dengan udara sekunder) lebih besar dari Wkinetik,1 (tanpa
udara sekunder).
Dari uraian diatas, terlihat proses pembakaran pada turbin gas memerlukan udara
yang berlebih, biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran dengan
jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara pembakaran
terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru akan mendinginkan proses pembakaran dan mati,
karena panas banyak terbuang keluar melalui gas bekas yang bercampur udara dingin
sekunder. Dengan pemikiran yang sama, apabila udara jumlah udara kurang dari normal,
yaitu terjadi over heating, material ruang bakar dan sudu-sudu turbin bekerja melampaui
kekuatannya dan ruang bakar bisa pecah, hal ini berarti turbin gas berhenti bekerja atau
proses pembakaran terhenti.

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan
udara kemudian di bakar.
Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui
nozel (nozzle).
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian yang
dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada
menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada
ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure
losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.

Anda mungkin juga menyukai