Anda di halaman 1dari 2

MALLOMBASANG/FAJAR

TANPA PELAYANAN. Warga yang hendak mengurus KTP, KK, dan akta kelahiran menunggu
pelayanan di kantor Disdukcapil Jeneponto, Selasa, 20 Januari. Tiga loket tanpa
petugas, sehingga pelayanan lumpuh.
Pelayanan KTP dan KK Lumpuh
*Pasca Pemecatan Tenaga Honorer
REPORTER: MALLOMBASANG
EDITOR: HARIFUDDIN
JENEPONTO, FAJAR--Penggantian tenaga honorer dalam pelayanan administrasi kepend
udukan tidak berlangsung mulus. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Jeneponto yang menggantikan honorer yang diberhentikan, tidak
dapat melakukan pelayanan pada masyarakat.
Selama lima tahun, pelayanan dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
, Kartu Keluarga (KK), dan akta kelahiran, memang dikerjakan oleh tenaga honorer
.
Pantauan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Jeneponto
, Selasa 20 Januari, sekitar pukul 10.00-12.00 Wita, tidak ada pelayanan adminis
trasi kependudukan pada tiga loket tersedia. Tak satupun petugas terlihat di lok
et pengurusan KK, KTP dan akta kelahiran.
PNS Disdukcapil sebanyak 65 orang yang ditunjuk menggantikan tenaga hono
rer, ternyata tidak paham mengoperasikan perangkat teknologi informasi untuk per
ekaman data kependudukan dan pencetakan KK, KTP, dan akta kelahiran.
Kepala Bidang Catatan Sipil Disdukcapil Arsyad mengakui, pelayanan kepen
dudukan belum maksimal pasca pemberhentian tenaga honorer. Dia juga berdalih, ba
ru menempati ruangan yang sebelumnya digunakan Panwaslu. Ruangan itu khusus untu
k loket dan percetakan KTP, KK dan akta kelahiran.
"Mereka kaget diberi tugas memberikan pelayanan. Selama ini, tugas-tugas
di loket cuma tenaga honorer yang kerjakan. PNS cuma duduk-duduk manis, pada ja
m istirahat para PNS pulang ke rumahnya tidur," ujar Arsyad.
PNS yang ditunjuk menggantikan tenaga honorer juga tidak mengerti perang
kat IT. Ketika diberikan tugas melayani masyarakat, tidak bisa langsung mengoper
asikannya. "Akhirnya yang repot kita di sini. Semestinya, mereka harus tahu beke
rja, jangan kaku kayak orang tidak pernah bekerja," ujar Arsyad. (*)
Tidak Tahu Operasikan Perangkat IT
KEPALA Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Jeneponto, Baharuddin
Nai, juga berdalih, belum dapat memberikan pelayanan yang maksimal dalam penguru
san KTP, KK, dan akta kelahiran, dalam beberapa hari ke depan, karena loket pela
yanan dipindahkan.
Baharuddin memecat 65 tenaga honorer yang diduga melakukan pungutan liar
(pungli) pada masyarakat yang mengurus KTP, KK, dan akta kelahiran. Modus pungl
i dengan menyembunyikan blangko dan menyebut habis. Mereka lalu meminta uang ke
masyarakat untuk membeli blangko dengan harga sangat mahal.
"Sekarang kita tidak lagi memfungsikan tenaga honorer, tetapi PNS harus
diberikan fungsi memberikan pelayanan. Mereka sudah digaji oleh negara," ujar di
a.
PNS yang dipekerjakan melayani KTP dan KK juga baru menerima SK tugas. M
ereka belum tahu ditempatkan di loket atau di percetakan. "Paling Rabu (hari ini
, red), pelayanan sudah maksimal," kata Baharuddin Nai
Jika masih ada petugas yang tidak menjalankan tugasnya memberikan pelaya
nan pada masyarakat, dia berjanji akan memberikan sanksi tegas. Tidak ada lagi
alasan tidak mengerti mengoperasi perangkat perekaman data dan pencetakan KTP, K
K, dan akta kelahiran.
"Tidak ada lagi PNS Disdukcapil tidak melayani masyarakat. Kalau itu ter
jadi maka jangan harap saya mau tanda tangani DP3 kenaikan pangkatnya," tegas Ba

haruddin Nai. (lom/rif)

Anda mungkin juga menyukai