Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab


terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini
terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini.
A. Tulang
1. Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang
akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama
garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut
adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.
Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelompok yaitu axial skeleton dan
appendicular skeleton.
1. Axial Skeleton (80 tulang)
Tengkorak

22 buah
tulang

Tulang

cranial Frontal 1

(8 tulang)

Parietal 2
Occipital 1
Temporal 2
Sphenoid 1
Ethmoid 1

Tulang

fasial Maksila 2

(13 tulang)

Palatine 2
Zygomatic 2
Lacrimal 2
Nasal 2
Vomer 1
Inferior nasal concha 2

Tulang

mandibula

(1

tlng)
Tulang

telinga Malleus 2

tengah

6 tulang

Incus 2
Stapes 2

Tulang hyoid
Columna
vertebrae

1 tulang
Cervical 7
Thorakal 12

26
tulang

Lumbal 5
Sacrum (penyatuan dari 5 tl)
1
Korkigis (penyatuan dr 3-5
tl) 1
Tulang rongga Tulang iga 24

25

thorax

tulang

Sternum
1

2. Appendicular Skeleton (126 tulang)


Pectoral girdle Scapula 2

4 tulang

Clavicula 2
Ekstremitas
atas

Humerus 2
Radius 2

60
tulang

Ulna 2
Carpal 16
Metacarpal 10
Phalanx 28
Pelvic girdle

Os coxa 2 (setiap os coxa 2 tulang


terdiri dari penggabungan 3
tulang)

Ekstremitas
bawah

Femur 2
Tibia 2

60
tulang

Fibula 2
Patella 2
Tarsal 14
Metatarsal 10
Phalanx 28
Total

206
tulang

Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :

Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh


Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja

otot-otot yang melekat padanya.


Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain
Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah
tulang tertentu.

2. Struktur tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :

Tulang panjang ditemukan di ekstremitas


Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
Tulang pipih pada tengkorak dan iga
Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah,
dan rahang.

Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, lapisan terluar dari tulang (cortex) tersusun dari
jaringan tulang yang padat, sementara pada bagian dalam di dalam medulla berupa
jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagai epiphyseyang
berbatasan dengan metaphysis. Metaphysis merupakan bagian dimana tulang tumbuh
memanjang secara longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal sebagai diaphysisyang berbentuk
silindris.
Unit struktural dari cortical tulang compacta adalah system havers, suatu jaringan (network)
saluran yang kompleks yang mengandung pembuluh-pembuluh darah mikroskopis yang
mensuplai nutrient dan oksigen ke tulang, lacuna, dan ruang-ruang kecil dimanaosteosit berada.
Jaringan lunak di dalam trabeculae diisi oleh sumsum tulang : sumsum tulang merah dan kuning.
Sumsum tulang merah berfungsi dalam hal hematopoesis, sementara sumsum kuning
mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan masuk ke aliran darah.Osteogenic cells yang
kemudian berdiferensiasi ke osteoblast (sel pembentuk tulang) danosteoclast (sel penghancur
tulang) ditemukan pada lapisan terdalam dari periosteum.Periosteum adalah lembar jaringan
fibrosa dan terdiri atas banyak pembuluh darah.

Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah
sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa
nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi
pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplaicortex, marrow, dan
system haverst.
Persarafan, serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi tulang. Dilatasi
kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf afferent
mentransmisikan rangsangan nyeri.
3. Perkembangan dan pertumbuhan tulang
Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :

Tulang didahului oleh model kartilago.


Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam

korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang.
Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang
(osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast). Tulang

berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.


Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis yang

menghasilkan tiga pusat osifikasi.


Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat
dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara vertical.
Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas mendorong sel-sel yang
lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua runag mebesar untuk membentuk
lorong-lorong vertical dalm kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi

oleh sel-sel pembentuk tulang.


Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi dengan

korpus.
Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai
berikut :
Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor.
Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai contoh,
apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang.

Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan kadar
kalsium serum jika sekresinya meningkat diatas normal.
Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia pada
usia dewasa.
Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi hormone
paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas
osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah.
Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan
panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa
sebelum pubertas.
Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein.
Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat peran
hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat menopause,
wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen dengan konsekuensi
langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis). Androgen, seperti
testosteron, meningkatkan anabolisme dan meningkatkan masa tulang.

2. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon,
fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.
a. Sendi fibrosa (sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen
yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.

b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)


Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat
yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini
biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.

c. Sendi synovial (diartrodial)


Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan
gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi
sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul
fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke
dalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku,
dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi
normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari
200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai
sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan
ini berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa
yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut, rahang)
Jenis sendi synovial :
a)

Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan
bebas penuh.

b)

Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya
adalah siku dan lutut.

c)

Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus.
Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.

d)

Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi
untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.

e)

Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya


adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.

3. Otot Rangka
a. pengertian otot ( musculus)

Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel sel, sitoplasma ini merupakan benang benang
halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril
akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu
(berkontraksi).
b. Ciri-ciri Otot
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada setiap
diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang
terbatas.
2. Eksitabilitas
Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.
3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.
4. Elastilitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.

OTOT DAN KERJA OTOT


Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi utamanya
adalah untuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan
(kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk
berkontraksi dan menggerakan tulang.
Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian terbesarnya
mempengaruhi fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan langsung dengan
tulang, atau dimana kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot dilekatkan dengan tendon
fibrosa. Tendon menyerupai korda, seperti tali, atau bahkan seperti lembaran (mis.,pada

bagian depan abdomen). Tidak ada otot yang bekerja sendiri. Otot selalu bekerja sebagai
bagian dari kelompok, dibawah control system saraf.
Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan lengan atas. Otot bisep
dari lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan ini biasanya tetap stasioner
dan adalah asal (origo) dari otot. Ujung yang lain dari otot dilekatkan pada radius.
Perlekatan ini untuk menggerakan otot dan diketahui sebagai insersio dari otot.
Bisep adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia
memendek. Otot ini juga cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak
tengadah karena titik insersinya. Otot trisep pada punggung lengan atas adalah
otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi, mempunyai aksi yang berlawanan dengan otot
bisep.
Selama fleksi sederhana (menekuk) siku :
a)

Bisep kontraksi ? ini adalah penggerak utama

b)

Trisep rileks secara refleks ? ini adalah antagonis

c)

Otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk mencegah gerakan berguling

d)

Otot di sekitar bahu berkontaksi untuk memantapkan sendi bahu

STRUKTUR OTOT RANGKA


Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak
bercabang. Otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai darah dan
saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan lurik.
Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril yang dibungkus dengan rapat dalam
sarkoplasma cair. Didalamnya juga ada banyak mitokondria. Warna merah dari otot
berhubungan dengan mioglobin, suatu protein seperti hemoglobin dalam sarkoplasma.

Setiap miofibril mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian,
disebut pita I dan A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu
mengandung proteinaktin, dan lainnya mengandung protein myosin.
Kontraksi otot adalah karena reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain,
seperti ketika mereka menyisip satu sama lain dan menarik ujung dari sel otot saling
mendekat. Serat otot memendek sampai dengan sepertiga dari panjangnya saat kontraksi.
Serat-serat otot biasanya menjalar sejajar terhadap arah tarikan, baik tanpa tendon
(otot kepeng) mis., otot interkostal, atau dengan tendon pada ujungnya (otot fusiformis)
mis., otot bisep. Otot-otot ini mempunyai rentang gerak yang besar tetapi relative lemah.
Otot pennate lebih kuat daripada tipe otot di atas, tetapi mempunyai rentang gerak
lebih pendek. Pada otot ini, serat-serat menjalar membentuk sudut terhadap arah tarikan
dan menyisip ke dalam tendon sentral atau tendon pengimbang.

HISTOLOGY OTOT
Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri
fiologis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
Otot polos (smooth muscle/involuntary muscle)
Otot polos mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 m
dengan inti terletak di tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak
mempunyai corak melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-sel
otot yang berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk unik
fungsional. Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak.
Otot lurik (skeleton muscle/voluntary muscle)
Otot lurik mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10100 m dan panjang 15 cm. Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak
dipinggir, dibawah sarcolema.memanjang sesuai sumbu panjang serabut otot.

Beberapa serabut otot bergabung membentuk berkas otot yang dibungkus jaringan
ikat yang disebut endomycium. Bebefrapa endomycium disatukan jaringan ikat
disebut perimycium. Beberapa perimycium dibungkus oleh jaringan ikat yang
disebut epimycium (fascia). Otot lurik dipersyafi oleh system cerebrosfinal dan
dapata dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot skelet, lidah, diaphragm, bagian
atas dinding oesophagus.
Otot Jantung
Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya bersifat
otonom. Tetapi dapat dipengaruhi system vagal. Serabutnya bercabang-cabang,
saling berhubungan dengan serabut otot di dekatnya. Intinya berbentuk panjang
dan terletajk di tengah.Sarkosom jauh lebih banyak dari pada otot rangka.
PERSARAFAN OTOT RANGKA
Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek :
1. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor regangan
khusus, gelondong otot
2. Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot
Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia
grisea dalam medula spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama atau akson yang
bercabang untuk mempersarafi 50 sampai 200 serat otot. Semua korpus sel mempersarafi
satu sel otot yang terletak berdekatan dalam medulla spinalis. Impuls saraf mencapai
setiap serat otot kira-kira di bagian tegahnya, pada motor end plate. Datangnya impuls
saraf ini menyebabkan simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor end plate. Asetilkolin
bekerja untuk memperkuat impuls saraf. Ini menyebabkan gelombang besar aktivitas
listrik untuk menjalar sepanjang otot, menimbulkan perubahan yang menyebabkan otot
berkontraksi. Kekuatan kontaksi tergantung pada jumlah serat-serat yang terstimulasi.
Bila impuls berhenti maka otot rileks.

4. Tendon

Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang. Tendon
menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat kolagen dianggap sebagai
jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.
5. Ligament
Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di sendi.
Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.
6. Bursae
Adalah kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh membran sinovial dan mengandung cairan
sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti pada
olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA KEHAMILAN


Trimester I
Pada trimester ini tidak banyak perubahan pada musculoskeletal. Akibat peningkatan
kadar hormone estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan
ligament juga meningkatkan tingkat jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut
meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama

kehamilan biasanya nomal apabila asupan nutrisinya khususnya produksi susu terpenuhi. Tulang
dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal.
Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari ligament-ligament
dalam tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan/otot-otot pada pelvic.
Bersamaan dangan membesarnya ukuran terus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva
tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada seorang ibu hamil. Perubahanperubahan tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang
yang bertambah seiring dengan penambahan umur kehamilan.
Trimestre II
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah siku
dan

dan

pergelangan

tangan

dangan

meningkatnya

retensi

cairan

pada

jaringan

konektif/jarinngan yang berhubungan disekitarnya.


Trimeser III
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh secara
bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring
kedepan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada ahir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang (redignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita
bergeser kedepan. Kurva lumbo sacrum normal harus semakin melengkung dan didaerah
servikodosral

harus

terbentuk

kurvatura

(fleksi

anterior

kepala

berlebuhan)

untuk

mempertahankan keseimbangan. Payudara yang besar dan posisi bahu bungkuk saat berdiri akan
semakin membuat kurva punggung dan kurva menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit. Struktur
dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Wanita muda yang
cukup berbobot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua
akan dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama dan
segera setelah kehamilan.

Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Selama trimester
ketiga otot rektus abdominis dapat memisah, menyebabkan isis perut menonjol di garis tengah
tubuh. Umbilicus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan tonus otot secra
bettahap kembali, tetapi pemisahan otot (dilatasi racti abdominis)menetap.
Hormone progesteron dan hormon estrogen relaxing menyebabkan relaxasi jaringan ikat dan
otot-otot, hal ini masimal terjadi pada satu minggu terahir kehamilan, proses relaksasi ini
memeberikan keasempatan pada panggul untukmeningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan
proses persalinan, tulang public melunakmenyerupai tulang sendipanggul yang tidak stabil, pada
ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secra bertahap mengalami
perubhan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkonpensai penambahan
berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang
lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung, sendi pada beberapa wanita.
Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristiknya pada kehamilan normal.
Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar, lordosis menggeser
pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka, sakrorksigeal dan
sendi pubis bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian bawah punggung
khususnya pada akhir kehamilan. Selama trimester ahir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialam
oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar fleksi anterior leher dan
merosotnya lingkr bahu yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus (Crisp
dan dr. Francisco, 1964). Ligamen retundum mengalami hipertropi dan dapat tekanan dari uterus
yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.

Anda mungkin juga menyukai