Anda di halaman 1dari 33

PBPAB

Pertemuan 9 -10
Semester Ganjil T.A. 2014/2015
20 Desember 2014

Pengolahan Limbah Cair Industri


Pilihan urutan dan unit pengolahan bervariasi bergantung sistem
yang menghasilkan limbah cair, karakteristik limbah cair dan baku
mutu limbah cair.
Baku mutu limbah cair (sering) spesifik untuk masing masing
industri.
Disarankan melakukan studi acuan (benchmarking) kepada industri
sejenis yang menghasilkan limbah cair dengan karakteristik
sejenis/mirip.
Dari hasil benchmarking, bisa dijadikan acuan untuk desain namun
harus diingat bahwa sebagian besar pengolahan limbah industri
bersifat unit karena karakteristik efluen dan efisiensi pengolahan
dipengaruhi berbagai faktor.

Mengapa Limbah Cair Industri Perlu Diolah?

Polutan spesifik industri untuk mengurangi risiko penurunan kualitas


badan air penerima, baik dari aspek fisika (bau, rasa, suhu, estetika)
maupun aspek biokimia dan kesehatan, antara lain:

Padatan terlarut untuk mengurangi risiko habisnya oksigen terlarut di badan air
penerima.
Padatan melayang untuk menghindari penumpukan padatan atau pembentukan lumpur
di badan air penerima yang dapat berakibat turunnya kadar oksigen terlarut.
Logam berat, sianida dan senyawa organik beracun berakibat buruk terhadap rantai
makanan di badan air penerima maupun rantai makanan selanjutnya.
Warna dan kekeruhan penurunan kualitas fisik badan air penerima
Nutrien berpotensi mengurangi kualitas badan air penerima melalui pertumbuhan
tumbuhan yang berpotensi menutupi badan air penerima (eutrofikasi)
Senyawa refraktori relatif nonbiodegradable, jika toksik (beracun) membutuhkan
pengolahan lanjut sebelum memasuki badan air penerima.
Mikropolutan perusak endokrin berakibat buruk terhadap rantai makanan di badan air
penerima maupun rantai makanan selanjutnya
Minyak penurunan kualitas fisik dan kimia badan air penerima.
Material mengapung penurunan kualitas fisik dan kimia badan air penerima.
Bahan volatil (mudah menguap) pencemaran udara

Pemenuhan peraturan (compliance) contohnya pemenuhan baku mutu,


pemeringkatan lingkungan, perizinan dan lain lain.

Karakteristik Limbah Cair Jenis Polutan dan Contohnya

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-60

Karakteristik Limbah Cair - Padatan

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-62

Karakteristik Limbah Cair rasio BOD, COD dan TOC

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-62

Karakteristik Limbah Cair Nutrien (hara)

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-63

Minimisasi Limbah Cair Industri


Sebelum Proses Produksi
Mengganti bahan baku (contohnya dengan bahan baku yang kurang beracun).
Melaksanakan prosedur perawatan pencegahan (preventive maintenance).
Mengevaluasi penggunaan unit operasi dan proses serta peralatan dan utilitas
pendukung memilih peralatan dan proses produksi yang menghasilkan sedikit
limbah.
Merubah/menyederhanakan alur produksi (lean management) sehingga
menghasilkan lebih sedikit limbah.

Selama Proses Produksi


Melakukan monitoring rutin terhadap unit operasi, proses dan peralatan yang
menghasilkan limbah.
Meminimasi sumber sumber kebocoran dan tumpahan.
Melakukan tatalaksana pemeliharaan yang baik.

Daur Ulang dan Pemanfaatan Limbah Cair


Mengidentifikasi potensi daur ulang dan pemanfaatan limbah cair.
Mengidentifikasi nilai ekonomi limbah cair yang dihasilkan.
Aplikasi daur ulang (contohnya close loop) dan pemanfaatan untuk tujuan lain
(contohnya untuk irigasi lahan).

Hal utama yang dipertimbangkan dalam pemilihan


sistem pengolahan limbah industri
Karakteristik limbah cair yang dihasilkan
Baku mutu
Aturan dan Perizinan
Biaya
Kemungkinan pengembangan/peningkatan kapasitas di
masa mendatang
Potensi nilai tambah limbah cair melalui daur ulang atau
pemanfaatan kembali untuk tujuan lain.

Contoh Konseptual Pemilihan Urutan Pengolahan Limbah


Cair Industri dengan Pengolahan Biologis

Sumber: Eckenfelder, 2000

Hubungan Umum Sistem Pengolahan (Akseptor Elektron),


Kekuatan Limbah Cair dan Tipe Pengolahan

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-68

Contoh Suspended Growth System dan


(Fix) Attached Growth System

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-68

Kinerja Berbagai Proses Anaerobik Pada


Beberapa Jenis Limbah Industri

FBR = fixed bed reactors

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-75

Komparasi MLVSS dan Luas Permukaan (Surface Area)


Berbagai Jenis Pengolahan Biologis

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-76

Fluidized Bed Reactors

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-76

Pilihan Teknologi Pengolahan Untuk Limbah Cair


Beracun (Toksik)
Bahan organik beracun, contohnya dengan:

Insinerasi, dikumpulkan ke pengumpul B3 sebelum diinsinerasi (kalau diminta regulasi)


Adsorpsi karbon aktif
Ozonisasi atau teknik oksidasi lain
Ion exchange (contohnya polymeric resins)
Reverse osmosis atau teknologi membran lainnya
Pengolahan anaerobik (anaerobik treatment)

Logam berat, contohnya dengan:

Presipitasi
Oksidasi reduksi
Filtrasi
Ion exchange

Senyawa organik volatil dan ammoniak, contohnya dengan:

Air stripping, steam stripping

Resin Ion Exchange Selektif

Sumber: Perrys Chemical Engineering Handbook, 7th edition, 1999 page 25-77

Pembahasan Tugas
Karakteristik Limbah Industri
Sistem dan urutan pengolahan
Kendala dan Pemeliharaan

Contoh pengolahan Limbah Cair Industri


dari Tugas Sebelumnya

Manajemen Konstruksi
dan
Manajemen Konstruksi IPAL

Jasa Konstruksi Teknik Lingkungan


Profesi teknik lingkungan merupakan salah satu profesi
yang terkait dengan jasa konstruksi.
Ahli konstruksi teknik lingkungan yang bekerja di bidang
ini nantinya diharapkan memiliki sertifikasi profesi (ahli
konstruksi teknik lingkungan).
Untuk teknis dan tata cara sertifikasi profesi, silahkan
mengakses situs IATPI (Ikatan Ahli Teknik Penyehatan
dan Lingkungan Indonesia) dan LPJKN (Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional).

Jenis Industri dan Industri Jasa Konstruksi


Industri barang/manufaktur memproduksi barang bagi
konsumen
Industri Jasa menghasilkan jasa bagi konsumen
Industri Jasa Konstruksi dalam proses produksinya
menghasilkan barang namun hakikatnya adalah menjual
jasa kepada konsumen.
Industri Jasa Konstruksi menjual jasa dengan
memproduksi barang (barangnya milik konsumen).
Catatan: Namun, secara luas industri jasa konstruksi meliputi jasa desain dan
perencanaan konstruksi, konstruksi, jasa pengawasan konstruksi dan jasa konsultasi
konstruksi.

Jenis Industri dan Industri Jasa Konstruksi


INDUSTRI JASA

Produk non fisik


Dijual lebih dahulu, baru diproduksi (dan bersamaan dikonsumsi).

INDUSTRI MANUFAKTUR

Hasil produksi berupa produk fisik.


Proses pemberian nilai tambah pada bahan baku menjadi produk.
Umumnya diproduksi terlebih dahulu baru dijual (kecuali pesanan).

INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Ditawarkan/dijual dahulu baru diproduksi.


Hasil produksi berupa produk fisik.

Ciri Ciri Khusus dan Konsekuensi Bisnis


Konstruksi (Asiyanto, 2005)
Lokasi produksi tidak tetap (umumnya bersifat
proyek) mobilitas sumber daya tinggi.
Waktu produksi tidak tetap kesiapan operasi
yang tinggi.
Bentuk produk tidak tetap kreativitas dan
kemampuan adaptasi yang tinggi.
Sulit dipastikan titik impasnya pengendalian
biaya yang sifatnya terus menerus dan/atau
diversifikasi risiko

Proyek dan Non Proyek


Proyek kegiatan yang bersifat temporer (ada
jangka waktu mulai sampai selesai) dan unik.
Operasional rutin kegiatan yang berulang dan
mirip dengan yang sebelumnya.
Definisi menurut PMBOK (Project Management
Body of Knowledge):
Project temporary, unique, embrace progressive
elaboration temporary endeavour undertaken to produce
a unique product or service
Operations ongoing, repetitive, do not fit all the criteria of
a project

Proyek dan Non Proyek


Definisi menurut PMBOK (Project Management Body of
Knowledge):
Project temporary, unique, embrace progressive elaboration
temporary endeavour undertaken to produce a unique product or
service
Operations ongoing, repetitive, do not fit all the criteria of a
project
Unique new undertaking, unfamiliar ground
Temporary definitive beginning and end
Proyek adalah usaha untuk menghasilkan sebuah barang atau jasa
yang unik dalam jangka waktu tertentu.

Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan perbaikan berkesinambungan (PDCA)
dalam kegiatan konstruksi untuk mencapai tujuan proyek
konstruksi.
Manajemen konstruksi merupakan bagian dari
manajemen proyek konstruksi.

Kegiatan Utama Dalam Manajemen Proyek


Konstruksi
Pemasaran mencari konsumen, mengikuti pra
kualifikasi,
mengikuti
kualifikasi,
memperoleh
penunjukan
Penganggaran survey lokasi, estimasi biaya per item
dan kegiatan, menentukan mark up untuk marjin yang
diinginkan.
Produksi perencanaan konstruksi, pelaksanaan dan
pengawasan konstruksi, uji coba dan penyerahan
bangunan, jaminan pemeliharaan dalam jangka waktu
tertentu setelah penyerahan

Pola Hubungan Pemasaran dan Produksi dalam Bisnis Konstruksi (Asiyanto,


2005, dengan modifikasi)

Jenis Jenis Kontrak Konstruksi


Dilihat dari ruang lingkup pekerjaan kontraktor
Kontrak konvensional hanya melaksanakan pekerjaan konstruksi saja,
atau desain saja, atau manajemen konstruksi saja, atau pekerjaan lain
yang merupakan bagian proyek keseluruhan.
Kontrak desain dan build kontrak dengan ruang lingkup termasuk
desain dan pelaksanaan
Kontrak EPC (Engineering, Procurement, Construction) mendesain,
mengadakan, membangun, menguji coba owner terima jadi
Kontrak phased construction/fast tracking konstruksi langsung
berjalan sebelum desain selesai keseluruhannya.
Konsesi setelah kontraktor membangun fasilitas dimaksud, kontraktor
dapat konsesi, contohnya bisa berupa:

BOT (Built, operate, and transfer) dibangun dan dioperasikan kontraktor, setelah jangka waktu tertentu
diserahkan ke owner
BOO (Built, Operate, and own)
Jasa operasi kontraktor mendapat pembayaran dari jasa operasi bangunan yang dibangunnya selama
jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.
Production sharing --> varian dari jasa operasi, kontraktor memperoleh pembayaran dari hasil produksi
fasilitas yang dibangunnya selama jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.

Kombinasi atau varian dari beberapa jenis kontrak di atas, bergantung


perjanjian antara kontraktor dengan owner proyek.

Jenis Jenis Kontrak Konstruksi


Dilihat dari sistem pembayaran kontraktor:
Cost plus fee kontraktor mendapat fee, sementara total biaya sebelum fee
menjadi tanggung jawab owner
Harga tetap nilai kontrak tidak berubah, risiko perubahan harga pokok pekerjaan
menjadi risiko kontraktor.
Harga satuan tetap harga satuan pekerjaan tetap, kontraktor dibayar
berdasarkan volume pekerjaan.
Persentase biaya (kontrak persentase) kontraktor dibayar berdasarkan
persentase biaya konstruksi.
Variasi dari beberapa hal tersebut bergantung perjanjian antara kontraktor dengan
owner

Dilihat dari periodisasi proyek


Kontrak tahun tunggal
Kontrak tahun jamak

Teknis Pelaksanaan Proyek Oleh Kontraktor


Kontraktor tunggal
Kerjasama
Bisa berupa hubungan kontraktor utama dan sub kontraktor.
Sharing/Cooperative pembagian pekerjaan, biaya dan
keuntungan antara beberapa kontraktor
Join venture sejumlah kontraktor bergabung membentuk anak usaha
bersama untuk mengerjakan proyek tersebut.
Konsorsium membentuk konsorsium antar beberapa kontraktor dengan
tanggung jawab ke owner dan ke sesama kontraktor bergantung
kesepakatan

Hal Kunci Dalam Bisnis Konstruksi


Mencari dan membangun portofolio pengalaman jasa
konstruksi modal utama dalam pemasaran.
Ingat, bahwa ciri proyek bersifat unik.

Anda mungkin juga menyukai