PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk
membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha
penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke
dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal
adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu
perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana
bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di
luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan
masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.
Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan
berminat
untuk
melakukan
investasi,
hadirnya
lembaga
pasar
modal
Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.HUM. Aspek Hukum dalam
Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indinesia, Penerbit: Kencana
(Jakarta:2009) Hlm.93
Indah Yuliana, S.E., M.M. INVESTASI Produk Keuangan Syariah Penerbit: UINMALIKI PRESS (Malang:2010) Hlm.59
3
(Inggris) Dalton, M John. How The Stock Market Works. 3rd edition. 2001. United
States of America. NYIF. Hal 1
4
Ibid.
Rumusan Masalah
1. Siapakah yang berhak memegang saham?
2. Apa saja manfaat yang diperoleh dari kepemilikan saham?
3. Apa saja jenis-jenis saham?
4. Bagaimana karakteristik dan nilai-nilai yang terdapat pada saham?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi pada pemegang
saham?
6. Bagaimana contoh saham dan perhitungannya?
1.3
Tujuan
Mengetahui lebih dalam mengenai saham sebagai surat berharga
BAB 2
PEMBAHASAN
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemegang_saham
Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan Algifari, Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 188-189
7
Martono dan Agus Harjito, Manajemen Keuangan, Ekonisia,
Yogyakarta, 2002, hlm. 41-42
6
Perbedaan kedua saham di atas berdasarkan pada hak yang melekat pada saham
tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima dividen, memperoleh bagian kekayaan
jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.8
Saham preferen biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki
karakteristik hampir sama dengan saham biasa. Biasanya saham biasa hanya memiliki
satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung dari kebutuhan
perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis, seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan
lainnya. Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri.9
B. Ditinjau dari cara peralihannya
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada
saham
tersebut
tidak
tertulis
nama
pemiliknya,
agar
mudah
9
10
Saham Blue Chip ini dikatakan sebagai saham unggulan. Saham ini biasanya
didominasi oleh perusahaan besar yang telah memiliki anak perusahaan dimana-mana.
Kepemimpinan dalam perusahaan yang memiliki saham blue chips tak bisa diragukan
lagi. Demikian pula dengan manajemen perusahaan yang stabil dan pendapatan yang
selalu memenuhi target. Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi
tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
b. Saham Pendapatan
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi
c. Growth Stocks
1) Well Known
Saham saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,
sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
2) Lesser Known
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki
d. Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari
tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti
.
e. Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana
emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan
emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.11
11
http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenissaham/
12
http://id.wikipedia.org/wiki/Saham
13
Sawidji Widoatmodjo, Pengantar Menjadi Investor Profesional, PT Elex Media
Komputento (Kelompok GRAMEDIA), Jakarta, 2005, hlm. 67
14
Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan
Algifari, Op. Cit, hlm. 189
17
18
http://id.wikipedia.org/wiki/Saham
Ktut Silvania Mangani, Bank & Lembaga Keuangan Lain, Erlangga,
Jakarta, 2009, hlm. 105
Subagyo, Sri Fatmawati, Rudy Badrudin, Astuti Purnamawati, dan
Algifari, Op. Cit, hlm. 189
http://www.slideshare.net/bungcuu/penilaian-saham
a) Dividen
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan, deviden diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Deviden yang dibagikan perusahaan
dapat berupa devien tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden
berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula
berupa deviden stock yang artinya setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah
saham sehingga sejumlah saham yang dimiliki investor bertambah dengan adanya
pembagian deviden stock tersebut.
b) Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, dimana harga jual lebih
tinggi dari harga beli, capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan di
pasar sekunder. Misalnya seorang pemodal membeli saham BUMI dengan harga per
lembar Rp.5000 kemudian menjualnya dengan harga Rp.5500 per lembarnya, yang
berarti pemodal tersebut telah mendapatkan capital gain sebesar Rp.500 untuk setiap
saham yang dijualnya. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek untuk
mengejar keuntungan melalui capital gain.
10
karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak
pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan
deviden secara berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya
sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa. Adapula perusahaan yang di delist keluar
dari bursa dengan tujuan Go Private, perusahan yang melakukan Go Private tidak
merugikan investor karena perusahaan penerbit saham tersebut melakukan Buy Back
terhadap saham yg diterbitkan.
e) Saham di Suspend
Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa
efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga saham yang di
suspend tersebut dicabut dari status suspend. Suspend biasanya berlangsung dalam
waktu singkat misalnya dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat
pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang
menyebabkan saham di suspend yaitu suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar
biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lainnya yang
mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut
untuk kemudian diminta konfirmasi lainnya. Sedemikian hingga informasi yang belum
jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi, jika setelah didapatkan suatu informasi
yang jelas, maka status suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham
dapat diperdagangkan lagi seperti semula.19
http://coki002.wordpress.com/keuntungan-dan-kerugian-dalaminvestasi-saham/
11
tidak ada harga suatu saham yang terus-menerus naik demikian juga tidak ada harga
suatu saham yang terus-menerus turun.20
ii.
iii.
perusahaan.
Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian
dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba
ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi harga saham, maka
peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah
yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
iv.
20
12
http://jmmymartin.wordpress.com/2010/12/14/faktor-faktor-yangmempengaruhi-harga-saham/
13
Perhitungan :
Dividen = 1000 lbr x Rp 150 = Rp 150.000
Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130% dan berkaitan
dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi broker 1%
Harga Jual = 130% x 1000 lembar x Rp 1.000,- = Rp 1.300.000
Biaya komisi = 1% x Rp 1.300.000,- = Rp 13.000
Hasil Penjualan Saham = Rp 1.287.000
Harga Perolehan = Rp 1.250.000
Laba Penjualan Saham = Rp 37.000
b) Saham Preferen
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saham adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan
yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal dan persentase tertentu.
Sementara itu, saham berupa jumlah satuan dari modal kooperatif yang sama jumlahnya
bisa diputar dengan berbagai cara berdagang, dan harganya bisa berubah sewaktu-waktu
tergantung keuntungan dan kerugian atau kinerja perusahaan tersebut . Dengan
menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham (efek
ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan
modal bisnis selain menerbitkan obligasi.
15
Pemegang Saham ialah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki
satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari
perusahaan tersebut. Manfaat yang diperoleh dari kepemilikan saham, yakni dividen,
capital gain, manfaat non-finansial.
Sedangkan jenis-jenis saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu saham
biasa (common stock), dan saham preferen/ istimewa. Ditinjau dari cara peralihannya,
yakni saham atas unjuk (bearer stocks), dan saham atas nama (registered stocks).
Ditinjau dari kinerja perdagangan, saham blue chips, saham pendapatan, growth stocks,
speculative stock, dan counter cyclical stocks.
Adapula faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya laba per lembar
saham tingkat suku bunga, jumlah laba yang didapat perusahaan, dan tingkat resiko dan
pengembalian.
16