Interpretasi
Tidak
normal,
hiperglikemia
(-) Tetap biru jernih atau +3 warna Jingga atau
sedikit kehijauan dan agak berwarna seperti lumpur
keruh
1,5
3,5
Hb
mg/dl).
Nilai normal dewasa pria Normal
13.5-18.0 gram/dL
wanita 12-16 gram/dL
wanita hamil 10-15 gram/dL
Nilai normal anak 11-16
gram/dL
batita 9-15 gram/dL
bayi 10-17 gram/dL
neonatus 14-27 gram/dL
Leukosit
Anak
10
tahun
4500- Leukosit
tinggi
Trombosit
13500/mm3
(Leukositosis)
Anak
150.000-450.000 Normal
pH
HCO3
C peptide
sel/mm3
pH = 7,35 -7,45
22-26 mEq/L
1,1-4,4
sehingga
menghabiskan
cadangan
basa
(misal:bikarbonat)
dan
menyebabkan status asidotik. Ketonuria (badan keton dalam urine) terjadi sebagai
akibat ketosis.
Berdasarkan reaksi antar asam asetoasetat dengan senyawa nitroprusida. Warna
yang dihasilkan adalah coklat muda bila tidak terjadi reaksi, dan ungu untuk hasil
yang positif.
Pada DM tipe satu terjadi kerusakkan sel b pankreas sehingga menyebabkan
sekresi atau produksi insulin menurun akibatnya Ketika kadar hormon insulin
dalam darah ditingkat rendah, maka gula tidak dapat masuk kedalam sel untuk
diproses
menjadi
sumber
energi.
Jika
demikian,
tubuh
akan
normal
pH 7,1 dengan HCO3 12 mmol/L
Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh pankreas,
yang kemudia menghambat penggunaan normal glukosa dalam metabolisme.
Sebaliknya, beberapa lemak dipecahkan menjadi asam asetoasetat, dan asam ini
dimetabolisme oleh jaringan untuk menghasilkan energi menggantikan glukosa.
Pada diabetes melitus yang berat, kadar asam asetoasetat darah dapat meningkat
sangat tinggi, sehingga menyebabkan asidosis metabolik yang berat. Ditandai
asidosis metabolik jika pH >7,35 dan HCO3 >15
Pemeriksaan Cito
Pemeriksaan Cito adalah Pemeriksaan lab ditandai cito berarti hasil lab tersebut mesti
didahulukan pemeriksaannya karena hasilnya segera diperlukan mengingat kondisi pasien
yang kritis.
Ketoasidosis diabetikum adalah dekompensasi metabolik akibat defesiensi insulin absolut
atau relatif dan merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius. Gambaran klinis
utama ketoasidosis diabetikum ( KAD) adalah hiperglikemia, ketosis, dan asidosis metabolik,
faktor pencetus: infeksi, infark miokard akut, pankrealitis akut, penggunaan obat golingan
steroid, penghentian atau pengurangan dosis insulin.
DIAGNOSIS
Klinis ;
Keluhan poliuri,polidipsi
Riwayat berhenti menyuntik insulin
Demam /infeksi
Muntah
Nyeri perut
Kesadaran ;kompos mentis,delirium ,koma
Pernapasan cepat dan dalam (kussnaul)
Dehidrasi (turgor kulit menurun ,lidah dan bibir kering)
Dapat disertai syok hipovolemik
kriteria diagnosis :
kadar glukosa : >250 mg / dl
pH : < 7,35
HCO 3- ;rendah
Anion gap :tinggi
Keton serum : positf dan atau ketonuria
DIAGNOSIS BANDING
Ketosis diabetic,hiperglikemi hiperosmolar non ketotik /hyperglycemic,hyperosmolar
state,ensefalopati uremikum,asidosis uremikum ,minum alcohol,ketosis alkoholik ,ketosis
hipoglikemia ,ketosis starvasi ,asidosis laktat,asidosis hiperkloremik,kelebihan asisilat ,drug
induced acidosis ,ensepalopati karena infeksi,trauma kapatis, Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan cito ; gula darah ,elektrolit,ureum ,kreatinin ,aseton darah urin rutin,analisis gas
darah ,EKG
Pemantauan :
Gula darah ; tiap jam
Na+,K+,CI- ; tiap 6 jam selama 24 jam ,selanjutnya sesuai keadaan.
Analisis gas darah : bila pH <7 saat masuk diperiksa selama 6 jam s,d,pH>7,1 selanjutnya
setiap hari sampai setabil
Pemeriksaan lain ( sesuai indikasi );kultur darah ,kultur urin ,kultur pus
TERAPI
Akses intravena (iv)2 jalur ,salah satunya dicabang dengan 3 way ;
I.cairan ; NaCI 0,9% diberikan kr,lbh1-2 pada jam pertama ,lalu 1 L pada jam kedua ,lalu 0,5
L pada jam ketiga dan keempat ,dan 0,25 L pada jam kelima dan keenam ,selanjutnya sesuai
kebutuhan .
Jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 L
Jika Na+>155 mEq/L ganti cairan dengan NaCI 0,45 %
Jika GD <200 mg / dl ganti cairan dengan dextrose 5 %
II.insulin (regular insulin = RI ):
Diberikan setelah 2 jam rehidrasi cairan
RI bolus 180 mU/KgBB IV ,dilanjutkan ;
RI drip 90 mU/KgBB/jam dalam NaCI 0,9 %
Jika GD <200 mg/dL;kecepatan dikurangi RI drip 45 mU/kgBB/jam dalam NaCI 0,9 %
Jika GD stabil 200-300 mg/dL selama 12 jam RI drip 1-2 U / jam IV ,disertai slinding
scale setiap 6 jam;
GD RI
(Mg/dl) ( unit ,subkutan )
<200 0
200250 5
250300 10
300350 15
>350 20
jika kadar GD ada yang < 100 mg/dL;drip RI dihentikan
setelah sliding scale tiap 6 jam ,dapat diperhitungkan kebutuhan insulin sehari --- dibagi 3
dosis
sehari subkutan ,sebelum makan ( bila pasien sudah makan )
III. kalium
kalium ( KCI ) drip dimulai bersaman dengan drip RI ,dengan dosis 50 mEq/ 6 jam ,syarat
;tidak ada gagal ginjal ,tidak ditemukan gelombang T yang lancip dan tinggi pada EKG ,dan
jumlah urine cukup adekuat.
Bila kadar K+ pada pemeriksaan elektrolit kedua :
<3,5 ----- drip KCI 75 mEq/6 jam
3,0 -- 4,5 ----- drip KCI 50 mEq/6 jam
4,5 -- 6,0 ----- drip KCI 25 mEq/6 jam
3. Pasang infus lini, lebih baik juga digunakan dengan kateter vena (jika tersedia) untuk
mengukur tekanan vena sentral untuk memudahkan pemberian cairan dan terapi
lainnya.
4. Gunakan lembar tindakan Khusus Semua tindakan, hasil test urine dan laboratorium
lainnya, masukkan cairan, curah urine, dan tanda-tanda vital dan perkembangan
pasien harus dicatat oleh perawat secara kronologis dalam lembar tindakan khusus
tersebut.
5. Hindari kateterisasi jika tidak sangat diperlukan. Jika diperlukan gunakan satu kateter
saja. Jika terpaksa digunakan kateter dauer, maka berikan antibiotik urinari.
6. Pasang NGT (nasogastrik tube), jika pasien koma dan kembung.
7. Periksa pasien lebih lanjut untuk mencari kemungkinan adanya penyakit pencetus jika
terapi ketoasidosis diabetik telah dilakukan dengan baik.
8. Hitung Osmolalitas Serum dan Anion Gap dengan rumus
OSM efektif = [2 x Na terukur (mEq/l)] + [KGD (mg/dl)/18] ]
Anion Gap = [(Na terkoreksi +K) + (Cl+HCO3) 17] mEq/l.
Tindakan terapi
Atasi dehidrasi dengan pemberian cairan NaCl 0,9% atau 0,45% jika osmolalitas serum
tinggi
30 menit pertama sebanyak 1000 ml (250 tetes/menit)
30 menit kedua sampai keempat sebanyak 500 ml/30 menit.,
Jam ketiga dan keempat 500 ml/jam.
dokter jaga harus menilai keadaan klinis pasien untuk menentukan jumlah dan kecepatan
tetesan cairan yang diperlukan pasien.
Atasi asidosis metabolik dengan gangguan keseimbangan elektrolit yang ditemukan
Jika pH darah < 7,00, hipotensi, atau keadaan pasien sakit berat, berikan bikarbonat: satu
ampul meylon (50 mEq/l) masukkan ke dalam 100 ml NaCl 0,45% IV sampai pH darah
mencapai 7,00. Selanjutnya 1 ampul Meylon 1000 ml NaCl 0,45% diberikan perlahan-lahan
sampai pH mencapai 7,2 atau lebih. Kemudian kecepatan tetesan diturunkan.
Pantau pernafasan Kussmaul: menghilang jika asidosis teratasi.
Perhatikan kemungkinan terjadinya edema otak (kesadaran membaik, kemudian mundur lagi)
Berikan insulin reguler atau Actrapid atau Humulin netral (insulin jernih).
Dosis awal 20 Unit atau 0,3 U/kg BB. IV atau IM (tidak boleh jika pasien hipotensi).
Berikan [50 U + NaCl 0,9%] dengan tetesan 12 14 tetes per menit
Pantau KGD setiap jam: jika KGD mencapai 250 mg.dl stop infus insulin (umumnya pasien
mulai sadar)
Pantau pH atau kadar bikarbonat serum, dan kadar K + setiap 2 jam.
Laporkan hasil dan perkembangan penyakit pasien kepada dokter jaga.
Berikan antibiotik yang sesuai, jika ada kecurigaan terhadap infeksi sebagai pencetus
terjadinya koma ketoasidosis diabetik.
Follow-up
Umumnya KGD mencapai 200-300 mg/dl dalam 6-8 jam terapi dan pasien akan keluar dari
status asidosis dalam 12 jam terapi.
Jika pasien telah tidak mual, berikan makanan cair berangsur ke padat.
Berikan insulin untuk beberapa hari pasca terapi asidosis. Penentuan dosis insulin harian
dapat menggunakan sliding scale atau perhitungan drip insulin 6-8 jam saat gula darah stabil.
Mungkin diperlukan tambahan insulin reguler (Actrapid atau HumulinR) untuk beberapa hari
pertama, sebelum makan dengan dosis tergantung pada hasil KGD.
Beri Penyuluhan pasien sebelum keluar (pulang) dari ruang rawat tentang pencegahan
ketoasidosis,