Anda di halaman 1dari 20

ORDE LAMA, ORDE

BARU, ORDE REFORMASI

NAMA: JIBRIL HARTRI PUTRA


KELAS:XI IPA 4
NO. ABSEN: 16
1. Orde Lama (1945-1959)

Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di


Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam
jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem
ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di saat menggunakan
sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiaden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando.
Pergolakan politis pada akhir masa Orde Lama juga terjadi di Malang
karena aktifitas PKI / Komunis cukup banyak mempengaruhi masyarakat
terutama golongan pemuda. Terjadi rapat2 umum, demonstrasi,
kerusuhan dan bentrokan fisik antara pendukung Komunis dengan
pendukung Pancasila, salah satunya yang terkenal adalah penyerbuan
Gedung Sarinah sekarang. Akhirnya kelompok Komunis dapat dikalahkan
dan melarikan diri ke daerah Blitar sehingga dilakukan operasi militer
Sandhi Yudha yang mengakhiri petualangan Komunis di Indonesia.
Orde Lama dibawah pimpinan Presiden Soekarno berakhir setelah
didahului oleh pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang gagal pada
tanggal 30 September 1965. Dengan berbekal Surat Perintah tertanggal
11 Maret 1966, Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan
Darat (Kostrad) pada waktu itu, Letjen TNI Soeharto membubarkan PKI
dan organisasi-organisasi masyarakat yang dinaunginya.
Gerakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI ini kemudian berbuntut
pada pembunuhan puluhan (ada pula yang mengatakan ratusan) ribu
penduduk Indonesia yang dicurigai terlibat atau bersimpati pada gerakan
komunis. Kuatnya stigma komunis yang menakutkan banyak orang
membuat sampai kini belum pernah ada penyelidikan independen
mengenai korban-korban yang jatuh pada saat itu, meskipun diyakini
tidak semua korban memang terbukti bersalah.
Atas dukungan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang dipimpin
oleh Ketuanya saat itu, Letjen TNI Abdul Harris Nasution, Letjen TNI
Soeharto kemudian dikukuhkan menjadi pejabat Presiden Republik
Indonesia. Kekuasaan Orde Baru dibawah presiden kedua ini dikukuhkan
melalui pemilihan umum tahun 1971.
Dalam Orde lama, terdapat 2 macam demokrasi yang telah dilakukan
yaitu :
a. Demokrasi Liberal
b. Demokrasi Terpimpin
A. Demokrasi Liberal (1945-1959)
2

Kata Liberalisme berasal dari kata libre yang berarti bebas dari
perbudakan, demokrasi liberal berlangsung di Indonesia sejak 3
November 1945, yaitu sejak sistem multi-partai berlaku melalui Maklumat
Pemerintah. Sistem multi-partai ini lebih menampakkan sifat instabilitas
politik setelah berlaku sistem parlementer dalam naungan UUD 1945
periode pertama. Demokrasi liberal dikenal juga sebagai demokrasi
parlementer,
karena
berlangsung
dalam
sistem
pemerintahan
parlementer ketika berlakunya UUD 1945 periode pertama, Konstitusi RIS,
dan UUDS 1950. Dengan demikian demokrasi liberal secara formal
berakhir pada tanggal 5 Juli 1959, sedang secara material berakhir pada
saat gagasan Demokrasi Terpimpin dilaksanakan. Dalam periode
demokrasi liberal terdapat beberapa hal yang secara pasti dapat
dikatakan telah melekat dan mewarnai prosesnya, yaitu:
1. Penyaluran Tuntutan-Tuntutan terlihat sangat intens (frekuensinya
maupun volumenya tinggi) dan melebihi kapasitas sistem yang hidup,
terutama kapasitas atau kemampuan mesin politik resmi. Melalui sistem
multi-partai yang berlebihan, penyaluran input sangat besar, namun
kesiapan kelembagaan belum seimbang untuk menampungnya. Selektor
dan penyaring aneka warna tuntutan itu kurang efektif berfungsi, karena
gatekeeper (elit politik) belum mempunyai konsensus untuk bekerja sama,
atau pola kerjasama belum cukup tersedia.
2. Pemeliharaan dan Kontinuitas Nilai Keyakinan atas Hak Asasi Manusia
yang demikian tingginya, sehingga menumbuhkan kesempatan dan
kebebasan luas dengan segala eksesnya. Ideologisme atau aliran
pemikiran ideologis bertarung dengan aliran pemikiran pragmatik. Aliran
pragmatik diilhami oleh paham sosial-demokrat melalui PSI, sedangkan
yang beraliran ideologik diilhami oleh nasionalisme-radikal melalui PNI.
3. Kapabilitas Pengolahan potensi ekstraktif dan distributif menurut
ekonomi bebas dilakukan oleh kabinet yang pragmatik, sedang kapabilitas
simbolik lebih diutamakan oleh kabinet ideologik. Keadilan mendapat
perhatian kabinet ideologik, sedang kemakmuran oleh kabinet pragmatik.
4. Integrasi Vertikal Terjadi hubungan antara elit dengan massa
berdasarkan pola integrasi aliran. Integrasi ini tidak selalu berarti
prosesnya dari atas (elit) ke bawah (massa) saja, melainkan juga dari
massa ke kalangan elit berdasarkan pola paternalistik.
5. Integrasi Horisontal Antara elit politik tidak terjalin integrasi yang dapat
dibanggakan. Walaupun pernah terjalin integrasi kejiwaan antarelit, tetapi
akhirnya
berproses
ke
arah
disintegrasi. Di lain pihak, pertentangan antar elit itu bersifat menajam
dan
terbuka. Kategori elit Indonesia yang disebut penghimpun solidaritas
(solidarity makers) lebih menampak dalam periode demokrasi liberal.
Walaupun demikian, waktu itu terlihat pula munculnya kabinet-kabinet
3

yang
terbentuk
dalam
suasana
keselangselingan
pergantian
kepemimpinan seperti kelompok administrator yang dapat memegang
peranan.
6. Gaya Politik Bersifat idiologis yang berarti lebih menitikberatkan faktor
pembeda.
Karena
ideologi cenderung bersifat kaku dan tidak kompromistik atau reformistik.
Adanya kelompok-kelompok yang mengukuhi ideologi secara berlainan,
bahkan bertentangan, berkulminasi pada saat berhadapan dengan
penetapan dasar negara pada sidang Konstituante. Gaya politik yang
ideologik dalam Konstituante ini oleh elitnya masing-masing dibawa ke
tengah rakyat, sehingga timbul ketegangan dan perpecahan dalam
masyarakat.
7. Kepemimpinan Berasal dari angkatan Sumpah Pemuda pada tahun
1928 yang lebih cenderung, belum permisif untuk meninggalkan pikiranpikiran paternal, primordial terhadap aliran, agama, suku, atau
kedaerahan.
8. Perimbangan Partisipasi Politik dengan Kelembagaan
a) Massa Partisipasi massa sangat tinggi, sampai-sampai tumbuh
anggapan bahwa seluruh lapisan rakyat telah berbudaya politik
partisipasi.
b) Veteran dan Militer Adanya pengaruh demokrasi barat yang lebih
dominan, maka keterlibatan militer dalam dunia politik tidak terlalu
terlihat, sehingga supremasi sipil yang lebih menonjol.
9. Pola Pembangunan Aparatur Negara Berlangsung dengan pola bebas,
artinya ditolerir adanya ikatan dengan kekuatankekuatan politik yang
berbeda secara ideologis. Akibatnya, fungsi aparatur negara yang
semestinya melayani kepentingan umum tanpa pengecualian, menjadi
cenderung melayani kepentingan golongan menurut ikatan primordial.
10. Tingkat Stabilitas Terjadi instabilitas politik yang berakibat negatif bagi
usaha-usaha pembangunan.
Pelaksanaan Demokrasi Liberal

KABINET NATSIR (6 September 1950 21 Maret 1951)

Merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh partai Masyumi.


* Dipimpin Oleh : Muhammad Natsir
* Program:
1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
2. Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan.

3. Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang.


4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat.
5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
*Kendala/Masalah yang dihadapi:
-Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda mengalami
jalan buntu (kegagalan).
-Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan
hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi
Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.

KABINET SUKIMAN (27 April 1951 3 April 1952)

Merupakan kabinet koalisi antara Masyumi dan PNI.


*Dipimpin Oleh: Sukiman Wiryosanjoyo
*Program:
1. Menjamin keamanan dan ketentraman
1. Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbaharui hukum
agraria agar sesuai dengan kepentingan petani.
2. Mempercepat persiapan pemilihan umum.
3. Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif
memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.

serta

*Kendala/ Masalah yang dihadapi:


Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara Mentri Luar Negeri Indonesia
Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle Cochran. Mengenai
pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah Amerika kepada
Indonesia berdasarkan ikatan Mutual Security Act (MSA). Dimana
dalam MSA terdapat pembatasan kebebasan politik luar negeri RI karena
RI diwajibkan memperhatiakan kepentingan Amerika.
Tindakan Sukiman tersebut dipandang telah melanggar politik luar negara
Indonesia yang bebas aktif karena lebih condong ke blok barat bahkan
dinilai telah memasukkan Indonesia ke dalam blok barat.
Adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang terjadi
pada setiap lembaga pemerintahan dan kegemaran akan barang-barang
mewah.
5

Masalah Irian barat belum juga teratasi.


Hubungan Sukiman dengan militer kurang baik tampak dengan kurang
tegasnya tindakan pemerintah menghadapi pemberontakan di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.

KABINET WILOPO (3 April 1952 3 Juni 1953)

Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri dari para
pakar yang ahli dalam biangnya.
*Dipimpin Oleh : Mr. Wilopo
*Program:
1. Program dalam negeri: Menyelenggarakan pemilihan umum
(konstituante, DPR, dan DPRD), meningkatkan kemakmuran rakyat,
meningkatkan pendidikan rakyat, dan pemulihan keamanan.
2. Program luar negeri: Penyelesaian masalah hubungan IndonesiaBelanda, Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta
menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.
*Kendala/Masalah yang dihadapi:
Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan karena jatuhnya harga
barang-barang eksport Indonesia sementara kebutuhan impor terus
meningkat.
Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang berkurang
banyak terlebih setelah terjadi penurunana hasil panen sehingga
membutuhkan biaya besar untuk mengimport beras.
Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme yang
mengancam keutuhan bangsa. Semua itu disebabkan karena rasa
ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat ke daerah yang tidak
seimbang.
Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952. Merupakan upaya pemerintah untuk
menempatkan TNI sebagai alat sipil sehingga muncul sikap tidak senang
dikalangan partai politik sebab dipandang akan membahayakan
kedudukannya. Peristiwa ini diperkuat dengan munculnya masalah intern
dalam TNI sendiri yang berhubungan dengan kebijakan KSAD A.H
Nasution yang ditentang oleh Kolonel Bambang Supeno sehingga ia
mengirim petisi mengenai penggantian KSAD kepada menteri pertahanan
yang dikirim ke seksi pertahanan parlemen sehingga menimbulkan
perdebatan dalam parlemen. Konflik semakin diperparah dengan adanya
surat yang menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot Subroto dalam
memulihkan keamanana di Sulawesi Selatan.

Munculnya peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah


perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Sesuai dengan perjanjian KMB
pemerintah mengizinkan pengusaha asing untuk kembali ke Indonesia
dan memiliki tanah-tanah perkebunan. Tanah perkebunan di Deli yang
telah ditinggalkan pemiliknya selama masa Jepang telah digarap oleh para
petani di Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Sehingga pada tanggal
16 Maret 1953 muncullah aksi kekerasan untuk mengusir para petani liar
Indonesia yang dianggap telah mengerjakan tanah tanpa izin tersebut.
Para petani tidak mau pergi sebab telah dihasut oleh PKI. Akibatnya
terjadi bentrokan senjata dan beberapa petani terbunuh.
Intinya peristiwa Tanjung Morawa merupakan peristiwa bentrokan antara
aparat kepolisian dengan para petani liar mengenai persoalan tanah
perkebunan di Sumatera Timur (Deli).

KABINET ALI SASTROAMIJOYO I (31 Juli 1953 12 Agustus 1955)

Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU.


*Dipimpin Oleh : Mr. Ali Sastroamijoyo
*Program:
1. Meningkatkan
keamanan
menyelenggarakan Pemilu.

dan

kemakmuran

serta

segera

2. Pembebasan Irian Barat secepatnya.


3. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan
KMB.
4. Penyelesaian Pertikaian politik.
*Kendala/Masalah yang dihadapi:
o Menghadapi masalah keamanan di daerah yang belum juga
dapat terselesaikan, seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, dan Aceh.
o Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 suatu peristiwa yang
menunjukkan adanya kemelut dalam tubuh TNI-AD. Masalah
TNI AD yang merupakan kelanjutan dari Peristiwa 17 Oktober
1952. Bambang Sugeng sebagai Kepala Staf AD mengajukan
permohonan berhenti dan disetujui oleh kabinet. Sebagai
gantinya mentri pertahanan menunjuk Kolonel Bambang
Utoyo tetapi panglima AD menolak pemimpin baru tersebut
karena
proses
pengangkatannya
dianggap
tidak
menghiraukan norma-norma yang berlaku di lingkungan TNIAD. Bahkan ketika terjadi upacara pelantikan pada 27 Juni
1955 tidak seorangpun panglima tinggi yang hadir meskipun
7

mereka berada di Jakarta. Wakil KSAD-pun menolak


melakukan serah terima dengan KSAD baru.
o Keadaan ekonomi yang semakin memburuk, maraknya
korupsi,
dan
inflasi
yang
menunjukkan
gejala
membahayakan.
o Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
o Munculnya konflik antara PNI dan NU yang menyebabkkan,
NU memutuskan untuk menarik kembali menteri-mentrinya
pada tanggal 20 Juli 1955 yang diikuti oleh partai lainnya.

KABINET BURHANUDDIN HARAHAP (12 Agustus 1955 3 Maret


1956)

Dipimpin Oleh

: Burhanuddin Harahap

Program

1.
Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan
kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
2.
Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah
ditetapkan dan mempercepat terbentuknya parlemen baru
3.

Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi

4.

Perjuangan pengembalian Irian Barat

5.
Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas
aktif.
*

Kendala/ Masalah yang dihadapi :

Banyaknya
mutasi
dalam
menimbulkan ketidaktenangan.

lingkungan

pemerintahan

dianggap

KABINET ALI SASTROAMIJOYO II (20 Maret 1956 4 Maret 1957)

Kabinet ini merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU.
*

Dipimpin Oleh : Ali Sastroamijoyo

Program

Program kabinet ini disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun yang


memuat program jangka panjang, sebagai berikut.
1.

Perjuangan pengembalian Irian Barat

2.
Pembentukan
daerah-daerah
terbentuknya anggota-anggota DPRD.

otonomi

dan

mempercepat

3.

Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.

4.

Menyehatkan perimbangan keuangan negara.

5.
Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional
berdasarkan kepentingan rakyat.
Selain itu program pokoknya adalah,

Pembatalan KMB,

Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun,


menjalankan politik luar negeri bebas aktif,

Melaksanakan keputusan KAA.

Kendala/ Masalah yang dihadapi

Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat.

Muncul pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan


mengarah pada gerakan sparatisme dengan pembentukan dewan militer
seperti Dewan Banteng di Sumatera Tengah, Dewan Gajah di Sumatera
Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan Lambung Mangkurat di
Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara.

Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat


dianggap mengabaikan pembangunan di daerahnya.

Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah baru


khususnya mengenai nasib modal pengusaha Belanda di Indonesia.
Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya pada orang
Cina karena memang merekalah yang kuat ekonominya. Muncullah
peraturan yang dapat melindungi pengusaha nasional.

Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi


menghendaki agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai
tuntutan daerah, sedangkan PNI berpendapat bahwa mengembalikan
mandat berarti meninggalkan asas demokrasi dan parlementer.

KABINET DJUANDA ( 9 April 1957- 5 Juli 1959)

Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri dari para
pakar yang ahli dalam bidangnya. Dibentuk karena Kegagalan
konstituante dalam menyusun Undang-undang Dasar pengganti UUDS
1950. Serta terjadinya perebutan kekuasaan antara partai politik.
9

Dipimpin Oleh : Ir. Juanda

Program

Programnya disebut Panca Karya sehingga sering juga disebut sebagai


Kabinet Karya, programnya yaitu :

Membentuk Dewan Nasional

Normalisasi keadaan Republik Indonesia

Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB

Perjuangan pengembalian Irian Jaya

Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan

Semua itu dilakukan untuk menghadapi pergolakan yang terjadi di daerah,


perjuangan pengembalian Irian Barat, menghadapi masalah ekonomi
serta keuangan yang sangat buruk.
*

Hasil

Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui


Deklarasi Djuanda, yang mengatur mengenai laut pedalaman dan
laut teritorial. Melalui deklarasi ini menunjukkan telah terciptanya
Kesatuan Wilayah Indonesia dimana lautan dan daratan merupakan
satu kesatuan yang utuh dan bulat.
Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan
menampung dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada
dalam masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya. Sebagai titik
tolak untuk menegakkan sistem demokrasi terpimpin.
Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan di berbagai daerah. Musyawarah ini membahas masalah
pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan
perang, dan pembagian wilayah RI.
Diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mengatasi
masalah krisis dalam negeri tetapi tidak berhasil dengan baik.

Kendala/ Masalah yang dihadapi

Kegagalan Menghadapi pergolakan di daerah sebab pergolakan di


daerah semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hubungan pusat dan
daerah
menjadi
terhambat.
Munculnya
pemberontakan
seperti
PRRI/Permesta.
Keadaan ekonomi dan keuangan yang semakin buruk sehingga
program pemerintah sulit dilaksanakan. Krisis demokrasi liberal mencapai
puncaknya.

Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa percobaan pembunuhan


terhadap Presiden Sukarno di depan Perguruan Cikini saat sedang
menghadir pesta sekolah tempat putra-purinya bersekolah pada tanggal
30 November 1957. Peristiwa ini menyebabkan keadaan negara semakin
memburuk karena mengancam kesatuan negara.
B. Demokrasi Terpimpin (Tahun 1959 1968)
Latar Belakang dikeluarkan dekrit Presiden :
Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara
belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar Sementara
(UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap
tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia. Disebut
Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu
mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno.
Dekrit Presiden 1959 - Dimulainya Masa Demokrasi Terpimpin dikarenakan
:
o Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar
sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab
Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.
o Situasi politik yang kacau dan semakin buruk.
o Terjadinya sejumlah pemberontakan di dalam negeri yang semakin
bertambah gawat bahkan menjurus menuju gerakan sparatisme.
o Konflik antar partai politik yang mengganggu stabilitas nasional
o Banyaknya partai dalam parlemen yang saling berbeda pendapat
sementara sulit sekali untuk mempertemukannya.
o Masing-masing partai politik selalu berusaha untuk menghalalkan
segala cara agar tujuan partainya tercapai.
o Demi menyelamatkan negara maka presiden melakukan tindakan
mengeluarkan keputusan Presiden RI No. 75/1959 sebuah dekrit
yang selanjutnya dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Tujuan dikeluarkan dekrit adalah untuk menyelesaikan masalah
negara yang semakin tidak menentu dan untuk menyelamatkan
negara.
Isi Dekrit Presiden adalah sebagai berikut.
a.

Pembubaran konstituante

b.

Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.

c.

Pembentukan MPRS dan DPAS


11

Reaksi dengan adanya Dekrit Presiden:


o Rakyat menyambut baik sebab mereka telah mendambakan
adanya stabilitas politik yang telah goyah selama masa Liberal.
o Mahkamah Agung membenarkan dan mendukung pelaksanaan
Dekrit Presiden.
o KSAD meminta kepada seluruh anggota TNI-AD untuk
melaksanakan pengamanan Dekrit Presiden.
o DPR pada tanggal 22 Juli 1945 secara aklamasi menyatakan
kesediaannya untuk melakanakan UUD 1945.
Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin :
o Kebebasan partai dibatasi
o Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan.
o Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan
UUD 1945.
o Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS,
DPRGR dan Front Nasional.
Penyimpangan-penyimpangan
pelaksanaan
terpimpin dari UUD 1945 adalah sebagai berikut.
1. Kedudukan Presiden
2. Pembentukan MPRS
3. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR
4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
5. Pembentukan Front Nasional
6. Pembentukan Kabinet Kerja
7. Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom
8. Adanya ajaran RESOPIM
9. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
10. Pentaan Kehidupan Partai Politik
11. Arah Politik Luar Negeri

Demokrasi

4. Orde Baru - Demokrasi Pancasila (1966


1998)
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan
antara kekuasaan masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto.
Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan
PKI
tahun
1965.
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :
- Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.
- Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara
Indonesia.
Pancasila
dan
UUD
1945
secara
murni
dan
konsekuen.
- Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas
nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah
mufakat tanpa oposisi dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai
demokrasi terpimpin merupakan demokrasi yang berada dibawah komando
Pemimpin Besar Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada
dibawah pimpinan komando Bapak Pembangunan arah rencana pembangunan
daripada suara terbanyak dalam setiap usaha pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi
secara universal. Ciri demokrasi Pancasila

pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi

adanya pemilu secara berkesinambungan

adanya peran-peran kelompok kepentingan

adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.

Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk


menyelesaikan masalah.

Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara


terbanyak.

Prinsip Demokrasi Pancasila


Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut

13

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia


2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan
badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya
4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

Fungsi Demokrasi Pancasila


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya:
Ikut menyukseskan Pemilu
Ikut menyukseskan pembangunan
Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

Menjamin tetap tegaknya negara RI

Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan


sistem konstitusional

Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila

Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara


lembaga negara

Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

Contohnya:

Presiden adalah mandataris MPR,


Presiden bertanggung jawab kepada MPR.
Positif dan Negatif dari Demokrasi Pancasila di Orde Baru
Positif
- Pemerintahan lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
DPR
- Masa jabatan presiden lebih jelas dengan jangka waktu tertentu, lima
tahun & bisa dipilih kembali 1 periode - Penyusun program kerja kabinet
mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Negatif
- Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga
dapat menciptakan kekuasaan mutlak.
-

Sistem pertanggungjawaban kurang jelas. Pembuatan keputusan


atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
pemerintah & DPR sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
dan memakan waktu yang lama.

5.
Demokrasi
sekarang)

Reformasi

(1998

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari


Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya
adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan
yang
tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung
jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata
hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya
DPR MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil
presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain dkeluarkannya :
15

Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi

Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang


Referandum

Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang


bebas dari KKN

Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan


Presiden dan Wakil Presiden RI

Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan


umum sebanyak dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.Dimana
pada tahun 1999 sebagai presiden terpilih adalah Megawati
Soekarno Putri dan pada tahun 2004 adalah Susilo Bambang
Yudhoyono.

Pada masa orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan


pada dasarnya adalah demokrasi dengan berdasarkan kepada
Pancasila dan UUD 1945.

Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa Orde Reformasi


dilandasi semangat Reformasi, dimana paham demokrasi berdasar
atas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat Tuhan
Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab, selalu memelihara persatuan Indonesia dan untuk
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pelaksanaan demokasi Pancasila pada masa Reformasi telah


banyak memberi ruang gerak kepada parpol dan komponen bangsa
lainnya termasuk lembaga permusyawaratan rakyat dan perwakilan
rakyat mengawasi dan mengontrol pemerintah secara kritis sehingga dua
kepala negara tidak dapat melaksanakan tugasnya sampai akhir masa
jabatannya selama 5 tahun karena dianggap menyimpang dari garis
Reformasi.
Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi:
o Mengutamakan musyawarah mufakat
o Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara

o Tidak memaksakan kehendak pada orang lain


o Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
o Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil
musyawarah
o Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur
o Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan
keadilan
o Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan
sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga swadaya
masyarakat
o Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif,
Eksekutif dan Yudikatif.
o Penghormatan kepada beragam asas, ciri, aspirasi dan program
parpol yang memiliki partai
o Adanya kebebasan mendirikan
pelaksanaan hak asasi manusia

partai

sebagai

aplikasi

dari

Setelah diadakannya amandemen, UUD 1945 mengalami


perubahan. Hasil perubahan terhadap UUD 1945 setelah di amandemen
Sistem pemerintahan masa orde reformasi dapat dilihat dari
aktivitas kenegaraan sebagai berikut :
Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas
terhadap hak-hak untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik
lisan atau tulisan sesuai pasal 28 UUD 1945 dapat terwujud dengan
dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai politik yang
memungkinkan multi partai
Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa serta bertanggung jawab dibuktikan dengan dikeluarkan
ketetapan MPR No IX / MPR / 1998 yang ditindaklanjuti dengan UU
No 30/2002 tentang KOMISI pemberantasan tindak pidana korupsi.

17

Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis


melalui sidang tahunan dengan menuntut adanya laporan
pertanggung jawaban tugas lembaga negara ,UUD 1945 di
amandemen,pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani
memecat presiden dalam sidang istimewanya.
Dengan Amandemen UUD 1945 masa jabatan presiden paling
banyak dua kali masa jabatan, presiden dan wakil presiden dipilih
langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2000 dan yang terpilih
sebagai presiden dan wakil presiden pertama pilihan langsung
rakyat adalah Soesilo Bambang Yodoyono dan Yoesuf Kala, MPR
tidak lagi lembaga tertinggi negara melainkan lembaga negara yang
kedudukannya sama dengan presiden , MA , BPK, kedaulatan rakyat
tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD.

Pada zaman reformasi ini pelaksanaan demokrasi mengalami


suatu pergeseran yang mencolok walaupun sistem demokrasi yang
dipakai yaitu demokrasi pancasila tetapi sangatlah mencolok
dominasi sistem liberal contohnya aksi demonstrasi yang besarbesaran di seluru lapisan masyarakat.
Memang
pada
zaman
reformasi peranan presiden tidak mutlak dan lahirnya sistem multi
partai sehingga peranan partai cukup besar, akan tetapi dalam
melaksanakan pemungutan suara juga pernah menggunakan voting
berarti peranan demokrasi pancasila belumlah terealisasi.

5.

Membandingkan Masa demokrasi di Indonesia dari


zaman ke zaman

Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Liberal


Kelebihan
Kekurangan
Seharusnya,
jika
Karena
seluruh
kebijakan
pemerintahan
dijalankan
pemerintah
keputusannya
dengan baik, maka HAM
ada di DPR, DPR bertingkah
rakyat Indonesia seharusnya
semena-mena.
lebih terjamin.

Karena
DPR
adalah
perwakilan
rakyat,
seharusnya keputusan yang
mereka
sepakati
dapat
mencakup seluruh keinginan
rakyat.

Kritik masyarakat yang ingin


menperbaiki dan membangun
pemerintah tidak diterima
oleh
DPR
dan
dianggap
menjatuhkan.

Pemerintah tidak Stabil

Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Terpimpin


Kelebihan
Kekurangan

Presiden
menjalankan
pemerintah secara Otoriter
Pemerintah memiliki arahan
Pemerintahan tertutup.
dalam bekerja yaitu arahan
dari presiden
Aspirasi masyarakat tidak
dihiraukan.

Bertentangan
dengan
prinsip demokrasi.
Pemerintah lebih stabil.

Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Pancasila


Kelebihan
Kekurangan

Perkembangan GDP per kapita


Indonesia yang pada tahun 1968
hanya AS$70 dan pada 1996
telah
mencapai
lebih
dari
AS$1.000

Indonesia mengalami surplus


beras yang akhirnya diimpor ke
India
Pembangunan terutama di
Indonesia
didukung
program
REPELITA yang berfokus pada
industri dan pertanian atau agro
industri untuk di ekspor yang
cukup menambah devisa negara
pada saat itu.

Selama masa pemerintahannya,


kebijakan-kebijakan
ini,
dan
pengeksploitasian sumber daya
alam
secara
besar-besaran
menghasilkan
pertumbuhan
ekonomi yang besar namun tidak
merata di Indonesia. Contohnya,
jumlah orang yang kelaparan
dikurangi dengan besar pada
tahun 1970-an dan 1980-an.
Warga
Tionghoa
dibatasi
aktivitasnya sehingga kegiatan
ekonomi tidak maksimal
Korupsi meraja lela terutama dari
internal

Kesenjangan sosial antara kaum


19

kaya dan miskin sangat kelihatan


Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Reformasi
Kelebihan
Kekurangan

Mencakup nilai nilai positif yang


diambil dari berbagai ideology
Menutup kelemahan dari kedua
ideology yang bertentangan
Ekonomi yang menyangkut
hajat
hidup
orang
banyak
dikuasai
oleh
Pemerintah
sehingga tidak mengorbankan
rakyat.
Bersifat fleksibel yang artinya
mengikuti perkembangan Zaman

Dapat Menimbulkan tafsir yang


berbeda beda
Demokrasi
yang
luas
menimbulkan tidak ada batasan
dalam mengungkapkan pendapat

Anda mungkin juga menyukai