: Indah A. Sagita
NPM
: 260110110041
kerja obat pada organ target, rute pemberian, serta menentukan keadaan fisiologis pada
penimbunan dan disposisi obat.
3. Apa manfaat setelah mempelajari farmakokinetik?
Jawab :
- Pemilihan rute pemberian obat yang paling tepat. Apakah secara intravena atau rute
lain seperti oral, rektal, dan lain-lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menilai
ketersediaan biologis obat setelah pemberian dalam berbagai rute pemberian dan
dengan mempertimbangkan profil kinetika obat yang dihasilkan oleh berbagai rute
-
pemberian tersebut.
Perhitungan aturan dosis yang tepat untuk setiap individu (dosage regimen
individualization). Obat akan memberikan efek terapi jika kadar obat dalam plasma
sudah mencapai area terapi yaitu diatas MEC (minimum effective concentration) dan
dapat ditentukan dengan melihat nilai t eliminasi obat dan nilai clearance obat.
Penyusunan aturan dosis yang rasional.
Menerangkan mekanisme interaksi obat, baik antara obat dengan obat maupun obat
dengan makanan.
(Santoso, 1985)
Farmakokinetik
merupakan
suatu
hubungan
matematika
yang
pemakaian dosis.
Menghitung pemakaian dosis maksimal untuk tiap penderita secara individu.
Memperkirakan kemungkinan adanya akumulasi obat dan / metabolit-metabolit.
Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologi atau toksikologi.
Menilai laju availabilitas antar bioekivalensinya.
a.
Tetapan
Kecepatan Absorpsi (Ka)
Tetapan kecepatan absorpsi menggambarkan kecepatan absorpsi, yakni masuknya
obat ke dalam sirkulasi sistemik dari absorpsinya (saluran cerna pada pemberian oral,
jaringan otot pada pemberian intramuskuler, dsb). Ka dipengaruhi oleh enzim, luas
permukaan, fili dan fisiologi usus. Bila terjadi hambatan dalam proses absorpsi, akan
didapatkan nilai Ka yang lebih kecil. Satuannya adalah jam-1 atau menit-1.
b. Waktu Mencapai Kadar Puncak (Tmax)
Nilai ini menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi sistemik mencapai puncak.
Hambatan pada
proses
absorpsi obat
dapat
dengan mudah
dilihat dari
mundurnya/memanjangnya T max. Pada tmaks absorpsi obat adalah terbesar, dan laju
absorpsi obat sama dengan laju eliminasi obat.Satuan: jam atau menit (Shargel, 2005)
t1/2 =
0,693
K
f. Klirens
Klirens suatu obat adalah faktor yang memprediksi laju eliminasi yang berhubungan
dengan konsentrasi obat. Satuannya adalah jam/L
Klirens dapat dirumuskan berkenaan dengan darah (CLb), plasma (CLp) atau bebas
dalam urin (CLu), bergantung pada konsentrasi yang diukur. Eliminasi obat dari
tubuh dapat meliputi proses-proses yang terjadi dalam ginjal, paru, hati dan organ
lainnya (Katzung, 2001).
g. MRT merupakan waktu keberadaan obat dalam tubuh. Satuannya adalah L.
7. Buatkan bagaimana penentuan kecepatan T1/2 untuk obat yang memiliki orde I!
- Buatkan persamaan matematiknya
- Angka bebas tiap orang tidak sama
Jawab :
Persamaan reaksi orde 1
Bila jumlah obat A berkurang dengan laju yang sebanding dengan jumlah obat A tersisa,
maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai berikut :
dA
=KA
dt
K adalah tetapan laju reaksi order kesatu dan dinyatakan dalam satuan waktu-1 (misal :
jam-1). Persamaan diatas dapat menghasilkan :
ln A = -Kt + ln A0
A = A0 e-Kt
Bila ln = 2,3 log, maka persamaan di atas menjadi :
Kt
+log Ao
Log A = 2,3
Sehingga,
a = ln A0
b = K/2
t1/2 =
0,693
K
Contoh :
Konsentrasi obat (mg/ml)
Waktu (jam)
150
0
75
5
37,5
10
18,75
15
9,375
20
1. Buat grafik waktu (x) vs konsentrasi obat (y)
150
100
50
0
0
10
15
20
Slop = -
K
2,3
log y 2 log y 1
x2 x1
150
log 75log
-K =
2,3
-K = 0,139 jam-1
3. Hitung waktu paruh (t1/2)
t 1 /2
0,693
K
= 5 menit
Daftar Pustaka
Santoso, B. 1985. Cermin Dunia Kedokteran, Farmakokinetika Klinik, edisi No.37. hal 8-12
Shargel, L. dan Yu. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi Kedua. Surabaya:
Airlangga University Press.
Katzung dan Bertram G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi ke 8. Penerbit Salemba
Medika: Jakarta.
Waldon, D.J. 2008. Pharmacokinetics and Drug Metabolism. Cambridge: Amgen, Inc., One
Kendall Square, Building 1000, USA.