Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

BAGIAN RADIOLOGI

Nama

: Fitri Apriliani

Stambuk

: J 111 09 102

Pembimbing : drg.Muliaty Yunus,M.Kes

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

OSTEOSARKOMA
Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarcoma adalah suatu neoplasma ganas yang berasal
dari sel primitif(poorly differentiated cells) di daerah metafise tulang panjang pada anak-anak.
Disebut osteogenik oleh karena perkembangannya berasal dari seri osteoblastik sel mesensim
primitif. Osteosarkoma merupakan neoplasma primer dari tulang yang tersering nomer setelah
myeloma multiple.
Neoplasma biasanya muncul sebagai suatu lesi yang tunggal, bisa terjadi pada maksila dan
mandibula.
Penggolongkan osteosarkoma ke dalam tiga subklas yaitu: osteolitik, osteoblastik, dan
telangiektatik.
1. Osteolitik osteosarkoma
Jenis ini lebih sering pada orang dewasa, sifat regenerative dari tulang lebih lemah dibandingkan
pada usia muda. di sini terjadi kerusakan tulang dan diganti dengan jaringan tumor yang terdiri
dari sel-sel yang tidak terbentuk sempurna, zat-zat intercelular dihasilkan kemudian tulang rawan
atau myxomatous atau jaringan fibrous atau semua jaringan bergabung.
2. Osteoblastik osteosarkoma
Pada jenis ini produksi tulang meningkat. Lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa
muda.Tampak pembentukan periosteal yang tampak seperti tangkai-tangkai, spikula-spikula atau
lamellae yang membentang dalam arah vertikal dari tulang sampai ke batas luar dari tumor.
Dalam gambaran radiografi, tampak sebagai gambaran seperti sun-ray effect. Gambaran ini
bukan merupakan gambaran yang khas pada osteosarkoma, gambaran ini juga dapat ditemukan
pada tumor-tumor yang lain dan adakalanya dijumpai pada infeksi kronis tulang yang ringan.
Jenis osteoblastik bukan merupakan tumor ganas pada mandibula seperti di tulang-tulang yang
lain.
3. Telangiektatik osteosarkoma
Menurut Ewing, tumor ini ditandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah dan sinus-sinus
darah yang banyak digolongkan sebagai teleangiektatik osteosarkoma. Berkembang dengan
cepat, menghancurkan tulang, mengakibatkan fraktur, periosteum perforasi dengan cepat dan
bercabang melalui otot dan jaringan lunak.
Etiologi osteosarkoma
Etiologi osteosarkoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai macam faktor
predisposisi sebagai penyebab osteosarkoma. Adapun faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan osteosarkoma antara lain:
1. Trauma
Osteosarkoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya trauma.
Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama karena tulang yang
fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan osteosarkoma.

2.Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosisjuga diduga
merupakan penyebab terjadinya osteosarkoma ini. Salah satu contoh adalah radium. Radiasi
yang diberikanuntuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal, fibrous displasia, setelah 340 tahun dapat mengakibatkan osteosarkoma.
3.Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberkulosis mengakibatkan 14 dari 53
pasien berkembang menjadi osteosarkoma.
4.Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarkomabarudilakukan pada
hewan,
sedangkan
sejumlah
usaha
untuk
menemukan
onkogenik
viruspadaosteosarkomamanusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan
adanya partikel seperti virus pada selosteosarkoma dalam kultur jaringan.
Bahan kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan besarnyaukuran
tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarkoma selama masa pubertas. Hal ini
menunjukkan bahwa hormon seks penting walaupun belum jelas bagaimana hormon dapat
mempengaruhi perkembangan osteosarkoma.
Tanda dan Gejala Osteosarkoma
Gejala dan tanda biasanya dapat terjadi seminggu atau sebulan sebelum pasien didiagnosa.
Gejala umum:
Adanya rasa sakit, ketika beraktifitas
Penderita osteosarkomaakan merasakan nyeri pada tulangnya pada saatmalam hari.
Penderita osteosarkomasering jatuh
Bengkak, tergantung besar dan lokasi lesi
Faktor herediter Gejala sistemik
Demam
Berkeringat pada malam hari (biasanya terjadi pada penderita tuberculosis yang menggunakan
thorium sebagaiobat )Pemeriksaan secara fisik biasanya dilakukan untuk mengetahui tumor
primer antara lain:
Palpasi, adanya massa yang lunak dan panas.
Adanya pergerakan
Respiratori, auskultasi yang tidak normal.
Gambaran Radiografis
Secara radiografi, osteosarcoma kemungkinan memperlihatkan gambaran radiografi radiolusen
secara keseluruhan, campuran radiolusen dan radiopak, atau sedikit radiopak serta adanya
gambaran berupa sunburst atau sunray, serta tanda-tanda lain dari kerusakan tulang.
Perawatan yang paling umum dilakukan adalah dengan pembedahan yang sering dikombinasikan
dengan pemakaian kemoterapi.

ODONTOMA
Odontoma adalah malformasi atau lesi perkembangan hamartoma non-agresif yang berasal
dari odontogenik, terdiri dari email, dentin, sementum dan jaringan pulpa (oleh karena itu disebut
juga campuran yang terdiri dari multiple atau lebih dari satu tipe). Ada dua tipe odontoma, yaitu
odontoma compound dan odontoma complex. Odontoma compound mempunyai struktur yang
mirip dengan gigi kecil atau denticle, diskrit, terbungkus di dalam fibrous connective tissue
stroma(stroma jaringan ikat berserabut). Sedangkan odontoma complex terdiri dari campuran
atau massa tak teratur dari jaringan keras dan lunak odontogenik yang matang dan
berdiferensiasi secara buruk sebagai email, dentin atau sementum sehingga tidak memiliki
kemiripan dengan gigi.
Odontoma biasanya tampak sebagai massa radiopaque yang padat. Tetapi kadang-kadang lesi
ini dapat ditemukan secara tidak kebetulan apabila ciri-ciri klinisnya sudah terlihat ekspansi
tulang, nyeri dan pergeseran gigi atau gigi normal yang tidak erupsi.

Pengobatan pilihan ialah dengan pengambilan lesi secara bedah pada semua kasus, diikuti
dengan pemeriksaan secara histopatologi untuk mengkonfirmasi diagnosa.
Sebuah keadaan yang jarang terjadi ialah erupsi secara spontan odontoma ke dalam rongga
mulut, yaitu, tereksposnya tumor melalui mukosa oral. Keadaan ini dapat menyebabkan nyeri,
inflamasi pada jaringan lunak sekitar, atau infeksi yang menyebabkan supurasi. Penelitian ini
memaparkan tiga orang pasien dengan erupsi odontoma pada mulut, dan dikaji berdasarkan
literatur, dengan tujuan untuk mendefinisikan karakteristik utama dari lesi ini.
KISTA ERUPSI
Kista erupsi ini terjadi pada gigi yang hendak erupsi dan di tutupi lapisan mukosa. Kista
berkembang sebagai hasil dari pemisahan trem dental folikel sekitar mahkota gigi erupsi yang
masih berada dalam jaringan lunak diatas tulang alveolar. Jika kista ini meluas kesebelah sisi
yang sedang erupsi itu dan tidak hanya terdapat pada permukaan gigi tersebut, maka kista ini
disebut kista dentigerous. Pada lapisan epitel yang mengelilinginya terdapat jaringan pengikat
fibrous yang mengandung sel-sel inflamasi. Sering terdapat pada gigi desidui atau gigi molar
permanen yang hendak erupsi.

Kista erupsi dapat berkembang dalam hubungan dengan gigi susu yang sedang erupsi.Rongga
folikular yang normal di sekitar mahkota mengembang karena pengumpulan
cairan jaringan atau darah, membentuk sejenis kista dentigerous . Kista erupsi terjadi paling
sering pada permukaan oklusal yang lebar di gigi- gigi molar susu. Mula-mula terdapat
daerah kebiru-biruan pada gigi yang sedang erupsi, dankemudian terjadi kemerahan dan
pembengkakan mukosa. Pembesaran kista menyebabkan tergigit oleh gigi-gigi lawannya,
dan hal ini menambah rasa tidak enak pada anak. Kista akanhilang dengan sendirinya seiring
erupsi gigi ke rongga mulut.
Gambaran klinis :
1.kista erupsi menyebabkan pembengkakan yang licin di atas gigi yang sedang erupsi,yang bisa
mempunyai warna gingival yang normal,ataupun biru.
2. biasanya tanpa nyeri kecuali jika terinfeksi.
3.lunak dan berfluktuasi
4.kadang-kadang terdapat lebih dari satu kista
Gambaran radiologi
Kista bisa membuat bayangan lunak,tetapi biasanya tidak melibatkantulang, kecuali kripta
terbuka yang terdilatasi yang bisa terlihat pada radiograf.
Pemeriksaan Klinis
Terlihat halus, sering translusen, bengkak pada mukosa gingival yang berada diatas mahkota gigi
desidui atau gigi permanen. Lesi sering terlihat pada gigi molar permanen dan insisivus maksila.
Perawatan
Biasanya kista ini rupture dengan sendirinya, namun bila tidak harus ditolong dengan eksisi
supaya gigi dapat erupsi

Kista erupsi

AMELOBLASTOMA
Ameloblastoma adalah tumor benigna memiliki kecenderungan untuk rekuren, dan metastase.
Ameloblastoma merupakan tumor jinak secara histologi tumor lokal yang agresif muncul dari
ektoderma odontogenik atau Ameloblastoma adalah suatu tumor jinak yang terlokalisir dengan
tanda kecenderungan terjadi rekuren .
Ameloblastoma merupakan suatu tumor epithelial odontogenik yang bersifat jinak, tumbuh
lambat, penyebarannya lokal invasif dan destruktif serta mengadakan proliferasi kedalam stroma
jaringan ikat.
Etiologi
Etiologi ameloblastoma sampai saat ini belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa ahli
mengatakan bahwa ameloblastoma dapat terjadi setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista dan
iritasi lokal dalam rongga mulut. Patogenesis dari tumor ini, melihat adanya hubungan dengan
jaringan pembentuk gigi atau sel-sel yang berkemampuan untuk membentuk gigi tetapi suatu
rangsangan yang memulai terjadinya proliferasi sel-sel tumor Shafer dkk (1983) mengemukakan
kemungkinan ameloblastoma berasal dari sisa sel organ enamel (hertwig's sheat, epitel rest of
mallassez).Ameloblastoma sering dikaitkan dengan keberadaan unerupted gigi.
Gambaran Radiografi
Pada radiografi ameloblastoma secara klasik digambarkan sebagai suatu lesi yang
menyerupai kistamultilokular pada rahang. Tulang yang terlibat digantikan oleh berbagai daerah
radiolusen yang berbatas jelas yang member lesi suatu bentuk seperti sarang lebah atau
gelembung sabun. Kemungkinan juga ada radiolusen berbatas jelas yang menunjukkan suatu
ruang tunggal. Suatu ameloblastoma menghasilkan lebih luas resobsiakar gigi yang berkontak
dengan lesi.
Ada dua tipe ameloblastoma yang menunjukkan gambaran yang khas secara rontgenografi yaitu:
1. Ameloblastoma monokistik
Terlihat sebagai suatu rongga kista tunggal yang menyerupai kista radikular atau folikular yang
garis luarnya tidak halus, bulat tetapi irregular dan berlobul serta bagian perifernya seringkali
bergerigi. Tipe ini jarang dijumpai.
2. Ameloblastoma multikistik
Tipe ini menghasilakn suatu gambaran yang khas secara rontgenografi. Ada pembentukan kista
multipel yang biasanya berbentuk silinder dan terpisah satu sama lain oleh trabekula tulang.
Kista yang bulat ini bervariasi ukuran serta jumlahnya.
Walaupun berbagai jenis gambaran radiografidari ameloblastoma memungkinkan, namun
kebanyakan memiliki gambaran yang khas dimana sejumlah loculation dijumpai. Jika
ameloblastoma menempati suatu rongga tunggal atau monokistik, maka diagnosa radiografi
menjadi bertambah sulit karena kemiripannya terhadap kista dentigerous danterhadap kista
residual berbatas epitel pada rahang. Pada suatu kista yang berbatas epitel, maka jaringan

tersebut lebih radiopak dibanding cairan tersebut, tetapi pada banyak hal perbedaan tersebut
begitu ringan yang menjadi tidak bernilai diagnostik.

Pemeriksaan radiologis
Tampak radiolusen unilokular atau multilokular dengan tepi berbatas tegas. Tumor ini juga
dapat memperlihatkan tepi kortikal yang berlekuk, suatu gambaran multilokular dan resobsi akar
gigi yang berkontak dengan lesi tanpa pergeseran gigi yang parah dibanding pada kista. Tulang
yang terlibat digantikan oleh berbagai daerah radiolusen yang berbatas jelas dan member lesi
suatu bentuk seperti sarang lebah atau gelembung sabun. Kemungkinan juga ada radiolusen
berbatas jelas yang menunjukkan suatu ruang tunggal.
Pemeriksaan klinis
Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis. Tumor tumbuh secara perlahan
selama bertahun-tahun dan ditemukan pada rontgen foto. Pada tahap berikutnya, tulang menipis
dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak pada penekanan. Degan
pembesarannya, maka tumior tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang luas dan
memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya
pembengkakan, biasanya pada bagian bukal mandibula dan dapat mengalami perluasan
kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik. Sisi yang paling
sering dikenai adalah sudut mandibula dengan pertumbuhan yang meluas karamus dan kedalam
badan mandibula. Secara ekstra oral dapat terlihat adanya pembengkakan wajah dan asimetri

wajah. Sisi asimetri tergantungpada tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor tidak
menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan pada saraf atau terjadi komplikasi infeksi
sekunder. Ukuran tumor yang bertambah besar dapat menyebabkan gangguan pengunyahan dan
penelanan.
Penatalaksanaan
Ameloblastoma mempunyai reputasi untuk mengalami kekambuhan kembali setelah
dsingkirkan.Hal ini disebabkan sifat lesi tersebut menginvasi secara lokal pada penyingkiran
yang tidak adekuat.
1. Enukleasi
Enukleasi merupakan penyingkiran tumor dengan mengikisnya dari jaringan normal yang
adadisekelilingnya.Lesi unikistik, khususnya yang lebih kecil hanya memerlukan enukleasi dan
seharusnya tidak dirawat secara berlebihan.
2. Eksisi Blok
Kebanyakan ameloblastoma seharusnya dieksisi daripada enukleasi.eksisi dalam suatu blok
tulang didalam kontunuitas rahang dianjurkan jika ameloblastoma tersebut kecil.Apabila perlu
dikorbankan mandibula yang cukup besar yang terlibat ameloblastoma dan bila tidak
menimbulkan perforasi mukosa oral, maka suatu eksisi blok kemungkinan dengan cangkok
tulang segera.
3. Osteotomi Periperal
Osteotomi peripheral merupakan suatu prosedur yang mengeksisi tumor yang komplit tetapi
pada waktu yang sama suatu jarak tulang dipertahankan untuk memelihara kontuinuitas rahang
sehingga kelainan bentuk, kecacatan dan kebutuhan untuk pembedahan kosmetik sekundser dan
resorasi prostetik dapat dihindari. Prosedur tersebut didasari pada observasi yang mana batas
inferior kortikal dari badan horizontal, batas posterior dari ramus asenden dan kondilus tidak
secara keseluruhan di invasi oleh proses tumor. Daerah ini tahan dan kuat karena terdiri dari
tulang kortikal yang padat. Regenerasi tulang akan dimulai dari daerah tersebut meskipun hanya
suatu rim tipis dan tulang yang tersisa.
4. Reseksi Tumor
Reseksi tumor sendiri dari reseksi total dan reseksi segmental termasuk bemimaksilektomi dan
bemimandibulektomi.Apabila ameloblastoma ditemukan pada pemeriksaan, serta dapat dijumpai
adanya perubahan kembali serta aktifitas lesi yang baru setelah operasi maka pada kasus tersebut
harus direseksi.
5. Kauterisasi
Kauterisasi merupakan pengeringan atau elektrokoagulasi lesi, termasuk sejumlah jaringan
normal disekelilingnya.Kauterisasi tidak umum digunakan sebagai bentuk terapi primer, namun
meru[pakan terapi yang lebih efektif dibandind kuretase.

OSTEOMIELITIS
Osteomielitis merupakan inflamasi yang terjadi pada sumsum tulang. Secara klinis osteomielitis
disebut juga suatu infeksi tulang yang dimulai dari kavitas medula dan sistem Havers, melibatkan
tulang kanselus kemudian menyebar ke dalam tulang kortikal dan akhirnya mencapai periosteum
tulang. Invasi bakteri ke tulang kanselus, yang dikarenakan oleh inflamasi dan oedema pada rongga
sumsum tulang, sebagai akibatnya terjadi tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah sehingga
terjadi gangguan suplai darah di dalam tulang. Terjadinya kegagalan mikrosirkulasi pada tulang
kanselus merupakan faktor utama terjadinya osteomielitis, karena daerah yang terlibat menjadi
iskemia, tulang menjadi nekrose dan akhirnya terjadi sequester yang merupakan tanda umum dari
osteomielitis.
Osteomielitis lebih banyak dijumpai pada mandibula daripada maksila. Alasan utamanya adalah
karena suplai darah pada maksila lebih banyak dan darah didapatkan dari beberapa arteri, dimana
darah didapat dari saluran pembuluh darah yang kompleks. Suplai darah utama pada mandibula
hanya berasal dari arteri alveolaris inferior dan tulang kortikal mandibula lebih tebal sehingga
mencegah penetrasi dari pembuluh darah ke dalam periosteal tulang dan tulang kanselus mandibula
lebih mudah mengalami iskemik jika terinfeksi.
Beberapa faktor etiologi terjadinya osteomielitis, seperti luka karena trauma,
radiasi dan bahan-bahan kimia, dapat menyebabkan inflamasi pada rongga
medula tulang, meskipun osteomielitis akut dan kronis sekunder secara umum
disebutkan di dalam bidang medis dan pustaka kedokteran gigi, yang
sebenarnya infeksi pada tulang disebabkan oleh mikroorganisme piogenik.

Patogenesis Osteomyelitis Rahang


Invasi bakteri pada tulang spongiosa menyebabkan inflamasi dan edema di rongga sumsum
sehingga menekan pembuluh darah tulang dan selanjutnya menghambat suplai darah. Kegagalan
mikrosirkulasi pada tulang spongiosa merupakan faktor utama terjadinya osteomyelitis, karena
area yang terkena menjadi iskemik dan tulang bernekrosis. Selanjutnya bakteri berproliferasi
karena mekanisme pertahanan yang banyak berasal dari darah tidak sampai pada jaringan dan
osteomyelitis akan menyebar sampai dihentikan oleh tindakan medis.
Pada regio maksilofasial, osteomyelitis terutama terjadi sebagai hasil dari penyebaran infeksi
odontogenik atau sebagai hasil dari trauma. Pada orang dewasa, proses ini diinisiasi oleh
suntikan bakteri ke dalam tulang rahang. Ini dapat terjadi dengan ekstraksi gigi, terapi saluran
akar, atau fraktur mandibula oleh proses inflamasi. Dalam tubuh host yang sehat, proses ini dapat
di self-limiting dan komponen dapat dihilangkan. Terkadang hal ini potensial untuk proses dalam
kemajuannya untuk menuju patologik. Dengan inflamasi, terdapat hiperemia dan peningkatan
aliran darah ke area yang terinfeksi. Tambahan leukosit didaptkan ke area ini untuk melawan
infeksi. Pus dibentuk ketika suplai bakteri berlimpah dan debris sel tidak dapat dieliminasi oleh
mekanisme pertahanan tubuh. Ketika pus dan respon inflamasi yang berikutnya terjadi di
sumsum tulang, tekanan intramedullary ditingkatkan dibuat dengan menurunkan suplai darah
regio ini. Pus dapat berjalan melewati Kanal Haversian dan Volkmann untuk menyebar ke tulang
medulla dan kortikal. Point terakhir yang terjadi adalah ketika pus keluar jaringan lunak dan
intraoral dan ekstraoral fistula.

Gambaran Radiografi Osteomyelitis Rahang


Area radiolusensi terlihat compang-camping, setengah-setengah, atau moth-eaten shape. Area
terluarnya tidak beraturan.

Terdapat sequestra radioopak kecil di tulang yang mati pada area radiolusensi
Terdapat pembentukan tulang subperiosteal yang baru, biasanya di luar area nekrosis
Penatalaksanaan
Outpatient parenteral antimicrobial therapy (OPAT) atau terapi antimikroba parenteral rawat
jalan yang sesuai untuk pasien dapat membuat pasien termotivasi dan stabil, dan hal ini
merupakan kemajuan penting dalam manajemen pengobatan osteomielitis. Antibiotik yang
memerlukan dosis yang jarang, seperti ceftriaxone, ertapenem, daptomycin, dan vankomisin,
dapat memfasilitasi terapi rumah, tapi pilihan antibiotik ini memiliki spektrum aktivitas yang
terlalu luas.
Setelah pemberian terapi parenteral selama 5-10 hari dan setelah terjadi resolusi dari tandatanda infeksi aktif, antibiotik oral telah sukses digunakan pada anak-anak dengan osteomielitis
hematogen. Dosis penisilin atau sefalosporin oral yang diperlukan untuk pengobatan
osteomielitis pediatrik adalah dosis tinggi, dan orang dewasa mungkin tidak mentolerir dosis
seperti juga pada anak-anak. Dengan pengecualian dari fluoroquinolon, rifampisin, dan linezolid,
beberapa data mendukung penggunaan antibiotik oral untuk orang dewasa dengan osteomielitis.
Untuk pengobatan infeksi karena Enterobacteriaceae, oral fluorokuinolon telah berhasil seperti
pemberian antibiotik -lactam secara IV. Perhatian harus dilakukan dalam penggunaan
fluoroquinolones sebagai agen tunggal untuk pengobatan infeksi karena resistensi S.
aureus atau P. aeruginosa dapat berkembang selama terapi.
Dapat dilakukan secara bedah melalui drainase dan mengeluarkan tulang mati (sequestrum)
tetapi sering terjadi kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai