1. Sebelum Bencana
PENCEGAHAN
Membantu penataan kembali kawasan rawan bencana letusan gunungapi.
Membuat jalur evakuasi untuk penyelamatan dari bahaya letusan gunungapi.
Memasang rambu-rambu papan peringatan dan tanda bahaya letusan
gunungapi di tempat-tempat rawan terkena bahaya langsung.
Mengembangkan dan memelihara sistem peringatan dini berbasis masyarakat.
Membentuk organisasi penanggulangan bencana
Mengadakan pelatihan bagi regu siaga bencana
Mengembangkan pendidikan lingkungan dan kebencanaan di masyarakat.
Membantu instansi yang berwenang dalam menyosialisasikan tingkat
isyarat/status gunungapi (Aktif Normal, Waspada, Siaga, Awas).
MITIGASI
Membangun rumah bertiang penopang atap lebih rapat (dibantu dengan tiang
diagonal), dianjurkan beratap seng agar tahan terhadap panas lontaran batu
pijar, dan kemiringan atap 45o.
Menyebarluaskan peta kerawanan bencana letusan gunungapi dan informasi
terkait kepada masyarakat umum dan komunitas yang menghadapi risiko
dengan menggunakan format yang sesuai dan dilakukan secara periodik.
Menyusun peta (sketsa) risiko bencana letusan gunungapi .
Berpartisipasi aktif dalam merencanakan dan membangun prasarana dan
sarana pengungsian dan shelter ternak.
Melakukan penghutanan kembali untuk mengurangi risiko terjadinya banjir
lahar, erosi, dan gerakan massa.
Mengadakan pelatihan cara pembuatan pakan ternak awetan karena besar
kemungkinan hijauan makanan ternak tertutupi abu vulkanik.
Menguatkan kelembagaan di tingkat masyarakat sebagai bagian manajemen
bencana berbasis masyarakat dengan dukungan pemerintah, dunia usaha, dan
LSM.
Membuat peraturan adat/desa tentang penanggulangan bencana.
Menyusun petunjuk operasional penanggulangan bencana letusan gunungapi
di pemukiman.
Memperbaharui rencana kegawatdaruratan dengan gladi (latihan
penyelamatan dan tanggap darurat) yang melibatkan masyarakat.
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait secara rutin.
KESIAPSIAGAAN
Membuat rencana penyelamatan di tingkat keluarga. Menentukan bagaimana
caranya dan dimana anggota keluarga akan berkumpul kembali, bila terpisah
setelah terjadi bencana letusan gunungapi.
Menyiapkan prasarana dan sarana pengungsian dan shelter ternak.
Ikut melakukan patroli di daerah yang rawan bahaya letusan gunungapi.
Segera melapor jika terjadi tanda-tanda adanya aktivitas gunungapi
(munculnya mata air panas, perubahan suhu udara, hujan abu ringan, bau
belerang, hewan di gunung mulai turun, dll).
Mengajak masyarakat untuk waspada dan/atau segera mengungsi seuai
petunjuk/perintah pejabat yang berwenang (bupati, kepala BPBD, camat,
geuchik). Membawa perlengkapan yang wajib dibawa pada saat mengungsi.