(Fly Ash)
Sebagai
Amelioran
Organik
Gambaran Umum
Kesuburan tanah yang sangat rendah, erosi dan sedimentasi yang
tinggi, tanah pucuk kurang atau tidak tersedia, munculnya air asam
tambang, lereng-lereng yang curam, air untuk menyiram kurang
atau tidak tersedia, iklim mikro belum sesuai, pemilihan jenis
tanaman dan lain sebagianya, merupakan karakteristik dari usaha
pelaksanaan reklamasi dari lahan kritis pasca tambang.
Aplikasi berbagai bahan kimia (agrochemical products) memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keanekaragaman (biodiversity).
Dampak tersebut akan mengubah keseimbangan ekosistem dan
dominasi organisme dalam jaringan makanan.
Pemulihan secara organik merupakan solusi untuk mendapatkan hasil
yang mendekati rona awal lahan, membentuk kembali biodiversity
dari kawasan serta secara ekonomis lebih menguntungkan.
Bahan Organik
Bahan organik memiliki peran
sebagai dinamisator, aktivator dan
regenerator ekosistem tanah yang
sangat menentukan keberlanjutan
kualitas tanah. Oleh karena itu,
managemen bahan organik selain
diarahkan meningkatkan kesuburan
fisik, kimia dan biologi tanah, juga
untuk mempertahankan kandungan
bahan organik yang optimal dalam
tanah.
Abu Boiler yang berasal dari sisa kulit kayu tanaman memiliki
potensi sebagai regenerator dan aktivator untuk menciptakan
ekosistem tanah yang lebih sehat. Kandungan unsur-unsur mineral
sebagai hara mikro dan makro dapat diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman.
Boiler Ash
mg/L
<0,01
0,05-1,68
16,93-33,76
0,05-2,00
16,93-44,14
19,04-38,95
0,20-0,64
2,50-36,35
2,12-23,37
1,05-3,50
36,35-43,91
4,02-11,30
BSKP
300
50
2500
500
1000
3000
20
400
1000
100
500
5000
30
5
250
50
100
300
2
40
100
10
50
500
Parameter
Arsen (As)
Barium (B)
Boron (Bo)
Cadnium (Cd)
Chormium (Cr)
Copper (Cu)
Lead (Pb)
Mercury (Hg)
Selenium (Se)
Silver (Ag)
Zinc (Zn)
Parameter
pH
Organik C
Nitogen ( N ) Total
Posfor ( P ) Total
Kalium ( K )
Natrium ( Na )
Kalsium ( Ca )
Magnesium ( Mg )
KTK
KB
Unit Satuan
Nilai
%
%
%
me/100g
me/100g
me/100g
me/100g
me/100g
%
10,4 - 11,9
39 - 57
0,80 1,60
0,13 0,52
0,03 0,11
0,03 0,08
0,15 0,55
0,23 0,52
127 - 165
3,0 9,7
Baku Mutu
PP No. 85 1999
< 0,001
0,6-1,2
0,45-1,74
0,005
0,5
0,03-0,11
0,01
<0,001
0,007-0,015
0,03
0,21-0,38
5,0
100,0
500,0
1,0
5,0
10,0
5,0
0,2
1,0
5,0
50,0
Aplikasi
Abu boiler kulit kayu bersifat basa dan mengandung mineral sebagai
unsur-unsur hara yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan
pengkondisi tanah
Aplikasi abu boiler dilakukan pada awal tanam dengan cara dicampurkan
kedalam media tanah di sekeliling lubang tanam dengan dosis
tertentu (kg/pohon).
Oleh karena kondisi dari geografi dan topografi pada lahan tambang
yang berbeda-beda dan dikarenakan adanya unsur logam berat yang
berpotensi untuk meracuni tanah, perlu kiranya dilakukan terlebih
dahulu kegiatan uji coba dengan menggunakan tanah dari lahan yang
direklamasi untuk menghasilkan dosis penggunaan yang tepat
Unit
Ph
Ex Tambang
3.00 5.00
6.6 7.5
C organik
<1 2.0
2.5 3
N total
<0.1 0.2
0.3 0.6
<5 11
13 16
C/N
PO Bray
ppm
<10 15
20 26
KO
ppm
<10 20
30 41
KTK
me/100g
<5 17
19 25
<0.1 0.3
0.4 0.7
Na
<0.1 0.4
0.6 0.9
Mg
<0.4 1.1
1.5 4.5
Ca
<0.2 - 6
8 10
Kejenuhan Basa
<20
45 55
Alumunium
> 50
25 31
Kesimpulan
Hasil karakterisasi abu sisa pembakaran kulit kayu dari boiler industri
pulp dan kertas menunjukan bahwa limbah padat tersebut tidak
terindikasi sebagai limbah B3 menurut PP No.18 Jo No.85 Tahun
1999.
Sebelum melakukan aplikasi pada tanaman dan lahan perlu
dilaksanakan pengujian untuk mendapatkan takaran dosis yang
sesuai dengan kondisi lahan dan tanaman yang dipilih.
Temuan hasil uji coba yang telah dilaksanakan oleh tim dari Balai Besar
Pulp & Kertas, menyatakan bahwa penggunaan abu boiler dapat
meningkatkan produktifitas berbagai tanaman pangan, tanaman
keras, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah serta
meningkatkan kualitas dan kesehatan tanah secara signifikan.
Soil Problem