Anda di halaman 1dari 12

Gameshark Radiologi H.

Panji Irawan
Thorax PA
1. CTR < 50%
a. Non spesifik
- tampak corakan bronkovaskular meningkat di
kedua lapang paru = bronkitis akut
- tampak corakan bronkovaskular meningkat di
kedua lapang paru, diafragma letak rendah,
jantung teardrop = bronkitis kronis
- tampak bercak eksudat menyebar di basal paru
kanan = bronkopneumonia kanan
- tampak bercak eksudat menyebar di basal paru
kanan-kiri = BP duplex
- tampak perselubungan homogen dengan garis
Ellis di Lobus inferior hemithorax kanan, disertai
bercak eksudat di parahiller kanan =
bronkopneumonia + efusi pleura
(pleuropneumonia)
- tampak bercak eksudat di lobus media
kanan&inferior paru dengan batas tegas di fisura
minor = pneumonia lobaris kanan
- tampak kavitas multipel berdinding tipis di basal
paru kanan (dengan/tanpa air fluid level) =
pneumonia stafilokokus kanan
- tampak kavitas berdinding tebal di basal paru
kanan (dengan/tanpa air fluid level di dalamnya)
disertai bercak eksudat di sekelilingnya = abses
paru kanan
- tampak bercak kasar di lobus superior kanan =
pneumonia aspirasi (pada anak kecil)
- tampak bercak eksudat tersebar halus merata di
kedua lapang paru tanpa fokus primer =
alveolitis/bronkiolitis
b. 1. Proses Spesifik Aktif
- tampak bercak infiltrat di apex kanan = Proses
spesifik aktif kanan
- tampak kaverna berdinding tebal (dengan/tanpa
air fluid level) di apex paru kanan = proses
spesifik aktif kanan
- bisa terdapat infiltrat di kedua paru
- bisa terdapat kaverna besar
- dapat disertai pneumothorax, efusi pleura,
atelektasis
- dapat spreading bronkogenik (tersebar di
seluruh lapang paru, kasar), spreading hematogen
(tersebar di seluruh lapang paru, halus)
b. 2. Proses Spesifik inaktif
- kalsifikasi
- fibrosis
- residual cavity
- Schwarte (lobus superior), Plaque
(perselubungan homogen dg/tanpa efek efek
tarikan di apical lobus superior)
- Tuberculoma
c. Efek tarikan
- Atelektasis (kanan) = tampak perselubungan

homogen di apex paru kanan disertai efek tarikan


(pada ) sampai dengan fisura minor
- Schwarte + Fibrosis (kiri) = tampak
perselubungan homogen di apex paru kanan
disertai efek tarikan (pada )
- Bronkiektasis = tampak gambaran Honeycomb
dengan fibrosis disekitarnya
- Fibrosis
d. Efek dorongan
- Pneumothorax (kanan)= tampak gambaran
hiperlusent tanpa corakan bronkovaskuler di
lateral/seluruh hemithorax kanan, disertai
gambaran paru kanan yang kolaps ke arah hilus,
efek dorongan (jantung, dll) kontralateral dan
pelebaran sela iga
- Efusi pleura (duplex) = tampak perselubungan
homogen di sinus costofrenicus kanan&kiri dengan
garis Ellis Dammeseou (garis meniscus bila efusi
sedikit)
- Pneumothorax + Efusi Pleura = tampak
gambaran hiperlusent tanpa corakan
bronkovaskuler di hemithorax kanan, disertai
gambaran paru kanan yang kolaps ke arah hilus,
sinus costofrenikus tumpul dengan garis meniscus
(hidropneumothorax kanan)
2. CTR > 50%
- LVH et causa Cardiomiopati = CTR > 50%, batas
kiri jantung > 2/3 hemithorax kiri, pinggang
jantung normal, (tanpa kumis terbalik, tanpa
koma terbalik, tanpa bercak transudat)
- impending decomp et causa Cardiomiopati =
CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3 hemithorax
kiri, pinggang jantung normal, dengan kumis
terbalik, koma terbalik, (tanpa bercak transudat
di basal paru kanan)
- Decompensatio cordis kiri et causa
Cardiomiopati = CTR > 50%, batas kiri jantung >
2/3 hemithorax kiri, Apex tertanam, kumis
terbalik, koma terbalik, bercak transudat di basal
paru kanan
- impending decomp et causa kelainan katup
mitral = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3
hemithorax kiri, pinggang jantung
(mendatar/mencembung), gambaran kumis
terbalik, koma terbalik, (tanpa bercak transudat
di basal paru kanan)
- Decompensatio cordis kiri et causa kelainan
katup mitral = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3
hemithorax kiri, pinggang jantung
(mendatar/mencembung), gambaran kumis
terbalik, koma terbalik, bercak transudat di basal
paru kanan

- konfigurasi mitral = Pinggang jantung


mendatar/mencembung, corakan bronkovaskular
meningkat
- Uremic lung = CTR > 50%, batas kiri jantung >
2/3 hemithorax kiri, tampak bercak kesuraman
cranialisasi di hemithorax kanan & kiri simetris
halus membentuk gambaran batwings (Tanpa
kumis terbalik, tanpa koma terbalik)
BNO
B=
jumlah udara usus meningkat (meteorismus) ->
distensi usus = Coil spring, Hearing bone
(suspect ileus) -> stepladder (ileus obstruktif) ->
free air sickle pada diafragma kanan (ileus
perforasi)
Distribusi udara tidak normal (sentinel loop,
udara di usus halus)
Peritoneal Fatline (menghilang pada peritonitis),
Psoas line
Kalsifikasi = cholelithiasis (batu multipel, mozaic
di luar pelviocalices)
N = Contour ginjal (tampak/tidak tampak/tampak
sebagian), nefrolith (dalam contour ginjal),
uretrolith
Menilai batu = densitas (opaque/lusent), bentuk
(bundar/oval), struktur (lamelar/radiar), jumlah,
letak
LS = aligment, spur, corpus vertebra, celah sendi
menyempit/tdk
IVP 7 = kontras belum mengisi = penuruan fungsi
ekskresi
nefrolith (di dalam pelviocalices)
IVP 15 = kontras belum mengisi ureter =
penurunan fungsi ekskresi
Hidroureter, hidronefosis (grade 1 = Tumpul,
grade 2 = Flattening, grade 3 = Clubbing, grade 4
= Kistik)
Striktur (tepi ireguler), peristaltik (tepi reguler)
(batu = suspect)
Kingking/tidak
IVP 30 = v. urinaria penuh
Pada saluran atas tetap dinilai pelebarannya krn
apa?
IVP PM = fungsi miksi baik/tidak (ada tidaknya
sisa kontras di vesica urinaria)
IVP 120 menit belum mengisi vesica urinaria =
gangguan fungsi ekskresi
Colon inloop
kontras mengisi sampai ileum terminalis
Haustra terlihat (baik/tidak baik)

Filling defect = Ca colon (annular, polipoid,


fungiting)
Indentasi (massa di luar organ yang mendesak),
contoh splenomegali
Additional defect = divertikel/divertikulosis
String sign = pada post evakuasi, gambaran colitis
kronik
Schuller
1. Mastoiditis akut
d = perselubungan homogen sebagian pd mastoid
aircell kanan/dg pneumatisasi
k = mastoiditis akut
2. Mastoiditis kronis
d = perselubungan homogen pd seluruh mastoid
air cell kanan dengan gambaran sklerotik
(dengan/tanpa kolesteatom)
k = mastoiditis kronis kanan (dg/tanpa
kolesteatom)
Eislerr untuk Fraktur Mandibula (mentum, corpus,
angulus, procesus)

Tulang dan sendi


f = cruris AP
d = tampak periosteal reaction&osteolitik pd tibia
kanan 1/3 (proksimal/distal) disertai soft tissue
swelling
k = osteomielitik akut kanan
f = cruris AP
d = tampak kloaka, involucrum, squester pada
1/3 (proksimal/distal) tibia kanan
k = osteomielitik kronis kanan
Osteoporosis = korteks menipis, densitas
menurun, trabekula berkurang
f = Pelvis
d = bergesernya caput femur kanan dari
acetabulum ke inferior medial
k = dislokasi coxae kanan ke medioinferior
f = columna vertebralis cervicalis
d = cervical tegak
k = muscle spasme
f = cranial
d = discontinuitas os. Frontal
k = fraktur cranii
f = pelvis
d = simpisis pubis meregang
k = simfisiolisis
(biasa pd wanita postpartum)
f = pedis
d = diskontinuitas

k = fraktur os tarsal
f = pedias
d = diskontinuitas komplit digiti 5, posisi buruk,
terdapat kalus
k = fraktur digiti 5 pedis
f = cruris kiri AP LATERAL = seharusnya OBLIQUE
agar tdk superposisi
d = diskontinuitas komplit os fibula&os tibia 1/3
distal, posisi buruk, tdk terdpt kalus
k = fraktur os fibula&os tibia
f = cruris kiri
d = terpasang plate&screw os tibia 1)3
distal&terdapat diskontinuitas os fibula 1/3
distal, posisi baik,tidak terdapat kalus
k = fraktur os fibula 1/3 distal, posisi baik, baru
f = cruris kiri
d = diskontinuitas komplit os fibula 1/3 distal,
posisi baik, tdk terdapat kalus
k = fraktur cruris kiri
f = cruris kiri
d = diskontinuitas komplit os fibula 1/3 distal,
posisi baik, terdapat kalus (1 bulan kemudian)
k = fraktur os fibula 1/3 distal, posisi baik, sudah
lama, struktur tulang normal
f = femur
d = diskontinuitas komplit os femur, posisi buruk,
tdk terdpt kalus = fraktur femur
d = diskontinuitas komplit os femur, terpasang
gips = imobilisasi
d = terpasang pen&wire dg posisi baik = reposisi

f = humerus (AP oblique)


d = diskontinuitas komplit 1/2 os. Humerus, posisi
buruk, tdk ada kalus
k = fraktur os humerus baru
f = thorax AP
d = diskontinuitas costae posterior 4-8, terdpt
hiperlusen di soft tissue
k = fraktur costae posterior 4-8 dengan emfisema
subkutis
f = gelang bahu/shoulder
d = diskontinuitas os skapula dextra, tdk terdpt
kalus
k = fraktur os scapula dextra, baru
f = shoulder AP
d = diskontinuitas komplit 1/3 os clavikula kiri,
posisi buruk, calus (-). Terpasang pen di os.
Clavicula dg posisi baik
k = reposisi fraktur os. Clavicula
f = cranium lateral
d = diskontinuitas os frontal sampai os. Pareital
k = fraktur linear os. Frontal&os. Parietal
f = manus & pedis (AP oblique)
d = pedis -> digiti 1&2 fuse, jumlah jari 4
k = syndactily
d = manus -> digiti 2&3 fuse
k = syndactily
f = pedis (AP - oblique)
d = jumlah digiti ada 6
k = polidactily

f = femur
d = diskontinuitas komplit os femur 1/3 proximal,
posisi buruk, tdk ada kalus
k = fraktur os. Femur

f = cruris kanan (AP - lateral)


d = terdapat lesi osteolitik, reaksi periosteal, soft
tissue swelling pada 1/3 tengah os. Tibia
k = osteomielitis akut tibia kanan

f = wrist (AP lateral)


d = diskontinuitas caput radius distal&procesus
styloideus ulna distal lepas
k = fraktur colles

f = pedis kanan-kiri (AP - oblique)


d = permukaan sendi MTP joint 1 kanan tidak
rata, sela sendi menyempit, soft tissue swelling,
tophi
k = gouthy artritis
gout = pedis unilateral
RA = manus bilateral, tidak ada soft tissue
swelling
TBC = coxae & vertebra
OA = permukaan sendi tidak rata, sela sendi
menyempit di genue, coxae

f = manus (AP - oblique)


d = hilangnya os. Phalanx distal kiri pd digiti 1 &
terdpt soft tissue swelling
k = fraktur amputasi
f = manus (AP-oblique)
d = diskontinuitas inkomplit metakarpal 4 di 1/3
distal, posisi baik, tdk ada calus
k = fraktur metacarpal 4 baru
f = artikulasio cubiti (oblique - lateral)
d = terpasang pen di os radius, posisi baik
k = reposisi fraktur os. Radius

F = os. Humerus kiri AP oblique


D = struktur tulang normal, terdapat
diskontinuitas komplit pada os. Humerus kiri,
posisi buruk, tidak terdapat kalus
K = fraktur os humerus kiri, 1/3 medial, posisi
buruk, baru

F = lumbosacral AP-lateral
D = corpus vertebra L3 kecil
K = kompresi vertebra L3
F = lumbosakral AP-Lateral
D = struktur tulang normal, diskus menyempit
K = Hernia Nucleus Pulposus
F = antebrachii
D = diskontinuitas inkomplit di os. Radius & os.
Ulna, posisi baik, tidak ada kalus, struktur tulang
baik, garis epifisis masih ada
K = fraktur Greenstick
F = Lumbosacral lateral
D = tampak L3 bergeser ke anterior
K = spondilolistesis

- berdiri
- supine
- prone/setengah duduk
4. Colon in Loop
- polos/plain
- kontras spot/bagian perbagian
- overall
- post evakuasi
Mukosa usus
Ukuran usus
awalnya BNO dulu, spot 3 foto, overall
indikasi = divertikel (additional defect), colitis
(filling defect)
d = barium mengisi seluruh colon dengan lancar
sampai ileum terminalis, terdapat additional
defect pada colon caecum, haustra baik.
k = divertikel, (klo ada banyak = divertikulosis)

Radiologi Digestivus - dr. Sigit


Jenis foto
1. BNO
Udara usus = normal di gaster&colon, usus kecil
tdk boleh ada udara, klo ada udara =
meteorismus/kembung
foto polos abdomen 1 posisi (puasa dl) utk kholik
abdomen, utk traktus urinarius
d = terdpt struktur moderately radioopaque
sebelah kiri setinggi L3 medial psoas line, terdpt
spur dg lipping (L2, L3, L4)
k = batu ureter kiri setinggi L3 & spondilosis
(degeneratif)
Batu/kalsifikasi
PSOAS line = batu di medial psoas line (batu
ureterolith), batu di lateral psoas line (batu
nefrolith)
peritoneal fat line = menghilang pd peritonitis
d = peritoneal fat line menghilang&dinding usus
menebal
k = peritonitis
Contour ginjal&proyeksi saluran anatomi
2. BNO 3 posisi
utk akut abdomen, ileus obstruktif, ileus
paralitik, perforasi
- supine = terdpt Coil spring appereance (bila 1),
terdpt Hearing bone sign (bila >1). Tanda dari
ileus paralitik
- lateral left decubitus = terdpt air fluid level,
bila ada multiple air fluid level akan membentuk
gambaran stepladder. Tanda dari ileus obstruktif
- tegak = terdpt free air sickle di subdiafragma
kanan. Tanda perforasi/pneumoperitoneum.
Biasanya krn appendisitis, thypoid, ulcus
gaster/duodenum
3. OMD/Oesofagus-Mag-Duodenum

5. CT Scan
6. USG
Hepar
Vesica Felea
Lien
Pancreas
fatty liver = hiperechoic (putih)
abses hepar = dinding tebal dengan air fluid level
batu empedu = gambaran massa (hiperechoic
bulat dengan posterior accoustic shadow)
kholesistitis akut = dinding tebal, terdapat batu
(hiperechoic bulat dengan posterior accoustic
shadow)
kholesistitis kronik = dinding tebal dengan bentuk
deformitas
Foto kontras
Esofagogram = biasa dilakukan pd bayi baru lahir,
muntah2 terus saat diberi ASI
d = kontras mengisi esofagus setinggi/sampai
cervical 4
k = striktur esofagus
Gambaran anatomi gaster
Intestinum tenue
Colon
Rektosigmoid
Kasus
1. Fatty liver (USG)
2. Hepatitis (USG)
3. Abses hepar (USG)
4. Striktura Esophagus, penyempitan lumen
esofagus dengan batas ireguler setinggi Cervical
(?)
5. Ileus
6. Perforasi (free air sickel pd diafragma kanan)
7. Cholecystitis
8. NEC (ga ada fotonya)
9. Colitis kronik = dilihat saat post evakuasi,

tampak String sign


10. Divertikel = additional filling/defect
11. Peritonitis = peritonel fatline menghilang
Radiologi Traktus Urinarius
Jenis foto
1. BNO
Contour ginjal
Batu/kalsifikasi
f = BNO
d = jumlah udara usus meningkat, distribusi udara
usus tidak normal, tampak gambaran sentinel
loop.
Tampak batu (jumlah, bentuk, struktur, lokasi)
radioopaque, berjumlah 1, bentuk bulat di
contour ginjal kanan
k = nefrolith kanan dengan distensi abdomen

hering bone
k = Suspect ileus obstruktif
f = ivp 15 menit
d = pelebaran pelviocalises kiri, kingking di
pangkal ureter kiri
k = ureter kingking dg hidronefrosis kiri
f = IVP 7 menit
d = kontras tdk mengisi pelviocalices kanan dg
gambaran batu memenuhi pelviocalises
k = batu Stockhorn dlm ginjal kanan
f = IVP 15 menit
d = pelebaran pelviocalises kiri dg penyempitan
lumen ureter tepi ireguler. Tampak batu multipel
mozaic diluar pelviocalises kanan
k = hidronefrosis et causa striktur uretra.
Cholelithiasis

f = BNO
d = gambaran batu radioopaque bentuk
(lonjong/oval), struktur (lamelar/radier), jumlah
1 dlm rongga pelvis di linea mediana
k = vesicurelith

f = IVP 30 menit
d = tampak gambaran sklerotik dengan spur
formation/lipping
k = spondiloartrosis/spondilosis (krn proses
degeneratif)

2. IVP
- 7 menit
Fungsi ekskresi - Pelviocalices
Nephrogram
-15 menit
Pelviocalices
Ureter
- 30 menit
Ureter
Vesika urinaria
- Post miksi = Evaluasi pengosongan
- 60/120 menit

F = cystogram
D = mukosa v. Urinaria ireguler, tampak additional
filling, tampak identasio
K = cystitis oleh krn BPH&divertikel

3. Cystografi
4. RPG/retrograde pyelografi
5. CT Scan
6. USG
Ginjal
Vesika Urinaria
Prostat

F = IVP 7 menit
D = tampak pelviocalises kiri normal, tampak
bayangan batu berbentuk corong dg contour
ginjal kanan membesar
K = batu pelvis renalis kanan dg gangguan
ekskresi& suspect hidronefrosis
derajat hidronefrosis
normal = cupping lancip tajam
1. Cupping tumpul = sumbatan parsial
2. Cupping rata/flattening
3. Clubbing/mencembung
4. Kistik/Medulla tdk terlihat lagi

Sistem Respirasi - dr. L. Kristanto


Kasus
1. Batu urinarius
2. BPH
3. Striktur Ureter
4. Ruptur ginjal/ureter/buli
F = ivp 30 menit
D = Tampak gbran batu radioopaque di kiri.
Pelviocalises&ureter kiri tdk terisi kontras
K = batu ginjal kiri dg gang.fungsi ekskresi
F = Bno
D = Jumlah udara usus sangat bertambah,tampaik

Densitas
1. Very opaque/sangat putih = logam
2. Moderately radioopaque = tulang, kalsifikasi,
batu
3. Intermediate = soft tissue, jantung, pembuluh
darah, payudara
4. Moderately radiolusent = lemak, udara usus,
udara paru, kartilago
5. Very lusent/sangat hitam = udara bebas
Densitas paru normal = moderately radiolusent

Foto thorax ideal


1. PA = paling baik, krn jantung berada di depan,
bila dg AP tdk bs membedakan pembesaran
jantung fisiologis/patologis, film di dada, sinar
horizontal dr punggung
2. Tegak = sifat air akan mencari tempat terendah
3. Inspirasi = diafragma turun kebawah (costae
VI), lapangan paru > lapang, jantung terdorong
keatas
4. Endorotasi max = terlihat lengkungan costa I
berbentuk 'love sempurna', tulang clavicula
terlihat bagus, skapula tidak menutupi lapangan
paru
Posisi foto thorax lain
1. AP = tidak perlu inspirasi dalam, dilakukan pd
pasien yg tdk dpt berdiri, pasien dlm posisi
berbaring, film di punggung, sinar vertikal dr
dada
2. Lateral = utk mengetahui letak sesuatu lebih
jelas, seperti massa, Corpus alienum, analisa
jantung, cairan, tumor
3. Lateral dekubitus = utk evaluasi cairan yang
sedikit < 200 cc pada efusi pleura
4. Top lordotik = utk membaca apex, contoh =
infiltrat pd TB yang tidak begitu jelas dengan foto
PA, clavikula tidak ikut difoto
5. CT-scanning
membuat potongan transversal/axial,
longitudinal, coronal. Utk mengetahui kelainan
spesifik/lebih mendetail, dipotong per cm
6. Bronchografi
hampir tidak pernah dilakukan, termasuk
radiologi intervensional, selang dimasukkan ke
bronkus primer lalu dimasukan kontras, skrng
sudah tdk dilakukan krn tergantikan dg CT scan
Pembacaan foto
1. Hemithorax, dibagi hemithorax kiri dan kanan
moderately radiolusent (hitam krn ada udara di
jaringan paru)
intermediate (putih krn soft tissue jantung)
parenkim paru&pleura tdk terlihat
2. Corakan bronkovaskuler, = gambaran
a.pulmonalis&percabangannya. Dilihat 1/3
lateral, apabila makin ke lateral makin berkurang
= normal. Apabila meningkat = penyakit kronis.
Apabila menghilang = curiga kolaps paru
3. Hilus = tempat keluar masuknya pembuluh
darah, kelenjar limfe, bronkus, vena. Wajib
dibaca pada anak2, curiga TB anak (pembesaran
KGB bisa dg/tanpa infiltrat, TB milier bs
merupakan infeksi primer). Pada dewasa =
pembesaran vena pulmonalis pd decomp cordis.
Penyakit paru akibat kerja = Pnemokoniosis
d = fibrosis disekitar bronkovaskular, nodul
tersebar dikedua lapang paru, kelenjar hilus
membesar dg kalsifikasi egg shell, penebalan
pleura, paru emfisematus

k = Pneumokoniosis
4. Sinus Costofrenicus. Normal tajam, bila tumpul
= ada garis Ellis Damessoe, tanda efusi pleura
jenis cairan = eksudat, transudat, hemothorax,
chilothorax
bila meningkat sedikit = sinus costofrenicus
tumpul dengan garis meniscus cairan
bila meningkat cukup banyak = perselubungan
homogen di basal dengan permukaan cekung dari
lateral atas ke medial bawah (Garis Ellis
Dammeseou)
d = tampak perselubungan homogen di sinus
costofrenicus kanan&kiri dengan garis Ellis
Dammeseou
k = efusi pleura duplex
5. Diafragma. Normal berbentuk lengkung,
diafragma kanan lebih tinggi dr kiri,berada di iga
VI, dibawah iga VI = penyakit kronis/tanda-tanda
emfisema
6. Pleura. Normal tidak terlihat, yang masih
mungkin terlihat = pleura minor
7. Trakea. Terlihat garis lusent, normal berada
ditengah vertebra lurus/tinea mediana, apabila
tidak lurus = kemungkinan terkena efek tarikan
bifurcatio trachealis setinggi thoracal V
8. Tulang-tulang. Intak/tidak, bila destruksi =
Tumor Pancoast
9. Penamaan lapangan, batas kanan dan kiri
(gambar)
Kasus-kasus
1. TB paru dewasa & anak
A. Minimal lession
1. Aktif
- infiltrat pada 1 paru, sedikit, tidak luas, ada di
apex, lobus superior, apical lobus lain/diatas
fissura minor
infiltrat = sebukan sel radang di parenkim paru,
belum menular, bila sudah di bronkus bisa
menular
- kaverna/kavitas kecil
2. Inaktif = tanpa sisa
B. Moderately advance
- infiltrat pada 1 paru, luas (aktif)
- infiltrat pada 2 paru/duplex (aktif)
- kaverna besar (aktif)
- kalsifikasi, fibrosis, residual cavity (inaktif)
- Pneumothorax (aktif)
- Aktif bisa mengenai pleura (efusi
pleura/hidropneumothorax/pleurisy TB)
- Schwarte, Plaque (inaktif)
- Atelektasis (aktif)
inaktif tidak meninggalkan sisa

- Bronkiektasis (aktif), Honeycomb apperance =


inaktif (pelebaran ireversibel
bronkus&percabangannya krn radang kronis,
cincin&kartilago rusak)
- inaktif = kelainan menetap/fibrosis
- Spreding bronchogenik = tersebar di seluruh
lapangan paru, kasar tidak merata (aktif)
- Spreading hematogenik = TB Milier/tersebar di
seluruh lapangan paru, halus merata (aktif)
- Tuberkuloma = sel perkejuan dlm paru (inaktif)
C. Far advance
- Destroyed lung
TB pada anak
2. TB paru dengan Pleurasy/Hidrothorax
eksudat = keruh, Rivalta (+)
eksudat supuratif = pus/Piothorax, krn bakteri
nonspesifik
infiltrat = xantochrom/Putih kekuningan
chylothorax = putih susu, bendungan di kelenjar
limfe
hemothorax = darah (fraktur iga)
Xerosanguinis = seperti cucian daging/keganasan
transudat = bening seperti air, pada DBD, Decomp
cordis kiri, gagal ginjal, Rivalta (-)
Foto Thorax PA
d = tampak paru kanan kolaps, hemithorax kanan
menjadi lebih lusent tanpa corakan
bronkovaskuler, sinus costofrenikus tumpul
dengan air fluid level (bukan garis Ellis)
k = hidropneumothorax kanan
3. TB paru dengan Pneumothorax
d = gambaran paru kanan menjadi hiperlusen
tanpa corakan bronkovaskuler, paru kolaps ke
arah hilus, jantung terdesak ke sisi paru kiri, sela
iga kanan melebar, diafragma letak rendah
k = pneumothorax kanan
d = tampak paru kanan kolaps, hemithorax kanan
hiperlusen tanpa corakan bronkovaskuler,
diafragma letak rendah, sela iga melebar, tampak
kavitas di lobus superior kanan, tampak infiltrat
paru kiri
k = TB duplex dengan pneumothorax
d = radiolusent tanpa corakan bronkovaskuler di
lateral/seluruh hemithorax, gambaran paru yang
kolaps ke arah hilus, efek dorongan kontralateral,
pelebaran sela iga
k = Pneumothorax
d = gambaran paru kanan menjadi hiperlucent
tanpa corakan bronkovaskuler, paru kolaps ke
arah hilus, jantung terdesak ke sisi paru
kontralateral, sela iga melebar, diafragma letak

rendah
k = pneumothorax kanan
4. TB paru dengan AIDS
gambaran jd tidak spesifik, fokus infeksi bisa
dimana saja,tidak harus di apex/lobus superior,
fokus infeksi bisa di lobus media/inferior
5. Bronkitis akut & kronis
Foto Thorax PA
d = CTR < 50%,tampak corakan bronkovaskular
meningkat di kedua lapang paru (1/3 lateral
lapangan paru corakannya besar2)
k = bronkitis akut
Foto thorax PA
d = tampak corakan brokovaskular meningkat di
basal kedua lapang paru, gambaran paru menjadi
hiperlusent (lebih hitam), diafragma letak
rendah, jantung teardrop
k = bronkitis kronis
Foto thorax PA
6. Emphysema
d = gambaran paru menjadi hiperlusent,
diafragma letak rendah, jantung teardrop
k = emphysema
7. Asma bronkiale
bisa gambaran bronkitis kronis/emfisema.
Merupakan penyakit yang berdiri sendiri dengan
patologi penyakit alergi
bronkitis asmatis=bronkitis yg disertai
wheezing/gejala asma saat terkena infeksi
bronkus
d = gambaran paru hiperlusen, diafragma
menurun
k = paru emfisematus
8. Bronkiolitis
sesak, asidosis, tingkat kematian tinggi pada
anak2
Thorax PA
d = tampak bercak kesuraman tersebar halus
(berupa eksudat) merata di seluruh lapang
pandang paru kanan&kiri, CTR < 50%
k = alveolitis/bronkiolitis
(termasuk golongan penyakit Pneumonia)
9. Pneumonia aspirasi
biasa pada bayi sering tersedak saat makan& bisa
pada aspirasi mekoneum/amnion
pada pasien dewasa=post trauma, hilang
kesadaran, tenggelam, stroke
foto thorax AP
d = tampak bercak kasar di lobus superior kanan
k=pneumonia aspirasi
10. Pneumonia
Bronchopneumonia = bercak kesuraman

difus/bercak eksudat tidak teratur/acak2an


Foto Thorax PA
d = bercak kesuraman di basal paru
kanan/parakardial kanan, CTR < 50%
k = bronkopneumonia kanan
Foto Thorax PA
d = bercak kesuraman basal paru kanan&kiri, CTR
< 50%
k = bronkopneumonia duplex
Pneumonia lobaris
konsolidasi yg cepat di satu lobus/segmen paru,
biasa krn Pneumococcus
Foto Thorax PA
d = CTR< 50%, tampak bercak eksudat di lobus
medial&inferior hemithorax kanan dengan batas
jelas di fissura minor
k = pneumonia lobaris kanan
Stafilococcus = pembentukan kavitas-kavitas
d = tampak bercak kesuraman di basal paru kanan
disertai cavitas-cavitas berdinding tipis,
dengan/tanpa air fluid level
k = pneumonia stafilokokus kanan
cavitas = dinding tipis, bisa disertai air fluid level
caverne = dinding tebal, proses spesifik aktif
residual cyst = dinding tipis, proses spesifik
inaktif
eksudat = serbukan sel radang yg dibentuk oleh
kuman nonspesifik di basal/medial paru
infiltrat = serbukan sel radang yang dibentuk oleh
kuman spesifik di apex/lobus superior
transudat = cairan hasil transudasi/keluarnya
cairan dari intra ke ekstra tanpa sel
d = tampak perselubungan homogen di Lobus
inferior dan lobus medial hemithorax kanan,
tampak bercak kesuraman di parahiller kanan,
CTR<50%
kesan = pleuropneumonia
pleuropneumonia = bronchopneumonia + efusi
pleura
11. Bronkiektasis
corakan bronkovaskuler meningkat dan kasar,
paru emfisematus, tampak gambaran honeycomb
di basal, disertai bercak kesuraman disekitarnya,
kadang ada airfluid level di dlm rongga/kavitas
d = tampak gambaran honeycombs di lobus
superior hemithorax kiri, CTR<50%, tampak
jaringan fibrotik, diafragma letak rendah
k = bronkiektasis kiri
12. Atelektasis
bayangan suram homogen, kesuraman densitas
tinggi, efek tarikan (mediastinum, diafragma,
fisura paru) ke arah atelektasis, sela iga

menyempit
d = tampak perselubungan homogen hampir
diseluruh hemithorax kanan, trakea tertarik ke
kanan, jantung tertarik ke kanan, sela iga
menyempit, diafragma tertarik ke atas
k = atelektasis
13. Abses paru
kavitas dinding tebal, batas tidak teratur, air fluid
level di dlmnya, bercak eksudat di sekelilingnya

Radiologi Kardiovaskuler - dr. Kristanto


Jenis Foto
Harus Thorax PA
Lateral utk menentukan lokasi kelainan
CT Scan
Pembacaan foto
1. Bentuk&ukuran jantung CTR =
CardioThoracicRatio, membandingkan lebar
jantung terlebar dg thorax terlebar
CTR normal < 50%
CTR prominen = 50%
CTR > 50% kardiomegali
2. Situs
berada di hemithorax kiri
basis di kanan, apex di kiri
dextrocardia = kebalikannya
3. Batas jantung
kanan = atrium kanan, aorta ascenden, v. Cava
superior
kiri = arkus aorta, pinggang jantung konkaf
(tonjolan a. Pulmonalis), apeks jantung =
ventrikel kiri
4. A. Pulmonalis&corakan bronkovaskuler
vena pulmonalis dpt melebar pada kongesti =
kumis terbalik
arteri Pulmonalis = dpt melebar pada kongesti
(koma terbalik)
5. Pembesaran jantung
- pericardial efusi = menyeluruh/jantung kendi
- pembesaran lokal
Foto Thorax PA
1. Buat garis horizontal rongga thorax
2. Buat garis linea mediana
3. Bagi menjadi 3 bagian
Foto Thorax Lateral
- buat garis antara basis jantung - daerah
tertinggi jantung
- bagi menjadi 3 bagian
segitiga Holtzneck = ruang di mediastinum

posterior, memberi gambaran radiolusent yg


dibatasi oleh aorta desenden dg columna
vertebralis
atrium kanan = bentuk setengah bulatan,
melebihi 1/3 diafragma atau 1/3 medial
hemithorax kanan
atrium kiri = pinggang jantung
mendatar/mencembung
ventrikel kanan = melebihi 2/3 medial hemithorax
kiri,apex terangkat ke atas, menempel ke
sternum / > 1/3 lateral
ventrikel kiri = melebihi 2/3 medial hemithorax
kanan&apex tertanam, segitiga Holtznecht
mengecil
Kasus
1. Essential Hipertensi&Secondary
Hipertensi = LVH
2. Heart Failure
decomp kiri = pembesaran jantung kiri,
bendungan v. Pulmonalis (kumis terbalik),
bendungan a. Pulmonalis (koma terbalik)
Cardiomyopathy -> akibat hipertensi lama,
jantung kiri melemah
Cardiomyopathy -> Penyakit jantung koroner ->
obstruksi a. Coronaria -> MCI -> decomp
Cardiomyopathy
1. LVH et causa hipertensi -> kongesti ventrikel ->
kongesti vena pulmonalis = kumis
terbalik/inverted Moustache -> kongesti arteri
pulmonalis = koma terbalik/inverted coma
- terjadi transudasi dari pembuluh darah ke
jaringan parenkim paru -> tekanan hidrostatik
meningkat -> edema paru/interstitial
- terjadi transudasi ke cavum pleura = efusi
pleura transudat
2. LVH et causa Renal failure
hipoalbuminemia -> transudasi cairan ke jaringan
alveolus/edema alveolar = Bercak Batwing
(simetris kanan&kiri) ''Uremic Lung''
tidak terjadi kongesti vena pulmonalis&arteri
pulmonalis/tidak ada kumis terbalik, tidak ada
koma terbalik
3. DHF
Peningkatan permeabelitas pembuluh darah ->
kapiler bocor/lebih mudah dilewati cairan ->
transudasi -> udema interstitial, tapi hanya pada
paru kanan, krn lebih banyak vaskularisasinya
drpd kiri, namun yg lebih mencolok adalah proses
terjadinya efusi pleura yang lebih dominan drpd
kongesti vena-arteri pulmonal
4. Kelainan mitral

secara rontgen tdk dpt dibedakan et causa MS/MR


-> perlu echo
MR -> LVH -> Kongesti -> LAH = pinggang jantung
mendatar/mencembung -> kongesti vena
Pulmonal = kumis terbalik -> kongesti arteri
pulmonal = koma terbalik
MS -> LAH = pinggang jantung
mendatar/mencembung -> kongesti vena
pulmonalis = kumis terbalik -> kongesti arteri
pulmonalis = koma terbalik
3. Edema Paru interstitial
ada kumis terbalik/kongesti vena, ada koma
terbalik/kongesti arteri, + bercak kesuraman di
lapangan paru
= tanda decomp cordis
kalau belum ada edema paru interstitial tapi ada
kumis terbalik, ada koma terbalik
f = Thorax PA
d = CTR> 50%, batas jantung kiri > 2/3 hemithorax
kiri,tampak bercak kesuraman di hemithorax
kanan&kiri membentuk gambaran batwings
k = uremic lung
f = thorax PA
d = CTR > 50%, batas kiri jantung > 2/3
hemithorax kiri, pinggang jantung menghilang,
bersak kesuraman di basal paru, gambaran kumis
terbalik, koma terbalik
k = decomp kiri et causa kelainan katup mitral
f = thorax PA
d = CTR> 50%, batas jantung kiri > 2/3 hemithorax
kiri, Apex tertanam, bercak kesuraman di basal
paru
k = decomp kiri et causa kardiomiopati
f = thorax PA
d = CTR> 50%, batas jantung kiri > 2/3 hemithorax
kiri, gambaran kumis terbalik, koma terbalik
k = impending decomp
Radiologi Mata THT Gigi
Jenis foto
Orbita
Waters -> sinus2
Schuller
Eisller -> mandibula
Panoramic -> gigi geligi
CT scan
Pembacaan
Struktur tulang
Waters
1. Kavum nasi
2. Concha
3. Sinus-sinus

Schuller = mastoid air cell utk mastoiditis


Schuller = os cervical/gigi geligi tdk jd konsen
foto
lateral = os cervical/gigi geligi termasuk
Eissler utk fraktur mandibula
Panoramic = gigi geligi (ga keluar)
Kasus
Sinusitis
Mastoiditis
1. Mastoiditis akut =
f = Schuller
d = perselubungan sebagian pd mastoid aircell
kanan/dg pneumatisasi
k = mastoiditis akut
2. Mastoiditis kronis =
f = Schuller
d = perselubungan homogen pd seluruh mastoid
air cell kanan dengan sklerotik (dengan/tanpa
kolesteatom)
k = mastoiditis kronis kanan (dg/tanpa
kolesteatom)
Adenoid Hipertrofi
f = lateral
d = massa densitas jaringan lunak/intermediate
k = adenoid hipertrofi
Fraktur Mandibula/Orbita/Os. Nasal
f = Eislerr kanan
d = tampak diskontinuitas pada
(mentum/korpus/angulus/prosesus) mandibula
kanan
k = fraktur mandibula kanan
SPN - dr. Revalita
normal = lusent, dinding sebagai pembatas
I. AP = orbita = Caldwell
orbita = bisa melihat fraktur cranium& os. Orbita

Sphenoid
sinusitis
1. Dinding sinus menebal/penebalan mukosa
2. Airfluid level
3. Perselubungan seluruh sinus
paling sering sinusitis menyerang sinus Maxillaris,
krn paling besar, bentuk seperti kantung baju
dengan muara sempit
pansinusitis bila sinus yg terkena > 2 sinus
f = waters
d = terdapat penebalan dinding mukosa pd sinus
maxillaris kanan. Terdapat gambaran airfluid
level pd sinus maxillaris kiri
k = sinusitis maxillaris duplex
f = waters
d = terdpt penebalan dinding mukosa pd sinus
maxilaris kanan
k = sinusitis maxilla kanan
utk menilai perselubungan sinus maxillaris,
bandingkan dengan densitas orbitanya, bila masih
= orbita, berarti msh normal
f = waters
d = penebalan dinding mukosa pd sinus maxillaris
kanan, sinus frontalis kiri kecil
k = sinus frontalis kanan rudimenter dg sinusitis
maxillaris kanan
concha hipertrofi = perselubungan homogen di
concha
f = waters
d = Terdpt pembesaran concha cavum nasi kanan
k = concha hipertrofi kanan
f = waters
d = tampak perselubungan densitas jaringan lunak
dg batas tdk jelas
k = suspect keganasan

II. Waters
bisa melihat ruang2 ke 4 sinus
concha nasalis&septum = lebih jelas dg
pemeriksaan fisik
mulut mendongak -> sinus spenoid dpt
terlihat/terbuka

f = Caldwell
d = sunray apperance di os. Cranium parietal
kanan
k = osteosarkoma

sinus2
1. Sinus frontal
2. Sinus maxillaris
3. Sinus ethmoid
4. Sinus sphenoid

Jenis foto
1. Cranium = PA & lateral
2. Kolumna vertebralis = AP, lateral, oblique (utk
foramen intervertebralis)
3. Mielografi. Pungsi lumbal L3-L4 (ga keluar
ujian)
4. CT scan&mielografi bs digabung
pemeriksaannya

III. True Lateral


mencari sella tursica, diatas sella tursica ada os.

Radiologi SSP

Kranium
1. Struktur tulang. Diskontinuitas (linear, impresi,
diastasis/pelebaran sutura)
2. Kalsifikasi. Fisiologis = falx cerebri menebal,
patologis = toxoplasma di cortex cerebri
3. Vaskular marking = pada dewasa, digital
marking = pada anak2
Columna vertebralis
1. Allignment. Normal = baik, spondilolistesis =
manju columna vertebralisnya

2. Struktur tulang. Normal sejajar, bila ada spur =


mengarahnya ke sendi
3. Sela intervertebral
4. Jaringan lunak. Pseudofusiform = abses
CT scan cranium. Lokasi lobus2nya di sebut
1. Cerebellum/hemisphere
2. Cerebellum
3. Sistem ventrikel
4. Cysterna
5. Pons
6. Gyrii&sulci
gyrus yg keluar, sulcus yg masuk
7. Duramater&ruang arachnoid
lapisan2 dari superfisial ke profundus
1. Subkutan
2. Tulang
3. Epidural
4. Duramater
5. Subdural
6. Arachnoid
7. Subarachnoid
8. Piamater
kasus
1. TIA
2. infark cerebri
3. hemoraghic intracerebral
4. hemoraghic subarachnoid
5. hematoma subdural/epidural
6. hidrocephalus
7. tumor primer/sekunder
8. HNP
9. abses cerebri

kontras ke PD yg terbuka refluks (perdarahan)


kontraindikasi = perdarahan, kehamilan, infeksi di
genitalia
Foto 2x (sblm ada spill, stlh ada spill -> tumpahan
kontras ke cavum abdomen)
Yang dibaca
1. Cavum uterii
2. Tuba falopii
3. Spill
Memasukan kontras melalui canalis servicis
sampai kavum uteri-tuba fallopii, ada efek terapi
kalau ada sumbatan -> spill (-), dengan kontras
dapat membuka sumbatan
2. Sella tursika
proyeksi harus True Lateral
Ukuran/bentuk normal = 1x1
Struktur tulang
- menilai ada/tdknya erosi dorsum sela = dinding
kasar
- menilai ada/tdknya destruksi prosesus
clinoideus
3. USG
Uterus
Ovarium
Thyroid
Pancreas
Testis
Mammae = menggunakan transducer ke 4 area
mammae.
Hiperechoic
Anechoic = hitam/cairan
Hipoechoic
USG abdomen reproduksi, vesica urinaria harus
penuh
4. Mammografi
posisi foto = cranio-caudal&oblique. Jaringan
ditekan 4-5 cm agar Scatter&blurring hilang
5. CT-scan
Kasus
1. Infertilitas
Foto HSG
d = kontras mengisi ke kavum uteri & kedua tuba,
spill (+) di 2 tuba
k = tuba paten bilateral

Sistem Reproduksi - Endokrin (dr. Cecil)


Jenis foto
1. HSG
indikasi = infertilitas
waktu optinum = 9-10 post menstruasi atau tdk
haid
utk hindari kemungkinan hamil&ekstravasasi

Foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri, tuba kanan&kiri,
spill (+) di tuba kanan, pembesaran tuba kiri, spill
(-) di tuba kiri
k = hidrosalpinx tuba kiri non paten, tuba kanan
paten

foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri&tuba kanan kiri,
pembesaran di tuba kanan kiri, spill (-) kanan kiri
k = tuba non paten bilateral, hidrosalpinx
bilateral
foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri, tuba kanan kiri,
spill (+) di tuba kanan kiri
k = kelainan kongenital uterus bicornu dg tuba
paten bilateral
foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri dg filling defect
di fundus uteri, kontras mengisi kedua tuba
k = massa fundus uteri
2. FAM
Mammografi = hiperdens, berbatas rata tegas,
terdapat Halo, bercak kalsifikasi kasar
USG = hipoechoic homogen, batas tegas rata,
lateral echoic shadow, posterior enchancement
Ca Mammae
Mammografi
- primer = massa hiperdens dg batas
stellata/komet, ada mikrokalsifikasi
- sekunder = retraksi kulit / papilla kepadatan
asimetris. Pembesaran kelenjar limfe axiler, tidak
terdapat Halo
USG = massa berbatas ireguler, massa echo
heterogen, dengan Posterior Acoustic Shadow
3. Kista mammae
Mammografi = hiperdens rata berbatas tegas
USG = anechoic, lateral echoic shadow, posterior
enhancement
Abses mammae
Mammografi = hiperdens, batas tebal tidak rata,
tidak berbatas tegas
USG = hipoechoic dg debris, dinding tebal tidak
begitu rata, lateral echoic shadow, posterior
enchancement
4. Goiter/struma
5. Thyroid Cyst
6. Mioma uteri
7. Kista ovarium
8. Hidrokel testis
9. Epididimitis

Anda mungkin juga menyukai