TOF Tetralogy of Fallot Blok 19
TOF Tetralogy of Fallot Blok 19
PENDAHULUAN
(biru)
yang
masing-masing
memberikan
gejala
dan
memerlukan
BAB II
LAPORAN KASUS
BAB III
PEMBAHASAN
I.
ANALISIS MASALAH
Identitas Pasien:
Nama
: An. X
Umur
: 4 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
:Keluhan
: Sering terlihat biru
Tabel 1. Analisis Masalah dan Hipotesis
No.
1.
Masalah
Dasar Masalah
Riwayat Penyakit
Sekarang:
Usia 4 tahun
Anamnesis
2.
Sianosis sentral
3.
Cyanotic spell
4.
Dyspnoe on Effort
No.
Masalah
Dasar Masalah
Riwayat Penyakit
Dahulu:
Dyspnoe
Pernah kejang
paroxysmal
1.
Riwayat
Tumbuh
Hipotesis
Kelainan kongenital
PJB
- PJB sianotik
Tetralogi Fallot
- Penyakit
paru
(athelektasis)
- Penyakit Sistem
Saraf
Pusat
(depresi
pusat
pernapasan)
- Hemoglobinopati
PJB sianotik
Tetralogi Fallot
- PJB sianotik
Tetralogi Fallot
- Penyakit paru
Hipotesis
- PJB sianotik
Tetralogi Fallot
- Penyakit paru
1.
II.
-
III.
Kembang:
Failure to thrive
Pertumbuhan
dan
berat badan lebih kecil
- PJB
- Malnutrisi
ANAMNESIS
Ananmnesis tambahan yang perlu ditanyakan antara lain:
Riwayat Penyakit Sekarang:
1. Apakah pada anak terdapat sesak napas atau tidak?
2. Apakah sesak disertai batuk?
3. Apakah anak sering berkeringat?
4. Apakah anak sering mengalami letih saat beraktivitas?
5. Apakah anak sesak saat berbaring (orthopnoe)?
Riwayat Tumbuh Kembang Anak:
1. Apakah anak mengalami kesulitan makan atau tidak?
2. Bagaimana riwayat ASI nya?
3. Apakah anak sering muntah saat diberikan susu (ASI)?
4. Bagaimana riwayat imunisasi anak?
Riwayat Kelahiran:
1. Apakah anak lahir prematur atau tidak?
Riwayat Kehamilan Ibu:
1. Apakah saat hamil Ibu mengalami infeksi atau terpajan radiasi?
2. Bagaimana riwayat konsumsi obat-obatan pada kehamilan trimester
pertama?
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi:
1. Keadaan umum
2. Tanda vital: suhu, denyut nadi, tekanan darah, pernapasan, berat badan
dan tinggi badan
3. Inspeksi, palpasi, dan auskultasi
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik
No.
Masalah
1.
Cyanosis sentral
2.
Peningkatan
kontraksi
ventrikel kanan
Dasar Masalah
Hipotesis
Cyanosis
terutama PJB sianotik
circum oral dan ujung Tetralogi Fallot
jari serta extremitas
Teraba aktivitas ventrikel Tetralogi Fallot
kuat angkat pada garis
para sternal
3.
4.
Tidak teraba thrill, karena bising terjadi saat ejeksi; bising yang disertai teraba
thrill biasanya terjadi pada bising tipe pansistolik pada garis sternal II kiri.
Tidak ada udema dan hepatomegali menandakan belum terjadi decompensatio
cordis kanan.
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Penunjang
No.
Masalah
1.
Peningkatan Hb
Dasar Masalah
Hb: 17 g%; N: 12-14 g%
2.
3.
Peningkatan
jumlah eritrosit
Hipoksia
4.
RVH
5.
Gelombang
pulmonal
Iskemia
6.
Hipotesis
- Polisitemia
- Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
(berhubungan
dengan
kurangnya
perfusi oksigen
7.
RVH
ke jaringan)
Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
Hipotesis
Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot
3.
4.
Oksigen
dapat
diberikan,
6.
7.
volume
cairan
2.
3.
4.
sianotik
Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
Hindari dehidrasi
Apabila sudah dilakukan terapi lanjutan (pembedahan), maka
diberikan profilaksis sekunder untuk infective endocarditis
7
2. Non Medikamentosa
Terapi non medikamentosa yang dapat diberikan antara lain:
a. Edukasi pada orang tua mengenai kondisi anak, apabila terjadi
serangan cyanotic spell yang tidak dapat diatasi dengan obatobatan, maka anak segera dibawa ke rumah sakit.
b. Edukasi pada orang tua mengenai pengobatan dalam jangka waktu
panjang, sehingga diperlukan kepatuhan pasien dalam melakukan
pengobatan.
c. Menyarankan untuk membatasi aktivitas anak untuk menghindari
serangan cyanotic spell.
3. Kateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung merupakan suatu tindakan invasive.
Kateterisasi jantung bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan data
objektif secara pasti tentang perubahan anatomis dan fisiologis akibat
berbagai kelainan jantung dan pembuluh darah (2). Pasien dengan PJB
termasuk pasien yang memerlukan kateterisasi jantung. Dengan
kateterisasi jantung dapat diketahui ada tidaknya kelainan jantung,
jenis kelainan jantung, derajat kelainan tersebut, cara pengobatan yang
tepat, dan menilai hasil pengobatan.
Selain itu, kateterisasi jantung juga dapat digunakan untuk
mengetahui tekanan pada ruang-ruang jantung, melihat bagaimana
darah melewati jantung, mengambil sampel darah, menginjeksikan zat
kontras untuk melihat adanya hambatan pada pembuluh darah, atau
abnormalitas dari ruang jantung, serta melakukan koreksi pada
VI.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi karena Tetralogi Fallot adalah:
1.
Polisitemia
2.
Brain thrombosis
9
3.
Brain abscess
CHF (Congestive Heart
4.
VII.
Failure)
PROGNOSIS
Koreksi total pada kasus Tetralogi Fallot sulit dilakukan. Kemudian
diagnosis adanya PJB sianotik terutama Tetralogi Fallot di Negara
berkembang masih jarang terdeteksi secara dini. Sehingga komplikasi
yang tidak diharapkan terkadang menyertai PJB. Prognosis untuk pasien
ini yaitu:
a. Ad Vitam
b. Ad Fungsionam
c. Ad Sanationam
: Dubia ad Malam
: Dubia ad Malam
: Dubia ad Malam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
I.
10
Faktor eksogen
a.
b.
c.
obat-obatan
tanpa
resep
dokter,
(thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)
Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
Pajanan terhadap sinar X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut
11
13
BAB IV
KESIMPULAN
14
ventrikel kanan. Hal ini dapat menyebabkan DC kanan yang bisa berakhir
dengan kematian.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan meliputi medikamentosa, non
medikamentosa, kateterisasi jantung, dan apabila keadaan umum memburuk
dapat dilakukan pembedahan. Prognosis pada pasien ini yaitu:
a. Ad Vitam
b. Ad Fungsionam
c. Ad Sanationam
: Dubia ad Malam
: Dubia ad Malam
: Dubia ad Malam
DAFTAR PUSTAKA
15
16