I.
PENDAHULUAN
Luka bakar atau combusio adalah suatu bentuk kerusakan dan kehilangan
jaringan disebabkan kontak dengan sumber suhu yang sangat tinggi seperti kobaran
api di tubuh (flame), jilitan api ke tubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh
benda panas (kontak panas), akibat serangan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta
sengatan matahari (sunburn) dan suhu yang sangat rendah. Luka bakar merupakan
cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Jenis yang berat memperlihatkan
morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab
lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananyapun tinggi. Trauma termal
menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Menguasai prinsipprinsip dasar resusitasi awal pada penderita trauma dan menerapkan tindakan
sederhana pada saat yang tepat dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Prinsip
yang dimaksud adalah kewaspadaan yang tinggi akan terjadinya gangguan jalan
napas pada trauma inhalasi, serta mempertahankan hemodinamik dalam batas normal
melalui resusitasi cairan. Dokter penolong juga harus waspada dalam melaksanakan
tindakan untuk mencegah dan mengobati penyulit trauma termal, seperti misalnya
rhabfomiolisis dan gangguan irama jantung yang sering terjadi pada trauma listrik.
Kontrol suhu tubuh dan menyingkirkan penderita dari lingkungan yang berbahaya
juga merupakan prinsip utama pengelolaan trauma termal. (1,2)
Cedera listrik adalah salah satu jenis trauma dengan patofisiologi yang agak
berbeda dari trauma pada umumnya.Untuk memahami cedera listrik, diperlukan
pemahaman-pemahaman tertentu listrik dasar. (1,2)
Arus searah (DC) Arus dalam arah yang konstan. Baterai, misalnya,
memberikan energy langsung saat itu juga. arus searah tegangan tinggi digunakan
sebagai alat untuk transmisi sebagian besar tenaga listrik. Alternating current (AC)
adalah arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur. Setiap interval gerak
maju-mundur disebut siklus. Gelombang sirkuit listrik AC adalah gelombang sinus,
karena gelombang ini menghasilkan energy dalam transmisi paling efisien , tetapi,
pada saat yang sama, juga lebih berbahaya daripada DC. (1,2)
II.
EPIDEMIOLOGI
Dari laporan American Burn Association 2012 dikatakan bahwa angka
morbiditas 96,1% lebih banyak terjadi pada wanita (69%). Berdasarkan tempat
kejadian, 69 % di rumah tangga dan 9% di tempat kerja, 7% di jalan raya, 5% di
rekreasi atau olahraga 10% dan lain-lain. (3,4)
Menurut surat kabar Tribun pada tanggal 8 Februari 2012, pada Simposium
Indonesia Burn and Wound Care Meeting yang diselengarakan Universitas
Padjadjaran di Bandung dilaporkan data terakhir yang dikeluarkan unit luka bakar
RSCM Januari 1998 - Mei 2001 menunjukkan bahwa 60% karena kecelakaan rumah
tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain. Dan
angka kematian akibat luka bakar pun di Indonesia masih tinggi, sekitar 40%,
terutama diakibatkan luka bakar berat. (3,4)
III. ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang terdiri dari lapisan sel dipermukaan.
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. Luas kulit orang dewasa 1.5
m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan
vital serta merupakan cermin dari kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat sangat
kompleks, elastis, dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan
juga bergantung pada lokasi tubuh. (4,5)
Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang utamanya disusun oleh sel-sel
epitel. Sel sel yang terdapat dalam epidermis antara lain: keratinosit (sel terbanyak
pada lapisan epidermis), melanosit, sel merkel dan sel Langerhans. Epidermis terdiri
dari lima lapisan yang paling dalam yaitu stratum basale, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum. (3,4,5)
Dermis merupakan lapisan yang kaya akan serabut saraf, pembuluh darah dan
pembuluh darah limfe. Selain itu, dermis juga tersusun atas kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan folikel rambut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan papillaris
dan lapisan retikularis, sekitar 80% dari dermis adalah lapisan retikularis. (4,5)
pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan
sel ini berasal dari rigi saraf. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan
dendrit. Sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya dibawa oleh sel melanofag. 7)
Fungsi Kreatinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai sel utama yaitu keratinosit,
sel langerhans, melanosis. 8) Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan
mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. (4,5,6)
IV.
ETIOLOGI
Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin, ataupun zat
kimia.Ketika kulit terkena panas, maka kedalaman luka dipengaruhi oleh derjat
panas, durasi kontak panas pada kulit dan ketebalan kulit.
1.
Luka Bakar Termal (Thermal Burns)
Luka bakar termal disebabkan oleh air panas(scald), jilitan api ke tubuh (flash),
koboran api ke tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objek2.
objek panas lainnya (misalnya plastik logam panas dan lain-lain). (5,6,7)
Luka Bakar Zat Kimia (Chemical Burns)
Luka bakar kimia biasanya disebabaka oleh asam kuat atau alkali yang biasa
digunakan bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yang sering
3.
c.
Kulit
Deep tisu
Voltage rendah
(<1000V)
Voltage tinggi
(>1000V)
Jarang
Petir
Superfisialatay
luka bakar
dermal. Luka
keluar di kaki
Kerusakan otot
disertai
rhabdomyolysis
dan sindrom
kompartmen
Perforasi dinding
telinga dan
kerusakan korneal
Cardiac
arrhythmia
Jarang cardiac
arrest tiba-tiba
Kerusakan pada
myocardial dan
delaye arrhythmia
Respiratory
arrest- bantuan
CPR
lembab untuk beberapa ribu ohm untuk kulit kapalan kering. (5,6,7)
Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure)
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
luka bakar ini sering disebabkan oleh penggunaaan radioaktif untuk keperluan
terapeutik dalam kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang
terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi. (5,6,7,8)
V.
PATOFISIOLOGI
Respon Lokal
Terdapat 3 zona luka bakar menurut Jackson 1947 yaitu: (5,6,7)
1. Zona Koagulasi
Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan sumber
panas dan terjadi nekrosis dan kerusakan jaringan yang irevisibel disebabkan
oleh koagulasi constituent proteins.
2. Zona Stasis
Zona stasis berada sekitar zona koagulasi, di mana zona ini mengalami
kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, leukosit sehingga penurunan
perfusi jaringan diikuti perubahan permeabilitas kapiler(kebocoran vaskuler)
dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selam 12-24 jam pasca
cedera, dan mungkin berkakhir dengan nekrosis jaringan.
3. Zona Hiperemia
Pada zona hiperemia terjadi vasodilatasi karena inflamasi, jaringannya
masih viable. Proses penyembuhan berawal dari zona ini kecuali jika terjadi
sepsi berat dan hipoperfusi yang berkepanjangan.
Respon Sistemik
Perlepasan sitokin dan mediator inflamasi lainnya di tempat terjadinya luka
bakar memiliki efek sistemik jika luka bakar mencapai 30% luas permukaan tubuh.
Perubahan- perubahan yang terjadi sebagai efek sistemik tersebut berupa: (5,6,7)
a.
vaskuler yang
Perubahan ini disertai dengan kehilangan cairan dari luka bakar menyebabkan
b.
c.
d.
Inti dari permasalahan luka bakar adalah kerusakan endotel dan epitel akibat
dan cedera termis yang melepaskan mediator-mediator proinflamasi dan berkembang
menjadi
VI.
KLASIFIKASI
Berdasarkan American
Burn
Association
luka
bakar
diklasifikasikan
berdasarkan kedalaman, luas permukaan, dan derajat ringan luka bakar. (1,2,5)
1.
Berdasarkan kedalamannya.
a. Luka bakar derajat I (superficial burns)
Luka bakar derajat ini terbatas hanya sampai lapisan epidermis.
Gejalanya berupa kemerahan pada kulit akibat vasodilatasi dari dermis,
nyeri, hangat pada perabaan dan pengisian kapilernya cepat. Pada derajat
ini, fungsi kulit masih utuh. Contoh luka bakar derajat I adalah bila kulit
terpapar oleh sinar matahari terlalu lama, atau tersiram air panas. Proses
penyembuhan terjadi sekitar 5-7 hari. Luka bakar derajat ini tidak
menghasilkan jaringan parut, dan pengobatannya bertujuan agar pasien
merasa nayaman dengan mengoleskan soothing salves dengan atau tanpa
b.
d.
10
menurut Lund and Browder, yaitu ditekankan pada umur 15 tahun, 5 tahun dan
1 tahun. (3,4,7,8)
11
c.
dan
genitalia/perineum.
Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain. (1,4,7,10)
Jenis-Jenis Luka Bakar Listrik
Jenis Luka Bakar Listrik adalah:
4.
dengan api langsung yang berasal dari pakaian yang terbakar. (7,8,9)
Flash : ketika panas dari electrical arc bersentuhan langsung dengan tubuh,
akan menyebabkan luka bakar. Namun pada flash, arus tidak masuk kedalam
tubuh. (7,8,9)
korban
sudah
meninggal,
maka
sebaiknya
pemeriksaan
12
13
14
15
16
Pemeriksaan dalam
Pada korban yang meninggal karena luka bakar, tidak ditemukan
kelainan yang spesifik, dimana kelainan-kelainan yang ditemukan pada
pemeriksaan dalam juga bisa dijumpai pada keadaan-keadaan lain. (12,13,14)
Kelainan-kelainan tersebut hampir meliputi semua sistem organ,
diantaranya:
a. Sistem pernapasan
Pada pemeriksaan makroskopik paru-paru menjadi lebih berat dan
mengalami konsolidasi. Kelainan yang tersering ditemukan antara lain :
(12,13,14)
Oedema laryngophariynx
Tracheobrinchitis
Pneumonia
Kongesti paru
Oedema paru interstitial
Petechiae pada pleura
Adanya pigmen karbon melekat pada mukosa saluran napas,
adanya pigmen karbon ini menunjukkan bahwa korban telah
adanya
perlemakan
hati,
bendungan,
nekrosis
dan
17
lama, hypoksemia dan kegagalan jantung kongesti. Tipe nekrosis ini lebih
banyak disebabkan oleh bahan koagulasi yang dipakai dalam pengobatan
daripada karena luka bakar sendiri. (12,13,14)
Beberapa sarjana melaporkan bahwa insiden dari kerusakan hati
meningkat jika dalam pengobatan digunakan bahan-bahan seperti asam
tannat, perak nitrat dan fericloride. Sedangkan hepatomegali sering
ditemukan pada keadaan hypalbuminemia. (12,13,14)
d. Limpa dan kelenjar getah bening
Kelainan-kelainan yang ditemukan adalah oedema dan nekrose dari
limfoid germinal center dan infiltrasi macrophage. Peneliti lain
melaporkan adanya oesinopenia dalam limpa, yaitu sebagai akibat adanya
hiperaktifitas adrenal. (12,13,14)
e. Ginjal
Organ ini tidak terpengaruh langsung pada luka bakar thermik.
Perubahan yang terjadi pada organ ini biasanya merupakan akibat dari
komplikasi yang terjadi. Pada korban yang mengalami komplikasi berupa
shock yang lama, dapat terjadi acut tubular necrosis pada tubular
proksimal dan distal serta thrombosis vena. Akut tubular nekrosis ini
diduga disebabkan oleh adanya heme cast pada medulla yang bisa
ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik. (12,13,14)
Pada korban yang mengalami luka bakar yang fatal, dapat ditemukan
adanya pembesaran ginjal. Tractus genitalis merupakan sumber infeksi
yang potensial pada korban luka bakar, terutama pada korban yang
memakai dauer catheter, dimana populasi bakteri yang ditemukan
biasanya tidak berbeda dengan populasi bakteri pada luka yang terjadi,
bakteri tersebut antara lain : pseudomonas, aerobacter, staphylococcus dan
proteus. (12,13,14)
f. Saluran pencernaan
Pada penderita luka bakar dapat dijumpai Curlings ulcer , yang
kadang-kadang mengalami perforasi. Kalainan-kelainan ini dapat sebagai
ancaman bagi penderita luka bakar karena bisa terjadi perdarahan
18
19
fraktur patologis yaitu pada tulang kepala. Hal ini dapat disebabkan oleh
karena kenaikan tekanan intracranial yang mendadak, sedangkan pada
anggota gerak disebabkan oleh pemendekan otot-otot yang berlebihan
sehingga terjadi tarikan yang berlebihan pada tendon dan tulang. (12,13,14)
20
Hypothermis
Hypotermi dibagi menjadi dua yaitu sistemik hypotermi dan local
hypotermi. Suhu udara yang kritis bagi manusia tanpa pelindung apapun kurang lebih
27 C. pada suhu ini manusia dapat mempertahankan suhu tubuhnya tanpa aktifitas
apapun. (13,14)
Telah diketahui bahwa pengaturan suhu tubuh berpusat pada hypothalamus
anterior. Bila terjadi lesi pada bagian ini, maka akan menyebabkan krisis hypothermi.
Kemudian diketahui pula bahwa sebagai mediator pengaturan suhu tubuh ini adalah
sistim simpatik, dalam hal ini terjadi vasokonstriksi. Pada kulit dan otot merupakan
mekanisme yang penting untuk pengaturan suhu tubuh. Manifestasi kerusakan
permanen otot berhubungan dengan kurangnya aliran darah, hypothermi tidak
menyebabkan lesi permanen selama aliran darah baik. Pada saraf perifer terjadi
penurunan kecepatan penjalaran impuls. Menghilangnya ketangkasan tangan dan
kekakuan berjalan merupakan indikator terganggunya transmisi. (12,13,14)
Pada jantung terjadi penurunan denyut nadi. Penurunan ini berbanding lurus
dengan penurunan suhu tubuh, kecuali pada saat tubuh menggigil maka akan terjadi
kenaikan denyut nadi temporer. Pada suhu tubuh dibawah 30 C sering terjadi atrial
fibrilasi. Kondisis paling berbahaya adalah ketika terjadinya ventrikel vibrilasi yang
biasanya terjadi pada suhu 25 C sampai 28 C. penyebabnya belum diketahui, namun
salah satu kemungkinan adalah gangguan pada pompa Na-K. kemungkinan adalah
terbentuknya focus ectopic pada dinding ventrikel. Pada suhu kurang dari 20 C, dan
jantung selamat dari fibrilasi biasanya denyut nadi menjadi pelan. Akan tetapi irama
yang normal akan pulih kembali bila pasien dihangatkan. (12,13,14)
Selama fase pertama hypothermi antara 37 C sampai 34 C, tekanan darah
akan terus meningkat, namun dengan terus menurunnya suhu tubuh, tekanan darah
terus akan menurun sampai terjadi hipotensi dan biasanya tekanan darah menjadi
tidak teratur pada suhu 29 C. penurunan denyut nadi dan tekanan darah diikuti oleh
pengendapan sel-sel darah merah di vena-vena post kapiler. (12,13,14)
Respiratory rate dan tidal volume menurun pada hypothermi. Dead space
meningkat 50% pada suhu 25 C yang disebabkan hambatan nervus vagus. Telah
21
diketahui bahwa suhu dingin dapat menyebabkan lesi pada epitel alveoli dan
bronchioli yang merupakan jalan bagi invasi bakteri. Asidosis respiratorik sering
terjadi pada kasus hypothermi bila tidak dilakukan pernapasan buatan. (12,13,14)
Hypotermi dapat menyebabkan paralysis usus, hal ini menjelaskan mengapa
korban yang diselamatkan dari paparan dingin, sering mengeluh sakit perut. Mukosa
lambung yang merupakan target organ pada hypothermi, didasarkan pada fakta sering
terjadinya erosi dan haemorrhagik pada lambung (Wischneusky ulcer) dimana
sebenarnyua kasus ini jarang terjadi. Ulcus semacam ini dapat ditemukan pula pada
ileum dan colon. Penemuan yang aneh terjadi pada pancreas yaitu pancreatitis. Hal
ini diduga berhubungan dengan ileus paralitik dan refluks isi usus ke saluran
pankreas. Sedangkan hati relatif tidak mengalami gangguan, namun kalau ada
biasanya reversible. (12,13,14)
Ginjal bereaksi terhadap dingin dengan dieresis, yang mulai pada suhu
lingkungan 15 C. reaksi ini sapat dijelaskan dengan 2 cara yaitu : (12,13,14)
- Berkurangnya absorpsi
- Vasokonstriksi perifer sehingga meningkatkan aliran darah pada
organ dalam.
Keadaan yang berlawanan pada keadaan diatas yaitu oligouria, terjadi pada paparan
suhu dingin (sekitar 30 C tubuh) pada waktu lebih lama, terutama pada orang tua.
Sering terjadi hemokonsentrasi pada hypothermi. Hal ini disebabkan oleh
mekanisme diuresis dan merembesnya plasma keruangan extracellular yang dikenal
sebagai cold oedema. Disamping hal tersebut pada suhu lingkungan yang dingin sel
darah merah meningkat O2 lebih kuat sehingga pada akhirnya menyebabkan sistemik
anoksia. (12,13,14)
Pada lokal hypothermi, beratnya kerusakan dibagi beberapa derajat antara lain :
1). Derajat I : hanya hiperemi dan oedema
2). Darajat II : terjadi nekrosis kulit sampai subkutis
3). Derajat III : nekrosis kulit dan subcutis, nyeri dan bila sembuh terjadi keropeng
berwarna hitam
4). Derajat IV : terjadi kerusakan seluruh jaringan
Beberapa obat dapat menyebabkan hypothermi terutama pada dosis toksis,
antara lain barbiturate dan promazine. Namun kedua obat ini jarang ditemukan pada
riwayat korban-korban kematian akibat hypothermi. Sedangkan untuk alkohol masih
22
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
manajemen,
memperpanjang
periode
pemulihan,
atau
mempengaruhi kematian.
Luka bakar kimia.
Trauma inhalasi
Setiap luka bakar dengan trauma lain (misalnya, patah tulang) di mana luka
bakar tersebut menimbulkan risiko terbesar dari morbiditas dan mortalitas.
Luka bakar pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit tanpa unit perawatan
anak yang berkualitas maupun peralatannya.
Luka bakar pada pasien yang membutuhkan rehabilitasi khusus seperti sosial,
emosional, termasuk kasus yang melibatkan keganasan pada anak.
IX.
1.
PENATALAKSANAAN
Prehospital
Hal pertama yang harus dilakukan jika menemukan pasien luka bakar di
tempat kejadian adalah menghentikan proses kebakaran. Maksudnya adalah
23
2-4
liter/menit
melalui
pipa
endotracheal.
Terapi
inhalasi
mengupayakan suasana udara yang lebih baik disaluran napas dengan cara uap
air menurunkan suhu yang meningkat pada proses inflamasi dan mencairkan
sekret yang kental sehingga lebih mudah dikeluarkan. Pada cedera inhalasi
perlu dilakukan pemantauan gejala dan distres pernapasan. Gejala dan tanda
berupa sesak, gelisah,takipneu, pernapasan dangkal, bekerjanya otot-otot bantu
pernapasan dan stridor. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah
3.
24
dalam plasma atau memiliki osmolalitas hampir sama dengan plasma. Pada
keadaan normal, cairan ini tidak hanya dipertahankan di ruang
intravaskular karena cairan ini banyak keluar ke ruang interstisial.
Pemberian 1 L Ringer Laktat (RL) akan meningkatkan volume intravaskuer
300 ml. (1,2,3,4)
Larutan hipertonik
Larutan ini dapat meningkatkan volume intravaskuler 2,5 kali dan
penggunaannya dapat mengurangi kebutuhan cairan kristaloid. Larutan
garam hiperonik tersedia dalam beberapa konsentrasi, yaitu NaCl 1,8%,
3%, 5 %, 7,5% dan 10%. Osmolalitas cairan ini melebihi cairan intraseluler
sehingga cairan akan berpindah dari intraseluler ke ekstraseluler. Larutan
garam hipertonik meningkatkan volume intravaskuler melalui mekanisme
penarikan cairan dari intraseluler. (1,2,3,4)
Larutan koloid
Contoh larutan koloid adalah Hydroxy-ethyl starch (HES) dan
Dextran. Molekul koloid cukup besar sehingga tidak dapat melintasi
membran kapiler, oleh karena itu sebagian akan tetap dipertahankan
didalam ruang intravaskuler. Pada luka bakar dan sepsis, terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga molekul akan berpindah ke
ruang interstisium. Hal ini akan memperburuk edema interstisium yang
ada. (1,2,3,4)
HES merupakan suatu bentuk hydroxy-substitued amilopectin
sintetik, HES berbentuk larutan 6% dan 10% dalam larutan fisiologik. T
dalam plasma selama 5 hari, tidak bersifat toksik, memiliki efek samping
koagulopati namun umumnya tidak menyebabkan masalah klinis. HES
dapat memperbaiki permeabilitas kapiler dengan cara menutup celah
interseluler pada lapisan endotel sehingga menghentikan kebocoran cairan,
elektrolit dan protein. Penelitian terakhir mengemukakan bahwa HES
memiliki efek antiinflamasi dengan menurunkan lipid protein complex
25
yang dihasilkan oleh endotel, hal ini diikuti oleh perbaikan permeabilitas
kapiler. Efek anti inflamasi diharapkan dapat mencegah terjadinya SIRS.
(1,2,3,4)
4.
Perawatan luka
Perawatan luka dilakukan setelah tindakan resusitasi jalan napas,
mekanisme bernapas dan resusitasi cairan dilakukan. Tindakan meliputi
debridement secara alami, mekanik (nekrotomi) atau tindakan bedah (eksisi),
pencucian luka, wound dressing dan pemberian antibiotik topikal . Tujuan
perawatan luka adalah untuk menutup luka dengan mengupaya proses
reepiteliasasi, mencegah infeksi, mengurangi jaringan parut dan kontraktur dan
untuk menyamankan pasien. Debridement diusahakan sedini mungkin untuk
membuang jaringan mati dengan jalan eksisi tangensial. Tindakan ini dilakukan
setelah keadaan penderita stabil, karena merupakan tindakan yang cukup berat.
Untuk bullae ukuran kecil tindakannya konservatif sedangkan untuk ukuran
besar(>5cm) dipecahkan tanpa membuang lapisan epidermis diatasnya. (1,2,3,4)
Pengangkatan keropeng (eskar) atau eskarotomi dilakukan juga pada luka
bakar derajat III yang melingkar pada ekstremitas atau tubuh sebab pengerutan
keropeng(eskar)
da
pembengkakan
yang
terus
berlangsung
dapat
26
6.
Lain-lain
Pemberian antibiotik pada kasus luka bakar bertujuan sebagai profilaksis
infeksi dan mengatasi infeksi yang sudah terjadi. Dalam3-5 hari pertana
populasi kuman yang sering dijumpai adalah bakteri Gram positif nonpatogen.Sedangkan hari 5-10 adalah bakteri Gram negative patogen. Dalam 1-3
hari pertama pasca cedera, luka masih dalam keadaan steril sehingga tidak
diperlukan antibiotik. Beberapa antibiotik topikal yang dapat digunakan adalah
silver sulfadiazine 1%, silver nitrate dan mafenide (sulfamylon) dan
xerofom/bacitracin. Antasida diberikan untuk pencegahan tukak beban (tukak
stress/stress ulcer), antipiretik bila suhu tinggi dan analgetik bila nyeri. (1,2,3,4)
Nutrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan
keseimbnagan nitrogen yang negatif pada fase katabolisme, yaitu sebanyak
27
2500-3000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi. Kalau perlu makanan
diberikan melalui enteral atau ditambah dengan nutrisi parenteral. Pemberian
nutrisi enteral dini melalui nasaogastik dalam 24 jam pertama pasca cedera
bertujuan untuk mencegah terjadinya atrofi mukosa usus. Pemberian enteral
dilakukan dengan aman bila Gastric Residual Volume (GRV) <150 ml/jam yang
menandakan pasase saluran cerna baik. (1,2,3,4)
Penderita yang sudah mulai stabil keadaannya perlu fisioterapi untuk
memperlancarkan peredaran darah dan mencegah kekakuan sendi. Kalau perlu
sendi diistirahatkan dalam posisi fungsional degan bidai. Penderita luka bakar
luas harus dipantau terus menerus. Keberhasilan pemberian cairan dapat dilihat
dari diuresis normal yaitu 1ml/kgBB/jam. Yang penting juga adalah sirkulasi
normal atau tidak dengan menilai produksi urin,analisa gas darah, elektrolit,
hemoglobin dan hematokrit. (1,2,3,4)
X.
PROGNOSIS
Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan
badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi, dan kecepatan
pengobatan medikamentosa. Luka bakar minor ini dapat sembuh 5-10 hari tanpa
adanya jaringan parut. Luka bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14 hari dan
mugkin dapat menimbulkan luka parut. Jaringan parut akan membatasi gerakan dan
fungsi. Dalam beberapa kasus, pembedahan dapat diperlukan untuk membuang
jaringan parut. (1,2,3,4)
28