PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, maka
duniapendidikan pun semakin maju, terutama pendidikan SMK. Pekerjaan
yang ada khususnya di industri telah mengalami perubahan mengarah
trend globalisasi. Dengan adanya trend globalisasi pada pekerjaan,
mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat untuk mendapatkan
pekerjaan. Disamping itu, di dalamdunia pendidikan dapat terjadinya
ketidaksepadanan (mismatch) antara output lembaga pendidikan dan
pelatihan dengan kebutuhan ekonomi untuk Sumber Daya Manusia (SDM)
level menengah. Hal ini berpengaruh terhadap beberapa aspek, diantara :
tingkat penempatan lulusan relatif rendah, tenaga kerja memiliki
pendidikan dan pelatihan kejuruan teknologi rendah, lebih banyak lulusan
kursus jangka pendek yang bekerja dibanding lulusan kursus jangka
panjang, dan bertambahnya jumlah pengangguran yang terdidik.
Salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan nasional pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan menerapkan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) yaitu pendidikan yang dirancang oleh sekolah
bersama industri yang dalam pelaksanaanya untuk pembelanjaran basic
training dilakukan sekolah,sedangkan untuk kompetisi profesional
dilakukan disebuah industri.
Kebijakan untuk mencapai pelajar Sekolah Menengah Kejuruan
yang mandiri dan berpotensi besar dalam bekerja ataupun untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri setelah lulus, yaitu dengan cara
membekali para pelajar dengan memberikan sebuah pengalaman praktik
kerja disebuah perusahaan secara lebih dini yang dikenal dengan istilah
Link and Match dan merupakan salah satu syarat dapat mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN).
1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
Pelaksanaan Praktikum Industri bertujuan :
Hidup
Daerah)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Prakerin
1.2 Tujuan Prakerin
1.3 Manfaat Kegiatan
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.5 Pembatasan Masalah
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II PROFIL BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah)
2.1 Sejarah dan Perkembangan LLHD Provinsi DKI Jakarta
2.2 Tugas pokok dan fungsi LLHD Provinsi DKI Jakarta
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INDUSTRI/LEMBAGA
2.1 Sejarah dan Perkembangan Laboratorium Lingkungan Hidup daerah
Provinsi DKI Jakarta
Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) Provinsi DKI
Jakarta merupakan salah satu bagian dari instansi Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta. Lembaga ini
telah
terakreditasi
sesuai
sistem
manajemen
mutu
laboratorium
Laboratorium
Lingkungan
Badan
Pengendalian
Dampak
Misi
Misi dari Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI
Jakarta dengan mengembangkan daya dan upaya dalam rangka pelayanan
pengujian dan analisis laboratories dengan cara :
1 Mengutamakan pelayanan prima melalui penyajian data dan informasi
2
profesional.
Melakukan pengelolaan laboratorium secara profesional dengan
mengacu pada system mutu management laboratorium pengujian SNI
SK
LbE
rB
P
ug
A
Pn
uuLTT
Aa
U
a
a
eu
k
a
b
o
a t
mi
i
o
r
a
e
jj aa
ii
g
nn
tt aa
h
Jakarta
Kegiatan
yang
dilakukan
oleh
LLHD
ditujukan
untuk
dua
Untuk analisis air, LLHD melayani analisis dari segi fisika, kimia,
khusus, logam, mikrobiologi, dan toksikologi. Dari segi fisika dan kimia,
lembaga melayani pengukuran daya hantar listrik, kekeruhan, warna, suhu,
salinitas, zat padat tersuspensi/Total Suspended Solid (TSS), zat padat
terlarut/Total Dissolved Solid (TDS), zat padat total, keasaman dan
kebasaan, karbon dioksida, klorida, ammonia, nitrat, nitrit, pH, fosfat,
sulfat, sulfida, kesadahan total (CaCO3), kesadahan kalsium (CaCO3),
kesadahan magnesium (MgCO3), flourida, dan klorin bebas. Dari segi
khusus meliputi pengukuran COD (Chemical Oxygen Demand), BOD
(Biology Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), nilai organic
(KMnO4), fenol, dan senyawa aktif biru metilen (surfaktan).
Dari segi logam, meliputi pengukuran kadar Mn, Pb, Cd, Fe, Cr, Cu,
Ni, Zn, dan Hg. Dari segi mikrobiologi meliputi pengukuran MPN
koliform, MPN koli tinja, Total Plate Count (TPC), benthos, Plankton,
Escherichia coli, dan uji antibiotic. Dari segi toksikologi meliputi
pengukuran residu pestisida golongan organofosfat (diazinon, fenitrotion,
dan klorpirifos) dan senyawa PCB. Analisis tanah meliputi pengukuran
kadar air, kadar abu, fosfat, dan nitrogen. Analisis udara meliputi
pengukuran gas CO, CO2, SO2, NO, NO2, O3, logam dalam debu, NH3, H2S,
metana dan non metana, getaran, kebisingan, temperatur, kelembaban,
arah, kecepatan angin, emisi cerobong, dan emisi kendaraan bermotor.
2.6 Tata Cara Pengiriman dan Penanganan Sampel
Pertama,wadah contoh yang di pergunakan untuk menyimpan contoh
harus terbuat dari jerigen plastik polietilen yang bersih dan tidak berwarna,
dapat di tutup dengan kuat dan rapat, mudah dicuci, tidak mudah pecah,
tidak menyerap dan melarutkan zat-zat kimia dari contoh, tidak,wadah
contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus disterilkan pada suhu
1210C, 1,5 atm selama 15 menit, wadah contoh untuk pemeriksaan
toksikologi harus dalam botol gelas, dan wadah contoh untuk pemeriksaan
parameter fenol harus terbuat dari gelas kurang lebih 250 ml.
Kedua,volume contoh untuk pemeriksaan sifat fisik/kimia yang di
perlukan kurang lebih 2 liter, untuk pemeriksaan bakteriologi volume
antara lain terdiri dari napal dan tanah liat atau tanah lempung.
Sebetulnya tanah lempung dapat menyerap air, namun setelah jenuh air, tanah
jenis ini tidak dapat lagi menyerap air.
Jenis-Jenis air tanah
10
Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan atas: air tanah dangkal (air tanah
preatik) yaitu air tanah yang terdapat diatas lapisan kedap air yang paling dekat
dengan permukaan bumi, dan air tanah dalam (air tanah artesis) yaitu air tanah
yang terdapat pada lapisan lolos air yang terletak di antara dua lapisan batuan
kedap air. Air tanah jenis ini memungkinkan terjadinya sumber air ai artesis,
manakala ia dapat muncul sebagai mata air dengan tekanan cukup tinggi.
Potensi air tanah
Di daerah endapan, air tanah pada umumnya berupa air payau, kecuali di daerah
bentuk endapan sungai delta, tanggul pantai, dan tanggul sungai, airnya berasa
tawar. Air tanah bergerak secara sangat lambat baik gerak vertikal maupun
horizontal, gerakan air tanah ini rata-rata hanya mencapai dua meter per hari. Pada
lapisan batuan padas misalnya, gerakannya akan jauh lebih lambat, yakni hanya
berkisar lima belas meter per tahun.
Di daerah pantai sering terdapat kantong-kantong air tawar di antara serapan air
asin. Kantong air tawar ini ada karena air hujan yang jatuh di atas wilayah ini
mengalami perembesan ke bawah (infiltrasi dan perkolasi) dan akhirnya
terakumulasi di bawah permukaan ini dibawah permukaan bumi, sehingga
menyerupai suatu kantong yang sangat besar, semua makhluk hidup di bumi ini
butuh air. Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga di alam umumnya
berada dalam keadaan tidak murni. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik
yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Jika
dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat
gangguan kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan
penggunaanya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup,
zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu dapat menurunkan
kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Dan kadar flourida yang diperbolehkan dalam air
tanah
telah
diatur
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Indonesia
11
Spektrofotometri UV-Vis
12
13
Gambar
2.
Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban
suatu
contoh
uji
sebagai
fungsi
panjang
gelombang.
Kegunaannya
14
Dapat dipakai untuk reaksi dalam bentuk cair dan padat, bahkan
gas.
Jumlah pereaksi atau media inokulum tidak boleh lebih dari 1/3
bagian volume isi
Spesifikasi
Meskipun ada garis-garis yang tertera volume, namun alat ini tidak
bisa dipakai sebagai alat ukur volume
3) Pipet volumetrik
15
Kegunaannya
Spesifikasi
Tersedia berbagai macam ukuran gunakan propipet atau pipet
pump untuk menyedot larutan.
4) Pipet Ukur
Gambar 5.
Pipet Ukur
Kegunaannya
Untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
16
Spesifikasi :
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur,diantaranya
pipet berukuran 1ml,5ml dan 10ml.Cara penggunaanya adalah
cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai
dengan
volume
yang
diingini.Volume
yang
dipindahkan
Kegunaannya
17
Spesifikasi
6) Erlenmeyer
Gambar 7. Erlenmeyer
Kegunaannya
18
19
20
Bulk Density
: 800 kg/m3
BAB IV
PROYEK PRAKERIN
Zr-SPDNS
Merah tua
6F-
>
ZrF62- +
Pengurangan warna
SPADNS
Merah muda
21
4.3 Alat
Spektrofotometer sinar tampak (UV-Vis)
Timbangan analitik
Erlenmeyer 250 mL
Labu takar 100 mL, 500 mL, dan 1000 mL
Gelas ukur
Pipet Volumetrik 2,0 ml; 4ml; 6ml; 8ml; 10ml
Corong
Gelas piala
4.4 Bahan
1) Serbuk Natrium Fluorida anhidrat (NaF)
Sifat kimia dan Fisik : Kristal putih atau bubuk anhidrat
Berat molekul : 42
Tidak larut dalam air
Kepadatan relatif dari 2,558.
Titik lebur 993
Titik didih 1695 .
Sedikit larut dalam alkohol, larut dalam air, larutan air bersifat basa, dapat
menimbulkan korosi kaca, larut dalam asam fluorida dari hidrogen
fluorida natrium. Toksik, korosif
2) Larutan SPADNS
SPADNS (Natrium 2-(parasulfofenilazo) 1,8-dihidroksi-3,6-naftalena
disulfonat atau asam 4,5-dihidroksi-3-(parasulfofenilazo)-2,7-naftalena
disulfonat) sebanyak 958 mg dimasukkan kedalam labu takar 500mL dan
ditera dengan air suling. Lalu larutan dihomogenisasi. Larutan ini stabil
hingga 1 tahun jika terhindar dari sinar matahari langsung.
3) Hidrogen Klorida (HCl) pekat
22
23
24
4.5.2
4.5.3
Perhitungan
No Contoh uji
Absorbansi
Hasil (mg/L)
151
-0.161
0.55
152
-0.164
0.56
153
-0.008
0.02
154
-0.202
0.69
251
-0.129
0.44
252
-0.095
0.32
253
-0.095
0.32
254
-0.054
0.18
255
-0.424
1.46
256
-0.028
0.09
257
-0.092
0.31
259
-0.095
0.32
260
-0.037
0.12
Tabel 1. Data Pengamatan Pengujian kadar Flourida
25
0.161=(0.288714285)x0.00280952381
(0.288714285 ) x=0.161+0.00280952381
x=
0.158190476
0.288714285
x=0.55
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pemeriksaan Nilai Flourida (F-) dalam Contoh Uji Air Bersih
Dilakukan pengukuran nilai Flourida terhadap 13 contoh uji air bersih
per bulan januari 2014 yang berasal dari pelanggan BPLHD secara
spektrofotometri dengan SPADNS.Berikut hasil analisis kadar Flourida :
26
Kadar
Nomor
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
contoh uji
151
152
153
154
251
252
253
254
255
256
Flourida
(mg/L)
Baku mutu
(mg/L)
0.55
0.56
0.02
0.69
0.44
0.32
0.32
0.18
1.46
0.09
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
0
11
1
257
259
0.31
0.32
1.5
1.5
2
1
260
0.12
1.5
27
5.2 Pembahasan
28
Grafik perbandingan antara hasil pengukuran kadar Flourida dengan baku mutu
1.6
1.4
1.2
1
F-(mg/L)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
151 152 153 154 251 252 253 254 255 256 257 259 260
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
29
Dari hasil penentuan kadar Flourida dalam contoh uji air bersih penulis
dapat menyimpulkan dari 13 contoh uji yang dianalisis,semua contoh uji
memenuhi baku mutu dan layak untuk dipergunakan kegiatan rumah
tangga dan keperluan lain lain
6.2 Saran
1. Perlu ditingkatkan jumlah periode pemantauan air sungai untuk siswasiswi yang melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) agar siswasiswi dapat mengetahui cara pengambilan sampel yang baik.
2. Perlu nya pembagian tugas atau rolling pada tiap-tiap laboratorium yang
terdapat di BPLHD bagi siswa siswi yang melaksanakan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) agar menguasai seluruh parameter yang terdapat di
BPLHD Provinsi DKI Jakarta.
3. Perlu adanya sosialisasi untuk siswa siswi yang melaksanakan Praktik
Kerja Industri (PRAKERIN) tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah
yang dikelola oleh pihak BPLHD Provinsi DKI Jakarta agar mengetahui
proses pengolahan air limbah di lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta.
30