Anda di halaman 1dari 1

3

BAB 3
RINGKASAN
3.1

Ringkasan
Sejumlah individu di seluruh dunia beresiko terjadinya kebutaan dari

glaukoma akut. Diagnosis dapat ditegakkan dengan mengenali gejala dan tanda
klinis dari pemeriksaan fisik mata pasien. Orang dengan serangan akut glaukoma
sudut tertutup primer, mereka akan mengeluhkan gejala nyeri pada mata yang
mendadak, sakit kepala, penglihatan kabur, melihat warna pelangi sekitar sumber
cahaya (halo), disertai dengan atau tanpa mata merah. Tanda-tanda yang dapat
ditemukan adalah hiperemia limbal dan konjungtiva, edema kornea, flare dan cell
yang ringan, iris bombans, pupil mid dilatasi, bulat lonjong, vertikal, dan terfiksir,
TIO yang tinggi, antara 40 70 mmHg, papil saraf optik hyperemia, sudut bilik
mata depan sempit dan bilik mata depan dangkal. Untuk menilai kedalaman bilik
mata depan dapat menggunakan Van Herick Method dan untuk menilai
konfigurasi sudut dari pemeriksaan gonioskopi dapat menggunakan Shaffer
classification.
Pada glaukoma sudut tertutup sekunder akut, dibagi menjadi glaukoma
fakomorfik dan ektopia lentis anterior. Gambaran klinis yang dimiliki pada
glaukoma sudut tertutup sekunder akut hampir sama dengan glaukoma sudut
tertutup primer akut, yang membedakan pada glaukoma fakomorfik prosesnya
cenderung lebih cepat yang dipresipitasi oleh pembengkakan lensa dan blok pupil
relatif pada mata yang secara anatomi tidak mempunyai kecenderungan menutup.
Sedangkan pada ektopia lentis anterior didapatkan adanya displacement lensa dari
posisi anatomi normal.
Dari

gejala

dan

tanda

klinis

tersebut

dapat

membantu

dalam

mengidentifikasi pasien yang mungkin berada pada glaukoma sudut tertutup


primer akut atau pada glaukoma sudut tertutup sekunder akut, dan dapat segera
diberikan terapi medikamentosa intensif untuk menurunkan TIO, karena tingginya
TIO akan merusak saraf optik lebih lanjut dan dapat menimbulkan kebutaan.
Terapi definitif pada glaukoma akut adalah iridektomi perifer, trabekulektomi, dan
ekstraksi lensa.

Anda mungkin juga menyukai