Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Data kesetimbangan uap cair merupakan data termodinamika

yang diperlukan dalam perancangan dan pengoperasian kolom-kolom


distilasi. Data kesetimbangan uap cair dapat diperoleh melalui
eksperimen dan pengukuran. Namun, percobaan langsung yang
betul-betul lengkap baru dapat diperoleh dari serangkaian metoda
pengukuran. Percobaan langsung yang betul-betul lengkap
memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar, sehingga cara
yang umum ditempuh adalah mengukur data tersebut pada
beberapa kondisi kemudian meringkasnya dalam bentuk modelmodel matematik yang relatif mudah diterapkan dalam perhitunganperhitungan komputer. Pengembangan model matematik tersebut
juga harus memiliki landasan teoritik yang tepat sehingga
penerapannya di luar batas-batas pengembangannya dapat
dipertanggungjawabkan.
Percobaan ini bertujuan memperoleh data kesetimbangan uap cair
sistem biner. Data yang diperoleh dikorelasikan dalam bentuk modelmodel termodinamik. Penaksiran parameter-parameter model
dilaksanakan dengan regresi tidak linear berdasarkan kriteria jumlah
kuadrat terkecil.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari
kesetimbangan fasa uap-cair sistem biner.
1.3 Sasaran Percobaan
Sasaran dari percobaan ini adalah praktikan terampil dalam
percobaan pengukuran kesetimbangan uap-cair menggunakan alat
ebuliometer, membandingkan hasil percobaan dengan grafik yang
diperoleh dari literatur.

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1

Alat dan Bahan


2.2.1
Alat
Ebuliometer
Termometer gelas
Gelas ukur
Gelas kimia
Pengukur tekanan
Reefraktometer
Pemanas listrik
Selang air
Piknometer
2.2.2
Bahan
Air
Etanol
Aseton

2.2

Langkah Percobaan
2.3.1
Kalibrasi dan Pengukuran Densitas
Densitas

etanol

murni

diukur

dengan

cara

mengkalibrasi terlebih dahulu piknometer dengan aqua dm.

Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui volume dari


piknometer yang digunakan. Cara mengkalibrasi piknometer
ialah

dengan

menimbang

terlebih

dahulu

piknometer

kosong. Lalu kemudian piknometer diisi dengan aqua dm


hingga penuh. Sebelumnya ukur suhu aqua dmnya. Setelah
itu timbang kembali piknometer dan akan didapatkan
densitas aqua dm pada keadaan tersebut. Lalu keluarkan
aqua dm dari piknometer, lalu bersihkan dengan aseton.
Lalu masukkan etanol yang tersedia (96% volume) hingga
penuh. Lalu timabng piknometer dan akan didapatkan
massa pikonometer

+ aseton. Densitas

aseton murni

didapatkan dengan menggunakan rumus di bawah ini.


etanol murni =
2.3.2

etanol 96 0,04 air


0,96

Kalibrasi Refraktometer
Kalibrasi refraktometer dilakukan karena pada saat
percobaan

utama,

komposisi

produk

tidak

diketahui.

Kalibrasi refraktometer dilakukan dengan membuat terlebi


larutan baku campuran etanol-air dari komposisi 0% volume
etanol sampai 100% volume etanol. Larutan baku kemudian
diukur indeks biasnya menggunakan refraktometer. Hal
pertama yang dilakukan dalam menggunakan refraktometer
adalah menyambungkan refraktometer ke sumber arus
listrik kemudian refraktometer dinyalakan dengan cara
menekan tombol angka 1, Kemudian salah satu bagian dari
refraktometer diangkat sehingga plat atau kaca bidik bisa
dilihat. Larutan baku kemudian diteteskan pada kaca bidik
atau plat dari refraktometer, lalu refraktometer ditutup
kembali. Knop bagian atas diputar sehingga bisa didapat

batas terang gelap kemudian knop bagian bawah diputar


sehingga batas terang gelap tersebut tepat berada pada
perpotongan garis silang yang berada pada pembacaan
refraktometer tersebut. Setelah batas terang gelap berada
tepat pada perpotongan garis silang, maka indeks bias dari
larutan baku yang diukur dapat dibaca dari layar skala yang
berwarna hijau. Skala berwarna hijau tersebut menunjukkan
indeks bias yang terukur.
2.3.3

Percobaan Utama
Percobaan utama yang dilakukan pada percobaan kali
ini adalah menentukan komposisi produk top maupun
bottom yang didapat dengan memasukkan umpan pada
ebuliometer lalu mengalurkannya pada grafik yang didapat
dari literatur yang merupakan hasil dari metode van laar.
Komposisi ditentukan dengan mengukur indeks bias produk
menggunakan refraktometer yang kemudian dikonversikan
menjadi

komposisi

refraktometer.

dengan

Umpan

menggukan

yang

kurva

dimasukkan

ke

kalibrasi
dalam

ebuliometer bervariasi yakni 10% mol etanol, 20% mol


etanol, 30% mol etanol, dan 40% mol etanol.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.

Penentuan densitas etanol


Pada percobaan, densitas etanol yang diperoleh dengan

mengunakan piknometer adalah 0,811 g/mL


3.2.

Kalibrasi Refraktometer
1.37
1.36
1.35

f(x) =f(x)
0.05x
++
1.33
= 0x
1.36
R = 0.98
R = 0.11

Indesk Bias 1.34


1.33
1.32
1.31

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Fraksi volum

1.37
1.36
1.35

f(x) = 0.07x + 1.34


f(x) = - 0.01x + 1.36
R = 0.91
R = 0.96

Indeks Bias 1.34


1.33
1.32
1.31
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Fraksi mol

Pada kalibrasi refraktometer, diperoleh


hubungan indek bias dengan fraksi volum dan fraksi mol etanol sebagai berikut

Dari kurva kalibrasi diatas, diperoleh hubungan indeks bias dengan fraksi etanol

Indeksbias=0,0453 Fraksi volum Etanol+1,333


Persamaan diatas dapat digunakan untuk range %volum 0 60%

Gambar 3,1 kurva kalibrasi fraksi mol dan fraksi volum dengan indeks bias

Indeks bias =0,0747 Fraksimol Etanol+1,336

3.3. Penentuan Kondisi Kesetimbangan dengan Ebuiliometer


Pada penentuan komposisi uap-cair keseimbangan dengan ebuiliometer, perlu
dilakukan pengenceran terhadap sampel karena range kurva kalibrasi yang digunakan berkisar
0 0,6 fraksi volum etanol. Pengenceran dilakukan dengan mengencerkan 25 sampel hingga 50
mL. Hasil percobaan dengan ebuliometer pada tekanan 0,98 atm dengan fraksi mol etanol
umpan 0,1, 0,2 , 0,3, 0,4 dapat ditabulasikan pada table berikut:
Tabel 3,1 Hasil penentuan komposisi kesetimbangan uap dan cair dengan variasi fraksi mol etanol umpan
Fraksi mol
etanol
umpan

Temperatur
o

( C)

Fraksi mol etanol


Cair

Uap

0,1

81,6

0,1

0,51

0,2

79,3

0,27

0,30

0,3

77,8

0,39

0,71

0,4

77,6

0,39

1,22

Hasil diatas kemudian dapat dialurkan ke diagram T-x,y untuk membandingkan komposisi
kesetimbangan uap dan cair percobaan dengan komposisi kesetimbangan uap dan cair literatur.
Literatur yang digunakan adalah perhitungan koefisien aktifitas dengan metode Van Laar.
Komposisi kesetimbangan uap-cair literature diperoleh dari Software Aspen Hysys v8,6, Berikut
adalah perbandingan komposisi kesetimbangan uap-cair percobaan dengan literatur.
100
95
90

T (oC)

85
Fraksi mol feed = 0,1

Fraksi mol feed = 0,2

80
75 mol feed = 0,3
Fraksi
0
0.1 0.2 0.3

0.4

0.5

Fraksi mol feed = 0,4


0.6 0.7 0.8 0.9

x,y ( fraksi mol etanol)

Gambar 3,2 Hasil percobaan pada berbagai fraksi mol etanol umpan pada diagram T-x,y dan kurva
kesetimbangan uap-cair etanol-air percobaan dan model van Laar
Dari hasil percobaan diatas, diperoleh bahwa temperatur keseimbangan pada fraksi mol
etanol umpan 0,10 sekitar 81,6 oC. Menurut literature, temperatur keseimbangan pada fraksi mol
etanol umpan 0,10 adalah 84 94 oC. Temperatur kesetimbangan percobaan tidak sama dengan
temperatur kesetimbangan literatur, hal ini disebabkan oleh laju alir pendinginan pada kondensor
terelalu besar dibandingkan dengan laju pemanasan heater. Laju pendinginan yang terlalu besar
menyebabkan kondensasi uap etanol tidak hanya sampai saturated liquid melain kan subcooled
liquid. Subcooled liquid yang terbentuk akan jatuh ke larutan menyebabkan temperatur larutan
etanol panas menurun, sehingga hal ini meyebabkan temperatur kesetimbangan lebih kecil dari
yang seharusnya. Ketidakmampuan heater untuk memanaskan dengan efektif dapat disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor yang paling mungkin terjadi adalah logam yang digunakan untuk

memanaskan terlah berkarat. Meskipun ebuiliometer terbuat dari bahan stainless steel, pemanas
ebuiliometer belum tentu terbuat dari stailess steel. Pada percobaan ebuiliometer mengandung air
dan etanol yang sangat besar dan kemungkinan ada oksigen terlarut. Adanya kontak logam dengan
air dan oksigen dapat menyebabkan korosi yang menurunkan efektifitas pemanasan heater. Etanol
adalah zat yang dapat menyebabkan korosi sehingga potensi terjadinya korosi dapat terjadi.
Adanya perbedaan komposisi keseimbangan literatur dengan percobaan disebabkan oleh beberapa
faktor karena temperatur belum mencapai kesetimbangan, selain itu adalah adanya etanol yang
menguap ketika hendak dilakukan refraktometri.
Bila dilihat hasil percobaan dan kurva kesetimbangan pada gambar 3,2, hasil percobaan
menunjukan bahwa hasil percobaan mengikuti bentuk kurva kesetimbangan (kecuali hasil fraksi
mol etanol feed = 0,2 dan 0,4 ) meskipun tidak sesuai dengan fraksi mol etanol yang diumpankan.
Hal ini menandakan bahwa fraksi mol etanol yang diumpankan tidak sesuai dengan yang
direncanakan. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian hasil refraktormetri
dengan konsentrasi etanol pada wadah penampungan etanol pada setiap akhir run. Etanol yang
diambil untuk direfraktometri dari wadah penampungan etanol sangat berkemungkinan untuk
mengalami penguapan. Hal ini menyebabkan konsentrasi etanol yang terukur lebih kecil daripada
konsentrasi etanol sebenarnya pada wadah penampungan etanol. Pada saat pembuatan larutan
etanol, larutan dibuat dengan penambahan etanol atau air hingga konsentrasi yang diinginkan
(fraksi mol 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ;0,4) . Basis perhitungan mengunakan etanol yang terukur oleh
refraktometer (yang konsentrasinya lebih kecil), sehingga besar kemungkinan apabila larutan yang
dibuat mengandung konsentrasi etanol yang lebih tinggi daripada seharusnnya.
Pada percobaan dengan fraski mol etanol umpan sama dengan 0,4 , diperoleh bahwa fraski
mol disilat sebear1,22, Fraksi mol tidak mungkin dapat melebihi 1, Fraksi mol yang besar ini
disebabkan oleh hasil distilat encer yang hendak direfraktormetri belum homogen, sehingga
pengukuran hasil distilat menghasilkan fraksi volum yang lebih besar dari 0,5, Fraksi volum yang
lebih besar dari 0,5 tidak mungkin terjadi pada distilat yang telah diencerkan karena disilat
diencerkan dengan mencampurkan 25 mL distilat dengan 25 mL aqua dm sehingga fraksi volum
minimum maksimum adalah 0,5, Hasil yang lebih besar dari 0,5 pasti dikarenakan oleh
pencampuran yang belum homogen.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4,1 Simpulan
Hasi

percobaan

menunjukkan

komposisi

etanol

pada

saat

kesetimbangan tersebar antara 0,10 0,39 untuk fasa cair dan 0,51
1,22 untuk fasa uap dengan range temperatur kesetimbangan
antara 77,6 81,6C. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin
besar perbandingan volume etanol dalam campuran, maka semakin
banyak fraksi mol etanol dalam fasa uap dan fasa cair saat
kesetimbangan. Titik azeotrop pada percobaan ini tidak teramati.
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa diagram T-xy hasil
percobaan menyimpang dari diagram T-xy pada literatur sebesar
35,026%.
4,2 Saran
1, Refraktometer diletakan didekat ebuiliometer

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Smith, J. M., Van Ness, dan M.M. Abbott. 2005, Intoduction to Chemical
Engineering Thermodynamics 7th Edition. USA. McGraw Hill, Inc.
Geankoplis, C.J. 1993, Transport Processes and Unit Operations 3 rd
Edition. New Jersey. Prentice-Hall International, Inc.

LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
1. Densitas Air Pada Berbagai Temperatur

Sumber : Geankoplis, C.J. 1993, Transport Processes and Unit Operations 3 rd Edition.
New Jersey. Prentice-Hall International, Inc.
2. Berat Molekul Etanol dan Air
Berat molekul etanol
: 46 g/mol
Berat molekul air
: 18 g/mol

LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN

1. Penentuan Massa Jenis Etanol


metanol 96 mair
=
etanol 96 air
etanol 96 =0,994 x 9,2 g /11,2 g
etanol 96 =0,815 g/ mL

etanol murni =

etanol 96 0,04 air


0,96

etanol murni =0,811 g/mL


2. Penentuan Komposisi Kesetimbangan dengan Persamaan Regresi Indeks bias terhadap
fraksi volum

Indeksbias=0,0453 Fraksi volum Etanol+1,333

Dengan :
x : Fraksi volum etanol
y : Indeks bias
Saat Indeks bias = 1,357
1,357=0,0453 Fraksi volum Etanol+1,333
Fraksi volum Etanol=0,052

LAMPIRAN C

HASIL ANTARA
I.

Penentuan Densitas
Tabel C.1 Hasil pengukuran densitas larutan

Massa Piknometer Kosong


Massa Piknometer + aqua
dm
Massa air
Densitas air literatur
Massa Piknometer +
etanol 96 %
Massa etanol
Densitas etanol
Densitas etanol murni

II.

35,6
46,8

g
g

11,2
0,9964
44,8

g
g/mL
g

9,2
0,8184
71
0,8110
58

g
g/mL
g/mL

Kalibrasi Refraktometer
Tabel C.2 Hasil kalibrasi refraktometer

V aqua
dm (mL)

Fraksi
volum
Etanol

Fraksi
mol
etanol

10

0,000

Indeks
bias
1,3315

0,096

0,033

1,3365

0,192

0,071

1,342

0,288

0,116

1,3475

0,384

0,168

1,352

0,48

0,230

1,356

0,576

0,306

1,359

0,672

0,399

1,361

0,768

0,517

1,362

0,864

0,673

1,3615

10

0,96

0,886

1,36

V etanol
96% (mL)

2.2 Skema Alat

III.

Perhitungan Komposisi Kesetimbangan

Fraksi
Etanol
umpan

Tem
perat
ur

Fasa

Cair
0,1

Cair

Cair

Fraksi
mol
etanol
encer

Fraksi
volu
m

25

50

1,34

0,05

0,13

6,66

25

50

1,34

0,05

0,13

6,66

25

50

1,34

0,05

0,13

6,66

25

50

1,35

0,15

0,38

18,80

25

50

1,35

0,15

0,38

18,80

25

50

1,35

0,16

0,40

19,90

25

50

1,35

0,11

0,27

13,28

25

50

1,35

0,11

0,27

13,28

25

50

1,35

0,11

0,27

13,28

25

50

1,35

0,12

0,29

14,39

25

50

1,35

0,12

0,29

14,39

25

50

1,35

0,12

0,29

14,39

25

50

1,35

0,14

0,33

16,59

25

50

1,35

0,14

0,33

16,59

25

50

1,35

0,14

0,33

16,59

25

50

1,35

0,18

0,44

22,11

25

50

1,35

0,18

0,44

22,11

25

50

1,35

0,18

0,44

22,11

25

50

1,35

0,14

0,33

16,59

25

50

1,35

0,14

0,33

16,59

25

50

1,35

0,14

0,33

16,59

25

50

1,36

0,22

0,53

26,52

25

50

1,36

0,22

0,53

26,52

25

50

1,36

0,22

0,53

26,52

v
etanol
encer

77,8
Uap

0,4

Indeks
bias
pengencer
an

79,3
Uap

0,305

Volume
encer
(mL)

81,6
Uap

0,2

Volume
Awal
(mL)

77,6

Cair

Uap

v air
encer
43,3
4
43,3
4
43,3
4
31,2
0
31,2
0
30,1
0
36,7
2
36,7
2
36,7
2
35,6
1
35,6
1
35,6
1
33,4
1
33,4
1
33,4
1
27,8
9
27,8
9
27,8
9
33,4
1
33,4
1
33,4
1
23,4
8
23,4
8
23,4
8

mol
etanol

mol air pekat

0,12

1.01

0,12

1.01

0,12

1.01

0,33

0,34

0,33

0,34

0,35

0,28

0,23

0,65

0,23

0,65

0,23

0,65

0,25

0,59

0,25

0,59

0,25

0,59

0,29

0,47

0,29

0,47

0,29

0,47

0,39

0,16

0,39

0,16

0,39

0,16

0,29

0,47

0,29

0,47

0,29

0,47

0,47

-0,08

0,47

-0,08

0,47

-0,08

IV.
Fraksi mol
umpan
0,1
0,2
0,3
0,4

Perhitungan Galat percobaan


Temperat
ur
81,6
79,3
77,8
77,6

Fraksi mol
cair
uap
0,10
0,51
0,27
0,30
0,39
0,71
0,39
1,22

Literatur
cair
uap
0,24
0,56
0,25
0,575
0,4
0,64
0,4
0,64

cair
56,76
-6.13
3.50
3.50

Galat
uap
8,52
47.55
-10,77
-90,57

Anda mungkin juga menyukai