Anda di halaman 1dari 2

News / Regional

Sinabung Meletus Lagi, Warga Tetap Tenang


Sabtu, 3 Januari 2015 | 20:12 WIB

Warga mengungsi dari letusan Gunung Sinabung di Desa Tiga Kicat, Karo, Sumatera
Utara, North Sumatra, Senin (13/10/2014). Letusan gunung ini telah menewaskan 17
orang.
KARO, KOMPAS.com - Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara,
kembali meletus pada Sabtu (3/1/2015) sekitar pukul 08.30 WIB. Sinabung meletus dengan
tinggi kolom mencapai 3 kilometer yang disertai awan panas 4 kilometer ke selatan.
"Letusan pagi ini lebih besar dari biasanya yang hampir setiap hari meletus," kata
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu sore.
Kata Sutopo, meski Sinabung meletus lebih besar dari biasanya, warga sekitar
Sinabung tetap tenang. Tidak ada penambahan pengungsi. Menurut dia, warga sudah terbiasa
dengan letusan sejak September 2013 yang berlangsung hingga saat ini.
Berdasarkan laporan PVMBG, pada Sabtu siang, tercatat 24 kali awan panas guguran
dari puncak ke arah selatan sejauh 2-4 kilometer dan tinggi abu 500-3.000 meter. Terjadi 56
kali guguran dan tremor menerus. Status tetap Siaga. Hujan abu terjadi di desa Payung,
Tiganderket, Selandi, Juhar, dan Laubaleng yang cukup jauh jaraknya karena terbawa angin.
Dia menambahkan, jumlah pengungsi 2.443 jiwa (795 KK) di 7 titik pengungsian.
Semua kebutuhan pengungsi tercukupi.
Petugas dari BPBD dan TNI melakukan patroli sepanjang jalur Sungai Lau Borus
untuk antisipasi ancaman banjir lahar dingin. Sementara, pembangunan 50 unit rumah di
kawasan Siosar untuk relokasi bagi warga Desa Sukameriah, Bekerah dan Simacem telah
berhasil diselesaikan. Begitu pula pembangunan jalan menuju lokasi hunian tetap telah
selesai.
"Semua instruksi Presiden Jokowi terkait pembangunan jalan dan rumah tahap
pertama, saat kunjungan ke Sinabung pada Oktober 2014 lalu, telah diselesaikan semua.
Selanjutnya, pada 2015, akan dilanjutkan 320 unit rumah lagi dan fasilitas umum lainnya,"
terangnya.
Bupati Karo, Terkelin Brahmana selaku penanggung jawab pelaksanaan relokasi
warga Sinabung, kata Sutopo, perlu melakukan perencanaan dan implementasi relokasi warga
dengan baik. Semua kebutuhan perumahan, mata pencaharian, pendidikan, dan lainnya harus
disiapkan dengan baik.
"Prinsipnya, build back better and safer. Jangan sampai nantinya warga kembali lagi
ke tempat asal setelah Sinabung normal sehingga perlu ada jaminan bahwa warga akan
memperoleh kehidupan yang lebih baik di tempat baru," tegas Sutopo.
Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2015/01/03/20120061/Sinabung.Meletus.Lagi.Warga.Tetap.
Tenang

DAMPAK POSITIF:
1. Abu dari gunung merapi lama kelamaan dapat menyuburkan tanah.
2. Partikel dari gunung merapi dapat menjadi barang tambang.
3. Lahar yang telah membeku dari gunung merapi dapat digunakan sebagai bahan
bangunan.
4. Pasca Gunung Meletus biasanya akan merusak semua ekosistem yang dilalui,
namun tidak selang beberapa waktu secara alami akan membentuk ekosistem
baru.
5. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah
meletus seperti penambangan pasir.
6. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
7. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
8. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas
yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini
kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
9.

Terdapat mata air makdani yaitu mata air yang mengandung mineral.

DAMPAK NEGATIF:
1. Letusan dari gunung merapi menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat
merugikan dari berbagai bidang bagi masyarakat.
2. Abu dari letusan gunung merapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Contoh: penyakit alat pernafasan,mata dan kulit.
3. Terjadinya pencemaran udara.
4. Kurangnya bahan pangan dan sandang.
5. Kondisi geokimia (kimia tanah) berubah.
6. Banyak terjadinya korban jiwa.
7. Terhambatnya sekolah untuk anak-anak.
8. Hilangnya mata pencaharian masyarakat (sementara)
9. Masyarakat berpotensi terkena stress dan depresi
contoh: masalah ekonomi (karena gagal panen)

Anda mungkin juga menyukai