Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas


rahmat-NYA lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudulStudi Kasus Balok Trategang yang merupakan salah satu
standar kelulusan dalam Pelatihan Pelaksana Pekerjaan Jembatan.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami saling bertukar pikiran dan
berbagi pendapat atau saran . Untuk itu kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Pemateri yang telah meluangkan waktunya untuk


memberikan wawasan yang sangat berguna dikemudian
hari.
2. Julian fikri, kadek dendi ariawan, andi luqman rahman, tri
widyantara, bona paulinus dan muh. Agung syafaat karena
telah meluangkan untuk lembur mengerjakan tugas ini
sampai selesai.
3. Pihak-pihak lain yang telah membantu kami yang tidak
mungkin kami sebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masihjauh dari
kesempurnaan. Namun kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kritik atau saran yang membantu, akan kami terima dengan
senang hati.

Cimahi, 22 Juni 2013

Penulis

DAFTAR ISI
1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi
1.2 Permasalahan Balok Prategang
1.3 Sistematika Penulisan
1.4 Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBATASAN MASALAH
2.1 Batasan Masalah
BAB III MATERI POKOK YANG DISAJIKAN
3.1 Identifikasi Masalah
3.2 Teknik Pemecahan Masalah
3.3 Analisa dan Penyebab Kecelakaan
3.4 Solusi Permasalahan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
2

PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Beton Prategang adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan
tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban
kerja.
1.2 Permasalahan Balok Prategang
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat
Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di
Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan
ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu
terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung
(approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Pada tanggal 13 juli 2004 terjadi kegagalan pelaksanaan yaitu jatuhnya 6
balok girder yang menyebabkan kerugian yang lumayan besar, sehingga dalam
pembahasan ini diangkat kasus mengenai kejadian tersebut.
Secara singkat kejadiannya terjadi pada saat penyelesaian erection balok
girder ke 6, pada bentang ke tujuh. Balok tersebut merupakan balok girder ke 102,
yang akan dilanjutkan pada bentang berikutnya. Pada posisi yang direncanakan,
yaitu di atas bearing pad, balok girder seberat 80 ton diangkat dengan
menggunakan jack hidraulis 100 ton pada kedua ujungnya. Setelah balok
terangkat crawler digeser, kemudian jack diturunkan sampai balok girder duduk di
bearing pad dengan posisi yang benar. Kondisi yang terjadi saat kejadian itu
adalah ujung balok girder sisi Madura diturunkan pada posisi yang direncanakan,
kemudian ujung sisi Surabaya diturunkan perlahan-lahan.

1.3 Sistematika Penulisan

BAB

PENDAHULUAN

BAB

II

PEMBATASAN MASALAH

BAB

III

MATERI POKOK YANG DISAJIKAN

BAB

IV

KESIMPULAN DAN SARAN

DATAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.4 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui penyebab jatuhnya balok girder.
2. Mengetahui solusi dari kecelakaan tersebut.
3. Memberikan pengetahuan terhadap audience mengenai pentingnya K3

BAB II
4

PEMBATASAN MASALAH
2.1 Batasan Masalah
1. Membahas penyebab jatuhnya balok girder
2. Membahas solusi dari kecelakaan tersebut.
3. Tidak membahas dampak struktural dari kejadian tersebut.
4. Tidak membahas spesifikasi dari balok prategang tersebut.

BAB III
5

MATERI POKOK YANG DISAJIKAN


3.1 Identifikasi Masalah
Mencari tahu apa penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada saat
pelaksanaan erection balok prategang pada jembatan suramadu. Dalam hal ini kita
perlu meninjau dari bebagai aspek mulai dari pelaksana proyeknya atau (manusia)
sampai kepada hal-hal lain yang mempengaruhi proses pelaksanaan dilapangan
seperti kelayakan alat penunjang, cuaca pada saat pelaksanaan dan lain-lain.
3.2 Teknik Pemecahan Masalah
Teknik pemecahan masalah yang dipergunakan yaitu Pola analisis pohon.
Teknik pemecaan masalah ini menggunakan analogi profile suatu pohon mulai
dari akar, batang, cabang dan daun. Simbol daun adalah masalah yang muncul
banyak dipermukaan; simbol cabang adalah merupakan fenomena yang
mengakibatkan munculnya masalah dipermukaan; batang adalah merupakan
substansi yang menjadi pangkal munculnya fenomena yang mengakibatkan
munculnya masalah; sedangkar akar adalah merupakan sumber utama yang
menyebabkan substansi yang menjadi pangkal munculnya fenomena yang
mengakibatkan munculnya masalah

3.3 Analisa dan Penyebab Kecelakaan


Analisa Kecelakaan
Kecelakaan tersebut terjadi saat pemasangan balok girder sedang
berlangsung. Kejadian tersebut berlangsung sangat cepat, dalam hitungan menit.
Kejadian itu juga mengakibatkan salah satu pekerja yang telah berpengalaman
dalam erection girder telah meninggal dunia akibat kecelakaan di pagi hari
tersebut. Kecelakaan tersebut diperkirakan mengalami kerugian sebesar 1,2M
masing masing harga dari balok girder yang terjatuh senilai 200 juta.
Pemasangan balok girder yang terjatuh menggunakan tower crane tetapi
kecelakaan tersebut berlangsung pada saat pemasangan elastomeric bearing,
6

sehingga dari data tersebut kita dapat mengambil kesimpulan penyebab terjadinya
kecelakaan tersebut.
Penyebab Kecelakaan
Dari data-data yang diperoleh dapat dianalisis penyebab dari kecelakaan
tersebut dikarenakan terjadinya kebocoran pada alat dongkrak hidraulis.
Kebocoran tersebut berdampak terhadap keseimbangan balok girder yang
mengakibatkan salah satu balok girder menjadi tidak stabil dan terguling menimpa
balok girder disampingnya sebanyak 5 girder.
Bocornya alat pengangkat hidraulis tersebut bisa jadi karena kurangnya
perawatan dan kelalaian dari faktor manusia itu sendiri. Atau bisa jadi disebabkan
karena beban yang terjadi telah melampaui batas beban yang bisa di tahan oleh
alat hidraulis tersebut.
3.4 Solusi Permasalahan
Dari kejadian tersebut dapat diambil beberapa solusi diantaranya :
1. Perlu diperketat SOP dan kalibrasi alat-alat, karena pekerjaan yang
dilakukan tersebut adalah pekerjaan rutin maka akan menimbulkan resiko
yang besar.
2. Pekerjaan pengangkatan balok girder yang berat diharapkan harus lebih
teliti, baik untuk pekerja maupun yang mengawasi.
3. Gunakan Teknik Pelaksanaan yang lebih safety

agar meminimalisir

kecelakaan kerja
4. Lebih memperhatikan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan jembatan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
7

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari kasus yang diangkat dalan study kasus ini yaitu
diperolhnya penyebab kecelakaan yang terjadi pada balok girder jembatan
suramadu yaitu akibat dari kebocoran alat dongkrak hidraulis yang mengakibatkan
ketidak seimbangan pada balok girder sehingga balok girder terguling.
4.2 SARAN
Saran untuk permasalahan ini diantaranya:
1. lebih memperhatikan SOP yang berlaku pada pekerjaan jembatan tersebut.
2. Lebih memperhatikan K3 (kesehatan Keselamatan Kerja) dalam pelaksanaan.
3. Sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya mengadakan pemeriksaan alat,
terutama alat yang perlu dikalibrasi.
4. Sebaiknya menggunakan Teknik Pelaksanaan yang lebih safety dan sesuai
keadaan pada proyek.

DAFTAR PUSTAKA
Data Pelaksanaan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum
8

Media Cetak
www.google.com
www.youtube.com

LAMPIRAN

Gambar susunan balok girder pada salah satu causeway yang ada di
jembatan suramadu

Gambar robohnyah balok girder pada salah satu causeway yang ada di
jembatan suramadu

Anda mungkin juga menyukai