DAFTAR ISI
Pasal 1.
Pasal 2.
Pasal 3.
Pasal 4.
Pasal 5.
Pasal 6.
Pengukuran ......................................................................................................
Pasal 7.
Pasal 8.
Pasal 9.
Pasal 10.
Pasal 11.
13
Pasal 12.
14
Pasal 13.
15
Pasal 14.
16
Pasal 15.
17
Pasal 16.
18
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas.
maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional
yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar
Persyaratan Teknis dan Negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.
PASAL 2
MEREK-MEREK DAGANG
Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang
disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan
terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat persetujuan
Direksi atau Konsultan Pengawas.
Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan
yang sama, maka Pemborong diharuskan untuk dapat menyediakan salah satu dari padanya
sesuai dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.
PASAL 3
DATA UMUM LAPANGAN KERJA
3.1.
TITIK-TITIK UKUR
Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran seternpat,
yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan Proyek seperti yang direncanakan dalam gambargambar grading dan seperti yang disetujui Ahli.
4.
5.
PEMBERSIHAN
Padatkan sesuai dengan Instruksi Direksi atau Konsultan Pengawas. Penimbunan dan
timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, harus dari bahan
galian pekerjaan ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau
bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.
c. Perlindungan Terhadap Air
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui
Direksi atau Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air
yang dapat mengganggu atau merusak semua pekerjaan galian atau urugan.
d. Penghamparan dan Pernadatan
Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm gembur,
agar dapat mengatur kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah urugan
harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan.
8.4. PERMUKAAN TANAH
Sebelum memulai suatu penggalian, Pemborong harus memeriksa permukaan tanah, baik
setempat maupun garis transisi yang tertera dalam kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai
Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas, jika tidak
maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
8.5.
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti
yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana. Tinggi lantai
ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/selesai dibangun, sehingga
dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.
PASAL 9
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu kali sesuai dengan
gambar dan persyaratan disini.
9.2. BAHAN-BAHAN
1. Batu
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak. dan cara pengerjaannya
harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal.
2. Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat timbris
tangan terbuat dari logam atau stamper.
3. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir.
9.3.
PEMASANGAN
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus dipasang
diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk mendapatkan massa yang kuat
dan integral di beberapa sisi luar dan dalam. batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu
dibentuk menjadi bidang luar sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli. Ankor/Stek
dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan adukan 10 cm sekelilingnya,
sedalam 20 cm tiap 1 m dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.
PASAL 10
PEKERJAAN BETON
10.1. KETENTUAN UMUM
1.
2.
3.
4.
Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81 atau ASTM C150 dan produksi dari satu merk / pabrik.
b. Pemborong harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan "manufacture's test certificate " yang
menyatakan memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk
mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa
alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dan proyek
dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
2. Agregat Kasar:
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai
menurut NI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk
kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari
volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50 % kehilangan
berat menurut test mesin Los Angeles (L A).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai
gradasi seperti berikut:
Saringan
1
3/8
No.4
Ukuran
25,00 mm
20,00 mm
95,00 mm
4,76 mm
% Lewat Saringan
100
90 - 100
20 55
01
Hasil crushing test dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton
yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada direksi atau konsultan
pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
16.3. AgregatHalus :
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu
dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung
lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI - 2 pasal 3 bab 3,
sebagai referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan partikelpartikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:
Saringan
Ukuran
% Lewat Saringan
3/8
No. 4
No. 8
No. 16
No. 30
No. 50
No. 100
No. 200
9,5 mm
4,76 mm
2,39 mm
1,19 mm
0,19 mm
0,297 mm
0,149 mm
0,074 mm
100
90 100
80 100
50 85
25 65
10 30
5 10
05
16.4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air
bersih yang dapat diminum. atau seperti NI - 2 pasal 6 Bab 3.
16.5. Baja tulangan :
a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja polos dan baja ulir dimana harus
memenuhi persyaratan SKSNI, dengan tegangan leleh karakteristik () = 2400
kg/cm2 atau baja U 24, (Tau) = 3900 kg/cm2 atau baja U32, pembcri tugas atau
konsultan pengawas bila diperlukan, akan mclakukan pengujian test tegangan tarikputus dan " Bending" untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya pemborong.
b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan
penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
c. Kawat ikat berukuran. minimal 1 mm.
d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada tempat
terpisah dan diberi tanda yang jelas.
16.6. Bahan pencampur:
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi atau Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan
percobaani-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan
pencampur (admixture) tersebut.
16.7. Cetakan Beton:
Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau multiplek tebal
minimal 18 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tersebut dalam SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Direksi atau Konsultan
Pengawas.
10.4. MUTU BETON
1.
Jenis Pekerjaan
Kolom praktis, ring balk
Semua struktur beton & plat beton
2.
3.
Slump
maks. (cm)
12,5
15,0
9,0
7,5
Slump
min. (cm)
5,0
7,5
2,5
5,0
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi, maka harga
tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak boleh melebihi 15
cm.
2.
3.
4.
5.
2.
Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih
dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang
akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik,
plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
3.
4.
5.
Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan
spesi mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus dibuang
dari semua bagian-bagian yang akan dicor.
Pemborong harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran tidak memakai bekisting kayu maka dasar permukaan yang
akan dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan
sebelum pengurugan dilakukan.
10. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka pemborong wajib
memfinishnya tanpa pekerjaan tambah.
10.8. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10
11
Semua angkur, baut pipa dan benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam
beton, harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotorankotoran lain pada saat pengecoran.
Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru
boleh dicor.
12
4.
5.
Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu
hari dengan volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.
Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus 15 x
15 x 15 cm. Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera
dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji
lainnya hasil rata-rata dan ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata
harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 225 kg/cm2 untuk mutu beton K
225, tidak boleh ada satu benda uji yang hasil tesnya lebih kecil dari =160 kg/cm2.
Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatann yang sama dengan keadaan sebenamya.
Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan
ditutup dengan karung basah selama 24 jam.
2.
Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32 derajat Celsius. Bila suhu
dari beton yang ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius, maka beton
harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung dicor.
Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu
beton melebihi dari 32 derajat Celsius, maka pemborong harus mengambil
langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat atau mengecor
pada waktu malam hari.
10.17. PERIZINAN
1.
2.
Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai dengan
persyaratan berlaku.
13
2.
3.
Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas, maka Direksi
atau Konsultan Pengawas dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada di pasaran
lokal dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukannya.
Adukan/spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1 semen : 4 pasir.
Spesi khusus berupa "trasraam" dengan campuran 1 semen : 2 pasir digunakan
mulai permukaan beton sloof sampai setinggi 20 cm diatas pemukaan lantai,.
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi atau
Konsultan Pengawas dan Persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah
didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi atau Konsultan
Pengawas guna keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai akan ditolak dan
segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
14
3.
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu
dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan. Hanya sebuah merk dari satu
jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.
Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam,
dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air
kerja atas biaya sendiri.
12.3. PERENCANAAN
1.
2.
12.4. PELAKSANAAN
1.
2.
3.
Umum
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yaug memadai.
Bersihkan semua permukaani yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Direksi atau Pengawas, dengan tebal
plesteran, kecuali bila dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan toleransi minimum
13 mm dan maksimum 25 mm.
Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat
dilaksanakan bila ada izin dari Direksi atau Pengawas.
Pelaksanaan Adukan/Plesteran
1. Adukan pasangan bata : lihat Pekerjaan Pemasangan Bata.
2. Plesteran : Plesteran ke dinding batu bata biasa.
PASAL 13
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
15
PASAL 14
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA BAJA
14.1. PEKERJAAN KUSEN BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya,
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlight
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syaratsyarat dari pekerjaan baja serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
b. Konstruksi kusen pintu baja yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
c. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
d. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating warnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan.
16
b.
Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup.
rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
e. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate setebal
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/m2.
g. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.
h. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan kedap udara.
i. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN
18.1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh pennukaan dinding,
logam serta permukaan-permukaan lain sesuai dengan gambar-gambar serta yaiig
ditunjukkan Direksi atau Konsultan Pengawas.
18.2. BAHAN-BAHAN
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah setara produksi
PACIFIC PAINT atau yang setaraf. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan
Cat khusus luar. Warna ditentukan kemudian.
18.3. PERSETUJUAN AHLI
Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan.
Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap
dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.
18.4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang
dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
17
MATERIAL
Material yang digunakan dalam sistem pengolahan air limbah dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Direksi.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Direksi sebelum
dilakukan pemasangan.
Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.
Sistem penangkal petir yang dipakai adalah :
a. Grease Trap
Grease trap yang digunakan adalah jenis Rectangular Baffled dengan kapasitas
maksimal 5 m3, dan terbuat dari bahan beton bertulang.
b. Bio Filter system
Bio Filter System yang digunakan adalah jenis Rectangular Baffled dengan free
board 20 cm dan terbuat dari bahan beton bertulang yang dilengkapi dengan
Honey Comb dengan kapasitas 6 m3.
c. Blower Unit :
Tipe yang digunakan adalah jenis RSS-40 Lobe Blower dengan kapasitas 1,14
m3/menit.
d. Filter Pump
Jenis yang digunakan adalah Centrifugal Vertical Multistage dengan kapasitas
maksimum 7,0 m3/jam.
e. Pressure Sand Filter
Jenis yang digunakan adalah BHF SF 7.0 dengan kapasitas maksimum 7,0
m3/jam.
f. Pressure Carbon Filter
Jenis yang digunakan adalah BHF CF 7.0 dengan kapasitas maksimum 7,0
m3/jam.
g. Tangki Panel
Tangki Panel yang digunakan adalah menggunakan bahan Fiberglass Reinforced
Plastic (FRP) model panel dengan kapasitas 6,0 m3.
18
19