PENDAHULUAN
BAB II
KRONOLOGI KASUS
Januari 2013
Karena kondisi yang dialami ini, Adinda langsung berobat ke Singapura, ia
berkonsultasi ke beberapa dokter spesialis tulang. Dari hasil konsultasi tersebut
diketahui bahwa Adinda menderita penyakit Cushing Syndrome. Hasil
pemeriksaan ini juga membingungkan Adinda. Soalnya, Adinda tidak pernah
mengetahui ada suntikan steroid. Rupanya, setelah rumah sakit Sahid memberikan
tagihan ke Adinda, barulah diketahui dr. Guntur berbohong. Dokter Guntur tidak
hanya menyuntikkan Tramal, tetapi juga dicampur dengan Flamicort IM dan
Lidocain. Flamicort inilah yang memberikan efek samping ke tubuh Adinda.
Pada 14 Januari 2013 Adinda diberikan rekam medik yang berisi hasil
analisa foto radiologi yang telah ditandatangani dokter radiologi pada 13
November 2013. Hasilnya, tidak tampak fraktur (retak) pada tulang rusuk dan
tulang lainnya. Kekagetan Adinda semakin bertambah, yaitu dengan surat
keterangan BPOM RI pada 18 Maret 2013 yang menyatakan Aclasta digunakan
untuk pengobatan penyakit osteoporosis bagi wanita yang telah menopause.
Adinda sendiri masih berusia 35 tahun.
Akibat kondisi yang dialaminya, Adinda meminta ganti kerugian material
sebanyak Rp3,9 miliar, sedangkan kerugian immaterial, atlet pacuan berkuda ini
meminta Rp10 miliar karena telah kehilangan kesempatan untuk berprestasi di
ajang kejuaran internasional. Selain kehilangan kesempatan, Adinda harus tersiksa
dan menderita kesakitan yang amat sangat akibat obat-obatan yang diberikan
dokter Guntur.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
Berdasarkan kronologi kejadian diatas, dr Guntur dapat dikenakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran terutama pasal 51 huruf a yang berbunyi :
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai kewajiban
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi medis
dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.
Selain itu, menurut pasal 52 huruf a dan c, pasien dalam menerima
pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak : (a) mendapatkan
penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud
dalam pasal 45 ayat (3); (c) mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan medis.
Dari pasal 52 huruf a dan c diatas, dalam kasus ini Adinda
memiliki hak untuk mendapatkan penjelasan mengenai tindakan medis
yang akan dilakukan kepada dirinya baik berupa diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis dilakukan, alternatif tindakan lain
dan risikonya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadinya, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana
denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 361 berisi Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini
dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana
ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk
menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat
memerintahkan supaya putusannya diumumkan.
c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dr Guntur dapat
dikenakan pasal 1365 yang berisi Tiap perbuatan yang melanggar hukum
dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan
kerugian tersebut. Selain itu juga dapat dikenakan pasal 1366 yang berisi
Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang
disebabkan karena perbuatannya, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit
Menurut pasal 32 huruf j dan q, Undang-undang Republik
Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap pasien
mempunyai hak :
(e) memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi;
(j) mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
(q) menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana
Berdasarkan kasus, pihak dokter melanggar pasal ini karena diketahui
tidak memberi penjelasan mengenai obat yang akan diberikan baik
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Harmoni, 2012.