Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

PTERYGIUM

Program Studi Pendidikan Dokter

Disusun oleh:
Putri Ardian
11101-071

Pembimbing:
dr. May Valzon M.sc

MODUL KEPANITERAAN JUNIOR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2015

BAB I
ILUSTRASI KASUS

I.
-

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 42 tahun
Alamat
: LRE

Anamnesis dilakukan pada tanggal 28 Desember 2014, pukul 14.30 WIB

II.

RESUME ANAMNESIS

Ny. S berusia 42 tahun, seorang pekerja penyemprot pupuk perkebunan datang ke RS Tabrani
dengan keluhan mata kanan perih dan panas sejak 1 minggu ini. Akhir-akhir ini keluhan
semakin berat dan disertai mata terasa bengkak, berair dan pandangan terasa kabur. Keluhan
semakin berat saat sedang bekerja dan melihat cahaya yang menyilaukan seperti lampu
atau sinar matahari. Keluhan terasa berkurang saat istirahat. Riwayat mengucek mata
(+). Keluhan belum pernah diobati. Ny. S mengaku pernah sakit yang sama pada tahun
2009, sudah pernah diobati di RS tapi Ny. S tidak pernah mengontrol ulang. Riwayat
darah tinggi (-), riwayat gula darah (-), riwayat kolesterol (-). Pada pemeriksaan mata
ditemukan adanya selaput tipis pada mata kanan berbentuk segitiga pada kelopak bagian
nasal. Dokter memutuskan untuk memberikan pengobatan dan tidak menyarankan untuk
dilakukan pembedahan.

III.

PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Dilakukan pada tanggal 28 Desember 2014, pukul 14:30 WIB.


Tekanan darah

: 135/67 mmhg

Suhu tubuh

: 36,5 derajat celcius

Frekuensi denyut nadi

: 60 kali/menit

Frekuensi nafas

: 20 kali/menit

IV.
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
A. Keadaan umum
Kesadaran
: Composmentis
Tinggi badan
:Berat badan
:Status gizi
:B. Pemeriksaan kepala
- Mata
Pupil
: Isokor
Konjungtiva
: Tidak anemis
Sklera
: Dalam batas normal
Gangguan penglihatan
: Iya
Visus
: Hasil tidak diketahui
- Telinga
: Dalam batas normal
- Hidung
: Dalam batas normal
- Mulut
: Dalam batas normal

C. Pemeriksaan leher
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan trakea
Pemeriksaan kelenjar tiroid
Pemeriksaan tekanan vena sentral

:::::-

D. Pemeriksaan thoraks
Inspeksi
Perkusi
Palpasi
Auskultasi

::::-

E. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Pemeriksaan ren
Pemeriksaan nyeri ketok ginjal
Pemeriksaan hepar
Pemeriksaan lien
Pemeriksaan asites

:::::::::-

F. Pemeriksaan ekstemitas
Lengan
Tangan
Tungkai
Kaki
V.

::::-

RESUME PEMERIKSAAN FISIK

Pada mata kanan ditemukan selaput tipis, berbentuk segitiga dan terletak pada celah
kelopak bagian nasal.

VI.

DAFTAR MASALAH PASIEN (BERDASARKAN DATA ANAMNESIS DAN


PEMERIKSAAN FISIK)

Diagnosis Banding
-

Pterygium
Pseudopterigium
Pinguekula

Diagnosis kerja
-

Pterygium

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Pemeriksaan mata

VIII. TINDAKAN/TERAPI
- Tidak dilakukan operasi
- Pemberian obat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet yang
berfungsi membasahi bola mata terutama kornea1.

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu1:


-

Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, sukar digerakkan dari tarsus.


Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
Konjuntiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat


degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya pada celah kelopak mata bagian nasal
ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterygium mudah meradang
dan bila terjadi iritasi, maka mata akan berwarna merah dan dapat mengenai kedua mata
Pterygium berbentuk seperti sayap terutama bentuk lipatan segitiga abnormal. Membran
konjungtiva yang terletak pada celah kelopak yang berjalan dari konjungtiva mengarah
kornea.1

2.2 Penyebab
Pterigium diduga disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan
udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu
neoplasma, radang dan degenerasi.1

2.3 Gejala
Pterigium dapat tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata
iritatif, merah dan mungkin menimbulkan astigmat yang akan memberikan keluhan gangguan
penglihatan. Pterigium dapat disertai dengan keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea
akibat kering), dan garis besi (iron line dari Stocker) yang terletak di ujung pterigium.1

2.4 Patologi
Pterigium merupakan degenerasi jaringan kolagen dan proliferasi fibrovaskular
konjungtiva, kadang-kadang ditemukan penimbunan besi dekat puncak yang disebut sebagai
Stockers line. Letak garis ini menunjukkan gambaran perkembangannya, karena
pertumbuhan ini bersifat jinak sehingga tidak memerlukan pengobatan kecuali mengenai
daerah pupil sehingga mengganggu penglihatan1.
Pterigium biasanya berpangkal di konjungtiva yang mengangkangi limbus. Kelainan
ini terbentuk oleh pertumbuhan submukosa jaringan ikat fibrovaskular yang bermigrasi ke
kornea, membelah ke dalam bidang yang secara normal ditemoati oleh lapisan Bowman.
Pterigium tidak melewati aksis pupil dan selain kemungkinan menimbulkan astigmatisme
ringan namun tidak menimbulkan gangguan penglihatan. Lesi ini biasanya dieksisi untuk
menghilangkan noda keputihan di atas permukaan mata, yang mungkin menimbulkan iritasi

ringan atau secara kosmetik jelek. Meskipun kebanyakan pterigium jinak, jaringan yang
dieksisi sebaiknya dikirim ke ahli patologi untuk pemeriksaan, karena kadang-kadang lesi ini
terdeteksi sebagai prekursor neoplasma yang diinduksi sinar matahari, karsinoma sel
squamosa dan melanoma3.

2.5 Penatatalaksanaan
Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konservatif atau dilakukan pembedahan
bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme iregular atau pterigium yang
telah menutupi media penglihatan. Lindungi mata dari sinar matahari, debu, dan udara kering
dengan kacamata pelindung. Bila terdapat tanda radang beri airmata buatan bila perlu dapat
diberi steroid. Bila terdapat dellen (lekukan kornea) beri airmata buatan dalam bentuk salep.
Bila diberi vasokonstriktor maka perlu kontrol dalam 2 minggu dan bila telah terdapat
perbaikan pengobatan dihentikan1.
Tindakan pembedahan adalah suatu tindak bedah plastik yang dilakukan bila
pterigium telah mengganggu penglihatan1. Jika pterigium membesar dan meluas sampai ke
daerah pupil, lesi diangkat secara bedah bersama sebagian kecil kornea jernih superficial di
luar daerah perluasannya. Kombinasi autograf konjungtiva dan eksisi lesi terbukti
mengurangi risiko kekambuhan2.

2.6 Diagnosis banding


- Pseudopterigium1
Perbedaan dengan pterigium yaitu:
1. Letaknya : terletak pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea
sebelumnya.
2. Pseudopterigium tidak harus pada celah kelopak atau fisura palpebra.

3. Pada anamnesis pseudopterigium terdapat kelainan kornea sebelumnya, seperti


ulkus kornea.

Pinguekula
Perbedaan dengan pterigium yaitu:
1. Merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva1
2. Ditemukan pada orang tua1
3. Timbunan berwarna putih kekuningan yang terletak didekat limbus4

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata edisi Kelima. 2014. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Eva PR. Whitcher JP. Vaughan dan Asbury Oftalmologi Umum edisi 17. Penerbit
Buku Kedokteran: EGC.
3. Kumar V. Abbas AK. Fausto N. Robbins dan Cotran Dasar Patologis Penyakit edisi 7.
Jakarta : EGC, 2009.
4. Ilyas S. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. 2009. Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai