Anda di halaman 1dari 13

`BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada
prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hal ini berarti kalimat itu harus
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku. Kaidah tersebut meliputi: unsurunsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, aturan-aturan EYD, dan
cara memilih kata dalam kalimat(diksi). Namun, dalam kenyataannya masih
banyak kita jumpai kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah pembentukan
kalimat, sehingga sering menimbulkan kerancuan dalam pembentukan
kalimat.
Makalah ini membahas tentang bagaimana tata cara pembentukan
kalimat yang benar dan teratur, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pembentukan kalimat.
Karena latar belakang tersebut, maka penyusun menulis makalah
Pembentukan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Tata cara dalam
pembentukan kalimat yang disampaikan dalam makalah ini diharapkan dapat
menjadikan pembaca mahir dalam pembentukan kalimat yang benar dan
teratur.
B. Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan kalimat ?
2.Apa saja unsur pembentuk kalimat ?
3.Apa saja jenis-jenis kalimat ?
C. Tujuan
1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat.
2.Mengetahui macam pola pembentukan kalimat.
3.Mengetahui jenis-jenis kalimat.

BAB II
PEMBENTUKAN KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

A. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih
yang mengandung pikiran yang lengkap dan mempunyai pola intonasi akhir.
B. Unsur Kalimat
Unsur yaitu pendukung kalimat dalam bahasa Indonesia dan berfungsi
sebagai penjelas suatu kalimat.
Unsur-unsur dalam kalimat terdiri dari :
1. Subjek
Subjek merupakan bagian kalimat yang menunjukkan pelaku
atau masalah.
Contoh :
Ibu sedang memasak.
Keterangan: kata ibu di dalam kalimat di atas menunjukkan subjek.
Ciri-ciri subjek adalah:
a. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Subjek dapat ditentukan dengan mencari jawaban
atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam
suatu kalimat. Subjek kalimat yang berupa manusia,
biasanya digunakan kata tanya siapa.
b. Disertai Kata Itu
Subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif
(definite) yang biasa

dinyatakan dengan kata itu,

sedangkan subjek yang sudah takrif misalnya nama orang,


nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga
pronomina tidak disertai kata itu
c. Didahului Kata Bahwa
Kata bahwa dalam kalimat pasif merupakan penanda
bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat

pengisi fungsi subjek. Kata bahwa juga merupakan


penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat
yang menggunakan kata adalah atau ialah.
d. Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi
keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung
yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
e. Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi seperti dari, dalam,
di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat
dengan menggunakan kata-kata seperti itu, sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak
bersubjek.
f. Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa
nominal. Subjek dapat berupa verba atau adjektiva,
biasanya disertai kata penunjuk itu.
2. Predikat
Predikat merupakan bagian dari unsur kalimat yang
menjelaskan tentang suatu subjek dalam suatu kalimat. Predikat ini
biasanya kata atau frasa.
Contoh :
Kakak sedang belajar
Keterangan: kakak menunjukkan subjek, sedangkan kata belajar
menunjukkan penjelasan dari subjek yaitu predikat dan biasanya di
ikuti dengan kata sedang
Ciri-ciri predikat adalah
a. Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan
mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat.
Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan
untuk

menentukan
4

predikat

yang

berupa

nomina

penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat


digunakan untuk menentukan predikat yang berupa
numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
b. Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau
ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat
berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek
dan pelengkap tidak jelas.
c. Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk
pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk
pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang
berupa verba atau adjektiva, sedangkan

kata bukan

merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau


predikat kata merupakan.
d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva
dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang,
belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina
bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang
menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin,
hendak, dan mau.
3. Objek
Objek merupakan unsur dalam bahasa Indonesia yang
menjelaskan tentang suatu predikat dalam sebuah kalimat.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut:
a. Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak
pernah mendahului predikat.
b. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat


menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif
ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam
kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang
disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
c. Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat
tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara
predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.

d. Didahului Kata Bahwa


Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa
dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam
kalimat transitif.
Contoh:
Ibu memasak sayur
Keterangan: Ibu merupakan subjek. Memasak merupakan predikat.
Sayur merupakan objek
4. Keterangan
Bagian dari kalimat yang menerangakan berbagai hal tentang
konjungsi (kata hubung).
Macam-macam keterangan:
a. Keterangan tempat
Keterangan tempat

adalah

keterangan

yang

menunjukkan tempat atau arah suatu perbuatan, biasanya


diawali dengan dengan kata-kata seperti di dalam, di
luar, ke, di atas, pada, dan sebagainya.
Contoh :
Putri makan di warteg.
Keterangan: Putri merupakan subjek. Makan merupakan
predikat. Di warteg merupakan keterangan tempat

b. Keterangan alasan atau sebab


Keterangan alasan atau sebab adalah keterangan
kalimat yang menjelaskan alasan yang menyebabkan
perbuatan

itu

dilakukan

biasanya

menunjukkan

keterangan yang diawali dengan kata-kata seperti sebab,


karena, oleh sebab, oleh karena dan sebagainya.
Contoh :
Anisa memakai payung karena hujan.
Ketarangan : Anisa merupakan subjek. Memakai
merupakan predikat. Payung merupakan objek. Karena
hujan merupakan keterangan alasan
c. Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan kalikmat
yang berfungsi menerangkan tujuan dari perbuatan yang
dinyatakan oleh predikat. Biasanya diawali dengan katakata agar, untuk, guna, supaya, dan sebagainya.
Contoh :
Ibu membuat kue untuk dijual.
Keterangan: Ibu merupakan subjek. Membuat
merupakan predikat. Kue merupakan objek. Untuk dijual
merupakan keterangan tempat
d. Keterangan perlawanan
Keterangan perlawanan adalah keterangan kalimat
yang menunjukkan perlawanan antara bagian kalimat
yang satu dengan kalimat lainnya. Biasanya diawali
dengan kata-kata meskipun, walupun, kendatipun, dan
sebagainya.
Contoh :
Walaupun hujan, Frisca tetap berangkat kuliah.
Keterangan: Frisca merupakan subjek. Berangkat
merupakan predikat. Kuliah merupakan objek. Kalimat

Frisca tetap berangkat kuliah merupakan kalimat


pertentangan dari kalimat Walaupun hujan.
C. Jenis-Jenis Kalimat
1. Berdasarkan Pengucapannya
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat
menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan
kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain
(orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik
dua (.) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
Luthfah berkata: Buku itu harus segara dikembalikan.
b. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan
kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung
tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah
menjadi kalimat berita.
Contoh:
Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
2. Berdasarkan Jumlah Frasa
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas dua unsur
inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas
dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan
keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk
pola kalimat baru. Kalimat tunggal juga dapat didefinisikan sebagai
kalimat yang hanya memiliki satu pola kalimat.
Contoh :
Ibu memasak
Keterangan: Ibu merupakan subjek. Memasak merupakan objek.
b. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal


yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
1)

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:


Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah dua kalimat tunggal atau
lebih yang digabungkan menjadi satu, tetapi memiliki
kedudukan yang sejajar atau sederajat.
Contoh:
Ali pandai dan rajin, tetapi adiknya malas dan bodoh
Kalimat majemuk setara ini dibedakan kembali menjadi 4
sesuai dengan kata penghubungnya antara lain :
a) Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata
penghubung dan, serta, lagipula.
Contoh:
Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
b) Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata
penghubung bahkan.
Contoh:
Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
c) Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata
penghubung atau,baik, maupun.
Contoh:
Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
d) Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata
penghubung Tetapi, sedangkan, melainkan.
Contoh:
Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang
termasuk negara maju.
e) Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata
penghubung kemudian, lalu, lantas.
Adapun ciri-ciri dari kalimat majemuk setara adalah :

(1) Kedudukan pola kalimat didalamnya sama derajatnya


atau setara.
(2) Penggabungan pola kalimatnya disertai perubahan
intonasi.
(3) Mengandung kata tugas atau penghubung untuk
membedakan sifat kesataraannya, seperti dan, serta,
lagi pula, tambahan lagi dan sebagainya.
2)

Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat yang bagianbagiannya diperluas, sehingga perluasan itu membentuk satu
atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada.
Salah satu pola menduduki fungsi tertentu dari pola yang lain
Kedudukan

anak

kalimat

bergantung

pada

induk

kalimatnya jadi tidak setara atau sederajat. Semua kedudukan


kata dalam kalimat tunggal baik subjek, predikat, objek dan
keterangan dapat diperluas sehingga membentuk pola kalimat
baru yang namanya sesuai dengan kedudukan kata yang
digantikannya.
Contoh:
Paman datang ketika kami sedang makan.
Ada beberapa penanda hubungan atau konjungsi yang
dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Waktu : ketika, sejak


Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
Akibat: hingga, sehingga, maka
Syarat: jika, asalkan, apabila
Perlawanan: meskipun, walaupun
Pengandaian: andaikata, seandainya
Tujuan: agar, supaya, untukbiar
Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah
Pembatasan: kecuali, selain

10

Adapun ciri-ciri dari kalimat majemuk berdasarkan


perluasan dengan pola kalimat, yaitu :
a) Adanya perubahan intonasi dan kesenjangan antara.
b)Perluasan kalimat tunggal membentuk pola baru.
c) Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
d)Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
e) Anak kalimat bergantung pada induk kalimat.
Nama anak kalimat sesuai dengan bagian kedudukan jabatan
yang diperluas.

3)

Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk
yang di dalam kalimatnya terdapat kombinasi kalimat majemuk
setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di
kamar, ketika aku datang ke rumahnya.

3. Berdasarkan Isi atau Fungsinya


a. Kalimat Perintah
Kalimat perintah

adalah

kalimat

yang

bertujuan

memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.


Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam
penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah
ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
1) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
2) Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
3) Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong,
silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
b. Kalimat Berita

11

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan


sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.)
dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun.
Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
1) Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
2) Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
3) Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
4) Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri
dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
Kapan Becks kembali ke Inggris?
Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan
perasaa yang kuat atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai
dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda
seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Bukan main, eloknya.

c. Berdasarkan Unsur Klimatnya


a. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya
terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat.
Contoh:
12

Ibu memasak.
Keterangan: Ibu merupakan subjek. Memasak merupakan predikat.
Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
Keterangan: Mahasiswa merupakan subjek. Berdiskusi merupakan
predikat. Di dalam kelas merupakan keterangan.
b. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna
karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek
saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
Selamat sore

13

Anda mungkin juga menyukai