Anda di halaman 1dari 5

1.

Diagnosis
Diagnosis abortus mola hidatidosa pada pasien ini ditegakkan berdasarkan dari
anamnesis, pemerikaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan:
- Adanya keluar gelembung darah seperti mata ikan,
- Riwayat amenore 2 bulan,
- Riwayat mual muntah dan merasa perutnya membesar
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan gejala umum yang paling sering
ada dari mola hidatidosa adalah perdarahan pervaginam. Terbukti pada beberapa
kepustakaan bahwa 97% dari penderita tersebut akan mengalami keluhan tersebut. Hal ini
sesuai dengan sifat-sifat sel trofoblas yang mengadakan invasi kedalam pembuluh darah
sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah tersebut. 4,5 Dari penelitian
oleh Surya,IGP dan Suwiyoga,IK (1980-1982) bahwa 78,88% pasien datang dengan keluhan
perdarahan.Curry dkk, dalam penelitiannya mendapatkan insiden yang cukup tinggi terjadi
perdarahan pervaginam yaitu 312 (87%) dari 347 dan 188 (94%) dari 200 pasien dengan
mola hidatidosa. ValenaWright (England,1993) dalam penelitiannya menemukan 62 kasus
(84%) dari 74 kasus mola hiatidosa yang dievaluasi datang dengan perdarahan.

Pada

penelitian ini terdapat 18 kasus (22,22%) datang dengan keluhan perdarahan yang disertai
dengan keluar jaringan dan gelembung mola, dimana keseluruhan kasus ini selanjutnya
didiagnosa sebagai abortus mola. Kemudian ada 12 kasus datang dengan muntah-muntah
tetapi hanya 3 kasus (3,70%) sebagai hiperemesis gravidarum, dengan dengan pemeriksaan
USG ternyata didapatkan mola hidatidosa. Ada 3 kasus mola hidatidosa yang disertai dengan
komplikasi tirotoksikosis dimana ketiga pasien ini datang dengan keluhan dada berdebar,
tangan gemetar dan disertai badan berkeringat.6
Mola hidatidosa yang datang ke RS Sanglah Denpasar 69,14% mengalami pembesaran
uterus/tinggi fundus uteri yang lebih besar dari haid terakhir. Pembesaran uterus ini biasanya
dihubungkan dengan tingginya kadar hCG yang dihasilkan akibat pertumbuhan yang
berlebihan dari sel-sel trofoblas ini. Valena dkk, (England,1993) menemukan hanya 28 %
kasus mola yang memiliki uterus lebih besar dari umur kehamilan. Sedangkan Curry
mencatat uterus yang lebih besar dari umur kehamilan adalah 46%, dan Ross dkk,
menemukan 51% kasus mola terjadi uterus lebih besar dari umur kehamilan. Harahap R
bahwa 50% kasus mola akan mengalami pembesaran uterus lebih besar dari umur

kehamilan.3 Besar uterus yang lebih kecil / sama dengan umur kehamilan (haid terakhir)
adalah 32,10%. Sedangkan penelitian di RSU Hasan Sadikin Bandung oleh Anna F dkk,
(1993-1997) mendapatkan besar uterus lebih besar dari normal adalah 48,58%.4,7,8
Pemeriksaan fisik pada pasien ini dijumpai anemia dimana ini merupakan komplikasi
yang terbanyak yang sering ditemukan pada kasus abortus mola hidatidosa akibat dari sifat
perdarahan yang sedikit-sedikit atau banyak sekaligus sehingga dapat menyebabkan syok
atau kematian. Uterus yang membesar lebih besar dari usia kehamilan dimana pada palpasi
abdomen teraba massa kistik, mobil, permukaan licin setinggi pertengahan simfisis dan
umbilikus. Dan pada pemeriksaan inspekulo terlihat adanya gelembung mola dimana
diagnosis ini mempermudah diagnosis adanya abortus mola hidatidosa. Karena kehamilan
ini adalah kehamilan abnormal sehingga tubuh akan berusaha untuk mengeluarkannya.
Dengan keluarnya gelembung mola biasanya akan terjadi perdarahan yang banyak dan
keadaan umum pasien akan menurun.1
Sedangkan untuk pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan USG dimana
gambaran yang diperoleh yaitu gambaran vesikulter intrauterin.

Gambar 2. Gambaran vesikuler intrauterin pada pemeriksaan USG pasien dengan


MolaHidatidosa9

Disamping itu dilakukan pemeriksaan hCG (human choriognadotrophin). Seperti


diketahui, hCG dihasilkan oleh sel sinsitiotrofoblas, sejak mulai implantasi. Pada

kehamilan normal, kadarnya naik terus hingga usia kehamilan 60-80 hari, kemudian turun
lagi setelah mencapai kehamilan 85 hari. Pada puncaknya, kadar hCG dapat mencapai
600.000 mIU/ml. Selanjutnya, sampai kehamilan aterm, kadar hCG rata-rata adalah 20.000
mIU/ml. Pada mola hidatidosa, seluruh kavum uteri diisi oleh jaringan trofoblas. Oleh
karena itu, pertumbuhan sel trofoblas, dan selama gelembung mola belum keluar atau
dikeluarkan, hCG akan terus naik, sampai bisa mencapai di atas 5.000.000 mIU/ml.Pada
penderita ini kadar -HCG 245.867mIU/mL dimana ini sesuai dengan kepustakaan yang
mengatakan bahwa kadar -HCG akan lebih tinggi dari normal.3,10
Pada penderita ini dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi sebagai diagnostik pasti
dan didapatkan hasil mikroskopik: tampak villi korialis dengan degenerasi hidropik,
avaskular, dan terdapat proliferasi sedang sel-sel trofoblast, dengan kesimpulan yaitu Mola
Hidatidosa.
2. Penanganan
Prinsip penanganan pada penderita ini, yaitu:
- Perbaiki keadaan umum
- Evakuasi jaringan mola
- Profilaksis
- Follow up
Pada kasus ini penderita datang dalam kondisi anemia sehingga tindakan pertama yang
harus dilakukan adalah perbaikan keadaan umum dengan pemberian transfusi darah untuk
memperbaiki anemianya dan mencegah jangan sampai penderita jatuh dalam keadaan syok.3
Selanjutnya, dilakukan evakuasi jaringan mola secepat mungkin dikarenakan adanya
perdarahan aktif akibat dari abortus mola hidatidosa.Karena tidak disediakannya alat vakum
kuretase (kuret hisap) di ruangan IRDO RSU Prof. dr. R. D. Kandou, evakuasi sisa jaringan
mola pada penderita ini dilakukan dengan carakuret tajam. Hal ini sebenarnya tidak
dianjurkan karena mengingat konsistensi uterus yang lunak sehingga akan lebih mudah
terjadi perforasi.6 Kemudian pada penderita ini direncanakan untuk dilakukan histerektomi
totalis sebagai profilaksis. Dimana tindakan ini dilakukan pada wanita dengan mola
hidatidosa yang telah cukup umur (batasan yang dipakai yaitu umur lebih dari 35 tahun),
jumlah

anak

yang

sudah

cukup,

dan

menurunkan

angka

kematian

karena

koriokarsinoma.1,2,3,4Untuk golongan resiko tinggi yang menolak atau tidak bisa dilakukan
histerektomi atau wanita muda dengan hasil PA yang mencurigakan dapat diberikan
kemoterapi. Cara pemberian kemoterapi yaitu MTX 20 mg/hari, IM, Asam Folat 10 mg 3

kali sehari dan Cursil 35 mg 2 kali sehari selama 5 hari berturut-turut. Atau dengan
pemberian Actinomycin 1 flc sehari, selama 5 hari berturut-turut. 5Penderita pulang paksa
sebelum sempat dilakukan histerektomi totalis.
Seperti diketahui, 15-20% dari penderita pasca mola hidatidosa, bisa mengalami
transformasi keganasan menjadi TTG. Pada umumnya follow up dilakukan berlangsung
selama satu tahun. Dalam tiga bulan pertama pascaevakuasi, penderita diminta datang untuk
kontrol setiap dua minggu, kemudian tiga bulan berikutnya setiap satu bulan, selanjutnya
dalam enam bulan terakhir, setiap 2 bulan.3
Selama follow up, yang perlu diperhatikan adalah keluhan seperti batuk, perdarahan,
atau sesak nafas, pemeriksaan ginekologis terutama adanya tanda-tanda subinvolusi, dan
kadar -hCG. Follow up dihentikan bila sebelum setahun wanita sudah hamil normal lagi,
atau bila setelah setahun, tidak ada keluhan, uterus dan kadar -hCG dalam batas normal,
serta fungsi haid sudah normal. Selama follow up, wanita dianjurkan untuk tidak hamil dulu.
Kontrasepsi yang dianjurkan adalah kondom atau pil kombinasi bila haid sudah normal.3,9
Setelah jaringan mola dievakuasi, kadar -hCG akan menurun secara perlahan-lahan,
sampai akhirnya tidak terdeteksi lagi. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar normal
(<5mIU/ml) adalah 12 minggu. Ada beberapa jenis kurva regresi, salah satunya adalah kurva
Mochizuki.3

Gambar 3. Kurva regresi -hCG normal dan abnormal pascaevakuasi MHK3

3. Prognosis
Setelah dilakuan evakuasi jaringan mola secara lengkap, sebagian besar penderita
mola hidatidosa akan sehat kembali, kecuali 15-20% yang mungkin akan mengalami
keganasan (TTG).3Resiko untuk terjadinya kehamilan mola berulang sekitar 1 %, dan
kehamilan mola yang ke tiga sekitar 33%.11
Umumnya yang menjadi ganas adalah mereka yang termasuk golongan risiko tinggi,
seperti:
1.
2.
3.
4.

Umur diatas 35 tahun


Besar uterus diatas 20 minggu
Kadar -hCG diatas 105 mIU/ml
Gambaran PA yang mencurigakan
Pada penderita ini memiliki kemungkinan untuk terjadinya resiko kehamilan mola

dikarenakan anjuran untuk histerektomi totalis tidak dilakukan karena penderita pulang
paksa dan memiliki kemungkinan untuk menjadi ganas karena penderita ini termasuk dalam
resiko tinggi yaitu umur diatas 35 tahun dengan Kadar -hCG diatas 105 mIU/ml.

Anda mungkin juga menyukai