Anda di halaman 1dari 2

I.

UMUM
Kamis malam jam 22.55 WIB tanggal 13 Pebruari 2014 terdengar suara gemuruh
erupsi Gunung Kelud yang berkubah larva hasil dari letusan tahun 2007 dengan volume
besar & seluas 100 m begitu dahsyat suaranya sampai terdengar didaerah kuta Bali.
Semburan maksimal vulkanik ke udara setinggi 20 Km s.d 25 Km mengarah ke Barat
hingga Barat daya berupa hujan abu, pasir, dan kerikil sejauh 15 km s.d 300 Km. Sebaran
material vulkanik hasil erupsi sampai diwilayah Jawa Barat (Kab. Ciamis, Kab.
Bandung), Jawa Tengah (Kab. Semarang, Kab, Solo, dan Sekitarnya) dan Jawa Timur
yang berupa debu Vulkanik. Daerah yang paling parah kondisinya tertimpa erupsi
Gunung Kelud adalah Wilayah Kediri, Malang, Blitar, dan Kab. Tulungagung, bukan
hanya debu saya melainkan pasir, kerikil, dan batu.
Gunung Kelud Merupakan salah satu Gunung Api aktif dari 129 Gunung Api Aktif
di Indonesia yang terletak di 3 (Tiga) kabupaten Kediri, Blitar dan Malang. Ketinggian
puncak Gunung berkisar 1731 MAL, dengan posisi koordinat 7 5548LS dan
1121829 BT dan interval letusannya 17 tahun s.d 25 tahun serta letusan sebelumnya
jumat 10 Februari 1990.
Pasca erupsi Gunung Kelud merupakan bom waktu kedua adalah banjir lahar panas
dan lahar dingin dengan potensi muntahan erupsi sejumlah 100 Juta 105 Juta m
ditambah dengan sisa material hasil letusan 1990 maupun sebelumnya, material tersebut
berada pada puncak dan lereng Gunung Kelud terutama mengarah pada kali Konto, Kali
Ngobo, Kali Serinjing dan wilayah Kab. Kediri. Kali Konto hulu &

Kali

......................diwilayah Kab. Malang khususnya, sertaKali Badak, Kali Jari, Kali Putih &
Kali Semut & Kali Lekso di wilayah Kabupaten Blitar.
II.PROBLEM.
Ancaman banjir lahar dingin terus menghantui warga sekitar Gunung Kelud,
apabila keberadaan sebaran material yang mempunyai potensi menjadi lahar dingin
sebagian besar volumenya pada radius 5 Km dan curah hujan masih cukup tinggi
intensitasnya serta musim hujan belum berlalu
Hari ke-5 (lima) pasca letusan banjir lahar dingin mulai mengalir dengan derasnya
pada sungai sungai yang berhulu di lereng Gunung Kelud, terutama Kali Konto pada
jembatan Damar Wulan Kandangan muka air lahar dingin hampir menyentuh balok
(Girder) Jembatan saluran irigasi surabaya tertutup endapan lahar dingin, tanggul

konsolidasi dam oro oro ombo longsor sekitar 15 m sehingga endapan lahar dingin
menggenangi daerah pertanian, kondisi waduk Siman sungguh memprihatinkan terkena
endapan material dan beberapa fasilitas bangunan sabo yang mengalami kehancuran baik
pada main dam, apron maupun subdam. Guna mencegah terjadinya korban dan kerusakan
fasilitas bangunan sabo yang lebih besar maka perlu adanya penanggulangan dan
penanganan secara komprehensif pada sungai sungai yang berhulu dilereng Gunung
Kelud.
III.FASILITASI BANGUNAN SABO YANG SUDAH TERBANGUN
Penanggulangan bencana alam akibat letusan Gunung Kelud yang berupa banjir
lahar panas dan banjir lahar dingin dilaksanakan sejak tahun 1969 setelah 3 (tiga) Tahun
pasca letusan tahun 1966.
Berbagai fasilitas bangunan sabo telah dibangun antara sabo dam, check dam, Sand
packet, Konsolidasi dam, Groundsill, Bypass Channel, dan sarana transportasi guna akses
jalan pengungsian yaitu jembatan.
Manfaat fasilitasi bangunan sabo tidak saja sebagai bangunan pengendali sedimen
tetapi dibuat multi purpose misal untuk irigasi, air baku, jalan perlintasan (Sub Mersible)
listrik micro hidro dan sebagainya berdasar pada Pra-Master Plan yang ada fasilitas
bangunan sabo masih 70% sudah terbangun sehingga masih cukup banyak diperlukan
bangunan sabo dan disamping itu dibutuhkan pemeliharaan secara continue agar
bangunan tersebut terjaga dengan baik fungsi serta kondisi bangunannya. Untuk lebih
realistisnya Pra-Master Plan yang ada diperbaharui dengan kondisi sekarang.
Adapun bangunan fasilitas sabo yang sudah terbangun pada 11 (Sebelas) sungai
adalah sebagai berikut :
1. Kali konto
2. Kali Badak, dan seterusnya

Anda mungkin juga menyukai