Panji Irawan
Thorax PA
1. CTR < 50%
a. Non spesifik
- tampak corakan bronkovaskular meningkat di
kedua lapang paru = bronkitis akut
- tampak corakan bronkovaskular meningkat di
kedua lapang paru, diafragma letak rendah,
jantung teardrop = bronkitis kronis
- tampak bercak eksudat menyebar di basal paru
kanan = bronkopneumonia kanan
- tampak bercak eksudat menyebar di basal paru
kanan-kiri = BP duplex
- tampak perselubungan homogen dengan garis
Ellis di Lobus inferior hemithorax kanan, disertai
bercak eksudat di parahiller kanan =
bronkopneumonia + efusi pleura
(pleuropneumonia)
- tampak bercak eksudat di lobus media
kanan&inferior paru dengan batas tegas di fisura
minor = pneumonia lobaris kanan
- tampak kavitas multipel berdinding tipis di basal
paru kanan (dengan/tanpa air fluid level) =
pneumonia stafilokokus kanan
- tampak kavitas berdinding tebal di basal paru
kanan (dengan/tanpa air fluid level di dalamnya)
disertai bercak eksudat di sekelilingnya = abses
paru kanan
- tampak bercak kasar di lobus superior kanan =
pneumonia aspirasi (pada anak kecil)
- tampak bercak eksudat tersebar halus merata di
kedua lapang paru tanpa fokus primer =
alveolitis/bronkiolitis
b. 1. Proses Spesifik Aktif
- tampak bercak infiltrat di apex kanan = Proses
spesifik aktif kanan
- tampak kaverna berdinding tebal (dengan/tanpa
air fluid level) di apex paru kanan = proses
spesifik aktif kanan
- bisa terdapat infiltrat di kedua paru
- bisa terdapat kaverna besar
- dapat disertai pneumothorax, efusi pleura,
atelektasis
- dapat spreading bronkogenik (tersebar di
seluruh lapang paru, kasar), spreading hematogen
(tersebar di seluruh lapang paru, halus)
b. 2. Proses Spesifik inaktif
- kalsifikasi
- fibrosis
- residual cavity
- Schwarte (lobus superior), Plaque
(perselubungan homogen dg/tanpa efek efek
tarikan di apical lobus superior)
- Tuberculoma
c. Efek tarikan
- Atelektasis (kanan) = tampak perselubungan
k = fraktur os tarsal
f = pedias
d = diskontinuitas komplit digiti 5, posisi buruk,
terdapat kalus
k = fraktur digiti 5 pedis
f = cruris kiri AP LATERAL = seharusnya OBLIQUE
agar tdk superposisi
d = diskontinuitas komplit os fibula&os tibia 1/3
distal, posisi buruk, tdk terdpt kalus
k = fraktur os fibula&os tibia
f = cruris kiri
d = terpasang plate&screw os tibia 1)3
distal&terdapat diskontinuitas os fibula 1/3
distal, posisi baik,tidak terdapat kalus
k = fraktur os fibula 1/3 distal, posisi baik, baru
f = cruris kiri
d = diskontinuitas komplit os fibula 1/3 distal,
posisi baik, tdk terdapat kalus
k = fraktur cruris kiri
f = cruris kiri
d = diskontinuitas komplit os fibula 1/3 distal,
posisi baik, terdapat kalus (1 bulan kemudian)
k = fraktur os fibula 1/3 distal, posisi baik, sudah
lama, struktur tulang normal
f = femur
d = diskontinuitas komplit os femur, posisi buruk,
tdk terdpt kalus = fraktur femur
d = diskontinuitas komplit os femur, terpasang
gips = imobilisasi
d = terpasang pen&wire dg posisi baik = reposisi
f = femur
d = diskontinuitas komplit os femur 1/3 proximal,
posisi buruk, tdk ada kalus
k = fraktur os. Femur
F = lumbosacral AP-lateral
D = corpus vertebra L3 kecil
K = kompresi vertebra L3
F = lumbosakral AP-Lateral
D = struktur tulang normal, diskus menyempit
K = Hernia Nucleus Pulposus
F = antebrachii
D = diskontinuitas inkomplit di os. Radius & os.
Ulna, posisi baik, tidak ada kalus, struktur tulang
baik, garis epifisis masih ada
K = fraktur Greenstick
F = Lumbosacral lateral
D = tampak L3 bergeser ke anterior
K = spondilolistesis
- berdiri
- supine
- prone/setengah duduk
4. Colon in Loop
- polos/plain
- kontras spot/bagian perbagian
- overall
- post evakuasi
Mukosa usus
Ukuran usus
awalnya BNO dulu, spot 3 foto, overall
indikasi = divertikel (additional defect), colitis
(filling defect)
d = barium mengisi seluruh colon dengan lancar
sampai ileum terminalis, terdapat additional
defect pada colon caecum, haustra baik.
k = divertikel, (klo ada banyak = divertikulosis)
5. CT Scan
6. USG
Hepar
Vesica Felea
Lien
Pancreas
fatty liver = hiperechoic (putih)
abses hepar = dinding tebal dengan air fluid level
batu empedu = gambaran massa (hiperechoic
bulat dengan posterior accoustic shadow)
kholesistitis akut = dinding tebal, terdapat batu
(hiperechoic bulat dengan posterior accoustic
shadow)
kholesistitis kronik = dinding tebal dengan bentuk
deformitas
Foto kontras
Esofagogram = biasa dilakukan pd bayi baru lahir,
muntah2 terus saat diberi ASI
d = kontras mengisi esofagus setinggi/sampai
cervical 4
k = striktur esofagus
Gambaran anatomi gaster
Intestinum tenue
Colon
Rektosigmoid
Kasus
1. Fatty liver (USG)
2. Hepatitis (USG)
3. Abses hepar (USG)
4. Striktura Esophagus, penyempitan lumen
esofagus dengan batas ireguler setinggi Cervical
(?)
5. Ileus
6. Perforasi (free air sickel pd diafragma kanan)
7. Cholecystitis
8. NEC (ga ada fotonya)
9. Colitis kronik = dilihat saat post evakuasi,
hering bone
k = Suspect ileus obstruktif
f = ivp 15 menit
d = pelebaran pelviocalises kiri, kingking di
pangkal ureter kiri
k = ureter kingking dg hidronefrosis kiri
f = IVP 7 menit
d = kontras tdk mengisi pelviocalices kanan dg
gambaran batu memenuhi pelviocalises
k = batu Stockhorn dlm ginjal kanan
f = IVP 15 menit
d = pelebaran pelviocalises kiri dg penyempitan
lumen ureter tepi ireguler. Tampak batu multipel
mozaic diluar pelviocalises kanan
k = hidronefrosis et causa striktur uretra.
Cholelithiasis
f = BNO
d = gambaran batu radioopaque bentuk
(lonjong/oval), struktur (lamelar/radier), jumlah
1 dlm rongga pelvis di linea mediana
k = vesicurelith
f = IVP 30 menit
d = tampak gambaran sklerotik dengan spur
formation/lipping
k = spondiloartrosis/spondilosis (krn proses
degeneratif)
2. IVP
- 7 menit
Fungsi ekskresi - Pelviocalices
Nephrogram
-15 menit
Pelviocalices
Ureter
- 30 menit
Ureter
Vesika urinaria
- Post miksi = Evaluasi pengosongan
- 60/120 menit
F = cystogram
D = mukosa v. Urinaria ireguler, tampak additional
filling, tampak identasio
K = cystitis oleh krn BPH&divertikel
3. Cystografi
4. RPG/retrograde pyelografi
5. CT Scan
6. USG
Ginjal
Vesika Urinaria
Prostat
F = IVP 7 menit
D = tampak pelviocalises kiri normal, tampak
bayangan batu berbentuk corong dg contour
ginjal kanan membesar
K = batu pelvis renalis kanan dg gangguan
ekskresi& suspect hidronefrosis
derajat hidronefrosis
normal = cupping lancip tajam
1. Cupping tumpul = sumbatan parsial
2. Cupping rata/flattening
3. Clubbing/mencembung
4. Kistik/Medulla tdk terlihat lagi
Densitas
1. Very opaque/sangat putih = logam
2. Moderately radioopaque = tulang, kalsifikasi,
batu
3. Intermediate = soft tissue, jantung, pembuluh
darah, payudara
4. Moderately radiolusent = lemak, udara usus,
udara paru, kartilago
5. Very lusent/sangat hitam = udara bebas
Densitas paru normal = moderately radiolusent
k = Pneumokoniosis
4. Sinus Costofrenicus. Normal tajam, bila tumpul
= ada garis Ellis Damessoe, tanda efusi pleura
jenis cairan = eksudat, transudat, hemothorax,
chilothorax
bila meningkat sedikit = sinus costofrenicus
tumpul dengan garis meniscus cairan
bila meningkat cukup banyak = perselubungan
homogen di basal dengan permukaan cekung dari
lateral atas ke medial bawah (Garis Ellis
Dammeseou)
d = tampak perselubungan homogen di sinus
costofrenicus kanan&kiri dengan garis Ellis
Dammeseou
k = efusi pleura duplex
5. Diafragma. Normal berbentuk lengkung,
diafragma kanan lebih tinggi dr kiri,berada di iga
VI, dibawah iga VI = penyakit kronis/tanda-tanda
emfisema
6. Pleura. Normal tidak terlihat, yang masih
mungkin terlihat = pleura minor
7. Trakea. Terlihat garis lusent, normal berada
ditengah vertebra lurus/tinea mediana, apabila
tidak lurus = kemungkinan terkena efek tarikan
bifurcatio trachealis setinggi thoracal V
8. Tulang-tulang. Intak/tidak, bila destruksi =
Tumor Pancoast
9. Penamaan lapangan, batas kanan dan kiri
(gambar)
Kasus-kasus
1. TB paru dewasa & anak
A. Minimal lession
1. Aktif
- infiltrat pada 1 paru, sedikit, tidak luas, ada di
apex, lobus superior, apical lobus lain/diatas
fissura minor
infiltrat = sebukan sel radang di parenkim paru,
belum menular, bila sudah di bronkus bisa
menular
- kaverna/kavitas kecil
2. Inaktif = tanpa sisa
B. Moderately advance
- infiltrat pada 1 paru, luas (aktif)
- infiltrat pada 2 paru/duplex (aktif)
- kaverna besar (aktif)
- kalsifikasi, fibrosis, residual cavity (inaktif)
- Pneumothorax (aktif)
- Aktif bisa mengenai pleura (efusi
pleura/hidropneumothorax/pleurisy TB)
- Schwarte, Plaque (inaktif)
- Atelektasis (aktif)
inaktif tidak meninggalkan sisa
rendah
k = pneumothorax kanan
4. TB paru dengan AIDS
gambaran jd tidak spesifik, fokus infeksi bisa
dimana saja,tidak harus di apex/lobus superior,
fokus infeksi bisa di lobus media/inferior
5. Bronkitis akut & kronis
Foto Thorax PA
d = CTR < 50%,tampak corakan bronkovaskular
meningkat di kedua lapang paru (1/3 lateral
lapangan paru corakannya besar2)
k = bronkitis akut
Foto thorax PA
d = tampak corakan brokovaskular meningkat di
basal kedua lapang paru, gambaran paru menjadi
hiperlusent (lebih hitam), diafragma letak
rendah, jantung teardrop
k = bronkitis kronis
Foto thorax PA
6. Emphysema
d = gambaran paru menjadi hiperlusent,
diafragma letak rendah, jantung teardrop
k = emphysema
7. Asma bronkiale
bisa gambaran bronkitis kronis/emfisema.
Merupakan penyakit yang berdiri sendiri dengan
patologi penyakit alergi
bronkitis asmatis=bronkitis yg disertai
wheezing/gejala asma saat terkena infeksi
bronkus
d = gambaran paru hiperlusen, diafragma
menurun
k = paru emfisematus
8. Bronkiolitis
sesak, asidosis, tingkat kematian tinggi pada
anak2
Thorax PA
d = tampak bercak kesuraman tersebar halus
(berupa eksudat) merata di seluruh lapang
pandang paru kanan&kiri, CTR < 50%
k = alveolitis/bronkiolitis
(termasuk golongan penyakit Pneumonia)
9. Pneumonia aspirasi
biasa pada bayi sering tersedak saat makan& bisa
pada aspirasi mekoneum/amnion
pada pasien dewasa=post trauma, hilang
kesadaran, tenggelam, stroke
foto thorax AP
d = tampak bercak kasar di lobus superior kanan
k=pneumonia aspirasi
10. Pneumonia
Bronchopneumonia = bercak kesuraman
menyempit
d = tampak perselubungan homogen hampir
diseluruh hemithorax kanan, trakea tertarik ke
kanan, jantung tertarik ke kanan, sela iga
menyempit, diafragma tertarik ke atas
k = atelektasis
13. Abses paru
kavitas dinding tebal, batas tidak teratur, air fluid
level di dlmnya, bercak eksudat di sekelilingnya
Sphenoid
sinusitis
1. Dinding sinus menebal/penebalan mukosa
2. Airfluid level
3. Perselubungan seluruh sinus
paling sering sinusitis menyerang sinus Maxillaris,
krn paling besar, bentuk seperti kantung baju
dengan muara sempit
pansinusitis bila sinus yg terkena > 2 sinus
f = waters
d = terdapat penebalan dinding mukosa pd sinus
maxillaris kanan. Terdapat gambaran airfluid
level pd sinus maxillaris kiri
k = sinusitis maxillaris duplex
f = waters
d = terdpt penebalan dinding mukosa pd sinus
maxilaris kanan
k = sinusitis maxilla kanan
utk menilai perselubungan sinus maxillaris,
bandingkan dengan densitas orbitanya, bila masih
= orbita, berarti msh normal
f = waters
d = penebalan dinding mukosa pd sinus maxillaris
kanan, sinus frontalis kiri kecil
k = sinus frontalis kanan rudimenter dg sinusitis
maxillaris kanan
concha hipertrofi = perselubungan homogen di
concha
f = waters
d = Terdpt pembesaran concha cavum nasi kanan
k = concha hipertrofi kanan
f = waters
d = tampak perselubungan densitas jaringan lunak
dg batas tdk jelas
k = suspect keganasan
II. Waters
bisa melihat ruang2 ke 4 sinus
concha nasalis&septum = lebih jelas dg
pemeriksaan fisik
mulut mendongak -> sinus spenoid dpt
terlihat/terbuka
f = Caldwell
d = sunray apperance di os. Cranium parietal
kanan
k = osteosarkoma
sinus2
1. Sinus frontal
2. Sinus maxillaris
3. Sinus ethmoid
4. Sinus sphenoid
Jenis foto
1. Cranium = PA & lateral
2. Kolumna vertebralis = AP, lateral, oblique (utk
foramen intervertebralis)
3. Mielografi. Pungsi lumbal L3-L4 (ga keluar
ujian)
4. CT scan&mielografi bs digabung
pemeriksaannya
Radiologi SSP
Kranium
1. Struktur tulang. Diskontinuitas (linear, impresi,
diastasis/pelebaran sutura)
2. Kalsifikasi. Fisiologis = falx cerebri menebal,
patologis = toxoplasma di cortex cerebri
3. Vaskular marking = pada dewasa, digital
marking = pada anak2
Columna vertebralis
1. Allignment. Normal = baik, spondilolistesis =
manju columna vertebralisnya
Foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri, tuba kanan&kiri,
spill (+) di tuba kanan, pembesaran tuba kiri, spill
(-) di tuba kiri
k = hidrosalpinx tuba kiri non paten, tuba kanan
paten
foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri&tuba kanan kiri,
pembesaran di tuba kanan kiri, spill (-) kanan kiri
k = tuba non paten bilateral, hidrosalpinx
bilateral
foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri, tuba kanan kiri,
spill (+) di tuba kanan kiri
k = kelainan kongenital uterus bicornu dg tuba
paten bilateral
foto HSG
d = kontras mengisi cavum uteri dg filling defect
di fundus uteri, kontras mengisi kedua tuba
k = massa fundus uteri
2. FAM
Mammografi = hiperdens, berbatas rata tegas,
terdapat Halo, bercak kalsifikasi kasar
USG = hipoechoic homogen, batas tegas rata,
lateral echoic shadow, posterior enchancement
Ca Mammae
Mammografi
- primer = massa hiperdens dg batas
stellata/komet, ada mikrokalsifikasi
- sekunder = retraksi kulit / papilla kepadatan
asimetris. Pembesaran kelenjar limfe axiler, tidak
terdapat Halo
USG = massa berbatas ireguler, massa echo
heterogen, dengan Posterior Acoustic Shadow
3. Kista mammae
Mammografi = hiperdens rata berbatas tegas
USG = anechoic, lateral echoic shadow, posterior
enhancement
Abses mammae
Mammografi = hiperdens, batas tebal tidak rata,
tidak berbatas tegas
USG = hipoechoic dg debris, dinding tebal tidak
begitu rata, lateral echoic shadow, posterior
enchancement
4. Goiter/struma
5. Thyroid Cyst
6. Mioma uteri
7. Kista ovarium
8. Hidrokel testis
9. Epididimitis