Anda di halaman 1dari 5

2. Ketelitian jangka sorong adalah 0,01 cm.

3. Jangka Sorong
Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk
mengukur diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik
berkebangsaan Prancis, Pierre Vernier. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu
rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap
adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang geser adalah
skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama memiliki skala
dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10
skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah
0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.
Contoh:

Gambar (a) menunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong dan gambar (b)
menunjukkan skala jangka sorong.
Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). Pada
gambar di atas skala utama (sku) 62 skala dan skala nonius (skn) 4 skala. Sehingga
dapat diketahui panjang benda yang diukur dengan cara berikut:

Panjang benda = sku . 1 mm + skn . 0,1 mm


= 62 . 1 mm + 4 . 0,1 mm
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti
tebal kertas dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu
selubung (poros tetap) dan selubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap
merupakan skala utama, sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala
utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya
terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 0,5
mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari
dua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
Contoh:

Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 9 skala dan skn = 43 skala,
maka panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm
= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm
= (4,5 + 0,43) mm
= 4,93 mm
4. Berikut akan dijelaskan cara menggunakan multimeter sesuai dengan fungsinya
yang telah disebutkan seperti di atas.

A. Mengukur tegangan DC
Cara mengukur nilai tegangan DC menggunakan multimeter dapat dijelaskan seperti
pada langkah di bawah ini:
1. Atur Selektor pada posisi DCV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur
pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-)
tidak boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.

B. Mengukur tegangan AC
Cara mengukur nilai tegangan AC menggunakan multimeter dapat dijelaskan seperti
pada langkah di bawah ini:
1. Atur Selektor pada posisi ACV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.
5.

Bahagian Multimeter Analog & Fungsinya

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan


fungsinya :
(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.
(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
(Ohm), test lead + (merahpemilih diputar pada posisi
dihubungkan ke test lead (hitam), kemudian tombol
diputar ke kiri atau ke kananpengatur kedudukan 0
.sehingga menunjuk pada kedudukan 0
(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
(Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai(4) Posisi
ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
dan K
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi

sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :


10; 50; 250; 500; dan 1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe
multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.
Terminal), berfungsi sebagai(9) Lubang kutub + (V A
tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
merah.

(10) Lubang kutub (Common Terminal), berfungsi


sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang
berwarna hitam.
(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter (Knife edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.

Anda mungkin juga menyukai