Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

HYPEREMESIS GRAVIDARUM
Program Studi Pendidikan Dokter

Disusun oleh:
Putri Ardian
11101-071

Pembimbing:
dr. May Valzon M.sc

MODUL KEPANITERAAN JUNIOR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2015

BAB I
ILUSTRASI KASUS
a. Indentitas
Nama

: Ny. RP

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 32 tahun

Alamat

: Jl. Pesantren Al-Ikhwan No. 48 Kulim

Agama

:-

Pekerjaan

:-

Pendidikan

:-

Tanggal masuk

: 14 Januari 2015

Mondok di bangsal

: kelas I

Nomor CM

:-

Nama suami

: Tn. R

Pendidikan

:-

b. Anamnesis
Diberikan oleh

:-

Keluhan

: Ny. RP berusia 32 tahun G2P1A0H1 datang ke RSIA Zainab dengan


keluhan mual dan muntah terus menerus sejak awal kehamilan.
Keluhan disertai nyeri ulu hati. Riwayat asma (-), darah tinggi (-),
jantung (-), TB (-). Dari hasil pemeriksaan dokter ditemukan TD
110/80 mmHg, nadi 81 x/menit, suhu 36 , RR 20x/menit. Dokter
memutuskan memperbaiki keadaan umum, menyarakan dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan USG.

Riwayat perkawinan
Kawin

:-

Umur waktu kawin

:-

Umur suami waktu kawin

:-

Lama perkawinan

:-

Riwayat menstruasi
menarche

:-

Menstruasi

:-

Jumlah darah menstruasi

:-

Rasa sakit saat menstruasi

:-

Perdarahan di luar siklus

:-

HPM

:-

Riwayat fertilitas
Riwayat kehamilan sekarang
HPM

:-

HPL

:-

Mual-mual

:+

Sesak nafas

:-

Gangguan BAK/BAB

:-

Hipertensi

:-

Kejang

:-

Riwayat keluarga berencana

:-

c. Pemeriksaan fisik
Status generalis
KU

: tampak sakit sedang

Vital sign

: TD 110/80 mmHg, suhu 36, RR 20x/menit, nadi 80x/menit.

Berat badan

:-

Gizi

:-

Kepala

:-

Leher

:-

Dada

:-

Abdomen

: nyeri ulu hati (+)

Extremitas

: akral hangat, CRT <2 detik

Status obstetri
Inspeksi

:-

Palpasi

: Leopold I
Leopold II

::-

Leopold III : Leopold IV : Auskultasi

:-

Vaginal Toucher

:-

Lain-lain

: His : TBJ : -

Periksa I
Umur kehamilan (minggu)

14-15 minggu

TFU
Presentasi
Letak anak dan turunnya bagian
bawah
Punggung
DJJ
Edema
Tekanan darah (mmHg)
Berat badan (kg)

d. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Hb

: 12,8 g/dl

AL

:-

Hmt

:-

LED

:-

AT

:-

Leukosit

: 7.5 103/mm3

Bilirubin total

:-

Bilirubin direk

:-

Bilirubin indirek

:-

Protein total

:-

Albumin

:-

Masa pendarahan (duke)

:-

Masa pembekuan

:-

110/80 mmHg

HJL

:-

Globulin

:-

SGOT

:-

SGPT

:-

Alkali phospatase

:-

Ureum

:-

Creatinin

:-

Uric

:-

Malaria

:-

Golongan darah

:-

Rhesus

:-

Urin

:-

pH

:-

albumin

:-

gula

:-

urobilin

:-

BJ

:-

Keton

:-

Darah samar

:-

Epitel

:-

Leukosit

:-

Eritrosit

:-

USG

: Janin dalam keadaan hidup

Radiologi

:-

e. Diagnosis

: hiperemesis gravidarum

f. Prognosis

g. Terapi

: Infus RL:D5 (1:1)


Ranitidin 3x1
Antasid syr 3x1
Bedrest

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hiperemesis Gravidarum
No. ICPC II

: W05 Pregnancy vomiting/nausea

No ICD X

: O21.0 Mild hyperemis gravidarum

Tingkat Kemampuan: 3B

2.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu1,2. Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50% kehamilan.
Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti
gejala penyakit appendisitis, pielitis, dan sebagainya. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Mual dan muntah ini terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida1.

2.2 Klasifikasi1,2
Klasifikasi hiperemesis gravidarum secara klinis dibagi menjadi 3 tingkatan, antara
lain :
a. Tingkat 1
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat
badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan
empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 x/mnt, dan tekanan
darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urin
sedikit tetapi masih normal.

b. Tingkat 2
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebris, nadi cepat lebih dari 100-140 x/mnt, tekanan darah sistolik menurun, apatis, kulit
pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat
menurun.
c. Tingkat 3
Walaupun kondisi tingkat 3 sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan
kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin.

2.3 Manifestasi Klinis


Keluhan
Mual dan muntah
hebat

Gejala klinis
a. Amenore yang
disertai muntah yang
hebat
b. Nafsu makan turun
c. Berat badan turun
d. Nyeri epigastrium

Faktor Risiko
Belum diketahui
secara pasti namun
diperkirakan erat
kaitannya dengan
faktor endokrin,
biokimiawi, dan
psikologis.

Faktor Predisposisi
a. Faktor adaptasi
dan hormonal
b. Faktor organik
c. Alergi
d. Faktor psikologik

e. Lemas
f. Rasa haus yang hebat
g. Gangguan kesadaran

2.4 Pemeriksaan fisik2


a. Pemeriksaan tanda vital: nadi meningkat 100x/mnt, tekanan darah menurun (pada keadaan
berat), subfebris, dan gangguan kesadaran (pada keadaan berat).
b. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi: mata cekung, bibir kering, turgor berkurang.
c. Pemeriksaan generalis: kulit pucat, sianosis, berat badan turun > 5% dari berat badan
sebelum hamil, uterus besar sesuai usia kehamilan, pada pemeriksaan inspekulo tampak
serviks yang berwarna biru.

2.5 Pemeriksaan penunjang2


Pemeriksaan laboratorium
a. Darah : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit.
b. Urinalisa : warna pekat, berat jenis meningkat, adanya ketonuria, dan proteinuria

2.6 Diagnosis1

Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.

Fungsi vital: nadi meningkat 100 x/menit, tekanan darah menurun pada keadaan
berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma)

Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada VT
ditemukan uterus membesar sesuai besar kehamilan, konsistensi lunak, pada
pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide).

Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk


mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar atau kehamilan molahidatidosa.

Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, bedan
keton dan proteinuria.

Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi
psikologi.

2.7 Diagnosis Banding


a. Ulkus peptikum
b. Apendisitis akut
c. Inflammatory bowel syndrome
d. Acute Fatty Liver
e. Diare akut

2.8 Komplikasi
a. Komplikasi neurologis
b. Stress related mucosal injury, stress ulcer pada gaster
c. Jaundice
d. Disfungsi pencernaan
e. Hipoglikemia
f. Malnutrisi dan kelaparan
g. Komplikasi potensial dari janin
h. Kerusakan ginjal yang menyebabkan hipovolemia
i. Intrauterine growth restriction (IUGR)

2.9 Penatalaksanaan
a. Mengusahakan kecukupan nutrisi ibu dengan menganjurkan makan makanan yang banyak
mengandung gula
b. Makan porsi kecil, tetapi lebih sering
c. Menghindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
d. Istirahat cukup
e. Defekasi yang teratur
f. Farmakologis:
Penanganan awal diberikan :
1. H2 Blocker per oral/IV.
2. Piridoksin 10 mg per oral tiap 8 jam.
3. Anti emetik IV.
4. Berikan cairan intravena sesuai derajat dehidrasi.

5. Berikan suplemen multivitamin (B kompleks) IV

Konseling dan Edukasi


a. Memberikan informasi kepada pasien, suami, dan keluarga mengenai kehamilan dan
persalinan suatu proses fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah usia kehamilan 4 bulan.

Kriteria Rujukan: Pasien dirujuk setelah mendapat penanganan awal.

2.10 Prognosis
Prognosis umumnya bonam dan sangat memuaskan jika dilakukan penanganan dengan baik.
Namun jika tidak dilakukan penanganan yang baik pada tingkat yang berat, kondisi ini dapat
mengancam nyawa ibu dan janin.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan edisi Keempat Cetakan ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, 2011.


2

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes Nomor 5 tahun 2014 tentang

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Anda mungkin juga menyukai