Anda di halaman 1dari 7

Kasus dalam Clinical Chemistry : Analisa Toksisitas dalam Penyalahgunaan Resep Obat

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumentasi Kimia

Oleh:
Alda Khairunnisa
Silvi Avianti Indriana

PROGRAM MAGISTER ILMU KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
1. Pengertian Penyalahgunaan Resep Obat
Fenomena penyalahgunaan resep obat seperti resep obat penghilang rasa sakit,
penenang, stimulan dan anabolic steroid di kalangan generasi muda semakin mencemaskan.
Penyalahgunaan ini dinilai lebih aman daripada membeli obat-obatan ilegal (narkoba) yang
saat ini semakin susah didapat. Di Indonesia, angka penyalahgunaan obat mencapai 2,2 persen
atau 4,2 juta orang pada tahun 2011. Dilihat

dari

aspek

usia,

mereka

yang sering

menyalahgunakan resep obat adalah remaja berusia antara 15-20 tahun, dan 70% diantaranya
berasal dari golongan menengah hingga atas. (DAPUS 2). Penyalahgunaan resep obat di

kalangan remaja telah menjadi masalah serius yang harus segera ditangani karena dapat
memberikan dampak negatif seperti kecanduan, overdosis, kelumpuhan, kerusakan otak
hingga kematian.
Jenis-jenis obat yang sering disalahgunakan adalah :
1.

Pain Killers/Opioid (Pembunuh rasa sakit)


Obat ini biasanya diresepkan oleh dokter untuk menghilangkan rasa nyeri.
Contoh dari pain killers adalah Oxycodone, acetaminophen (Percocet), oxycodone
(OxyContin), fentanyl (Duragesic), hydromorphone (Dilaudid), morphine (Avinza,
Kadian), and codeine.

2.

Tranquilizers (Obat Penenang)


Diresepkan untuk membantu mengurangi kecemasan dan mengobati gangguan
tidur dengan cara meningkatkan kadar zat kimia otak yang disebut GABA. Contoh dari
tranquilizer adalah Benzodiazepines : alprazolam (Xanax), diazepam (Valium),
lorazepam (Ativan), and clonazepam (Klonopin).

3.

Stimulants
Stimulan bekerja dengan cara menigkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan kadar
gula darah. Obat-obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar dopamin otak. Contoh
obat ini adalah methylphenidate (Konser, Ritalin) dan dextroamphetamine (Adderall,
Dexedrine) diresepkan untuk orang dengan gangguan attention deficit hyperactivity

disorder .
2. Bahaya Penyalahgunaan Resep Obat
Penyalahgunaan resep obat dapat membahayakan karena dapat menyebabkan
gangguan sistem kerja saraf dengan meniru senyawa kimia alami yang ada pada otak dan
memberikan stimulasi kinerja otak. Penyalahgunaan obat jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh hingga kematian sehingga diperlukan tindakan pencegahan. Salah satu
tindakan untuk mencegah dan mengurangi penyalahgunaan obat adalah dengan melakukan
deteksi dini pada para pelaku. Deteksi pelaku penyalahgunaan obat dapat dilakukan dengan
cara mendeteksi kandungan obat dalam cairan atau bagian tubuh manusia baik berupa darah,
air seni, ludah maupun rambut. Analisa mengunakan urine mampu menganalisis pengguna
penyalahgunaan obat dalam waktu yang relatif cepat yaitu hanya sekitar 5-10 menit. Selain itu
untuk preparasi sampelnya relatif mudah dan tidak diperlukan proses pemisahan.
3. Analisa sampel urin menggunakan DAPPI-MS dan DESI-MS
Ambient ionization mass spectrometry merupakan teknik analisis sampel dalam
kondisi terbuka dengan menganalisis berbagai macam substansi yang ada pada permukaan
sampel dan matrik. Dalam kebanyakan sistem Ambient ionization mass spectrometry, DESI

(desorption electrospray ionization-mass spectrometry ) merupakan instrumen pengionisasi


yang paling banyak digunakan. Pada DESI, permukaan sampel ditumbukan oleh pelarut yang
memiliki muatan (dihasilkan melalui reaksi pneumatik yang dibantu emisi elektrospray) pada
sebuat sudut relatif dari permukaan sampel. Hasil dari tumbukan ini adalah ion yang
dilepaskan dari permukaan sampel. Ion ini selanjutnya akan masuk ke dalam spectrometer
massa (Ifa, dkkk. 2007).

Gambar 1 : Mass Spectrometry Sampling Under Ambient Conditions dengan


Desorption Electrospray Ionization (DESI) (Ifa, dkk, 2007)
. DESI memberikan sensitivitas yang baik, dengan kisaran konsentrasi hingga pg-ng
(fmol-pmol) untuk senyawa yang bersifat polar atau ionik namun memberikan hasil yang
buruk untuk senyawa non polar. DESI-MS telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi
bioanalitikal termasuk analisis langsung urin, darah, kulit, rambut, tanaman, dan bakteri (MinZhoung,2011) .
DAPPI-MS merupakan metode MS ambient yang diperkenalkan pada tahun 2007,
Metode ini memberikan sensitivitas yang baik untuk senyawa polar dan non-polar. Di DAPPI,
sebuah jet panas dari campuran nebulizer gas dan pelarut yang ditembakan akan mengionisasi
analit melalui 3 reaksi yaitu photoionization, pertukaran muatan analit dan transfer foton.
Sebuah kripton akan dilepaskan oleh lampu ultraviolet dalam keadaan vakum (VUV). Kripton
akan mengionisasi pelarut semprot untuk memproduksi kation pelarut radikal (misalnya
toluena, anisol) atau molekul pelarut terprotonasi (misalnya aseton) dalam mode ion positif.
Muatan ion ini tergantung pada energi ionisasi (IES) dan afinitas proton (PA) dari pelarut
semprot dan analit, ionisasi analit dapat terjadi baik melalui pertukaran muatan kation M + dari
analit atau melalui transfer proton yang memproduksi molekul analit terprotonasi [M + H] +.
DAPPI-MS memberikan tingkat sensitivitas yang sama (pmol-fmol) dengan DESI-MS pada
senyawa polar tetapi sensitivitas untuk senyawa non-polar telah terbukti lebih baik
dibandingkan DESI-MS .

Gambar 2 : (a)Desorption Atmospheric Pressure Photoionization (DAPPI) (b) DAPPI


sprayer (Haapala M,2007)
Tidak adanya pretreatment sampel dan pemisahan dalam metode MS ambient,
bagaimanapun, membuat analisis rentan terhadap efek matriks yang dapat menyebabkan
gangguan prngukuran, penurunan sensitivitas dan analisis tidak optimal karena kontaminasi
spektrometer massa. DESI-MS telah terbukti kurang rentan terhadap efek matriks dari ESIMS, tapi tetap saja, sensitivitas DESI-MS ditemukan menurun dalam analisis sampel biologis
kompleks. Studi yang secara langsung membandingkan efek matriks antara teknik MS ambient
yang berbeda terbatas, tetapi tampaknya bahwa efek matriks bergantung pada kedua desorpsi
dan mekanisme ionisasi .
4. Metode Analisa kandungan obat dalam urin
Sampel urine dianalisis dengan DAPPI MS / DESI-MS dengan dan tanpa proses preparasi.
Langkah pretreatment (untuk 1 mL sampel) terdiri dari reaksi hidrolisis dengan glucuronidase
selama 1 malam pada suhu 37 C dan diekstraksi menggunakan isolute HCX-5 (100 mg)
dalam mode campuran pada cartridges fasa padat. Obat hasil ekstraksi dilarutkan dalam 0,5
mL air-metanol (50:50, v / v).
Berikut merupakan struktur obat-obatan yang akan dianalisa menggunakan DESI-MS
dan DAPPI-MS diantaranya :
Benzodiazepin

Gambar 3 : Struktur obat yang terkandung dalam urin pasien penyalahgunaan obat
(Niina, dkk., 2011)

5. Hasil Pengukuran menggunakan instrumentasi DESI-MS dan DAPPI-MS


Ionisasi obat dari matriks pelarut dan urin menggunakan DESI-MS and DAPPI-MS
Pada DESI-MS, ada 7 variasi komposisi spray solvent yang dipelajari yaitu air dengan
0.1% asam format, air-metanol 50:50(v/v), air-metanol 50:50 (v/v) dengan 0.1% asam
format, air-metanol 10:90 (v/v), air-isopropanol 50:50 (v/v) dengan 0.1% asam format,
airisopropanol 50:50 (v/v), dan air-isopropanol 10:90 (v/v). Semua spray solvents
dipelajari untuk menghasilkan molekul terprotonasi dari obat tanpa pembentukan tambahan
atau fragmentasi dari matriks pelarut dan sampel urin (Niina, dkk., 2011)..

Gambar 4 : Mass Spectra dari DESI-MS pada campuran obat (a) pada matriks pelarut (1 g
mL1) dan (b) pada matriks urin (50 g mL1). The 37Cl isotopic puncak dari diazepam
pada m/z 287 mengalami overlaping Dengan

[M+H] + dari oxazepam pada m/z 287

(Niina, dkk., 2011)..


Keberadaan asam dalam spray solvent akan meningkatkan efisiensi ionisasi dari obat.
Sedangkan campuran air-metanol 50:50 (v/v( dengan 0,1% asam format memberikan
sensitivitas yang baik. Pada DAAPI, acetone, toluene, anisole, dan tolueneanisole 99.5:0.5
(v/v) digunakan sebagai variasi campuran dari spray solvents (Niina, dkk., 2011)..

Gambar 5 : Spektra massa DAPPI dari campuran obat (a) dalam matriks pelarut (1 g mL1)
and (b) dalam matriks urine(5 g mL1). Spektra massa dari morphine (10 dan 100 g
mL1 dalam urine) mempelihatkan bahwa shown pengukuran dilakukan secara berbeda,
karena

M+ dari morphine

tambahan, puncak isotop dari

mengalami overlap dengan

[M+H]+ diazepam.

37

Cl diazepam pada m/z 287 overlap dengan

Dengan
[M+H]+

oxazepam m/z 287 (Niina, dkk., 2011).


Benzodiazepin terionisasi melalui transfer proton pada semua spray solvent dalam
matriks pelarut dan urin. Hal ini menunjukkan afinitas proton tinggi dari senyawa. Sedangkan
untuk opinoid, ia akan terionisasi baik melalui transfer proton atau pertukaran muatan
tergantung pada pelarut semprot yang digunakan dan sampel matriks. Aseton sebagai pelarut
semprot hanya menghasilkan molekul obat terprotonasi dari kedua matriks pelarut dan urin.
Hal ini dikarenakan aseton hanya membentuk protonasi reagen molekul termasuk perubahan
muatan dan pembentukan M+ .Dengan menggunakan toluen, opioids pada matriks pelarut
menghasilkan M+ dan [M+H]+ namun pada matriks urine, hanya keberadaan [M+H] + yang
dapat dideteksi. Pada pelarut anisole, opioids pada matriks pelarut hanya menghasolkan
keberadaan M+ namun pada matriks urine protonated molekul mendominasi spektra kecuali
morphine yang berada dalam bentuk M+. Hasil pengukuran yang berbeda pada DAPPI-MS
antara matrik pelarut dan matriks urine disebabkan karena komponen pada matriks urin dapat
terdesorbsi ke fasa gas (terutama urea) atau produk reaksi lain sehingga mengubah komposisi
reagen ion dan mekanisme reaksi (Niina, dkk., 2011)..
6. Kesimpulan
DESI-MS and DAPPI-MS memberikan proses analisis obat dalam urin dengan cepat
karena operasional mudah dan tidak memerlukan waktu banyak untuk preparasi sampel.
Sensitivitas dari DESI-MS and DAPPI-MS sebanding untuk komponen polar pada matrik
yang sederhana (seperti matriks pelarut). Dari matriks urine, DAPPI memberikan hasil 10
kali lebih baik untuk sensitivitas senyawa benzodiazepines dan opioids .
DAFTAR PUSTAKA
Niina M. Sunia, Pia Lindforsa, Olli Lainea,1, Pekka stmanb, Ilkka Ojanperb, Tapio
Kotiahoa,c,Tiina J. Kauppilaa, Risto Kostiainena,, 2011, Matrix effect in the
analysis of drugs of abuse from urine with desorptionatmospheric
pressure photoionization-mass spectrometry (DAPPI-MS)
anddesorption electrospray ionization-mass spectrometry (DESIMS), Analytica Chimica Acta 699 (2011) 73 80

Min-Zong Huanga, Sy-Chi Chenga, Yi-Tzu Choa, Jentaie Shieaa,b,, 2011, Ambient
ionization mass spectrometry: A tutorial, Analytica Chimica Acta 702 (2011) 1 15
F. Musshoff a,, F. Driever a, K. Lachenmeier a,D.W. Lachenmeier a, M. Banger b, B. Madea a,
2004, Results of hair analyses for drugs of abuse andcomparison with self-reports and
urine tests, Forensic Science International xxx (2005) xxxxxx
Haapala M, Pol J, Saarela V, Arvola V, Kotiaho T,Ketola RA, Franssila S, Kauppila TJ,
Kostiainen R. Desorption Atmospheric Pressure Photoionization (DAPPI), Anal. Chem.
2007, 79, 7867.
Ifa, D.; Gumaelius, L.; Eberlin, L.; Manicke, N.; Cooks, R. Forensic analysis of inks by
imaging desorption electrospray ionization (DESI) mass spectrometry. Analyst 2007,
132, 461-467.

Anda mungkin juga menyukai