Isi PBL Kasus 1
Isi PBL Kasus 1
BAB I
PENDAHULUA N
c. Tuli tipe konduktif dan sensorineural. Tapi pada usia tua lebih ke
sensorineural terganggu irreversible saraf tepi gangguan n.
VIII
d. sensitivitas saraf tepi karena nerotransmiter
8. Faktor:
a. Internal: genetic, infeksi, dan toksin
b. External: lingkungan
a) Polutan (udara): penuaan dini
b) Suara: apoptosis
c) Air: imun
9. Pelayanan kesehatan (WHO):
a. Rencana WHO dalam geriatric
b. Situasi kebijakan sektoral
c. Tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan partisipasi
d. Tujuan untuk menjamin kenyamanan, proteksi, dan perawatan
BAB II
PEMBAHASAN
10
depresi pada geriatri sering tidak diakui pasien dan tidak dikenali dokter
karena gejala yang tumpang tindih, sering komorbiditas dengan penyakit
medis lain sehingga lebih menonjolkan gejala somatik daripada gejala
depresinya (Sudoyo, 2008).
Gangguan Tidur
Orang usia lanjut membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk
tidur (berbaring lama di tempat tidur sebelum tidur) dan mempunyai lebih
sedikit/lebih pendek waktu tidur nyenyak. Dari penelitian The Gallup
Organization didapatkan 50% penduduk amerika pernah mengalami sulit
tidur. Dari hasil penelitian di masyarakat, prevalensi sulit tidur (insomnia)
pada usia lanjut di Amerika adalah 36% untuk laki-laki dan 54% untuk
perempuan (Sudoyo, 2008).
Pada penelitian di laboratorium tidur, orang usia lanjut mengalami
waktu tidur yang dalam (delta sleep) lebih pendek, sedangkan tidur
stadium 1 dan 2 lebih lama. Hasil uji dengan alat
polysomnographicdidapatkan penurunan yang bermakna dalam slow
wave sleep dan rapid eye movement (REM). Orang usia lanjut juga lebih
sering terbangun di tengah malam akibat perubahan fisis karena usia dan
penyakit yang dideritanya, sehingga kualitas tidur secara nyata menurun
(Sudoyo, 2008).
Hasil survei pada masyarakat usia lanjut di Amerika, mendapatkan
bahwa mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk jatuh tidur, tidur
nyenyak hanya sebentar, lebih sering terbangun saat tidur, bangun terlalu
dini hari, dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk tidur pada siang
hari karena sangat mengantuk.
11
Subyektif
Menghabiskan terlalu banyak waktu di
tempat tidur
Menghabiskan lebih sedikit waktu
bisa tidur
Kepuasaan tidur berkurang
Keletihan sepanjang hari
Lebih sering dan lebih lama untuk
Obyektif
Penurunan tidur stadium 3 dan 4 (delta
sleep)
Penurunan tidur REM
Peningkatan nyata dalam jumlah
terbangun
Frekuensi gangguan tidur meningkat
Efisiensi tidur menurun
Rasa mengantuk di siang hari secara
nyata meningkat
Jumlah istirahat meningkat
Pada usia lanjut juga terjadi perubahan irama sirkadian tidur normal
yaitu menjadi kurang sensitif dengan perubahan gelap dan terang. Dalam
irama sirkadian yang normal terdapat peranan pengeluaran hormon dan
perubahan temperatur badan selama siklus 24 jam. Ekskresi kortisol dan
GH meningkat pada siang hari dan temperatur badan menurun di waktu
malam. Pada usia lanjut, ekskresi kortisol dan GH serta perubahan
temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol. Melatonin, hormon
yang diekskresikan pada malam hari dan berhubungan dengan tidur,
menurun dengan meningkatnya umur(Sudoyo, 2008).
Penelitian lain menunjukkan kualitas tidur usia lanjut yang sehat, juga
tergantung pada bagaimana aktivitasnya pada siang hari. Bila siang hari
sibuk dan aktif sepanjang hari, pada malam hari tidak ada gangguan
dalam tidurnya, sebaliknya pada siang hari tidak ada kegiatan dan
cenderung tidak aktif, malam harinya akan sulit tidur(Sudoyo, 2008).
Penyebab Gangguan Tidur Pada Usia Lanjut
Sampai saat ini berbagai penelitian menunjukkan, bahwa penyebab
gangguan tidur pada usia lanjut merupakan gabungan banyak faktor, baik
12
2. fenomena hayflick
Secara internal, proses penuaan sel terjad karena pemrograman genetic yang
telah didapatkan. Pada pengamaan jangka panjang, didapatkan bahwa fibroblas
manusia dewasa normal pada kultur sel, memiliki rentang masa hidup tertentu;
fibroblast berhenti membelah dan menjadi menua setelah kira-kira 50 kali
penggandaan (fenomena Hayflick). Fibroblast neoatus mengalami sekitar 65 kali
penggandaan sebelum berhenti membelah, sementra itu fibroblast dari pasien
progeria, yang berusia premature, hanya memperlihatkan 35 kali penggandaan atau
lebih.
13
14
Teori Instrinsik
Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam
diri sendiri.
Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh
lingkungan.
Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :
15
16
17
18
19
20
d. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi
kesehatan baik.
e. Selaput lendir vagina menurun.
10. Sistem Perkemihan.
a. Ginjal
b. Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin,
darah yang masuk ke ginjal disaring diglomerulus (nefron). Nefron menjadi
atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%.
c. Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat
dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.
11. Sistem Endokrin.
a. Produksi semua hormon menurun.
b. Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnyaBMR (Basal Metabolic Rate), dan
menurunnya daya pertukaran zat.
c. Menurunnya produksi aldosteron.
d. Menurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen, dan
testosteron.
12. Sistem Kulit ( Sistem Integumen )
21
22
23
24
dan family.
j. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
D. Perkembangan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow,1970)
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner,1970).
5. Faktor yang mempengaruhi proses penuaan
Berbagai faktor yang dapat mempercepat proses penuaan (Wibowo,
2003),yaitu :
1) Faktor lingkungan
a. Pencemaran linkungan yang berwujud bahan-bahan
polutan dan kimia sebagai hasil pembakaran pabrik,
otomotif, dan rumah tangga) akan mempercepatpenuaan.
b. Pencemaran lingkungan berwujud suara bising. Dari
berbagai penelitian ternyata suara bising akan mampu
meningkatkan kadar hormon prolaktin dan mampu
menyebabkan apoptosis di berbagai jaringan tubuh.
c. Kondisi lingkungan hidup kumuh serta kurangnya
penyediaan air bersih akan meningkatkan pemakaian
energi tubuh untuk meningkatkan kekebalan.
d. Pemakaian obat-obat/jamu yang tidak
terkontrol
umpan
balik
(hormonal
feedback
25
3) Faktor genetik
Genetik seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang tuanya.
Tetapi faktor genetik ternyata dapat berubah karena infeksi virus,
radiasi, dan zat racun dalam makanan/minuman/kulit yang diserap
oleh tubuh.
4) Faktor psikik
Faktor stres ini ternyata mampu memacu proses apoptosis di
berbagai organ/jaringan tubuh.
5) Faktor organik
Secara umum, faktor organik adalah : rendahnya
kebugaran/fitness, pola makan kurang sehat, penurunan GH dan
IGF-I, penurunan testosteron, penurunan melatonin secara konstan
setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan circandian
clock (ritme harian) selanjutnya kulit dan rambut akan berkurang
pigmentasinya dan terjadi pula gangguan tidur, peningkatan
prolaktin yang sejalan dengan perubahan emosi dan stress,
26
bebas.
Efe-efek
inilah
yang
dipercaya
dapat
dibuktikan,
tampaknya
dengan
27
elegans)
menunjukkan
bahwa
keadaan
pada
hewan-hewan
tersebut
dibandingkan
kontrol.
6. Sindrom Geriatri
1. Gangguan otak besar (Sindroma serebral) adalah kumpulan gejala yang terjadi
akibat perubahan dari aliran darah otak. Pada Lansia, terjadi pengecilan otak besar,
dalam batas tertentu masih dianggap normal. Aliran darah otak orang dewasa + 50
cc/100 gm/menit, apabila kurang dari separuhnya akan menimbulkan gejala-gejala
gangguan otak besar.
Ganguan sirkulasi ini dapat disebabkan karena hipertensi/darah tinggi,
mengerasnya pembuluh darah, penyempitan akibat proses pengerasan pembuluh,
yang dipercepat dengan tingginya kolesterol darah, kencing manis, merokok dan
darah tinggi.
2. Bingung (Konfusio) tiba-tiba adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi
pangertian (kognisi): derajat kesadaran, kewaspadaan dan terganggunya proses
berfikir. Bingung waktu, tempat dan orang. Istilah lain gagal otak akut..Gangguan
memori jangka pendek, mungkin jangka panjang.
Ada gangguan angan-angan: melihat sesuatu yang tidak ada (halusinasi) atau
salah penglihatan, dan sebagainya. Ada 2 syarat yang yang harus terpenuhi antara
lain: 1. Derajat kesadaran yang menurun, 2. Gangguan cipta (persepsi), 3.
28
Terganggunya siklus bangun tidur: sulit tidur (insomnia). Aktifitas fisik bisa
meningkat atau menurun, 5.Bingung, 6.Gangguan memori, tidak mampu belajar
materi baru.
3. Gangguan saraf mandiri pada lanjut usia yang perlu diperhatikan adalah
terjadinya perubahan aliran listrik saraf ke pusat mandiri yang mengakibatkan
tekanan darah rendah (hipotensi) pada posisi tegak, gangguan-gangguan pengaturan:
suhu, gerak kandung kemih, saluran makanan di leher dan usus besar.Hipotensi posisi
tegak (ortostatik atau postural) didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik
atau diastolic sebanyak 20 mmHg pada saat penderita berubah posisi dari posisi tidur
ke posisi tegak.Penurunan tekanan darah harus berlangsung setelah 1-2 menit
perubahan posisi ke posisi tegak.Disini timbul perasaan melayang, nggliyeng (light
headed), selamabeberapa jam, tetap hipotensi, bahkan sering mengalami penurunan
kesadaran, baru membaik setelah posisi berbaring lagi.
Pada orang muda, mekanisme pengaturan pembuluh darah dengan segera
mengadakan kompensasi. Hipotensi posisi tegak ini merupakan salah satu penyebab
terjadinya jatuh pada usia lanjut, yang seringkali mendadak bangun dari tempat tidur
di malam hari karena ingin buang air ke kamarmandi. Gejala lain adalah keluar
keringat dingin, perubahan besar pupil mata, gangguan lambung-usus, beser
atausering kencing diwaktu malam.Gangguan pengaturan suhu akibat kurang baiknya
kerja suatu bagian di otak besar (hipotalamus) sebagai pengatur suhu (termostat)
untuk menetapkan ke suatu suhu tertentu. Bila termostat menetapkan tinggi, pada
suhu lebih rendah merangsang tegaknya rambut kulit (pilokontraksi), penyempitan
pembuluh darah tepi (vasokonstriksi perifer), menggigil dan perasaan dingin, lansia
tersebut ingin berbaju tebal untuk menyamai suhu yang ditetapkan oleh pengatur suhu
tersebut.
Sebaliknya bila suhu ditetapkan rendah, maka terjadi mekanisme pelebaran
(dilatasi) pembuluh darah, berkeringat dan melepaskan baju untuk menyamakan suhu
yang ditetapkan oleh termostat tersebut. Lansia dapat terkena: a) Panas tinggi
(Hipertermia), suhu tubuh menjadi > 40,60 C, bisa terjadi gangguan fungsi/disfungsi
29
30
dua kali per hari, dipakaian atau tempat tidur.Hal ini dapat disebabkan hilangnya
reflek anal/anus, disertai lemahnya otot-otot seran lintang, yang melingkari
anus.Sering ini merupakan gejala awal penyakitsaluran cerna bawah, sangat mungkin
disembuhkan apabila diobati pada waktu dini.Ada baiknya Lansia ini memakai
pempers belakang.
5. Jatuh, merupakan salah satu problim utama Lansia, yang disebabkan faktor
intrinsik: gangguan gaya berjalan, kelemahan otot-otot kaki, kekakuan sendi, sinkop/
hilang kesadaran sejenak dan dizzines/goyang, atau faktor ekstrinsik yang menjadi
penyebabnya: lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, cahaya
kurang terang sehingga terganggu penglihatannya, dan sebagainya.
6. Penyakit tulang dan patah tulang menjadi salah satu sindroma geria-trik, dalam
arti angka kejadiannya dan akibatnya pada Lansia cukup bermakna. Dengan
bertambahnya usia, terjadi peningkatan hilangnya tulang secara linear/ berbanding
lurus. Tingkat hilang tulang ini sekitar 0,5-1% per tahun dari berat tulang pada wanita
paska menopause dan pria > 80 tahun. Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan
(dilaksanakan oleh sel-sel osteoklas) dan pembentukan (dilaksanakan oleh sel-sel
osteoblas) yang berjalan bersama-sama, sehingga tulang dapat membentuk modelnya
sesuai dengan pertumbuhan badan (proses remodelling). Oleh karena itu dapat
dimengerti bahwa proses remodelling ini akansangat cepat pada usia remaja (growth
spurt).
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perusakan
tulang oleh kedua jenis sel tersebut. Apabila hasil akhir perusakan (resorbsi/
destruksi) lebih besar dari pembentukannya (formasi) maka akan timbul osteo
porosis. Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian
rupa sehingga hanya dengan trauma minimal tulang akan patah. WHO (World Health
Organization) memberikan definisi sebagai berikut: Adalah penurunan massa tulang >
2,5 kali standard deviasi massa tulang rata-rata dari populasi usia muda. Penurunan
antara 1-2,5standard deviasi dari rata-rata usia muda disebut osteopenia.
31
32
33
diingatkan minum obat dan kontrol ke dokter dengan teratur, diet banyak sayuran dan
buah-buahan, menjauhi daging merah, memilih daging putih seperti pada ikan dan
burung (ayam, itik, dsb), stop merokok, olah raga teratur dan terukur 3-5 kali
seminggu dengan memperhatikan aspek-aspek penting pada sindroma geriatri.
Gangguan penglihatan dan pendengaran pada usia lanjut sering tidak disadari
oleh para usia lanjut tersebut. Hal ini sering mengurangi rasa percaya diri sehingga
berkurang keinginannya untuk pergi ke luar, untuk lebih aktif atau pergi ke sana
kemari. Mereka akan kehilangan kemampuannya untuk membaca atau melihat
televisi. Semua itu akanmenurunkan aspek sosialisasi dari para usia lanjut.
Terisolasinya mereka dari dunia luar akan menyebabkan depresi dengan berbagai
akibatnya. Isolasi sosial karena gangguan pendengaran justru lebih besar jumlahnya
dibandingkan oleh gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan dan pendengaran
tersebut merupakan masalah penting pada usialanjut, bahkan oleh beberapa akhli
dimasukkan dalam sindroma geriatrik. Selain angka kejadiannya tinggi juga akibat
bagi kualitas hidupnya sangat besar.
Upaya pengobatan dan alat bantu untuk menyembuhkan dan mengurangi
akibatgangguan pancaindera tersebut akan sangat berarti bagi para lansia.Kaca
pembesar yang sederhana dapat membantu lansia membaca tulisan-tulisan yang kecil,
sekiranya biayapembelian/ kerumitan memakai kacamata menjadi kendala.Kaca mata
mungkin perlu diberi tali, agar tidak lupa mencari keberadaannya. Fungsi bicara
lanjut usia akan terganggu dan kurang menjadi jelas karena banyaknya gigi yang
hilang/ tanggal.
Gangguan ini sering diikuti dengan nada suara yang lemah dan lambat akibat
proses degenerasi susunan saraf pusat pada usia lanjut. Pemberian gigi tiruan akan
memperbaiki fungsi bicara sehingga dapat terjadi komunikasi yang baik dengan
orang lain. Keseimbangan 5-Rasa. Menurut Pakde Soenarto Mertowardoyo, ada 5
rasa yang berhubungan dengan makanan dan minuman didalam kehidupan sehari-hari
yang harus kita seimbangkan masukannya, agar kita menjadi sehat . Kelima rasa
tersebut adalah: manis, gurih, asin , asam dan pahit.
34
Mari kita memperhatikan citarasa di mulut kita. Ada 3 (tiga) rasa yang berhubungan
dengan faktor risiko utama Penyakit Jantung Koroner, yaitu manis berhubungan
dengan kencing manis/ diabetes mellitus, gurih dengan gangguan lemak-kolesterol/
dislipidemia dan asin dengan tekanan darah tinggi/ hipertensi. Sekiranya Lansia
berhadapan dengan faktor risiko tersebut, coba hadapilah ‘tri rasa’enak tersebut dengan rasa pahit. Rasa pahit dapat diperoleh dari banyak ramuan, jamu
atau minuman disekitar kita misalnya daun papaya, batang-daun: brotowali,
sambiloto; buah pare, biji mahoni, tetapi anjuran kami adalah teh hijau (green tea)
saja, yang sudah diminum banyak orang dan mudah didapat di pasar swalayan.
Tanaman (biji) teh telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1684 dibawa oleh orang
Jerman: Andreas Cleyer dari Jepang 18.Karena ini masalah rasa di mulut, buatlah
kadarnya cukup pahit untuk menyengat sampai pangkal lidah kita guna melawan trirasa enak tersebut.Teguklah dengan sedikit dikumur, berkali-kali dalam sehari,
setelah beberapa hari, selayaknya mampu untuk menghadapi bahkan menggantikan
tri rasa-enak tersebut. Paling sedikit ada imbangan rasa lain (pahit), sebagai pilihan
pendamping tri rasa-enak.
35
Instability / immobility
Incontinence
Menurut Solomon dkk:
The 13 i yang terdiri dari
Immobility
Instability
Intelectual impairement
Incontinence
Isolation
Impotence
Immuno-deficiency
Infection
Inanition
Impaction
Insomnia
Iatrogenic disorder
Impairement of hearing, vision and smell
36
37
gangguan keseimbangan fisiologik dan waktu yang dibutuhkan untuk pulih setelah
faktor stres berlalu, menjadi lebih panjang. Sistima syaraf dan endokrin mempunyai
peran penting dan khususnya gangguan fungsi syaraf otonom berpengaruh besar
terhadap penurunan kapasitas homeostatis. Iskemia otak bagian posterior akibat
gangguan pembuluh darah vertebrobasiler akan mengganggu serebelum dan korteks
oksipital. Di antara gejalanya adalah gangguan termoregulasi dan episode hipotensi.
Hipotensi postural atau hipotensi ortostatik didefinisikan sebagai penurunan tekanan
sistolik atau diastolik sebanyak 20 mmHg pada saat penderita berubah posisi dari
tidur ke posisi tegak. Pengarang lain menambahkan batasan tersebut dengan catatan
bahwa penurunan tekanan darah harus berlangsung setelah 1-2 menit perubahan
posisi ke posisi tegak (Van der Cammen, 1991). Mekanisme mempertahankan
tekanan darah merupakan refleks, dimana serabut aferen berasal dari baro-reseptor di
sinus karotikus. Serabut ini berjalan menuju ke pusat vasomotor di batang otak
melalui saraf glosofaringeus. Serabut eferen berjalan melalui medula spinalis dan
serabut preganglionik ke rantai simpatis, kemudian melalui serabut postganglionik ke
pembuluh darah. Pada perubahan dari posisi baring ke posisi tegak terjadi
perpindahan hampir 700 cc darah meninggalkan rongga dada menuju ke pool
cadangan vena di daerah perut dan kaki. Tekanan di atrium kanan turun lebih rendah
dari tekanan dalam rongga dada, menyebabkan venous return ke jantung kanan
menurun. Isi sekuncup menurun, dengan akibat penurunan tekanan darah. Reaksi
kompensasi berupa efek simpatis dengan terjadinya vasokonstriksi arteriole dan vena
disertai dengan reaksi parasimpatis berupa percepatan denyut jantung. Pada penderita
muda, keadaan seperti ini seringkali disertai gejala light-headed (rasa
melayang/nggliyeng) ringan dalam waktu yang tidak terlalu lama, oleh karena
mekanisme pengaturan vasomotor dengan segera mengadakan kompensasi. Pada
penderita lansia, mekanisme kompensasi tersebut sering tidak efektif, sehingga tetap
terjadi hipotensi dengan segala gejalanya selama beberapa jam. Bahkan seringkali
penderita mengalami penurunan kesadaran, yang baru membaik bila penderita
diletakkan pada posisi berbaring lagi. Hipotensi postural ini juga merupakan salah
38
satu penyebab terjadinya jatuh pada usia lanjut yang seringkali mendadak bangun dari
tempat tidur di malam hari karena ingin buang air ke kamar mandi.
Dekubitus
39
daerah tumit mencapai 30-45 mmHg. Tekanan ini akan menimbulkan daerah iskemik
dan bila berlanjut terjadi nekrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan
bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam.
Empat faktor yang berpengaruh pada patogenesis timbulnya ulkus dekubitus adalah
tekanan, daya regang, friksi/gesekan dan kelembaban. Penampilan klinis dari
dekubitus dapat dibagi sebagai berikut:
Derajad I : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis. Tampak sebagai daerah
kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
Derajad II : Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga
lapisan lemak subkutan. Tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan tepi yang jelas
dan perubahan warna pigmen kulit.
Derajad III : Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi
dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajad IV : Perluasan ulkus menembus otot, sehingga tampak tulang di dasar ulkus
yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
Pengelolaan dekubitus
40
41
dapat
berupa
kegiatan
penyuluhan,
42
Upaya
benar
preventif
yaitu
upaya
pencegahan
terhadap
43
d.
melalui
sistem
rujukan
Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ
yang telah menurun.Yang dapat berupa kegiatan :
- Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang
penggunaanberbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan
lain -lain agar usia lanjutdapat memberikan karya dan tetap
merasa berguna sesuai kebutuhan dankemampuan.
- Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri
dan
44
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan
kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan
fisiologik (kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.
Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
ketidamampuan dan bahkan kematian Dengan begitu manusia secara progresif akan
kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi
metabolik dan stuktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif seperti, hipertensi,
aterosklerosis, diabetes militus dan kanker yang akan menyebabkan kita menghadapi
akhir hidup dengan episode terminal yang dramatic seperti strok, infark miokard,
koma asidosis, metastasis kanker dan sebagainya. Sebenarnya banyak teori yang
menjelaskan mengapa manusia mengalami proses penuaan. Tetapi, pada dasarnya
45
semua teori itu dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu teori wear and tear dan
teori program (Pangkahila, 2007). Sedangkaan menurut goldman da Penuaan
merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang selanjutnya menyebabkan perubahan anatomis,
fisiologis dan biokemis. Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan
paripurna dasar dan menyeluruh di bidang kesehatan usia lanjut yang meliputi
peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan
kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun Rumah Sakit
serta Panti-panti dan institusi lainya. Tekhnologi tepat guna dalam upaya kesehatan
usia lanjut adalah teknologi yang mengacu pada masa usia lanjut setempat, yang
didukung oleh sumber daya yang tersedia di masyarakat, terjangkau oleh masyarakat
diterima oleh masyarakat sesuai dengan azas manfaat.
Saran
Gejala lanjut usia merupakan gejala dalam proses penuaan, sehingga kita
harus menjaga agar kita tetap sehat dengan menjalankan pola hidup sehat dan makan
makanan yang bergizi.