Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kista merupakan salah satu kasus yang sering ditemukan di poli gigi. Kista
merupakan rongga patologis yang berisi cairan atau semicairan dan tidak
disebabkan oleh akumulasi pus.
Kista rahang lebih sering ditemukan daripada kista tulang lainnya karena
banyak sisa-sisa epitel yang tertinggal pada jaringan setelah pembentukan gigi.
Pertumbuhan kisat rahang berlangsung lambat dan asimptomatik, kecuali bila
sudah terjadi infeksi.
Kista rahang dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu odontogenik dan non
odontogenik, di mana masing-masing memiliki pembagiannya sendiri-sendiri dan
pastinya memiliki gejala klinis yang berbeda-beda pula. Hal ini menyebabkan
kista rahang menjadi suatu hal yang kompleks sehingga diagnosis dini serta
kesalahan diagnosis sangat mungkin terjadi bila kita tidak mengetahui gejala dari
tiap pembagian kista, khususnya kista odontogen.
Berdasarkan hal di atas, penulis ingin membahas kista khususnya kista
odontogen beserta pembagiannya agar dapat digunakan untuk menambah
wawasan pembaca mengenai kista odontogen ini agar diagnosis dini dapat
ditegakkan dan kesalahan diagnosis dapat diminimalisir.

1.2 Tujuan Dan Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
definisi, gejala hingga terapi yang tepat mengenai kista odontogenik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2

2.1 Definisi Kista


Kista merupakan sebuah rongga patologis yang berisi bahan berupa cairan,
semicairan, gas dan bukan terbentuk akibat akumulasi pus.
Kista sering dilapisi oleh epitel yang diperoleh dari benih gigi, epitel email
yang menyusut, sisa epitel sel Malassez, dan sisa lamina dental.
Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa-sisa epithelium
pembentuk gigi (epithelium odontogenik).
2.2 Klasifikasi Kista Odontogenik
A. Kista Periapikal

Definisi
Kista periapikal atau yang disebut juga dengan kista radikular atau
periodontal apikal merupakan kista yang paling sering terjadi pada
rahang. Inflamasi kista berasal dari eptelial lining yang mengalami
proliferasi akibat adanya sedikit residu/sisa epitel odontogenik (sel
Malassez) dalam periodontal ligamen.

Gambar 2.1 Kista Periapikal

Etiologi dan Patogenesis


Kista ini berkembang dari periapikal granuloma, yang merupakan
pusat dari inflamasi kronis jaringan granulasi yang berlokasi pada
tulang di bagian apeks dari gigi non vital. Granuloma periapikal terjadi
dan terbentuk oleh degradasi produksi dari jaringan pulpa yang
nekrose. Stimulasi dari epitelial sel malassez terjadi akibat respon
pembentukan inflamasi. Pembentukan kista terjadi akibat proliferasi
epitel yang akan membantu untuk pemisahan stimulus inflamasi
(nekrotik pulpa) dari tulang di sekitarnya.
Pemisahan debris sel ini akan meningkatkan konsentrasi protein dan
menghasilkan tekanan osmotik. Hasilnya adalah cairan yang berjalan
melalui epitelial lining menuju lumen dari connective tissue. Cairan
4

berhubungan langsung dengan pertumbuhan dari kista. Dengan adanya


resorbsi tulang osteoblastik, terjadi perluasan kista.

Klinis
Kebanyakan kista ini terjadi pada rahang atas regio anterior. Kista
periapikal biasanya asimptomatis dan ditemukan saat pemeriksaan
dental dengan radiografi.
Secara radiografi, kista periapikal berupa radiolusen berbentuk ovoid
dan memiliki batas berwarna putih yang berhubungan dengan lamina
dura dari gigi yang bersangkutan.

Perawatan dan Prognosa


Kista periapikal dapat diangkat dengan

ekstirpasi pada gigi non vital dan dilanjutkan dengan kuretase pada
bagian apikal.
o

Pengisian saluran akar saja karena biasanya


banyak lesi periapikal granuloma akan hilang setelah pengangkatan
daerah yang mengalami infeksi (nekrotik pulpa).

Apicoectomy dan curetage


Untuk menghilangkan lesi yang persisten (indikasi dilakukan bila
perawatan saluran akar gagal).

Ketika gigi yang nekrotik diangkat tapi kista tidak terangkat seluruhnya,
maka akan terjadi residual cyst dalam waktu beberapa bulan/tahun
kemudian. Jika kista residual tidak diterapi maka akan menyebabkan
resorbsi tulang dan akhirnya akan menyebabkan melemahnya mandibula
atau maxilla
B. Kista Periodontal Lateral

Definisi
Adalah perkembangan kista non keratin yang terjadi pada bagian
lateral dari gigi. Kista ini tumbuh dari sisa epitel di ligamen
periodontium.

Gambar 2.2 Kista Periodontal Lateral

Etiologi dan Patofisiologi


Kista ini berasal dari proliferasi sisa lamina dentalis. Kista ini
berhubungan dengan kista ginggiva pada dewasa. Pembentukannya
berasal dari sisa lamina giig dalam tulang dan pada ginggival kista
lamina yaang tertinggal pada jaringan lunak di antara epitelium dan
periosteum. Hubungan keduanya adalah distribusi yang sama pada
kandungan konsentrasi lamina dental dan keduanya identik secara
histologi.

Klinis
Banyak ditemukan pada

o
gigi premolar dan caninus rahang bawah.

Biasnya menyerang laki-

o
laki

Berbentuk bundar (tear

o
drop) dan biasanya multilokular

Radiolusen dengan batas

o
opaq di batas lateral dari gigi yang vital

Gigi masih vital

Perawatan

Biasanya terapi untuk kista ini adalah eksisi.

C. Kista Botrioid Odontogenik


Kista ini merupakan varian dari kista periodontal lateral. Secara radiologis
terlihat gambaran radiolusensi yang multilokuler. Terapi dari kista ini
disarankan melakukan perawatan kista multilokular odontogenik. Kista ini
mempunyai kecenderungan untuk mengalami rekurensi.
D. Kista Gingival

Gambar 2.3 Kista Gingival

Kista ini berasal dari sisa-sisa lamina dentalis. Kista gingival dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :

Kista Gingival pada Bayi/Anak


Kista terjadi secara multipel, tapi kadang berbentuk nodul soliter. Kista
ini bertempat pada ridge alveolar pada neonatal. Kista ini biasanya
bersifat asimptomatik. Tidak ada perawatan khusus untuk kista ini
karena akan hilang sendiri.

Kista Gingival pada Dewasa


Kista ini sering terjadi pada usia 40 dan 60 tahun. Kista ini ditemukan
pada daerah caninus dan premolar bawah pada aspek bukal. Kista ini
muncul sebagai lesi yang berenggang, vesikel maupun bulla serta tidak
ada kecenderungan untuk timbul kembali.

E. Kista Dentigerous

Definisi

Kista dentigerous disebut juga sebagai kista foliuler adalah kista yang
melekat pada cervix gigi (enamel-cemento junction) dan berdekatan
dengan mahkota gigi yang unerupsi.

Gambar 2.4 Kista Dentigerous

Etiologi dan Patogenesis


Kista ini berkembang dari proliferasi enamel yang tersisa atau
pembentukan epitelium epitel. Ekspansi dari kista ini berhubungan
dengan proliferasi epitel, menghilangkan tulang (faktor resorbsi) dan
meningkatnya cairan osmolalitas kista.

Klinis

10

Kista ini sering terdapat pada gigi molar 3 yang tidak erupsi dan
ditemukan

lebih

banyak

pada

laki-laki.

Secara

radiologis,

menunjukkan gambaran unilokuler/multilokuler yang radiolusen


dengan margin kortikal yang berhubungan dengan mahkota gigi yang
tidak erupsi.

Perawatan dan Prognosa


Pengangkatan gigi penyebab dan enukleasi jaringan lunak merupakan
terapi yang sering digunakan. Bila kista meluas hingga ke mandibula
dapat dilakukan marsupialisasi. Kista ini dapat berkembang menjadi
ameloblastoma (jarang terjadi).

F. Kista Erupsi

11

Gambar 2.5 Kista Erupsi

Kista erupsi merupakan kista superficial yang terjadi pada jaringan


gingiva. Kista ini berhubungan dengan gigi yang sedang erupsi, terutama
gigi molar sulung. Kista ini disebabkan karena adanya akumulasi cairan
dalam ruangan folikular dari gigi yang

erupsi. Secara radiografi

ditemukan gigi tidak erupsi disertai folikel yang besar. Bila ada trauma,
darah bisa muncul pada ruangan ini sehingga dapat menyebabkan eruption
hematoma.
G. Kista Glandular Odontogenik

Definisi

12

Disebut juga dengan kista sialoodontogenik dengan gambaran


histologis yang menunjukkan produksi mukus tumor glandula saliva.

Gambar 2.6 Kista Glandular Odontogenik

Klinis
Banyak ditemukan pada mandibula terutama regio anterior rahang
bawah. Ekspansi kista jarang terjadi dan sering terjadi pada usia 50
tahun. Secara radiologis, kebanyakan kasus menunjukkan gambaran
multilokuler dengan ukuran lesi yang bervariasi. Batas radiografi akan
tampak jelas / sklerotik.

Perawatan dan Prognosa


13

Kista ini dapat menjadi agresif, oleh karena itu rencana pembedahan
harus memperhatikan perluasan penyakit melalui gambaran klinis dan
radiologis. Di mana tulang yang kuat disisakan dari perluasan lesi
cystic, mungkin dapat digunakan kuretasi bagian periferal atau eksisi
dari margin. Perawatan jangka panjang perlu diberikan pada kasus
yang rekuren
H. Odontogenik Keratocyst

Definisi
Kista ini disebut juga sebagai kista primordial yang biasanya
menunjukkan gambaran klinis yang agresif, rekuren dan berpotensi
untuk menjadi ganas.

Gambar 2.7 Kista Primordial

14

Etiologi dan Patogenesis


Kista ini berkembang dari sisa lamina dental pada mandibula dan
maksilla. Namun, ada yang mengatakan bahwa pembentukan asli dari
kista ini adalah adanya perluasan pada sel basal pada overlying
epitelium oral. Kista ini dapat bertambah luas karena adanya
proliferasi yang tinggi, overekspresif dari antiapoptic protein Bcl 2 dan
ekspresi dari matrix metalloproteinasis (MMPs 2 dan 9).

Klinis
o Terjadi pada mandibula (daerah sering diserang pada daerah
posterior rahang bawah dan ramus) dan maksila (daerah yang
banyak terkena pada molar 3)
o Dapat terjadi pada semua usia dengan puncak pada dekade ke 2
dan 3.
o Biasanya multiple

15

o Radiologis menunjukan batas radiolusen yang baik dengan margin


yang berwarna radioopaq tipis

Perawatan dan Prognosa


o

Bedah eksisi dengan kuretase periferal osseus (ostectomy)

Chemical cauterisasi pada kista dengan menggunakan solusi


Carnoys (biologic fixative)

Marsupialisasi dapat dilakukan pada kista yang besar supaya


kista menyusut. Lalu dilanjutkan dengan enukleasi.

10-30% kista primordial ini mengalami rekurensi karena adanya sisa


dental lamina atau kista pada perlekatan tulang ke lesi awal. Selain itu,
rekurensi juga dapat disebabkan karena adanya proliferasi kista dari
layer sel basal pada oral yang tidak dihilnagkan pada saat perlekatan
kista. Kualitas biologi yang aktual dari epitelium kista, seperti
peningkatan indkes mitotic dan faktor produksi dari resorbsi tulang
sangat berkaitan dengan keadaan rekuren. Dinding kista yang rapuh
dapat menyebabkan pengangkatan yang tidak sempurna.
Pemeriksaan lebih lanjut penting untuk dilakukan. Pasien harus
dievaluasi untuk meyakinkan apakah eksisi sudah sempurna, keratosit
baru dan ada tidaknya tanda keganasan. Kebanyakan rekurensi terjadi
5 tahun setelah perawatan.

16

BAB III
KESIMPULAN
Kista merupakan sebuah rongga patologis yang berisi

bahan berupa cairan, semicairan, gas dan bukan terbentuk akibat


akumulasi pus.

17

Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa-

sisa epithelium pembentuk gigi (epithelium odontogenik).


Klasifikasi kista odontogenik

Kista periapikal / radikular


Kista periodontal lateral
Kista botrioid odontogenik
Kista gingival
Kista dentigerous / folikuler
Kista erupsi
Kista glandular odontogenik / sialoodontogenik
Odontogenik keratocyst / primordial

DAFTAR PUSTAKA
1.

Susan, T. 2012. Kista Rongga Mulut.


Halaman 3-4
18

2.

Pusparatri, RA. 2012. Kista


Odontogenik (http://dentaluniverseindonesia.com/index.php/article/63-kistaodontogenik)

19

Anda mungkin juga menyukai