Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, maka
duniapendidikan pun semakin maju, terutama pendidikan SMK. Pekerjaan
yang ada khususnya di industri telah mengalami perubahan mengarah
trend globalisasi. Dengan adanya trend globalisasi pada pekerjaan,
mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat untuk mendapatkan
pekerjaan. Disamping itu, di dalamdunia pendidikan dapat terjadinya
ketidaksepadanan (mismatch) antara output lembaga pendidikan dan
pelatihan dengan kebutuhan ekonomi untuk Sumber Daya Manusia (SDM)
level menengah. Hal ini berpengaruh terhadap beberapa aspek, diantara :
tingkat penempatan lulusan relatif rendah, tenaga kerja memiliki
pendidikan dan pelatihan kejuruan teknologi rendah, lebih banyak lulusan
kursus jangka pendek yang bekerja dibanding lulusan kursus jangka
panjang, dan bertambahnya jumlah pengangguran yang terdidik.
Salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan nasional pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan menerapkan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) yaitu pendidikan yang dirancang oleh sekolah
bersama industri yang dalam pelaksanaanya untuk pembelanjaran basic
training dilakukan sekolah,sedangkan untuk kompetisi profesional
dilakukan disebuah industri.
Kebijakan untuk mencapai pelajar Sekolah Menengah Kejuruan
yang mandiri dan berpotensi besar dalam bekerja ataupun untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri setelah lulus, yaitu dengan cara
membekali para pelajar dengan memberikan sebuah pengalaman praktik
kerja disebuah perusahaan secara lebih dini yang dikenal dengan istilah
Link and Match dan merupakan salah satu syarat dapat mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN).
1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
Pelaksanaan Praktikum Industri bertujuan :

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan kereampilan siswa


sebagai bekal memasuki lapangan kerja.
2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya sebagai usaha
memasyarakatkan diri sebelum terjun kelapangan kerja dan masyarakat
pada umumnya.
3. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional sesuai
yang di syarat kan di Dunia Usaha/Dunia Industri.
4. Memperluas cakrawala pandangan terhadap dunia usaha dibidangnya,
struktur organisasi, jenjang karir, asosiasi usaha, manajement, usaha
dan lain-lain.
5. Memberikan kesempatan untuk memperomosikan diri kepada DU/DI

1.3 Manfaat Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)


Setelah mengikuti Prakerin diharapkan siswa/siswi dapat:
1. Mengenali /mengetahui kebutuhan pekerjaan di tempat Prakerin.
2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja
setelah mereka menyelesaikan studinya.
3. Mengetahui /melihat secara langsung penggunaan /peranan teknologi
informasi dan komunikasi di tempat Prakerin
4. Menyajikan hasil-hasil yang diperoleh selama Prakerin dalam bentuk
laporan Prakerin
5. Menggunakan hasil atau data-data Prakerin untuk dikembangkan
menjadi tugas akhir

1.4 Waktu danTempat Pelaksanaan


1. Waktu pelaksanaan
10 Januari 2014 sampai dengan 7 Maret 2014
2. Tempat Pelaksanaan
BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Daerah)

Jl.Casablanca Kav.1 Kuningan Jakarta Selatan

1.5 Pembatasan Masalah


Di BPLHD DKI Jakarta, memiliki berbagai macam jenis kegiatan
parameter yang dilakukan selama melakukan kegiatan Praktik Kerja
Indutri (PRAKERIN) diantaranya sebagai berikut : parameter minyak dan
lemak, ammonia, fenol, nitrit, klorin, phospat, flourida, logam, sulfida,
organik, chrom heksavalent, COD, BOD, kesadahan dan klorida
Pada penulisan laporan ini penulis hanya akan membahas tentang
Cara uji flourida (F-1) secara spektrofotometri dengan SPADNS pada
sampel Air tanah.
1.6 Sistematika Penulisan
Halaman Judul Luar (Cover)
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Sekolah
Lembar PengesahanIndustri
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Prakerin
1.2 Tujuan Prakerin
1.3 Manfaat Kegiatan
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.5 Pembatasan Masalah
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II PROFIL BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah)
2.1 Sejarah dan Perkembangan LLHD Provinsi DKI Jakarta
2.2 Tugas pokok dan fungsi LLHD Provinsi DKI Jakarta

2.3 Visi dan Misi LLHD Provinsi Jakarta


2.4 Struktur Organisasi LLHD Provinsi DKI Jakarta
2.5 Kegiatan LLHD Provinsi DKI Jakarta
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1 Latar Belakang Analisis
3.2 Uraian Alat
3.3 Uraian Bahan
BAB IV PROYEK PRAKERIN
4.1 Prinsip Kerja
4.2 Reaksi
4.3 Alat
4.4 Bahan
4.5 Langkah Kerja
4.5.1 Persiapan
4.5.2 Prosedur
4.5.3 Perhitungan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INDUSTRI/LEMBAGA
2.1 Sejarah dan Perkembangan Laboratorium Lingkungan Hidup daerah
Provinsi DKI Jakarta
Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) Provinsi DKI
Jakarta merupakan salah satu bagian dari instansi Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta. Lembaga ini
telah

terakreditasi

sesuai

sistem

manajemen

mutu

laboratorium

SNI/ISO/IEC 17025:2005 tertanggal 30 Desember 2002 dengan


No.Akreditasi LP-126-IDN.
Laboratorium ini disahkan sebagai Laboratorium Lingkungan
Hidup Daerah (LLHD) berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta
nomor 189 tahun 2009 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta dan Tata
Kerja Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi
DKI Jakarta yang di pimpin oleh seorang Kepala Laboratorium dan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala
BPLHD Provinsi DKI Jakarta.

Dalam perkembangannya,Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah


Provinsi DKI Jakarta mengalami beberapa kali pergantian nama.Pada
tahun 1972 awalnya bernama Laboratorium Pusat Pengkajian Masalah
Perkotaan dan Lingkungan (PPMPL),pada tahun 1980 berganti nama
menjadi Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkotaan dan
Lingkungan (P4L),kemudian pada tahun 1991 menjadi Laboratorium
Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan (KP2L).Tujuh tahun
kemudian,tepatnya pada tahun 1998 mengalami pergantian nama lagi
menjadi

Laboratorium

Lingkungan

Badan

Pengendalian

Dampak

Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi DKI Jakarta,tahun 2000 berubah


nama menjadi Laboratorium Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Provinsi DKI Jakarta,lalu pada tahun 2002 berganti nama
menjadi Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) Provinsi DKI
Jakarta.
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi DKI Jakarta
Adapun tugas pokok dari Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi DKI Jakarta adalah membantu Kepala BPLHD Provinsi DKI
Jakarta dalam pengujian dan analisis laboratorium serta pengembangannya
dalam rangka penyajian data dan informasi bidang lingkungan hidup.
Fungsi dari Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta
adalah pengujian dan analisis secara laboratorium untuk seluruh
komponen lingkungan sesuai dengan sistem mutu laboratorium dan
standar yang berlaku.
2.3 Visi dan Misi
Visi
Visi dari Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI
Jakarta adalah menjadi laboratorium lingkungan terbaik yang senantiasa
mungutamakan kepuasan pelanggan dan bertanggung jawab secara hukum
dan teknis.

Misi
Misi dari Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI
Jakarta dengan mengembangkan daya dan upaya dalam rangka pelayanan
pengujian dan analisis laboratories dengan cara :
1 Mengutamakan pelayanan prima melalui penyajian data dan informasi
2

yang cepat, akurat, dan terpercaya.


Melakukan pelatihan dan memberikan kesempatan pendidikan kepada
personil laboratorium agar mampu memberikan pelayanan yang

profesional.
Melakukan pengelolaan laboratorium secara profesional dengan
mengacu pada system mutu management laboratorium pengujian SNI

ISO/IEC 17025:2008 agar tercapai efisiensi dan efektifitas.


Melakukan upaya secara berlanjut untuk meningkatkan mutu

pelayanan kepada pelanggan


Menjalin kerja sama dengan instansi terkait dan laboratorium lainnya

2.4 Struktur Organisasi Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah


Provinsi DKI Jakarta
Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) Provinsi DKI Jakarta
dikepalai oleh kepala LLHD dan mempunyai satu sub bagian, yaitu tata
usaha, lalu dua seksimenurut tugas dan fungsinya masing-masing (seksi
laboratorium pengujian dan seksi fasilitas dan manajemen mutu), dan satu
sub kelompok (jabatan fungsional).
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta
Nomor : 189 tahun 2009

Tanggal : 7 Desember 2009


2.5 Kegiatan Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI

SK
LbE
rB

P
ug
A
Pn
uuLTT
Aa
U
a
a

eu

k
a

b
o

a t
mi

i
o
r

a
e

jj aa

ii

g
nn

tt aa

Gambar 1 struktur organisasi LLHD provinsi DKI Jakarta

h
Jakarta
Kegiatan

yang

dilakukan

oleh

LLHD

ditujukan

untuk

dua

kelompok/pelanggan, yaitu kelompok internal dan eksternal. Kelompok


internal terdiri dari bidang pengendalian pencemaran, pengendalian
kerusakan, dan pencegahan dampak lingkungan. Kelompok eksternal
terdiri atas industri, pengelola gedung perkantoran, pengelola apartemen,
rumah sakit dan laboratorium klinis, hotel dan restoran, masyarakat, dan
instansi terkait.
Kegiatan LLHD berupa pelayanan terdiri atas pengambilan contoh air
sungai, air limbah, air situ, air tanah, air laut, lumpur, tanah, benthos,
plankton, dan udara (wet and dry method). Selain itu, lembaga juga
melayani pengukuran tingkat kebisingan dan getaran. Untuk analisis air,
lembaga melayani analisa dari segi fisika, kimia, khusus, logam,
mikrobiologi, dan toksikologi.

Untuk analisis air, LLHD melayani analisis dari segi fisika, kimia,
khusus, logam, mikrobiologi, dan toksikologi. Dari segi fisika dan kimia,
lembaga melayani pengukuran daya hantar listrik, kekeruhan, warna, suhu,
salinitas, zat padat tersuspensi/Total Suspended Solid (TSS), zat padat
terlarut/Total Dissolved Solid (TDS), zat padat total, keasaman dan
kebasaan, karbon dioksida, klorida, ammonia, nitrat, nitrit, pH, fosfat,
sulfat, sulfida, kesadahan total (CaCO3), kesadahan kalsium (CaCO3),
kesadahan magnesium (MgCO3), flourida, dan klorin bebas. Dari segi
khusus meliputi pengukuran COD (Chemical Oxygen Demand), BOD
(Biology Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), nilai organic
(KMnO4), fenol, dan senyawa aktif biru metilen (surfaktan).
Dari segi logam, meliputi pengukuran kadar Mn, Pb, Cd, Fe, Cr, Cu,
Ni, Zn, dan Hg. Dari segi mikrobiologi meliputi pengukuran MPN
koliform, MPN koli tinja, Total Plate Count (TPC), benthos, Plankton,
Escherichia coli, dan uji antibiotic. Dari segi toksikologi meliputi
pengukuran residu pestisida golongan organofosfat (diazinon, fenitrotion,
dan klorpirifos) dan senyawa PCB. Analisis tanah meliputi pengukuran
kadar air, kadar abu, fosfat, dan nitrogen. Analisis udara meliputi
pengukuran gas CO, CO2, SO2, NO, NO2, O3, logam dalam debu, NH3, H2S,
metana dan non metana, getaran, kebisingan, temperatur, kelembaban,
arah, kecepatan angin, emisi cerobong, dan emisi kendaraan bermotor.
2.6 Tata Cara Pengiriman dan Penanganan Sampel
Pertama,wadah contoh yang di pergunakan untuk menyimpan contoh
harus terbuat dari jerigen plastik polietilen yang bersih dan tidak berwarna,
dapat di tutup dengan kuat dan rapat, mudah dicuci, tidak mudah pecah,
tidak menyerap dan melarutkan zat-zat kimia dari contoh, tidak,wadah
contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus disterilkan pada suhu
1210C, 1,5 atm selama 15 menit, wadah contoh untuk pemeriksaan
toksikologi harus dalam botol gelas, dan wadah contoh untuk pemeriksaan
parameter fenol harus terbuat dari gelas kurang lebih 250 ml.
Kedua,volume contoh untuk pemeriksaan sifat fisik/kimia yang di
perlukan kurang lebih 2 liter, untuk pemeriksaan bakteriologi volume

yang di perlukan kurang lebih 250 ml, untuk pemeriksaan toksikologi,


volume yang di perlukan kurang lebih 6 liter/golongan.
Ketiga, ontoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah di beri label dan
di cantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal
pengambilan, dan cuaca. Penerimaan contoh di LLHD Provinsi DKI
Jakarta setiap hari kerja (Senin s/d jumat) mulai pukul 09.00-15.00 WIB,
khusus untuk contoh parameter bakteriologi sebaiknya di kirim pada hari
Senin atau Selasa pagi. Contoh yang dibawa ke laboratorium harus disertai
dengan Surat Permohonan Pengujian. Peminta jasa akan menerima tanda
terima contoh berwarna putih dan tanda retribusi setelah melakukan
pembayaran retribusi. Laporan Hasil Analisis dapat di ambil setelah 15
hari kerja terhitung mulai masuknya contoh ke Laboratorium Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA

3.1 Latar Belakang Analisis


Air tanah Air bawah tanah atau sering disangka dengan air tanah, adalah air
yang terdapat pada ruang antar butir batuan atau celah-celah batuan. Letak air
tanah dapat mencapai beberapa puluh bahkan beberapa ratus meter dibawah
permukaan bumi. Lapisan batuan ada yang lolos lolos air (permeable) dan ada
pula yang tidak lolos/kedap air (impermeable). Lapisan lolos air misalnya terdiri
dari kerikil, pasir batu apung, dan batuan yang retak-retak, sedangkan lapisan
kedap air

antara lain terdiri dari napal dan tanah liat atau tanah lempung.

Sebetulnya tanah lempung dapat menyerap air, namun setelah jenuh air, tanah
jenis ini tidak dapat lagi menyerap air.
Jenis-Jenis air tanah

10

Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan atas: air tanah dangkal (air tanah
preatik) yaitu air tanah yang terdapat diatas lapisan kedap air yang paling dekat
dengan permukaan bumi, dan air tanah dalam (air tanah artesis) yaitu air tanah
yang terdapat pada lapisan lolos air yang terletak di antara dua lapisan batuan
kedap air. Air tanah jenis ini memungkinkan terjadinya sumber air ai artesis,
manakala ia dapat muncul sebagai mata air dengan tekanan cukup tinggi.
Potensi air tanah
Di daerah endapan, air tanah pada umumnya berupa air payau, kecuali di daerah
bentuk endapan sungai delta, tanggul pantai, dan tanggul sungai, airnya berasa
tawar. Air tanah bergerak secara sangat lambat baik gerak vertikal maupun
horizontal, gerakan air tanah ini rata-rata hanya mencapai dua meter per hari. Pada
lapisan batuan padas misalnya, gerakannya akan jauh lebih lambat, yakni hanya
berkisar lima belas meter per tahun.
Di daerah pantai sering terdapat kantong-kantong air tawar di antara serapan air
asin. Kantong air tawar ini ada karena air hujan yang jatuh di atas wilayah ini
mengalami perembesan ke bawah (infiltrasi dan perkolasi) dan akhirnya
terakumulasi di bawah permukaan ini dibawah permukaan bumi, sehingga
menyerupai suatu kantong yang sangat besar, semua makhluk hidup di bumi ini
butuh air. Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga di alam umumnya
berada dalam keadaan tidak murni. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik
yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Jika
dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat
gangguan kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan
penggunaanya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup,
zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu dapat menurunkan
kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Dan kadar flourida yang diperbolehkan dalam air
tanah

telah

diatur

dalam

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Indonesia

11

No.416/MENKES/PER/IX/1990 yang membatasi kadar flourida pada air tanah


adalah 1.5 mg/L.

Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik


yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380
nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

Spektroskopi UV/VIS merupakan metode penting yang mapan, andal dan


akurat. Dengan menggunakan spektroskopi UV/VIS, substansi tak dikenal dapat
diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut
untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang baik dan memancarkan
sinar UV dalam rentang UV yang luas.

Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur


transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak
yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan
absorbsi antara cuplikan dengan blanko ataupun pembanding.

12

Spektrofotometer Uv-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan


untuk pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Semua metode
spektrofotometri berdasarkan pada serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan,
sinar yang digunakan adalah sinar yang semonokromatis mungkin.

Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari


sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa
kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam
menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal
preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.

Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar


pada molekul yang dianalisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak
dpakai ntuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.

Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah


ultraviolet (200350 nm) dan sinar tampak (350 800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke
orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.

3.2 Uraian Alat


1) Spektrofotometer sinar tampak (UV-Vis)

13

Gambar

2.

Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban

suatu

contoh

uji

sebagai

fungsi

panjang

gelombang.

Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optik dan elektronika


serta sifat-sifat kimia fisiknya dimana detector yang digunakan secara
langsung dapat mengukur intensitas dari cahaya yang dipancarkan (It) dan
secara tidak langsung cahaya yang diabsorbsi (Ia), jadi tergantung pada
spectrum elektromagnetik yang di absorb (serap) oleh benda. Tiap media
akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawaan atau warna terbentuk.
2) Labu Ukur

Gambar 3. Labu Ukur

Kegunaannya

Tempat mereaksikan zat zat dalam jumlah yang lebih besar.

14

Dapat dipakai untuk reaksi dalam bentuk cair dan padat, bahkan
gas.

Dipakai juga sebagai wadah fermentasi (pembiakan mikroba) skala


batch.

Jumlah pereaksi atau media inokulum tidak boleh lebih dari 1/3
bagian volume isi

Spesifikasi

Terbuat dari bahan kaca (namun ada juga plastik sintetik)

Tersedia berbagai ukuran atas dasar volume

Ada yang tahan panas ada juga tidak

Meskipun ada garis-garis yang tertera volume, namun alat ini tidak
bisa dipakai sebagai alat ukur volume

3) Pipet volumetrik

15

Gambar 4. Pipet Volumetrik

Kegunaannya

Untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan


label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok)
pada bagian tengah pipet.

Spesifikasi
Tersedia berbagai macam ukuran gunakan propipet atau pipet
pump untuk menyedot larutan.

4) Pipet Ukur

Gambar 5.
Pipet Ukur

Kegunaannya
Untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.

16

Spesifikasi :
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur,diantaranya
pipet berukuran 1ml,5ml dan 10ml.Cara penggunaanya adalah
cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai
dengan

volume

yang

diingini.Volume

yang

dipindahkan

dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala


harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan)dengan cara
menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.

5) Gelas kimia/ gelas beker

Gambar 6. Gelas Kimia

Kegunaannya

Tempat preparasi zat dalam wujud padat maupun cair

Tempat mereaksikan zat dalam jumlah lebih banyak

17

Tidak boleh dipakai sebagai alat ukur volume

Spesifikasi

Terbuat dari bahan kaca (namun ada juga plastik sintetik)

Tersedia berbagai ukuran atas dasar volume

Ada yang tahan panas ada juga tidak

Meskipun ada garis-garis yang tertera volume, namun alat ini


tidak bisa dipakai sebagai alat ukur volume

6) Erlenmeyer

Gambar 7. Erlenmeyer

Kegunaannya

18

Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan,bahan atau cairan.Labu


Erlemeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahanbahan komposisi media,menampung akuades,kultivasi mikroba dalam
kultur cair,dan lain-lain dan juga. dan alat ini digunakan untuk menympan
dan memanaskan larutan juga digunakan sebagai tempat penampungan
filtrat hasil penyaringan.Tempat penampungan titran pada proses titrasi
karena lehernya yang kecil sehingga mudah digoyang tanpa menumpahkan
larutan yang ada di dalamnya.
Spesifikasi

Terbuat dari bahan kaca (namun ada juga plastik sintetik)

Tersedia berbagai ukuran atas dasar volume

Ada yang tahan panas ada juga tidak

Meskipun ada garis-garis yang tertera volume, namun alat ini


tidak bisa dipakai sebagai alat ukur volume

7) Neraca analitik digital

Gambar 8. Neraca Analitik Digital


Kegunaan neraca ini tergantung dari skala neraca tersebut misalnya
neraca/ timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di
laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh beda.

19

3.3 Uraian Bahan


1) Aquabidest
Aquabidest atau kepanjangan dari Aqua Bidestilat yaitu air yang
dihasilkan dari proses destilasi/penyulingan beringkat (2x proses
destilasi/penyulingan), dan mengandung mineral lebih sedikit dari
Aquadest.
2) Natrium Fluorida (NaF)
Sifat kimia dan Fisik : Kristal putih atau bubuk anhidrat
Berat molekul : 42
Tidak larut dalam air
Kepadatan relatif dari 2,558.
Titik lebur 993
Titik didih 1695 .
Sedikit larut dalam alkohol, larut dalam air, larutan air bersifat basa, dapat
menimbulkan korosi kaca, larut dalam asam fluorida dari hidrogen
fluorida natrium. Toksik, korosif.
3) Larutan SPADNS
SPADNS (Natrium 2-(parasulfofenilazo) 1,8-dihidroksi-3,6-naftalena
disulfonat atau asam 4,5-dihidroksi-3-(parasulfofenilazo)-2,7-naftalena
disulfonat) sebanyak 958 dimasukkan kedalam labu takar 500mL dan
ditera dengan air suling. Lalu larutan dihomogenisasi. Larutan ini stabil
hingga 1 tahun jika terhindar dari sinar matahari langsung.
4) HCl pekat
Massa molar
: 36,46 g/mol
Penampilan
: Cairan tak berwarna sampai kuning pucat
Densitas
: 1,18 g/cm3 (variabel)
Titik lebur
: -27,320C
Titik didih
: 1100C
Kelarutan dalam air : Tercampur penuh
5) Larutan zirkonil klorida oktahidrat (ZrOCl2.8H2O)
Kelarutan dalam air : (20 derajat celcius) larut
Massa molar
: 322.28 g/mol
Densitas
: 1.91 g/cm3

20

Bulk Density

: 800 kg/m3

6) Natrium Arsenit (NaAsO2) 0,5%


NaAsO2 ditimbang sebanyak 0,5 g dilarutkan dengan air suling pada labu
ukur 100 mL. Kemudian larutan ditera dengan air suling dan
dihomogenisasi.Untuk menghilangkan gangguan klorin.

BAB IV
PROYEK PRAKERIN

4.1 Prinsip Kerja


Flourida bereaksi dengan larutan campuran SPADNS-asam zirkonil
menyebabkan berkurangnya warna larutan.pengurangan warna ini
sebanding dengan banyaknya unsur flourida dalam contoh uji yang
kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 570
nm.
4.2 Reaksi

Zr-SPDNS

Merah tua

6F-

>

ZrF62- +

Pengurangan warna

SPADNS

Merah muda

21

4.3 Alat
Spektrofotometer sinar tampak (UV-Vis)
Timbangan analitik
Erlenmeyer 250 mL
Labu takar 100 mL, 500 mL, dan 1000 mL
Gelas ukur
Pipet Volumetrik 2,0 ml; 4ml; 6ml; 8ml; 10ml
Corong
Gelas piala

4.4 Bahan
1) Serbuk Natrium Fluorida anhidrat (NaF)
Sifat kimia dan Fisik : Kristal putih atau bubuk anhidrat
Berat molekul : 42
Tidak larut dalam air
Kepadatan relatif dari 2,558.
Titik lebur 993
Titik didih 1695 .
Sedikit larut dalam alkohol, larut dalam air, larutan air bersifat basa, dapat
menimbulkan korosi kaca, larut dalam asam fluorida dari hidrogen
fluorida natrium. Toksik, korosif
2) Larutan SPADNS
SPADNS (Natrium 2-(parasulfofenilazo) 1,8-dihidroksi-3,6-naftalena
disulfonat atau asam 4,5-dihidroksi-3-(parasulfofenilazo)-2,7-naftalena
disulfonat) sebanyak 958 mg dimasukkan kedalam labu takar 500mL dan
ditera dengan air suling. Lalu larutan dihomogenisasi. Larutan ini stabil
hingga 1 tahun jika terhindar dari sinar matahari langsung.
3) Hidrogen Klorida (HCl) pekat

Asam klorida adalah,tidak berwarna,solusi yang sangat tajam jelas


hidrogen klorida ( HCl ) di dalam air.Ini adalah sangat korosif,asam

22

mineral yang kuat dengan banyak kegunaan industri.Asam klorida


ditemukan secara alami dalam asam lambung.Secara historis disebut
acidum salis,asam muriatic,dan roh garam,asam klorida dihasilkan dari
vitriol ( asam sulfat ) dan garam.Asam klorida bebas pertama kali secara
resmi dijelaskan dalam abad ke-16 oleh Libavius.Kemudian,itu digunakan
oleh ahli kimia seperti Glauber,Priestley dan Davy dalam penelitian ilmiah
mereka.

Dengan utama mulai produksi pada Revolusi Industri,asam klorida


digunakan dalam industri kimia sebagai pereaksi kimia dalam produksi
skala besar vinil klorida untuk plastik PVC,dan MDI/TDI untuk
poliuretan.Ini memiliki berbagai aplikasi-skala yang lebih kecil,termasuk
rumah tangga membersihkan,produksi gelatin dan tambahan makanan
lainnya,kerak,dan pengolahan kulit.Sekitar 20 juta ton asam klorida
diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya.

4) Larutan Asam Zirkonil


ZrOCl2.8H2O sebanyak 133 mg ditambahkan air suling. Larutan ini
ditambahkan 350 mL HCl pekat dan diencerkan menjadi 500 mL dengan
air suling.
5) Natrium Arsenit (NaAsO2) 0,5%
NaAsO2 ditimbang sebanyak 0,5 g dilarutkan dengan air suling pada labu
ukur 100 mL. Kemudian larutan ditera dengan air suling dan
dihomogenisasi.
4.5 Langkah Kerja
4.5.1 Persiapan
1) Pembuatan pereaksi
a. Larutan induk Fluorida 100 ppm

23

NaF sebanyak 221 mg dilarutkan dengan air suling dan


dimasukkan ke labu ukur 1000 mL. larutan ditera dan
dihomogenisasi.

b. Larutan baku Fluorida 10 ppm


Larutan induk fluorida 100 ppm dipipet 50 mL dan
dimasukkan dalam labu takar 500 mL.Kemudian larutan ditera
dengan air suling dan dihomogenisasi.
c. Larutan kerja Fluorida
a) Pipet 0,0 mL; 2,0 mL; 4,0 mL; 6,0 mL; 8,0 mL,10 mL
larutan baku fluorida 10 mg/L dan masukkan masingmasing kedalam labu ukur 100 mL.
b) Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera
sehingga diperoleh kadar ammonia 0,0 ppm; 0,2 ppm;
0,4 ppm; 0,6 ppm; 0,8 ppm dan 1,0 ppm
d. Larutan campuran SPADNS dan asam Zirkonil
Larutan SPADNS dan asam zirkonil dengan volume yang sama
dicampurkan dan dihomogenkan. Larutan ini harus disimpan
pada botol gelap dan stabil hingga 2 tahun.
2) Pembuatan Kurva Kalibrasi
a) Spektrofotometer dioptimasi sesuai dengan petunjuk alat untuk
pengujian kadar fluorida;
b) Setiap larutan kerja 100mL ditambahkan 5mL larutan
campuran asam zirkonil-SPADNS dan dihomogenkan;
c) Spektrofotometer diatur hingga nilai serapan 0 dengan larutan
blanko
d) Serapan larutan baku diukur dengan panjang gelombang 570
nm dan dicatat
e) Kurva kalibrasi dibuat dan ditentukan persamaan garis
lurusnya.

24

4.5.2

Prosedur Pengujian Contoh Uji


a) Pipet 50 mL contoh uji dan masukkan kedalam Erlenmeyer;
b) Tambahkan 5 mL larutan campuran asam zirkonil-SPADNS
dan dihomogenkan;
c) Kemudian, serapan setiap larutan diukur pada panjang
gelombang 570 nm;
d) Jika serapan contoh uji berada diluar serapan kurva kalibrasi
standar,pengujian diulangi dengan menggunakan contoh uji
yang diencerkan.

4.5.3

Perhitungan
No Contoh uji
Absorbansi
Hasil (mg/L)
151
-0.161
0.55
152
-0.164
0.56
153
-0.008
0.02
154
-0.202
0.69
251
-0.129
0.44
252
-0.095
0.32
253
-0.095
0.32
254
-0.054
0.18
255
-0.424
1.46
256
-0.028
0.09
257
-0.092
0.31
259
-0.095
0.32
260
-0.037
0.12
Tabel 1. Data Pengamatan Pengujian kadar Flourida

Diketahui absorbansi contoh uji 151 adalah -0.161


Maka konsentrasi contoh uji 151 yaitu :
y=bx +a
y=(0.288714285 ) x0.00280952381

25

0.161=(0.288714285)x0.00280952381

(0.288714285 ) x=0.161+0.00280952381
x=

0.158190476
0.288714285
x=0.55

Kadar Flourida (mg F-/L) = C x f


Ket: C = konsentrasi contoh uji (mg/L)
f = faktor pengenceran
Konsentrasi contoh uji 151 = C x f
= 0.55 x 1
= 0.55 mg/L

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pemeriksaan Nilai Flourida (F-) dalam Contoh Uji Air Bersih
Dilakukan pengukuran nilai Flourida terhadap 13 contoh uji air bersih
per bulan januari 2014 yang berasal dari pelanggan BPLHD secara
spektrofotometri dengan SPADNS.Berikut hasil analisis kadar Flourida :

26

Kadar
Nomor
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1

contoh uji
151
152
153
154
251
252
253
254
255
256

Flourida
(mg/L)

Baku mutu
(mg/L)

0.55
0.56
0.02
0.69
0.44
0.32
0.32
0.18
1.46
0.09

1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5

0
11
1

257
259

0.31
0.32

1.5
1.5

2
1

260

0.12

1.5

27

Tabel 2. Data Pengamatan Pengujian kadar Flourida

5.2 Pembahasan

28

Grafik perbandingan antara hasil pengukuran kadar Flourida dengan baku mutu
1.6
1.4
1.2
1
F-(mg/L)

0.8
0.6
0.4
0.2
0

151 152 153 154 251 252 253 254 255 256 257 259 260

Dari hasil yang diperoleh,dibuat grafik perbandingan antara hasil


pengukuran kadar flourida (F-) dengan baku mutu sebagai berikut :
Gambar 9.Hasil Analisa Kadar (F-)
Berdasarkan PERMENKES NO.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
syarat-syarat dan pangawasan kualitas air,Baku Mutu untuk kadar Flourida
pada air bersih adalah 1.5 mg/L
Pada grafik hasil analisa kadar Flourida diatas dapat dilihat bahwa
semua contoh yang telah dianalisa pada bulan januari 2014 memiliki kadar
Flourida dibawah 1.5 mg/L yang berarti contoh uji tersebut memenuhi
baku mutu.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan

29

Dari hasil penentuan kadar Flourida dalam contoh uji air bersih penulis
dapat menyimpulkan dari 13 contoh uji yang dianalisis,semua contoh uji
memenuhi baku mutu dan layak untuk dipergunakan kegiatan rumah
tangga dan keperluan lain lain

6.2 Saran
1. Perlu ditingkatkan jumlah periode pemantauan air sungai untuk siswasiswi yang melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) agar siswasiswi dapat mengetahui cara pengambilan sampel yang baik.
2. Perlu nya pembagian tugas atau rolling pada tiap-tiap laboratorium yang
terdapat di BPLHD bagi siswa siswi yang melaksanakan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) agar menguasai seluruh parameter yang terdapat di
BPLHD Provinsi DKI Jakarta.
3. Perlu adanya sosialisasi untuk siswa siswi yang melaksanakan Praktik
Kerja Industri (PRAKERIN) tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah
yang dikelola oleh pihak BPLHD Provinsi DKI Jakarta agar mengetahui
proses pengolahan air limbah di lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai