Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dunia kerja merupakan dunia baru yang nantinya akan dirasakan oleh semua
mahasiswa. Cerita yang muncul bisa berupa cerita yang enak didengar atau bahkan
sebaliknya, menjadi suatu cerita yang sangat tidak mengenakkan. Terutama jika kita diterima
diperusahaan tersebut dengan posisi dan level supervisor atau manager. Namun akan sangat
jauh berbeda jika bawahan kita adalah orang-orang yang sudah bekerja lama dengan masa
kerja hampir seumuran dengan awal berdirinya perusahaan baru kita tersebut. Oleh karena
itu, perlu adanya suatu cara adaptasi yang cepat dan tepat. Tentumya dengan mengikuti etika
profesi dan tujuh kebiasaan yang efektif.
Apakah etika, dan apakah etika profesi itu ? Kata etik (atau etika) berasal dari kata
ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu
subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok
untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk
atau baik.
Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the discpline which can act as the
performance index or reference for our control system. Dengan demikian, etika akan
memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di
dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni
pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang
secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat
yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode
etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada
kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang
semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi
sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan
nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek
maupun kepercayaan yang pantas diberikan.

I.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka untuk beradaptasi dengan baik

diperlukan adanya sebuah penerapan etika profesi dan seven habits yang bertujuan untuk
mempererat hubungan interpersonal maupun intrapersonal dan meminimalisasi sebuah
konflik, namun setelah dicermati lebih teliti ternyata terdapat beberapa batasan masalah
dalam realisasinya. Beberapa batasan masalah itu seperti:
1

Pemahaman tentang etika profesi dan seven habits

Penerapan etika profesi dan seven habits di lingkungan pekerjaan

I.3 Tujuan Penulisan.


Tujuannya adalah:
1. Mengetahui bagaimana cara beradaptasi di perusahaan atau di lingkungan kerja
dengan mengikuti kaidah etika profesi dan tujuh kebiasaan efektif
2. Memahami kaidah etika profesi dan tujuh kebiasaan efektif

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENGERTIAN ETIKA
Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman
pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agara mereka
senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh
kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan
prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari
kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran
bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
. Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :
1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta
tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan
teori-teori.
b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan
dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari
oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan
khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara

bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral
dasar yang ada dibaliknya.
ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota umat manusia.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau
terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat
ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi
II.1.1 SISTEM PENILAIAN ETIKA :
Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila
atau tidak susila.
Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah
daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah
dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal
penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati,
sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.
sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga) tingkat :
a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa
rencana dalam hati, niat.
b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.
c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI merupakan bidang
etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata hati atau niat biasa
juga disebut karsa atau kehendak, kemauan. Dan isi dari karsa inilah yang akan direalisasikan
oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada (4 empat) variabel yang terjadi :
a. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.
c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

II.2. PENGERTIAN PROFESI


Berikut pengertian profesi dan profesional menurut DE GEORGE : PROFESI, adalah
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan
yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi
atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi,
untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa PEKERJAAN / PROFESI dan
PROFESIONAL terdapat beberapa perbedaan :
PROFESI :
- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
- Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
- Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
PROFESIONAL :
- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
- Hidup dari situ.
- Bangga akan pekerjaannya.
CIRI-CIRI PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus
terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas
ratarata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada
suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat.
Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar
profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang
semakin baik.

.
II.2.2 SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :
- Melibatkan kegiatan intelektual.
- Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
- Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
- Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
- Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
- Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
- Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
II.2.3 PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :
Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi
milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai
pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan
mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam
pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama
anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian
karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi)
dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para
anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati
bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada
masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya
mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di
daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.
Sumber: pdf BUKU AJAR ETIKA PROFESI oleh R.Rizal Isnanto, ST, MM, MT
II.3 Kebiasaan yang efektif (seven habits)

Kebiasaan yang efektif dikembangkan dengan berpusatkan pada prinsip dan dengan
pararadigma yang benar.

Kebiasaan adalah paduan antara Pengetahuan (yaitu apa yang harus dilakukan dan
mengapa) terhadap Keterampilan (yaitu bagaiman melakukan pengetahuan) dan
Keinginan (yaitu melakukan apa yang diketahuinya).

Tujuh kebiasaan yang efektif :


Kebiasaan 1, 2 dan 3 adalah sesuatu yang berhubungan dengan diri pribadi atau ke dalam.
Kebiasaan ini wujud kemenangan pribadi yang diperlukan untuk berkembangnya karakter
pribadi. Kebiasaan 4, 5 dan 6 adalah wujud kemenangan publik; kebiasaan ini juga berupa
kerjasama dan komunikasi yang baik. Kebiasaan ke 7 (Asahlah Gergaji) adalah
pembaharuan diri dalam bentuk: spiritual, mental, fisik dan sosial/emosional, yang semuanya
memerlukan perawatan dan pertumbuhan.

Kemenangan Pribadi (1,2,3)


Kemenangan Publik:(4,5,6)
1.Jadilah Proaktif: jadilah proaktif yang menjadi kendali seseorang terhadap
lingkungan dibanding situasi sekelilingmu yang mengendalikanmu
2.Mulai akhir dalam pikiran: mulai dengan akhir dipikiran atau disebut
kepemimpinan pribadi. Dengan ini kamu dapat konsentrasi dan
mempertimbangkan segala konsekwensinya sebelum bertindak, sehingga
dapat produktif dan berhasil.
.3.Dahulukan yang harus didahulukan: dahulukan Yang Utama atau manajemen pribadi
untuk mengimplementasikan dan mengelola kebiasaan no.2 yang
bersifat mental, dan kebiasaan no.3 bersifat fisik
.4.Berfikir menang-menang: berpikir menang-menang atau kepemimpinan antar
pribadi. Karena sasaran bergantung kepada hubungan dan kerjasama
dengan lainnya, maka semua perlu bagian yang adil dan menguntungkan
.5.Berusaha mengerti dahulu baru dimengerti: Berusaha
mengerti dulu, baru minta dimengerti. Komunikasi adalah bagian
penting, dan seperti analogi diagnosis dulu sebelum memberikan
resep.
.6.Wujudkan sinergi: wujudkan sinergi/ kerjasama yang kreatif. Kekuatan kerjasama
lebih besar dari upaya per bagiannya, jadi galilah potensi
dan kebaikan konstribusi orang lain
.7.Pembaharuan: (Sharpen the saw), asahlah Gergaji keseimbangan pembaharuan
diri, sehingga kebiasaan baik lainnya bisa tumbuh dan berkembang
Karakter kita adalah gabungan dari kebiasaan (habits) kita.Merubah kebiasaan
memang sulit, tapi bisa dikerjakan dengan komitmen yang sungguh kuat. Suatu kebiasaan
(baik) bisa didefinisikan sebagai persilangan antara pengetahuan (knowledge) , keahlian
(skills) dan keinginan (desire). Perubahan merupakan siklus proses dari menjadi dan
melihat. Tujuan kita adalah bergerak secara progresif pada rangkaian dari ketergantungan
menuju kemandirian kemudian saling-ketergantungan. Meskipun kemandirian adalah
paradigma masyarakat kita saat ini, kita bisa menyempurnakan lebih banyak dengan
kerjasama dan spesialisasi.
Kebiasaan 7 adalah kebiasaan dari Pembaharuan, menciptakan spiral keatas
dari pertumbuhan dan perkembangan. Efektivitas terletak dalam keseimbangan dari Produksi
(P) dan membangun Kapasitas Produksi (PC). Secara organisasi, Prinsip PC adalah untuk
selalu merawat pekerja anda sebagaimana anda inginkan kepada mereka, agar merawat
pelanggan terbaik anda. Kita mesti mengerti bahwa konstribusi terbaik dari pekerja kita dalam hati dan pikiran mereka - adalah sebagaimana menjadi pekerja sukarela atau sepenuh
hati, mereka bekerja karena menginginkan hal itu terjadi. Proses ini tumbuh secara evolusi,
namun efeknya akan menjadi revolusioner. Ada dua teori dominan suatu pencapaian

kesuksesan dalam literatur 200 tahun yang lalu, yakni etika kepribadian dan etika
karakter.
Etika kepribadian telah ada dari nenek moyang kita sejak Perang Dunia I.
Sebelumnya, etika karakterlah yang lebih dominan. Sesuai dengan etika karakter, adalah
sangat penting untuk memfokuskan pada menyatukan prinsip-prinsip kehidupan yang efektif
kepada salah satu karakter. Prosesnya mungkin panjang, tetapi menjalani suatu karakter,
termasuk cara pandang yang efektif tentang dunia, adalah perolehan suatu akar yang mana
perilaku mengalir dan berlangsung begitu mendasar. Etika karakter melihat perkembangan
tersendiri sebagai proses jangka panjang yang mendasari pencapaian hasil sesuai hukum
memanen tanaman. Sesuai dengan etika kepribadian, disana suatu keahlian dan teknik bisa
dipelajari dan menjadi citra publik, suatu kepribadian dan sikap bisa berkembang
menghasilkan kesuksesan Masalahnya, terkadang kita mungkin tidak berpendirian dan
dangkal. Ide-ide itu bisa membantu ketika mereka mengalir secara alamiah dari suatu
karakter yang baik dan motif-motif yang benar, tetapi itu menjadi hal yang tidak begitu
penting (di etika kepribadian).
Suatu paradigma adalah suatu model, teori atau penjelasan tentang sesuatu. Ini adalah
lensa dari pendapat yang berkembang sebelumnya dari bangsa tentang bagaimana kita
memandang dunia. Jika paradigma kita tidak dekat dengan kenyataan, sikap kita, perilaku
dan tanggapan tidak akan menjadi efektif atau pas. Kita akan menjadi hilang sebagaimana
seseorang yang mencoba berjalan di Chicago dengan peta New York.
Kita hanya bisa menyelesaikan kemajuan berlipat (kuantum) dalam kehidupan kita
jika kita menyelesaikan peralihan paradigma sehingga lebih akurat dan efektif dalam
memandang dunia. Beberapa pergeseran paradigma mungkin terjadi cepat (kenyataan yang
terang benderang), beberapa berjalan lambat (perubahan karakter).
The Seven habits adalah suatu paradigma yang berpusat pada prinsip. Prinsip adalah
pegangan tingkah laku manusia yang menjamin daya tahan, suatu nilai permanen -- adalah
hal mendasar
Sumber: modul Membangun Technopreneur Yang Kompeten, Tangguh, Dan Moralis Oleh :
Dedi DH dan Sekilas tentang Buku Seven
dan Penulisnya, Stphen R Covey

Habits of Highly Effective People

II.4 Adaptasi
Adaptasi kerja memang bukan perkara sepele. Banyak yang harus Anda kenal dan
pelajari. Tak jarang, Anda mungkin harus bernegosiasi pada nilai-nilai yang mungkin
berseberangan
dengan
prinsip
Anda.
Berikut beberapa cara beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru dengan
mengikuti yang bisa jadikan referensi.

Kenali budaya dan struktur organisasi perusahaan Anda.

Menjadi pekerja yang mampu bekerja sama dan menciptakan sinergi

Jadilah proaktif dengan Bangun relasi dengan lingkungan sosial

Jangan malu bertanya

Pahami pekerjaan Anda

Mau belajar

Cintai apa yang Anda lakuka.

Bersikap profesional dan bertanggung jawab

Buatlah kesan awal yang baik pada saat awal perkenalan

Menjaga sikap dan komunikasi saat berinteraksi

Pahamilah dengan cepat dan benar tentang definisi pekerjaankita dan sub
ordinat

Buatlah diri kita menjadi pendengar yang baik


Jangan pelit untuk mengeluarkan kalimat "terima kasih"
Sumber: http://www.id-jobinfo.com/sukses-dalam-beradaptasi-dengan-lingkungan-kerja-baru.html

BAB III
METODE PENDEKATAN
Segala materi, penjelasan dan permasalahan tentang bagaimana cara kita adaptasi
dengan perusahaan baru atau di lingkungan kerja dengan mengikuti kaedah etika profesi dan
seven habits bersumber dari:
Internet: penulis menggunakan teknik pengumpulan data penelusuran data online
untuk melengkapi data-data yang didapat peneliti dan untuk mempercepat kerja peneliti
dalam menyelesaikan penelitian ini.

Studi pustaka: mencari data dengan cara menelusuri literatur-literatur (buku, majalah,
jurnal-jurnal ilmiah, dan lain-lain).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Etika profesi dan seven habits mampu mencitakan manusia dengan karakter yang siap
akan tantangan-tantangan dalam dunia pekerjaan, bisnis dll.
Etika profesi dan seven habits mampu menghindari para pekerja baru dengan kerasnya
dunia pekerjaan, bagai mana sulitnya beradaptasi dan kemungkinan buruk lain nya. Karena
jika seorang karyawan mampu memiliki karakter tersebut seseorang juga dapat menghadapi
berbagai masalah yang menimpanya secara tuntas tanpa menimbulkan masalah yang
berkepanjangan. Dengan begitu Etika profesi dan seven habits mampu membuat seseorang
bertahan lama dalam suatu pekerjaan atau peusahaan
Etika Profesi Dan Seven Habits terdapat sikap, pola pemikiran, tindakan, dan etika
dalam membimbing dan menciptakan kepribadian seseorang jauh lebih baik lagi dari
sebelumnya, dengan memiliki kepribadian yang berlandaskan dengan etika profesi dan seven
habits, maka dari itu Etika profesi dan seven habits sangat berpengaruh besar terhadap
keharmonisan hubungan inter dan intrapersonal
Seperti yang telah dijelaskan oleh para ahli etika profesi dan seven habits bahwa bila anda
mampu menguasai, memahami, dan menerapkan konsep etika profesi dan seven habits maka
anada akan menjadi pribadi yang sesungguhnya, mewujudkan impian dan dibutuhkan serta

dihormati semua orang, hal ini dikarenakan Selain dapat menciptakan kemenangan pribadi,
juga dapat menciptakan kemenangan publik yang menjadi tujuan bersama.

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :


1. Adaptasi sangat penting bagi kita saat memasuki perusaan baru atau dalam
dunia kerja saat ini, karena adaptasi lah yang menentukan bertahan atau
tidaknya kita dalam perusahaan tersebut.
2. Setiap orang memiliki cara beradaptasi yang berbeda namun yang paling
terpenting adalah kita mampu menjadi orang yang bertanggung jawab, adil
dan bisa berotonomi dalam perusahaan tersebut dan memiliki sifat tujuh
kebiasaan yang efektif dalam beradaptasi (seven habits).
3. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
4. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan yang berupa kegiatan pokok yang
mengandalkan suatu keahlian dan keterampilan tertentu, sebagai mata
pencaharian untuk menghasilkan nafkah hidup.
5. ETIKA PROFESI merupakan bidang etika khusus atau terapan yang
merupakan produk dari etika sosial
6. The Seven habits adalah suatu paradigma yang berpusat pada prinsip. Prinsip
adalah pegangan tingkah laku manusia yang menjamin daya tahan, suatu nilai
permanen -- adalah hal mendasar
7. Orang yang memiliki kemampuan beretika profesi yang baik dan mampu
melaksanakan tujuh kebiasaan yang efektif akan mudah beradaptasi dengan
dunia kerja baru
8. Etika profesi dan seven habits sangat penting dalam beradaptasi, karena jika
memiliki hal tersebut akan mengurang kemungkinan terburuk yang akan
terjadi di perusahaan.

9.

Etika profesi dan seven habits mampu merubah orang memiliki moral yang
lebih baik.

LAPORAN TUGAS KEWIRAUSAHAAN

Beradaptasi di Lingkungan Kerja Dengan Mengikuti Etika Profesi


dan Tujuh Kebiasaan Efektif (Seven Habits)

Oleh :
Muhammad Rahmandani

NIM : 3209110763

6F
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2012

Anda mungkin juga menyukai