(a)
(b)
Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b)
KETERANGAN UMUM
Nama
: G. Colo
Nama Lain
: -
Lokasi
a. Geografi
b. Administratif
Ketinggian
Tipe Gunungapi
: Strato
PENDAHULUAN
Cara Mencapai Puncak
Dari Kampung Awo menyusuri Sungai Awo dan Sungai Tanjung Marola langsung
menuju puncak kemudian turun ke kawah. Lama perjalanan sampai mencapai kawah
ditempuh selama 2 - 3 jam.
Demografi
Colo, dalam bahasa daerah suku Bugis berarti korekapi. Seperti diketahui, bahwa
penduduk Pulau Una-Una, tempat G. Colo berada,
743
masyarakat yang berasal dari suku Bugis dan Gorontalo. Kampung Una-Una adalah
ibukota Kecamatan Pulau Una-Una, pulau yang dikenal sangat subur dan merupakan
penghasil kopra utama untuk daerah Sulawesi Tengah. Demikian suburnya sehingga
diberi julukan sebagai Pulau Ringgit. Selain kelapa, Una-Una juga menghasilkan cengkeh
dan hasil laut, terutama ikan, kepiting, dan teripang. Jumlah penduduk sebelum Erupsi
1983 sebanyak 7.000 jiwa.
Keadaan tersebut berbalik menjadi daerah gersang setelah dilanda erupsi G. Colo
yang berlangsung pada Juli 1983. Hampir seluruh perkampungan rusak parah, bahkan
hilang rata dengan tanah dilanda awanpanas dan lahar. Sejak itu kota kecamatan
dipindahkan ke Wakai, gugusan Pulau Togian.
Tiga tahun kemudian penduduk mulai kembali, terutama bagi mereka yang masih
memiliki sisa kebun kelapa atau yang jelas batas tanah miliknya.
Pengamatan terakhir yang dilakukan dalam tahun 1999 menunjukkan, bahwa
sudah banyak penduduk yang mulai membangun kembali rumah dan mengolah kebunnya
yang rusak, tetapi jumlahnya tidak pasti karena sebagian dari mereka belum menetap.
SEJARAH ERUPSI
Pulau Una-Una mengambil tempat di tengah Lengan Sulawesi, Teluk Tomini dan
disanalah G. Colo tumbuh sebagai gunungapi soliter karena agak menyimpang dari
rangkaian Jalur Gunungapi Indonesia.
Pada pra-sejarah, pernah terjadi kegiatan vulkanik yang diikuti oleh pembentukan
kaldera bergaris tengah 2000 m dan membentuk danau. Dalam tahun 1898 atau awal
1900 terjadi erupsi normal dan meninggalkan sumbatlava yang kemudian dikenal dengan
Gunung Colo.
Setelah istirahat selama 83 tahun, pada 23 Juli 1983 terjadi erupsi dahsyat yang
menghancurkan sumbat lava serta membumihanguskan 2/3 Pulau Una-Una.
Berikut ini sekilas tentang Erupsi G. Colo 1983. Pada tahun 1975 ditemukan
tembusan solfatara/fumarola baru di suatu bukit di lereng timurlaut, 1.500 m dari puncak.
Bukit tersebut berada di luar sistem Kawah Colo dan dikenal dengan Bukit Ambo.
Pada 20 Agustus 1982 Pulau Una-Una digoncang gempabumi, sampai dengan
akhir Agustus sebanyak 41 kali gempa yang dirasakan penduduk. Badan Meteorologi dan
Geofisika stasiun Winangun, Manado mengatakan bahwa, gempa terkuat terjadi pada 24
Agustus, pukul 00.46.43 WITA, berkekuatan 4,6 SR pada kedalaman 30 km.
Gempabumi tektonik kembali mengoncang Pulau Una-Una pada awal Juli 1983
yang berkekuataan III pada slaka MMI. Gempa tersebut semakin hari kian bertambah
744
jumlah dan intensitasnya. Secara lengkap disajikan jumlah gempabumi tersebut sejak
awal kegiatan sebagai berikut:
Tabel Jumlah gempabumi yang terekam selama Juli 1983, menjelang, saat dan pasca Erupsi (utama) G.
Colo.
Waktu
Jumlah gempa
Keterangan
3-13
rata-rata 10
Awal gempa
14
33
15
57
16
63
17
77
18
81
Erupsi freatik pertama
19
101
Gempa Utama, 4,6 SR
20
108
21
86
22
75
23
85
Erupsi Utama, pukul 16.23Wita
24
88
25
62
26
97
27
108
28
106
29
72
30
58
31
51
Pada 18 Juli jumlah gempa makin meningkat dan menyebabkan erupsi freatik
pertama. Sejak saat itu penduduk mulai diungsikan ke Pulau Togian dan Ampana (daratan
Sulawesi), jumlah seluruhnya 7000 jiwa.
Saat perahu pengungsi terakhir baru saja merapat di Lengan Sulawesi, tiba-tiba
dari kejauhan mereka melihat awan cendawan berukuran raksasa memayungi Pulau UnaUna pertanda G. Colo, gunungapi yang sudah istirahat 83 tahun meletus, tepatnya tanggal
23 Juli 1983, pukul 16.23 WITA.
Asap erupsi membumbung sangat cepat dan dalam waktu sekejap sudah mencapai
tinggi 15 km. Awanpanas (pyroclastic flow) tipe soufriere memusnahkan 2/3 pulau dalam
waktu singkat. Di pantai sekitar Pulau Una-Una ditemukan banyak ikan yang mati, diduga
keracunan atau terebus air laut yang mendidih. Selang 4 jam kemudian abu menghujani
Kota Palu, 180 km baratdaya Colo setebal 1 cm kemudian menyebar hingga ke selatan
sejauh 300 km di Sulawesi Selatan. Abu erupsi juga sampai ke Kalimantan bagian timur.
Erupsi mulai mereda pada Oktober 1983 dan berhenti dengan sempurna atau dinyatakan
kegiatan G. Colo sudah normal setelah aktif selama 6 (enam) bulan.
Pada kejadian tersebut tidak dilaporkan korban jiwa akibat erupsi karena seluruh
penduduk sudah diungsikan sebelumnya. Kerusakan rumah dan luas lahan perkebunan
yang musnah tidak diketahui dengan pasti. Lahar yang terjadi secara kontinyu selama
hampir satu tahun pasca erupsi menyeret endapan hasil erupsi setebal antara 6 - 10 m
745
Jam kejadian
09.25
16.23
25
26
27
28
23.25
15.30-17.45
00.02-00.45
02.30-08.45
29
Tanggal
30
23.30-23.55
09.40-18.00
Jam kejadian
16.15
31
Agustus
1
2
18.21-20.00
3
4
6
7
11
12
17
18
19.00s.d 02.00
09.15-11.00
15.20-16.00
11.25-12.00
11.15-12.00
10.45
09.32
10.13-23.05
22
11.48
13.56
10.25
11.34
26
30
September
3
4-30
s.d 02.30
03.14-06.00
08.00-09.00
15.13-17.30
Keterangan
Erupsi freatik pertama, asap erupsi 500 m. Pengungsian mulai
dilakukan
Erupsi asap, asap putih tebal, tinggi 500 m
Erupsi asap,berwarna kelabu, tinggi 1.500 m
Erupsi utama. Asap erupsi berwarna hitam tebal dan berbentuk
cendawan raksasa setinggi 15.000 m Awan panas menggulung Pulau
Una-Una sejauh 5.000 m dan menghancurkan 3/4 pulau terutama
bagian barat.
Erupsi besar, asap setinggi 8.000 m dan awan panas
Erupsi, asap erupsi setinggi 1.5.000 m
Erupsi terus-menerus, asap erupsi 1.500 m
Erupsi dengan tinggi asap 3000 m
Erupsi besar terjadi secara menerus, tinggi asap 8.000 m disertai
awanpanas
Erupsi kecil, asap mencapai tinggi 1.000 m
Erupsi menerus dengan tinggi asap antara 1.000-3.000 m
Keterangan
Erupsi besar disertai lontaran bom dan lapilli. Asap erupsi mencapai
6.000 m
Erupsi besar, kolom asap mencapai 7.000 m
Erupsi besar, asap mencapai tinggi 7.000 m
Erupsi terus-menerus hampir tanpa henti.
Kolom asap erupsi mencapai 7.000 m. Erupsi hanya berhenti sejenak
kemudian berlanjut kembali hingga keesokan harinya
Erupsi masih berlangsung sejak hari sebelumnya
Erupsi beruntun dan menerus, kolom asap setinggi 6.000 m
idem, kolom asap setinggi 5.000 m
Erupsi kecil, asap 1.000 m
Erupsi besar, kolom asap setinggi 12.000 m
Erupsi besar, asap 8.000 m
Erupsi besar disertai awanpanas
Erupsi beruntun dan menerus disertai awanpanas. Kolom asap
tertinggi 12.000 m
Erupsi besar, asap setinggi 8.000 m
Terilhat kolom asap disertai awanpanas
Erupsi besar, asap setinggi 10.000 m
Erupsi besar, asap setinggi 6.000 m
Erupsi berukuran sedang, asap setinggi 2.000 m
Erupsi-erupsi kecil hingga sedang masih sering terjadi, tetapi sudah
mulai berkurang. Tinggi asap erupsi berkisar antara 1.000 - 2.000 m
Catatan:
Jam kejadian adalah Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA).
Sampai dengan tanggal 22 Juli pengamatan visual langsung dari Pulau Una-Una, setelah terjadi erupsi
pengamatan visual dilakukan dari Pos Pengamatan (sementara) di Wakai, Pulau Togian, lk. 40 km dari
Pulau Una-Una.
746
Sebaran kolom asap erupsi G. Colo antara Juli hingga awal Agustus 1983, direkam oleh Satelit Meteorologi
Jepang (Image, Dr. Sawada)
747
GEOLOGI
Pulau Una-Una berbentuk hampir bulat dengan garis tengah 20 km. Puncak
tertinggi adalah Bukit Sakora (486,9 m) yang berada di bagian baratlaut. Aktifitas awal
pada masa pra sejarah, terbentuk kaldera yang bergaris tengah 2000 m dengan danau
kawah. Dalam kegiatan tahun 1898 atau awal 1900 terbentuk sumbat lava yang dikenal
sebagai G. Colo yang berdampingan dengan sebuah danau kawah yang dikenal sebagai
Danau Pokai. Sebelum Erupsi 1983, keberadaan Danau Pokai, menjadi tempat
pemeliharaan ikan tawar. Danau Pokai berukuran panjang 600 m, lebar 190 m sedalam
1,5 m, berada pada tinggi 250 m dpl. Selama yang dikenal, suhunya tidak pernah melebih
suhu udara.
Kawah Utama (bekas sumbatlava) bergaris tengah 1100 - 1350 m. Dalam Mei 1984
digenangi air seluas 67 ha, tetapi dalam Februari 1996 menyusut menjadi 30 ha. Kawah II
terletak di sebelah timurlaut Bukit Sakora (puncak tertinggi Pulau Una-Una), berbentuk
bulat berdiameter 200 m. Kawah III mengambil tempat di sebelah baratdaya Bukit Sakora.
Bentuknya tidak sempurna karena mengalami erosi kuat. Dinding terendah di bagian
tenggara terbuka ke arah Kawah Utama
GEOKIMIA
Batuan G. Colo dari jenis Andesit. Analisa kimia batuan oleh Koonas (1934)
sebagai berikut:
Hasil analisa kimia batuan G. Colo
Unsur
SiO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
+
H2O
H2O
TiO2
P2O5
Berat
61,70
15,16
3,58
1,23
0,09
2,07
4,60
5,63
3,20
1,81
0,23
0,38
0,22
G.
Colo
dilakukan
secara
menerus
baik
visual
maupun
Visual
Pengamatan visual dilakukan dengan mengamati cuaca dan aktivitas G. Colo,
meliputi tinggi, warna dan tekanan asap yang keluar dari kawah G. Colo.
Pengamatan Kegempaan
Pengamatan seismik pertama kali dilakukan di G. Colo ketika P. Una-Una
digoncang gempabumi dalam tahun 1961. Peralatan yang dipergunakan ketika itu adalah
seismograf mekanik dari jenis Spindler & Hoyer. Pengamatan seismik berikutnya
749
dilakukan menjelang, selama dan setelah Erupsi 1983 dengan menggunakan Hosaka
bersistem telemetri kabel dan MEQ-800 bersistem telemetri radio. Pada tahun 1997
dibangun satu Pos Pengamatan Gunungapi G. Colo di Pulau Wakai, Togian, lk. 40 km dari
Pulau Una-Una. Lokasi tersebut dipilih karena secara teknis hampir seluruh wilayah P.
Una-Una adalah daerah rawan bencana terhadap erupsi G. Colo. Hal itu terbukti ketika
terjadi erupsi dalam tahun 1983.
dan
lingkungan.
Pembangunan
infrastruktur
yang
vital
dan
strategis
751
752
DAFTAR PUSTAKA
D. Rohendi, 1982, Laporan Pemeriksaan G. Colo di Pulau Una-Una, tidak diterbitkan
J.A. Katili, A. Sudradjat, 1984, The Devastating 1983 Eruption of Colo Volcano, UnaUna Island, Central Sulawesi, Indonesia, Geol.Jb, Hannover
J.A. Katili, A. Sudradjat, 1989, Gunung Colo, Korekapi Teluk Tomini, Sulawesi
Tengah yang membumihanguskan Pulau Una-Una, tidak diterbitkan
J.A. Katili, Suparto S, 1994, Pemantauan Gunungapi di Filipina dan Indonesia,
Ikatan Ahli Geologi Indonesia
K. Kusumadinata, 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi,
Bandung, hal. 633 - 638
SR. Wittiri, 1984, Laporan Pengamatan Gunung Colo, Direktorat Vulkanologi, tidak
diterbitkan
SR. Wittiri, A. Solihin, 1996, Laporan Kunjungan ke Gunung Colo, Pulau Una-Una,
Sulawesi Tengah, Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan
S. Hamidi dkk, 1996, Laporan Pelaksanaan Bimbingan Gunungapi G. Colo di
Kecamatan
Una-Una,
Kabupaten
Poso,
Sulawesi
Tengah,
Direktorat
753