PENDAHULUAN
Persepsi adalah suatu proses kognisi yang menggunakan basis pengetahuan yang
sudah ada sebelumnya untuk mengambil dan menginterpretasikan stimulus/rangsangan
yang dicatat (ditangkap) oleh indera kita. Persepsi mengkombinasikan aspek-aspek
baik yang ada di alam luar yang berupa stimulus maupun yang ada dalam diri yang
berupa pengetahuan awal dan mengkombinasikanya pula apa yang disebut sebagai
proses bottom-up dan top-down.
Proses-proses persepsi yang dibahas dibatasi pada topik yang masing-masing
relevan dengan proses persepsi yaitu : Pengenalan Obyek (Object Recognition) yang
memberi kemampuan untuk mempersepsikan suatu bentuk dari suatu stimulus, dan
Perhatian(Attention) yang berperan bagi kita dalam memproses lebih luas terhadap
informasi yang masuk, serta kesadaran(consciousness) yaitu : kesadaran yang dimiliki
seseorang tentang dunia diluar dirinya, tentang persepsi-persepsi, gambaran-gambaran
dan perasaan-perasaanya.
Antara topik pengenalan obyek dengan perhatian terdapat topik yang
menghubungkan keduanya yaitu change blindness. Pada penelitian tentang change
blindness ditunjukkan bahwa kita dalam mengenali obyek jika tidak kita lanjutkan
lebih dalam dengan melakukan perhatian (attention), maka kita bisa tidak mengetahui
kalau obyek tersebut sebenarnya sudah diganti.
Aspek biologis dari proses persepsi juga disajikan dalam pembahasan ini, yang
menjelaskan tentang penelitian-penelitian yang berkaitan tentang bagian-bagian di otak
kita, serta yang dikerjakanya dihubungkan dengan proses persepsi yang kita lakukan.
Pada pendalaman materi tentang persepsi wajah juga akan dijelaskan secara khusus
dimana pengenalan wajah manusia memerlukan proses yang khusus dibandingkan
dengan pengenalan obyek-obyek yang lain.
Pada bagian belakang setelah penjelasan tentang proses-proses persepsi,
diberikan contoh penerapan pada pengajaran matematika. Pembahasan soal-soal
chapter-2 juga disertakan dengan harapan bisa memperjelas tentang permasalahan
proses-proses persepsi ini.
Buka mata anda dan langsung lihat TV tersebut dan kenalilah gambarnya
Penelitian ini menunjukkan bahwa kita dapat mengenali obyek pada kejadian yang
baru ditampakkan ke kita sekitar 1/10 detik (Biederman, 1995).
Pengenalan Obyek dalam tinjauan biologis, informasi visual yang masuk
melewati retina dibawa masuk melalui neuron ke primary visual cortex di otak.(lihat
gambar 1)
dalam waktu 200-400 milisecond setelah visual stimulus terlihat. Primary visual
cortex merupakan area di occipital lobe di otak yang bertugas mengolah stimulus yang
berbentuk visual. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
primary visual cortex tersebut menjadi aktif pada saat kita mengenali obyek yang
kompleks.
Teori ini tidak fleksibel, karena menurut teori ini, jika suatu bentuk obyek sudah
jauh berbeda dengan aslinya maka, maka obyek tersebut sudah tidak dapat
dikenali. Tetapi kenyataanya hal ini tidak terjadi pada otak manusia, misalnya
manusia masih bisa mengenali suatu huruf yang bentuknya sebenarnya sudah jauh
dari bentuk aslinya, seperti terlihat pada gambar 2. Huruf Z yang sudah dibuat
menjadi beberapa versi, namun masih bisa dikenali sebagai huruf Z.
Dengan teori ini kita membutuhkan bentuk yang jumlahnya tak terhngga dalam
upaya mengenali seluruh variasi yang mungkin ditemukan pada object-object
(padahal volume otak kita terbatas)
Teori ini hanya bekerja untuk huruf-huruf yang tersendiri dan obyek-obyek
sederhana lainya yang ditampilkan dalam bentuk lengkap. Padahal kita mampu
mengenal benda yang bercampur baur dan dalam ukuran yang tidak sebenarnya.
Oleh karena alasan-alasan tersebut, template matching theory ini tidak mampu
menangani kompleksanya proses visual yang dilakukan oleh manusia.
merupakan karakteristik yang menyusun satu stimulus visual. Menurut model ini kita
menyimpan daftar distinctive feature untuk setiap huruf. Perhatikan gambar 3 yang
menggambarkan
demonstrasi
2.2
yang
dibuat
oleh
Elanor
Gibson(1969)
menggambarkan distinctive feature pada huruf abjad. Pada demonstrasi 2.2 tersebut,
perhatikan huruf R, pada huruf R ini terdapat distinctive feature antara lain garis lurus
vertikal, kurva melengkung dan garis lurus diagonal. Hal ini berbeda dengan huruf P
yang hanya memuat garis lurus vertikal dan kurva melengkung. Jika kita melihat huruf
baru, maka sistim visual kita akan mencatat distinctive feature yang ada pada huruf
baru tersebut, feature apa yang ada dan feature apa yang tidak ada. Kemudian
distinctive feature tersebut kita bandingkan dengan daftar distinctive feature dari
huruf-huruf yang sudah ada dalam memory otak kita.
Jika dibandingkan dengan Template Matching Theory, maka perbedaan yang
penting adalah bahwa pendekatan Feature Analysis Model menyatakan bahwa analisa
pengamatan hanya meliputi bagian-bagian spesifik yan penting dari suatu stimulus.
Sebaliknya pada template matching theory menekankan pada pentingnya seluruh
bentuk dari suatu stimulus, atau memandang suatu stimulus sebagai satu kesatuan
obyek yang utuh.
Bagaimanapun juga terdapat beberapa kendala pada pendekatan feature analysis
model ini, yaitu :
feature-feature
tersebut
serta
hubungan-hubunganya(Bruce,1988).
Contohnya pada huruf T yang mempunyai feature garis lurus vertikal dan garis
lurus horisontal. Jika huruf T kita tulis dengan miring T kita masih tetap bisa
mengenalinya, yang berarti bahwa feature garis diagonal bisa mengganti garis lurus
vertikal. Begitu juga huruf H bisa ditulis dengan H.
Feature analysis models sebenarnya lebih cocok untuk diterapkan pada pengenalan
huruf secara sederhana, padahal bentuk-bentuk object di alam raya ini sangatlah
kompleks. Misalnya adalah bentuk kuda, apakah mengenalinya dengan mengenali
feature-feature yang kompleks yang ada pada kuda tersebut, misalnya kakinya,
kukunya, bulu-bulunya, mulutnya, kepalanya ? Tentunya hal ini lebih rumit dari
sekedar mengenali huruf-huruf.
dua atau lebih bentuk tiga dimensi yang berbeda bisa tersusun dari sejumlah geon yang
sama.
Masalah yang dihadapi untuk pendekatan ini adalah jika obyek terletak pada
posisi sudut pandang yang tidak tepat. Misalnya suatu obyek yang tersusun dari geon
nomor 5 (bulat melengkung), pada sudut pandang lain bisa saja terlihat bahwa benda
itu tersusun dari geon nomor 3(bulat lurus).
Gambar 4. Sebagaian Geon (A) dan contoh benda yang dibentuknya (B)
terperinci, konsep-konsep yang telah kita miliki, harapan-harapan serta daya ingat kita
akan membantu kita dalam mengenali suatu obyek.
Para ahli psikologi kognitif menyatakan bahwa baik top-down processing
maupun bottom-up processing, keduanya sangat diperlukan untuk menjelaskan
kompleksitas dari pengenalan obyek. Mereka tidak bisa mengatakan yang satu lebih
mendominasi yang lain atau sebaliknya, karena dalam
Kebanyakan penelitian pada topik ini telah menguji bahwa konteks telah
membantu kita untuk mengenali huruf alfabet. Para ahli psikologi yang mempelajari
proses membaca telah melihat kenyataan selama beberapa dekade bahwa teori
pengenalan tidaklah cukup jika hanya didasarkan pada informasi yang didapat dari
stimulus obyek saja. Sebagai contoh, andaikan kita selalu mengenali tiap huruf dari
kata-kata yang kita baca dengan menganalisa fitur yang terdapat huruf-huruf tersebut.
Kita anggap bahwa tiap-tiap huruf rata-rata terdapat empat fitur yang berbeda.
Berdasarkan kemampuan rata-rata umumnya orang membaca, maka berdasarkan
analisa tersebut tiap menit proses membaca harus menganalisa kurang lebih 5000 fitur
yang terdapat pada huruf. Hal ini sangatlah besar dan proses persepsi kita (jika hanya
mengandalkan informasi stimulus dari huruf saja) tidak akan bisa menangani hal
tersebut.
Satu penelitian lagi tentang pengenalan huruf yang cukup fenomenal adalah
mengenai word superiority effect. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kita bisa
mengenali sebuah huruf lebih akurat dan lebih cepat jika huruf tersebut terdapat pada
suatu kata daripada huruf tersebut berdiri sendiri atau dalam suatu string (kumpulan
huruf) yang tidak bermakna. Sebagai contoh, Reicher(1969) mendemonstrasikan
bahwa keakuratan pengenalan huruf lebih meningkat secara signifikan didalam suatu
kata misalnya work daripada pada bukan kata misalnya orwk.
Dari pembahasan tersebut terlihat bahwa hurufhuruf dapat lebih mudah dikenali
didalam konteks kata. Hal ini menunjukkan pentingnya top-down processing. Begitu
juga kata-kata lebih mudah dikenali jika suatu kata berada dalam suatu kalimat.
Sebagai contoh, kata makan lebih mudah dikenali jika berada dalam suatu kalimat
Ayah makan nasi.
Selanjutnya akan dibahas tentang penelitian kata-kata dalam kalimat (words-insentences). Rueckl dan Oden(1986) menunjukkan bahwa fitur dari stimulus dan
konteks yang wajar bisa membantu pengenalan kata. Dalam hal ini baik bottom-up
processing maupun top-down processing berperan bersama-sama secara seimbang.
Peneliti tersebut menggunakan huruf-huruf dan character yang menyerupai huruf,
dalam hal ini yang digunakan peneliti adalah huruf n dan huruf r serta tiga huruf yang
bentuknya antara n dan r. Bentuk huruf-huruf ini seperti pada gambar 6, dibawah garis
mendatar bagian bawah. Masing-masing huruf tersebut digabungkan dalam kata
bea_s. Jadi penelitian ini menggunakan lima kata dimulai dari beans sampai
bears.
Hasil penelitian dapat dilihat pada gambar 6. Kita bisa melihat bahwa secara
umum responden grafiknya naik menuju pemilihan bears ketika huruf n secara
perlahan diubah menjadi huruf r. Hal ini menunjukkan bahwa fitur dari stimulus
sangatlah penting (bottom-up processing). Temuan lain yang bisa dilihat adalah bahwa
penjaga kebun binatang dan pawang harimau secara konsisten lebih banyak memilih
bears(beruang) dibandingkan para ahlitumbuhan dan para petani pabrik susu. Hal ini
menunjukkan adanya top-down processing dalam pengenalan kata.
10
11
namun dalam mengenali wajah kuda, prosesnya sama dengan pengenalan obyekobyek pada umumnya.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh James Tanaka dan Martha
Farah(1993) menunjukkan bahwa responden masih bisa akurat mengenali kuda,
walaupun kuda itu menggunakan masker yang menutup sebagian wajah kuda.
Sebaliknya dalam mengenali wajah manusia, dengan sedikit ditutup sebagian
wajahnya, manusia sudah sulit dikenali, lihat hasil penelitian seperti pada gambar 7.
Pada hasil penelitian tersebut terlihat bahwa pada Isolated-part condition (sebagian
wajah ditutupi) pengenalan wajah manusia jauh lebih sulit dibanding pengenalan
wajah kuda. Sedangkan pada Whole-object condition (terbuka semuanya), hasilnya
hampir sama.
12
diartikan sebagai kegiatan konsentrasi yang merupakan aktifitas mental dimana kita
bisa memilih jenis-jenis tertentu dari stimulus untuk diproses lebih lanjut, dan dengan
mengabaikan stimulus lainya (Shapiro, 1994). Sebagai contoh, pada saat ujian kita
berkonsentrasi pada stimulus yang datang dari soal-soal ujian saja, dengan
mengabaikan stimulus lain yang datang.
Perhatian(attention) bisa juga dimaksudkan pada kegiatan berkonsentrasi untuk
menerima informasi selanjutnya.
pengumuman, maka kita harus berkonsentrasi untuk menerima informasi yang akan
disampaikan. Perhatian(attention) juga bisa dimaksudkan pada kegiatan konsentrasi
menerima satu percakapan dan mengabaikan percakapan-percakapan dari orang lain.
Dari sedikit pembahasan tersebut, perhatian (attention) bisa diartikan sebagai
konsentrasi dari aktifitas mental.
Kita akan memulai diskusi kita tentang perhatian pada dua kegiatan kognitif yang
saling berhubungan yaitu : perhatian terbagi (divided attention) dan perhatian
terseleksi (selective attention). Kemudian kita akan menjelaskan pengujian pada
perhatian (attention). Sebagai penutup akan dibahas tentang consciousness (kesadaran)
yang mempunyai hubungan erat dengan perhatian.
B.1. Perhatian Terbagi (Divided Attention)
Sebagai gambaran pada perhatian yang terbagai, misalkan anda sebagai
seorang eksekutif yang sibuk, berbicara dengan telepon genggam di mobil mengenai
suatu pertemuan penting. Percakapan di telepon menguras perhatian, sehingga anda
lupa belok dan menghabiskan waktu 15 menit untuk kembali ke jalur yang benar.
Konsekuensi perhatian yang terbagi dapat juga membahayakan jiwa. Di Yugoslavia
tahun 1976, dua pesawat terbang tabrakan dan semua 176 penumpang dan anggota kru
tewas. Pengendali lalulintas udara bekerja tanpa asisten, dan dia mengawasi 11
pesawat secara bersamaan. Beberapa menit sebelum tabrakan, dia mengirimkan
delapan pesan dan menerima 11 pesan(Barber,1988). Manusia memang sangat
kompeten tetapi dia tidak mampu memperhatikan segala sesuatu dengan baik pada saat
yang bersamaan.
Pada jenis perhatian ini, seseorang harus memberi perhatian pada dua atau lebih
stimulus yang datang dalam waktu yang bersamaan, memberi respon pada stimulusstimulus tersebut sesuai dengan kebutuhan(Moran,1996) Ada dua hal yang akan
14
dibahas dalam subbab ini yaitu penelitian pada perhatian terbagi, serta perhatian
terbagi dan latihan.
Penelitian pada Perhatian Terbagi
Dalam laboratorium, perhatian terbagi pada umumnya diteliti dengan menyuruh
partisipan (subyek penelitian) untuk melakukan dua pekerjaan dalam waktu yang
bersamaan. Sebagai contoh Duncan(1993) meminta partisipan untuk membuat
penilaian-penilaian terhadap satu obyek. Dan mereka mampu untuk membuat dua
penilaian (tentang apakah benda itu dan letaknya dimana) yang akurat terhadap satu
obyek tersebut dalam waktu yang bersamaan. Tetapi mereka sering membuat
kesalahan saat memberi dua penilaian pada dua obyek yang berbeda dalam waktu yang
bersamaan. Dengan kata lain, sistim persepsi kita dapat menangani dua atau lebih
perhatian sekaligus, tetapi akan terjadi kesalahan jika terlalu banyak respon yang harus
dikerjakan.
Perhatian Terbagi dan Latihan
Seperti yang banyak diucapkan orang Latihan akan menjadikan kesempurnaan.
Penelitian tentang Latihan dan Perhatian yang terbagi banyak yang mendukung tentang
ucapan tersebut. Sebagai contoh, dalam dua penelitian klasik, para siswa dilatih untuk
membaca riwayat secara pelan-pelan, dalam waktu bersamaan mereka didikte dengan
kata-kata yang tidak relevan(Hirst et al. 1980; Spelke et al. 1976). Pada awalnya,
mereka bermasalah dengan mengkombinasikan dua pekerjaan tersebut, proses
membacanya turun dengan drastis begitu juga dengan tulisan tangan hasil diktenya
juga tidak bagus. Tapi setelah 6 minggu latihan, mereka bisa membaca dengan cepat
walaupun sambil didikte, begitu juga hasil tulisan tanganya juga menjadi lebih bagus.
Topik tentang Perhatian terbagi juga diaplikasikan pada psikologi olahraga.
Sebagai contoh, penelitian telah dibuat pada para pemain bola volly, mereka bisa
membagi-bagi perhatian pandangan pada beberapa gerakan (lawan maupun bola) yang
penting
di
lapangan,
tanpa
secara
mereka(Castiello&Umilta, 1992;Moran,1996).
15
fisik
merubah-rubah
arah
mata
dan mengabaikan pesan dari sisi telinga yang lain (unattended ear). Hasilnya, setelah
berhasil mengikuti dan mengucapkan pesan beberapa kata dari salah satu telinga,
pesan kemudian tersisipi oleh kata-kata yang terambil dari telinga yang seharusnya
diabaikan (seperti pada gambar 8).
17
Hasil penelitian lain yang menarik adalah bahwa kita dalam kehidupan nyata
lebih banyak membaca kata daripada menyebut warna(MacLeod,1977). Jadi automatic
process kita lebih banyak berupa membaca kata dibandingkan dengan menyebut warna
(less automatic process).
B.3. TEORI-TEORI TENTANG PERHATIAN (ATTENTION)
B.3.1. Teori Awal
Teori awal tentang perhatian/atensi menekankan bahwa orang secara ekstrim
dibatasi dalam jumlah informasi yang mampu mereka proses dalam waktu tertentu.
Istilah yang biasa digunakan tentang teori ini adalah konsep tentang leher botol.
Seperti layaknya leher botol yang membatasi aliran dari suatu daerah ke daerah lain,
teori leher botol mengemukakan tentang sebuah jalan terusan sempit yang sama dalam
proses informasi manusia. Dengan kata lain, leher botol ini membatasi jumlah
informasi yang dapat kita beri curahan perhatian. Sehingga disaat suatu pesan mengalir
melalui leher botol, pesan lain harus mengikuti dari belakang.
Teori
leher
botol
ini
akhimya
banyak
yang
menolak
sebab
tidak
18
otomatis, juga akan cukup mudah untuk melakukan dua kegiatan secara serempak.
Kegiatan-kegiatan yang pernah secara luas dilakukan akan cenderung termasuk pada
automatic processing (proses secara otomatis). Adapun yang berkenaan dengan
kegiatan-kegiatan yang sulit dengan item-item yang tidak di kenal membutuhkan
controlled processing (proses terkontrol).
Dalam perhatian terseleksi; dimana orang menggunakan proses terkontrol, sangat
sedikit ciri-ciri dari pesan yang tidak diikuti akan dapat diperhatikan. Dalam kegiatan
perhatian terbagi, akan sulit untuk melakukan dua kegiatan secara serempak. Kegiatankegiatan yang belum secara luas dipraktekkan biasanya akan membutuhkan proses
terkontrol.
19
dikemukakan Schneider dan Shiffrin (1977). Jenis pemrosesan ini merupakan jenis
pemrosesan yang begitu saja terjadi, bahkan kita tidak sadar kapan proses tersebut
telah terjadi pada kita.
Bagian kedua dari teori Treisman adalah perhatian terfokus. Perhatian terfokus
ini membutuhkan pemrosesan serial (berurutan), dimana tiap satu obyek diproses pada
satu waktu. Perhatian terfokus membutuhkan banyak proses, dan hal tersebut terjadi
pada saat obyek lebih kompleks. Jadi, perhatian terfokus hampir identik dengan
pencarian terkontrol(controlled search) yang dikemukakan oleh Schneider dan
Shiffrin(1977). Perhatian terfokus memilih ciri-ciri mana yang dimiliki bersama-sama,
misalnya bentuknya apa dengan warna apa.
Kita telah membahas tentang elemen dasar dari teori ciri-ciri terintegrasi.
Selanjutnya akan dibahas tentang topik-topik yang berkaiatan dengan teori tersebut,
yaitu : (1) Feature-present/feature-absent effect, (2)Illusory Conjuction dan (3)
Pengembangan lebih lanjut tentang teori ciri-ciri terintegrasi (Further Development in
feature-integration theory).
B.3.3.1 The feature-present/feature-absent effect
Perhatikan bagian A dari
demonstrasi 2.6,
terlihat begitu saja dengan mudah, atau secara pop out dari tampilan tersebut.
Sebaliknya perhatikan gambar bagian B, untuk menemukan lingkaran yang tidak ada
garisnya, kita masih memerlukan pencarian(lebih sulit dari yang bagian A). Tresiman
dan Souter (1985) telah menemukan bahwa orang-orang bisa lebih cepat mencari suatu
obyek dengan ciri-ciri khusus yang tampak, sedangkan obyek-obyek yang lain tidak
ada ciri tersebut (seperti pada bagian A). Orang-orang yang mencari pada obyek
dengan ciri khusus yang tampak bisa menggunakan perhatian terdistribusi lebih
efisien. Dalam kasus ini, item yang anda cari tersebut tertangkan pada perhatian kita
secara automatis (Johnston&Schwarting, 1997).
20
Sebaliknya, perhatikan apa yang terjadi ketika kita mencari lingkaran yang tidak
bergaris pada gambar bagian B. Treisman dan Souther (1985) menemukan bahwa
waktu pencarian meningkat (lebih lama) secara dramatis pada saat jumlah obyek yang
tidak dicari ditambah. Seseorang yang mencari suatu benda dengan ciri-ciri tidak
tampak (sedangkan pada benda yang tidak dicari, ciri tersebut ada) menggunakan
perhatian terfokus. Pekerjaan mengenai hal ini masih merupakan tantangan, seperti
yang dilakukan Wolfe(1998) yang juga menemukan dalam penelitianya yang mahal
tentang the feature-present/feature-absent effect.
B.3.3.2 Illusory Conjunctions (Hubungan Khayalan)
Illusorry conjunctions adalah sebuah kombinasi dari ciri-ciri yang tidak sesuai
yang mungkin mengkombinasikan antara bentuk suatu obyek dengan warna suatu
obyek didekatnya. Hasil-hasil penelitian-penelitian tentang hal tersebut sudah banyak
dikemukakan, sebagai contoh bahwa huruf N berwarna biru dan huruf T berwarna
hijau dapat menghasilkan Illusory Conjunction dimana orang yang melihat merasakan
sebagai huruf T yang berwarna biru(Ashby et al.,1996; Hazeltine et al. 1997).
Penelitian-penelitian
kesimpulan yang
tentang
Illusorry
conjunctions
mengkonfirmasikan
Berlawanan dengan akal dan intuisi kita, sistim visual kita memproses ciri-ciri obyek
secara independen. Sebagai contoh, jika kita melihat apel merah, maka sistim visual
21
kita menganalisa warna merah secara terpisah dengan bentuk bulat apel (Hazeltine et
al.,1997). Jika kita menggunakan perhatian terfokus pada apel tersebut, kita akan bisa
merasakan gambaran menyeluruh dari apel tersebut yaitu warna merah dan bentuk
bulat.
Penelitian-penelitian lain menunjukkan bahwa sistim visual kita dapat membuat
suatu Illusorry conjunctions dari materi verbal (Treisman, 1990). Sebagai contoh,
seseorang yang perhatianya dikacaukan ditunjukan padanya dua kata tanpa makna dax
dan kay. Pada saat kata tersebut diperlihatkan dengan sangat cepat dan item tersebut
tidak bisa dilakukan perhatian terfokus, sehingga terbentuklah Illusorry conjunctions..
Peneliti melaporkan melihat kata day dari hasil penelitian pada dua kata tanpa makna
tadi. Top-down processing membantu kita menampilkan kombinasi yang tidak
sesuai(Treisman,1990).
B.3.3.3 Pengembangan lebih lanjut tentang teori ciri-ciri terintegrasi (Further
Development in feature-integration theory).
Elemen mendasar dari teori ciri-cir terintegrasi telah di sampaikan lebih dari 20
tahun yang lalu. Sejak saat tersebut, banyak penelitian sudah dilakukan, dan teori-teori
yang asli sudah dimodifikasi. Sebagai contoh, Treisman dan koleganya (1992)
memberikan latihan yang banyak pada subyek penelitian tentang pencarian untuk
hubungan-hubungan target yang membutuhkan perhatian terfokus. Dengan latihan
yang banyak subyek penelitian dapat menemukan lokasi target dengan sangat cepat.
Sebagai contoh, setelah 9000 kali mencoba, subyek mampu untuk menemukan lokasi
target yaitu warna biru dan bentuk-X secepat mereka menemukan target yang hanya
berwarna biru.
Bagaimana orang-orang bisa melakukan pencarian dengan sangat efisien dengan
menggunakan perhatian terbagi ? Para peneliti telah mengusulkan bahwa sistim visual
mengatur untuk mengekstraksi cukup informasi selama dalam situasi tantangan ini
untuk membantu perhatian selanjutnya( e.g., Wolfe,1992). Sebagai tambahan,
Treisman dan Sato(1990) memperkenalkan komponen baru dalam teori ciri
terintegrasi. Secara spesifik, mereka
mechanism dapat menghalangi secara serentak ciri-ciri yang tidak sesuai dengan
target yang dicari.
22
tampak
di
sebelah
kanan
area
pada
menunjukkan hasil
23
visualnya.
melaksanakan kegiatan Stroop task dimana arti kata berbeda dengan identifikasi warna
kata tersebut(Posner&Fernandez Duque, 1999; Webster&Ungerleider, 1998). Bagian
otak ini berperan memberi respon pada proses pencegahan pada respon otomatis atas
rangsangan.
Anterior attention network juga menjadi aktif pada saat seseorang diminta
untuk mendengar daftar kata-kata dan diminta untuk merespon dengan menyebutkan
kegunaan dari kata-kata tersebut(misalkan kata jarum direspon dengan menjahit).
Dapat disimpulkan bahwa PET scan telah mengindentifikasi salah satu daerah di otak
yang bekerja aktif pada saat seseorang melakukan kegiatan pencarian obyek dan
daerah lain di otak yang aktif pada saat seseorang harus mencegah respon otomatis dan
menghasilkan sedikit respon yang jelas.
B.4.3 Penggunaan Teknik Event-Related Potential (ERP)
Metode lain dalam penelitian aktifitas biologis otak adalah dengan ERP (EventRelated Potential). Pada metode ini, yang dilakukan adalah merekam perubahan
aktifitas elektrik otak pada saat merespon stimulus. Salah satu hasil dari metode ERP
24
ini, terlihat bahwa terdapat perubahan yang sistimatis pada otak manusia pada saat
melakukan aktifitas pencarian obyek-obyek visual.
B.5. KESADARAN(CONSCIOUSNESS)
Topik ini merupakan topik yang kontroversial, salah satu sebabnya adalah adanya
berbagai macam definisi dari istilah consciousness tersebut (Chalmers,1996; Farthing,
1992). Dalam hal ini, diberikan definisi kasar tentang consciousness yaitu : kesadaran
yang dimiliki seseorang tentang dunia diluar dirinya, tentang persepsi-persepsi,
gambaran-gambaran dan perasaan-perasaanya (Davis,1999;Hirst,1995; Hobson,1997).
Kesadaran (consciousness) tersebut juga bisa memuat persepsi-persepsi kita tentang
dunia disekitar kita, gambaran-gambaran visual, komentar-komentar yang membuat
kita terdiam, memory tentang kejadian dalam hidup kita, keyakinan kita terhadap
kehidupan ini, rencana-rencana kita tentang hari esok, serta sikap kita terhadap orang
lain (Baars,1997).
B.5.1. Conciuousness About Our Higher Mental Processes
Perhatikan
dan
jawablah
pertanyaan
ini,
Siapakah
nama
gadis
ibu
25
Unconciuous
merupakan
informasi
yang
diterimanya
diluar
informasi diluar
26
f ( x) L .
Mahasiswa diharapkan bisa membuat deskripsi tentang makna lim
x c
Pembuatan deskripsi ini dapat dimulai dari suatu fungsi, misalnya fungsi f berikut:
x 1
2,
f ( x ) 4 x, 1 x 4 .
0,
x4
Gambarlah grafik fungsi f pada interval [0,5]. Perhatikanlah (Attention) grafik itu
untuk x 1 dan x 4 . (Jadi dalam hal ini terjadi proses Divided Attention, dimana
mahasiswa diminta untuk memperhatikan dua titik sekaligus).
Berapakah nilai fungsi f di kiri x 1 . Berapa pula nilai fungsi itu di kanan x 1 .
Apakah nilai fungsi f dekat ke suatu nilai di x 1 . Mengapa. Periksa juga fungsi f di
x 4 . Apakah di x 4 nilai fungsi f dekat ke suatu nilai. Mengapa? Di titik manakah
fungsi itu mempunyai limit. Atas dasar hasil pengamatan itu, buatlah deskripsi/uraian
itu harus memuat pertanyaan yang berfungsi mengarahkan anda untuk membuat
2. Ada catatan teman yang mengkin kurang jelas tentang angka 8 yang bisa mengarah
ke angka 6 atau 3, tetapi saya tetap berkesimpulan bahwa angka tersebut adalah 8,
dengan penjelasan sebagai berikut :
Dengan feature analysis model. Saya melihat bahwa angka yang ditulis teman
saya tersebut mempunyai fitur/ciri-ciri di angka dimana terdapat dua lingkaran
tertutup walaupun tidak jelas yang merupakan ciri dari angka delapan, sehingga
saya menyimpulkan bahwa angka tersebut adalah angka 8.
Buku, buku ini merupakan benda 3 dimensi yang tersusun dari geon nomor
2 (kotak).
28
Tas, tersusun dari geon nomor 2 (kotak) dan geon nomor 5 (lengkung)
4. Bottom-up processing
mengenali suatu obyek berdasarkan pada obyek yang memberi stimulus pada kita.
Sedangkan Top-Down processing adalah pendekatan yang menekankan bagaimana
sesorang yang sudah memiliki konsep dan
processing juga membantu kita dalam mengenali bau, misalkan dibalik ruangan ini
orang yang membakar sate kambing, tentunya walau kita tidak melihatnya, kita
bisa tau ada sate kambing. Pengenalan obyek dengan adanya stimulus sentuhan
juga bisa terbantu dengan adanya top-down processing, misalnya untuk mengambil
buku Cognition(yang cukp tebal dibanding yang lain) dari dalam tas diantara bukubuku yang lain, dengan tanpa melihat dan tanpa banyak meraba-raba, dengan
tersentuh pojoknya saja kita sudah bisa mengambil buku tersebut.
5. Proses pengenalan wajah merupakan suatu proses yang spesifik dibandingkan
dengan pengenalan obyek yang lain. Dalam pengenalan wajah, sulit bahkan tidak
bisa dilakukan secara parsial atau per bagian. Sebagai contoh, seseorang yang
sudah kita kenal misalkan bernama si A yang tidak pernah menggunakan kacamata
hitam, tiba-tiba menggunakan kacamata hitam. Pada saat melintas didepan kita dan
tanpa berkata-kata kepada kita, kita akan sulit yakin bahwa seorang yang melintas
tersebut adalah si A. Hal ini dikarenakan dalam pengenalan wajah, faktor yang
penting adalah bahwa wajah tersebut terlihat secara utuh, walaupun ekspresi wajah
berubah-ubah (tertawa, senyum, menangis, dsb.) kita masih mudah mengenalinya.
Hal ini berbeda dengan obyek lain, misalnya wajah kuda. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh James Tanaka dan Martha Farah(1993) menunjukkan bahwa
responden masih bisa akurat mengenali kuda, walaupun kuda itu menggunakan
masker yang menutup sebagian wajah kuda. Sebaliknya dalam mengenali wajah
manusia, dengan sedikit ditutup sebagian wajahnya, manusia sudah sulit dikenali.
Neuroscience research mengenai pengenalan wajah sudah banyak dilakukan.
Misalnya McNein dan Warrington (1993) meneliti pada seorang professional yang
kecelakaan di kepalanya dan mengakibatkan kerja otaknya terganggu, dia
kehilangan kemampuan untuk mengenali wajah orang-orang. Kemudian orang
tersebut beralih profesi menjadi penggembala biri-biri, dan ternyata dia
bisa
Ketika saya mengetik dengan laptop ini perhatian saya terpecah karena dua
anak saya (umur 4 dan 5 tahun) sedang bermain jumping ball, dan saya
30
Ketika saya naik angkutan, saya sedang menulis sms, sementara angkutan
sudah hampir sampai. Perhatian saya terpecah pada handphone dan jalan, agar
turunya tidak terlambat.
Penelitian tentang Latihan dan Perhatian yang terbagi menyatakan bahwa latihan
akan membuat kemampuan hal ini meningkat. Sebagai contoh, dalam dua
penelitian klasik, para siswa dilatih untuk membaca riwayat secara pelan-pelan,
dalam waktu bersamaan mereka didikte dengan kata-kata yang tidak relevan(Hirst
et al. 1980; Spelke et al. 1976). Pada awalnya, mereka bermasalah dengan
mengkombinasikan dua pekerjaan tersebut, proses membacanya turun dengan
drastis begitu juga dengan tulisan tangan hasil diktenya juga tidak bagus. Tapi
setelah 6 minggu latihan, mereka bisa membaca dengan cepat walaupun sambil
didikte, begitu juga hasil tulisan tanganya juga menjadi lebih bagus.
Pengalaman saya tentang latihan dan membagi perhatian, adalah ketika mengajar
di kelas, saya perhatian pada materi yang sampaikan, pada saat bersamaan saya
juga memperhatikan mahasiswa yang mengikuti kuliah tersebut. Latihan tersebut
saya lakukan terus menerus sehingga bisa melakukan kedua hal tersebut secara
bersamaan dengan baik.
7. Perhatian terseleksi adalah suatu proses kognisi dimana seseorang diinstruksikan
untuk memberi perhatian pada satu sumber stimulus/informasi dan mengabaikan
sumber-sumber stimulus/informasi yang lain.
Contoh (kejadian 24 jam terahir) :
Pada saat kuliah Satistik Multivariat perhatian saya tertuju pada penjelasan
dosen, walaupun didepan saya ada dan terlihat data dari komputer dan internet.
(visual and auditory)
Ketika naik sepeda motor, perhatian tertuju ke jalan didepan, walau banyak
stimulus di kiri-kanan jalan.(Visual)
Pada saat masuk toko dan mencari-cari barang, perhatian saya hanya tertuju
pada satu barang yang saya cari. (Visual)
31
Berdasarkan penelitian tentang Latihan dan membagi perhatian, saya sangat yakin
bahwa dengan latihan, konsentrasi pada satu rangsangan bisa ditingkatkan
walaupun terhadap hal-hal yang tidak relevan. Karena kedua proses kognisi
tersebut(divided attention dan selective attention) saling berhubungan erat. Bahkan
mungkin latihan membagi perhatian lebih sulit dibandingkan dengan menyeleksi
perhatian.
8. Saya sedang membaca artikel majalah yang menarik, pada saat yang bersamaan
teman saya juga berbincang-bincang dengan saya. Dalam kasus tersebut, saya tidak
bisa optimal dalam membaca dan memahami artikel, apalagi artikelnya sulit
dipahami. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari teori bottleneck, dimana
kognisi saya tidak bisa melakukan kedua hal tersebut secara maksimal secara
bersamaan.
Pada kasus tersebut terjadi automatic processing, yaitu pada saat membaca katakata yang sudah umum dan sering saya baca. Maksudnya kata-kata tersebut dengan
cepat terbaca secara otomatis begitu terlihat walaupun sambil berbicara dengan
teman.
processing yaitu perlu perhatian khusus untuk memahaminya dan tidak bisa
dilakukan bersamaan dengan berbicara dengan teman.
Sesuai dengan Triesmans Integration theory,
32
-oOo-
34