Anda di halaman 1dari 9

Promosi Kesehatan untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Mohamad Soleh
102012442
D2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan
Masalah gizi masyarakat khusunya gizi pada balita merupakan hal yang biasa di Indonesia
ataupun di dunia. Pada balita biasanya terjadi gizi buruk, dimana berat badan bayi berada di bawah
garis merah atau tidak sesuai dengan usia. Masalah ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
faktor ekonomi, sosial budaya, perilaku dan lingkungan. Namun masalah ini masih dapat ditanggulangi
dengan pemberian makanan tambahan (PMT) atau balita gizi buruk harus mendapatkan perawatan
susuai Tatalaksana Balita Gizi Buruk yang ada. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan gizi dalam
penanganan anak gizi buruk dilakukan melalui pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk bagi tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan.
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat langkah pertama yang dapat dilaksanakan adala
melakukan upaya promosi kesehatan. Upaya promo kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan dasar.

Isi
Kasus Skenario
Kepala Puskesmas mendapatkan laporan tahunan dari kadernya di Posyandu Melati gambaran
SKDN-nya sebagai berikut: S=850, K=750, D=450, N=41. Iapun mengerti melihat balok SKDN
tersebut. Bahkan ada sejumlah 8 orang Balita yang dilaporkan sebagai BGM dan mendapatkan PMT
pemulihan. Ia berjanji akan segera mengatasi masalah ini dengan bekerja sama dengan sektor lainnya.

Hipotesis
Dari kasus ini, kami membuat hipotesis bahwa kejadian tersebut karena kurangnya upaya
promotif dan preventif kesehatan di wilayah Posyandu Melati

Mind Map

Pembahasan
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan diartikan sebagai setiap proses yang yang memudahkan individu atau
masyarakat untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor yang menentukan kesehatan mereka (faktor
determinan).1 Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehtana semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha
untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Untuk mencapai keadaan
sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu
memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).
Promosi kesehatan memiliki ruang lingkup yang sederhana, diantaranaya:
1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya
pada perubahan / perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada
pengenalan produk / jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan dengan upaya penyuluhan (upayakomunikasi dan informasi) yang
ditekankan pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk
mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan
suasanadan lain-lain di berbagai bidang / sektor, sesuai keadaan)
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

Promosi kesehatan memilik tiga sasaran yaitu primer, sekunder, dan tersier. Primer adalah
sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh
3

manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. Sekunder adalah individu atau kelompok yang
disegani oleh kelompok primer seperti tokoh agama ataupun tokoh masyarakat, sasaran sekunder
diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer, Dan yang
terakhir tersier yaitu adalah pengambil kebijakan, penyambung dana, pihak-pihak yang berpengaruh di
berbagai tingkatan.2

Konsep Sehat Sakit


Konsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks dan multi-intepretasi. Banyak faktor yang
mempengaruhi keadaan sehat maupun sakit. Pengertian sehat-sakit juga beragam. Setiap individu,
keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat / sakit secara berbeda, bergantung
pada paradigmanya.3
Defini Sehat
Berabad-abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya segala
sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang
harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus-menerus berubah. Kesehatan
mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural.
Keadaan sehat / normal sendiri merupakan hal yang sulit didefinisikan. Namun secara umum, ada
beberapa definisi sehat yang dapat dijadikan acuan.3 Menurut World Health Organization (WHO), sehat
adalah keadaan keseimbangan yag sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari
penyakit dan kelemahan. Menurut Parson, sehat adalah kemampuan optimal individu untuk
menjalankan peran dan tugasnya secara efektif. Sedangkan menurut Undang-undang Kesehatan RI No.
23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.3
Definisi Sakit
Sakit adalah keadaan tidak sehat / normal. Secara sederhana, sakit atau dapat pula disebut
penyakitmerupakan suatu bentuk kehidupan ata keadaan di luar batas normal. Sakit berbeda dengan
penyakti, penyakti bersifat objektif karena masing-masing memliki parameter tertentu, sedangkan sakit
4

bersifat subjektif karena merupakan keluhan yang dirasakan seseorang. Sama seperti keadaan sehat,
keadaan sakit / penyakit juga merupakan hal yang sulit didefinisikan secara pasti. Namun, ada beberapa
definisi yang dapat dijadikan sebagai acuan. Menurut Parson, sakit adalah ketidakseimbangan fungsi
normal tubuh manusia. Termasuk sejumlah system biologis dan kondisi penyesuain. Menurut Bauman
ada tiga criteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang ditrasakan dan
kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun. Menurut batasan medis, ada dua bukti adanya sakit,
yaitu tanda dan gejala. Sedangkan menurut Perkins, sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan
yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari baik aktivitas
jasmani maupun sosial.3

Puskesmas
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu terhadap masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.4 Puskesmas juga memiliki wewenang dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.4,5
Puskesmas memiliki wilayah kerja, wilayah kerja puskemas dalam melaksanakan tugas dan
fungsi pembangunan kesehatan yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
berdasarkan keadaan geografis, demografi, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan
sumberdaya, beban kerja puskesmas dan lain-lain. Sasaran jumlah penduduk yang dilayani adalah
sebesar 30.000 jiwa. Apabila dalam suatu wilayah kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dapat menunjuk salah satu puskesmas sebagai coordinator
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut.
Sesuai dengan luas wilayah, keadaan geografis, sulitnya sarana transportasi dan kepadatan
penduduk, upaya untuk memperluas jangakauan dan mutu pelayanan kesehatan, puskesmas ditunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana dalam bentuk puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling. Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana
berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam
5

masyarakat lingkungan yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan
kemampuan tenaga dan saran yang tersedia. Puskemas keliling merupaka tim pelayanan kesehatan
puskesmas yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor (mobil / kapal), peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan program kegiatan puskesmas di wilayah kerja yang belum terjangkau atau lokasi yang
sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.
Posyandu
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana. Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, posyandu merupakan kegiatan swadaya
masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya
(2002:169) mengatakan : pelayanan kesehatan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayaan
kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan
program terpadu dib alai dusun, balai kelurahan, RW dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan
terpadu (Posyandu). Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 Kepala Keluarga),atau
sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat; seperti keadaan geografis, jarak antar
sekelompok rumah, jumlah kepala keluarga dalam satu kelompok dan sebagainya (Departemen Kesehatan,
1987:14)
Tujuan posyandu adalah untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu
(AKI), membudayakan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS), meningkatkan peran serta
dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatannya
lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. Posyandu juga berfungsi
sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluargan dan Gerakan
Ekonomi Keluarga Sejahtera.6
Sasaran kegiatan posyandusecara umum adalah seluruh masyarakat dalam wilayah kerja
posyandu tersebut, namun sasaran khususnya adalah bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu
bersalin, dan pasangan usia subur.6
6

Visi Indonesia Sehat


Untuk mewujudkan paradigma sehat di Indonesia ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau
harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, Visi Indonesia Sehat
2010. Visi Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di tahun 2010 yang
penduduknya diharapakan hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Namun Visi Indonesia Sehat 2010 yang sudah digalakkan sejak tahun 1999 oleh Departemen
Kesehatan RI ini dirasa belum mencapai target yang maksimal karena belum tercapainya tujuan yang
dinginkan.
Untuk melanjutkan Visi Indonesia Sehat 2010, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan
Indonesia menetapkan sasaran pembangunan millennium atau Millenium Development Goals (MDGs).
MDGs ini memilik delapan sasaran yang harus dicapai, salah satunya adalah menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan. Sasaran MDGs ini bisa disebut sebagai Visi Indonesia Sehat 2015. Visi
ini diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan agar pada tahun 2015, tingkat kesehatan di
Indonesia meningkat. Sasaran lain MDGs ini adalah mencapai pendidikan dasar untuk semua,
mendorong kesetaraan gender / pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu, mengurangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular, memastikan
kelestarian lingkunga hidup serta membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Kesimpulan
Sampai saat ini kasus kurangnya gizi balita atau gizi buruk masih dapat ditemukan walaupun
jumlah kasus semakin lama semakin berkurang. Walaupun sudah selalu dicoba untuk diatasi, masih
saja ada beberapa kasus terutama di wilayah yang kurang terjangkau pelayanan kesehatan. Ini
menandakan kerja puskesmas belum optimal untuk menganani masalah gizi buruk, kurangnya upaya

promotif dan preventif menjadi masalah umum puskesmas. Untuk itu diperlukan adanya perbaikan
pelayanan kesehatan untuk mencapai MDGs atau Visi Indonesia Sehat 2015.

Daftar Pustaka

1. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Edisi ke-1.
2.
3.
4.
5.

Jakarta: EGC; 2009. h 7-8.


Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 2009.
Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 2008. h. 27-9
Efendy N. Dasar-dasar keperawatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2002. h. 58-60
Efendy F, Makhfudli, Ferry F. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. h. 275


6. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Edisi ke-1 .
Jakarta: EGC; 2007. h. 3-53

Anda mungkin juga menyukai